Tujuh lapis langit jagat raya
a.
Langit
pertama.
Langit pertama adalah langit yang membungkus bumi kita, manusia bumi
menamakannya dengan “atmosfir”. Atmosfir inipun berlapis-lapis pula.
Lapisan Atmosfir yang paling rendah dinamai Trotosfir mengandung 90%
dari semua udara di atmosfir dan sebagian besar adalah debu dan uap air.
Tebalnya antara 11 Km di kutub dan 16 Km di Khatulistiwa.
Lapisan kedua disebut
Stratosfir, disini tak terdapat cuaca selain dari awan-awan es halus
memanjang. Lapisan ozon disini menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan
matahari sehingga penghuni bumi dapat hidup dengan aman. Keadaan ini kira-kira
pada ketinggian 25 km diatas bumi. Lebih kebawah lagi kebatas Trotosfir sinar
kosmis bertabrakan dengan atom-atom gas dan menimbulkan pancaran sinar yang
lebih lembut. Lapisan ini sampai pada ketinggian 50 km. Diatas ini disebut Mesosfir
dari ketinggian 50 Km hingga 80 km, dari ketinggian 80 Km hingga 240 km disebut
Ionosfir. Disebut Ionosfir karena disini atom gas diubah menjadi ion.
Diatas ini disebut Eksosfir adalah daerah antara lautan samudra udara
kita dengan kekosongan ruang angkasa.
b.
Langit
Kedua
Langit kedua adalah ruang
dimana bumi kita melayang mengorbit mengelilingi Matahari. Karena langit
pertama ini adalah sebagai pembungkus bumi maka Langit pertama itu ikut
berlayar mengelilingi Matahari. Langit ini disebut Langit Solar sistem. Karena
bukan bumi kita saja yang mengorbit melainkan masih ada saudara bumi kita yang
lain maka langit inipun berlapis-lapis juga, sebanyak Planet pelanet yang
mengorbit itu yaitu; Merkuri, Venus, Bumi kita, Mars, Asteroid, Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Mercuri dan Venus disebut Planet dalam
kerena letaknya disebelah dalam dari bumi kita kearah Matahari, sementara Mars,
Asteroid ( diduga adalah sebuah planet yang sudah pecah menjadi aster aster
kecil ),Yupiter, Sarturnus, Uranus, Npeptunus dan Pluto disebut pelanet luar kerena letaknya disebelah
luar bumi kearah langit lepas. Begitulah keadaan Solar sistim menurut kajian
Astronomi sampai menjelang abad duapuluh ini. Tapi sejak tahun 2004 oleh team Peneliti
diantaranya :Mike Brown dari Caltech, Chad Trujillo dari Observatorium Gemini
dan David Rabinowitz dari Yale Uniuversity dengan menggunakan Teleskop Samuel
Oschin di Observatorium Palomar, San Diego; tanggal 14 November 2003 telah
melihat adanya Planet yang lebih jauh dari Pluto yang dinamai Sedna. Maka
disebelah luar bumi itu ada tujuh lapis langit yang dilalui oleh tujuh planet
yang disebutkan tadi.
1. Planet
Mars, bulannya dua, jaraknya dari
matahari 227.940.000 km.
2. Planet
Yupiter, bulannya duabelas jaraknya dari
matahari 778.300.000 km
3. Planet Saturnus, bulannya sepuluh dan ada awan
es yang melingkarinya , jaraknya dari matahari
1.427.320.000 km
4. Planet Uranus
bulannya lima, jaraknya dari matahari 2.863.840.000 km
5. Planet
Neptunus, bulannya dua, jaraknya dari matahari 4.478.440.000 km
6. Planet
Pluto tanpa bulan jaraknya dari matahari 5.861.444.000 km
7. Planet Sedna bulannya hanya satu, jaraknya dari
matahari kira kira 10.000,000.000.km
c. Langit Ketiga
Karena
solar sistem adalah langit sebagai daerah kekuasaan Matahari maka sebagai
anggota dari sebuah Galaksi Matahari juga berlayar dalam alam ini mengharungi
Langit Galaksi dan seluruh Langit pertama dan kedua ikut terbawa.
d. Langit Keempat
Galaksi itu sebenarnya juga ada dalam kelompok
besar yang disebut Rasi bintang yang Al-Qur’an menyebutnya Buruj. Setiap
galaksi juga membawa langit pertama, kedua dan ketiga mengorbit mengharungi
Alam jagat mengharungi alam jagat pusat Buruj tersebut. Ruang ini disebut
langit keempat.
e. Langit Kelima
Didalam jagat raya ini tak terhitung banyaknya
Buruj, itu berarti tak terhitung banyaknya Rumpun Galaksi, dimana rumpun ini
juga bergerak secara bersama mengharungi Langit jagat raya ini mengelilingi
poros jagat raya. Inilah langit kelima.
f. Langit Keenam
Langit keenam adalah Lautan samudera Hidrogen (zat
antar bintang) yang mengisi segala kekosongan yang tidak kosong.
g. Langit Ketujuh
Langit ketujuh adalah kekosongan yang tidak
kosong, ruang yang hanya berisi gaya bobot, gravitasi alam, berisi gelombang
elektro magnetis, sinar yang sangat halus. Disana yang ada hanyalah sinar, karena
disini tidak ada atom, hanya ada ion; dan langit ini merupakan lapangan tempat
alam ini terus mengembang berekspansi. Sampai satu ketika energi Jamadi
mencapai titik jenuh seperti elektron yang mengeluarkan energinya lalu terjadi
eksitasi, maka begitulah langit yang tujuh lapis ini semakin merapat keinti alam semesta
sehingga alam menjadi susut (kontraksi)
dan terjadilah kehancuran alam semesta ( yaumu’s sa’ah ). Dan Allah
mengganti lagi dengan alam yang baru kerena Allah setiap saat bekerja terus ( QS.55/Ar
Rahman : 29 ) dan Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur ( QS. 2/
Al-Baqarah : 255 )
Dalam jagat Raya itu tak terhingga banyaknya
Galaksi dan dalam Galaksi itu ada solar
sistem-solar sistim berarti tak terhingga pula banyaknya bumi-bumi yang
berpenghuni dengan makhluknya “ manusia” yang seperti kita.juga, yang berbudaya, berperadaban,
beragama, ya punya Nabi sendiri; Allah berfirman :
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي
السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا
يَسْتَكْبِرُونَ
“Dan kepada Allah sajalah bersujud orang yang berada di langit dan
orang yang dibumi dari makhluk daabbah (
yang berjalan lambat ) dan (juga) para malaikat ( yang berjalan cepat ) sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (
QS.16/ An-Nahl : 49 )
Ayat
ini menjelaskan bahwa Daabbah yang dilangit, Daabbah yang dibumi
dan para Malaikat semua bersujud kepada Allah. Perkataan Daabbah
tersebut bermakna makhluk yang bergerak lambat yaitu binatang dan manusia, dan
disuatu ayat/kalimat lain daabbah dapat juga diartikan dengan binatang yang
melata, tapi dalam ayat tadi Daabbah dibandingkan dengan Malaikat dimana makna
Daabbah ( makhluk yang bergerak lambat ) dibandingkan dengan Maklalikat yang
bergerak cepat jelas yang dimaksud dengan Daabbah itu adalah Orang, jadi jelaslah bahwa
dilangit juga ada orang yang mengenal Allah, mereka bersujud kepada Allah. Kenapa dalam ayat ini manusia disebut dengan Daabbah,
kerena Allah mau membandingkan Manusia dengan Malaikat. Malaikat makhluk yang
bergerak cepat ( QS. 70/ Al-Ma’arij: 4 )
sedang manusia makhluk yang bergerak lambat . Daabbah adalah istilah buat makhluk yang bergerak
lambat yaitu Manusia bukan hewan melata..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar