Rabu, 08 Agustus 2012

Misteri Alam dan Manusia IX


a.                 Proses Kejadian Alam
            Yang dimaksud dengan Alam adalah semua yang maujud selain Allah, karena itu dalam langkah pertama agar memudahkan pemahaman, Alam itu dibagi menjadi dua bahagian: Alam gaib (alam abstrak) dan Alam Syahadah (alam konkrit), yang keduanya  mewujud dari NUUR-ILAHI.
Firman ALLAH:
اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah itu NUUR (cahaya) yang menjadi sebab terjadinya tujuh langit ghaib dan bumi jagat raya. Perumpamaan Cahaya (NUUR) Allah itu seperti sebuah ruang yang didalamnya ada lampu, lampu itu ada dalam semprong kaca, kaca itu (bercahaya) bagai bintang cemerlang, (dimana lampu itu) dinyalakan dari suatu batang yang berminyak yang diberkati, yang tidak ada di timur atau barat dan (batang berminyak itu) rela terbakar sendiri walau tidak disentuh api, cahayanya berlapis-lapis. Allah menghidayahi dengan cahaya-Nya itu bagi siapa saja yang menghendekinya, dan sengaja Allah membuat permisalan ini untuk manusia dan Allah atas tiap-tiap sesuatu Maha Mengetahui” (Q.S. NUUR/24 : 35).
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perintah-Nya,apabila dia menghendaki sesuatu hanya berkata: “jadilah!  Maka menjadilah ia” (Q.S.36/ Yasin : 82)

         Dengan perintah “ “ KUN !”, NUUR dipadatkan menjadi NAAR ( api ) sehingga terjadi  arus gelombang api dalam semesta  yang panasnya semakin tinggi  menggelegak-gelegak, sehingga, tejadilah letupan dalam alam jagat raya yang dikenal dengan istilah BIG-BANG. Menempuh waktu jutaan tahun alam semesta terbentuk dengan wujud  materi halus hanya merupakan debu angkasa hingga  Galaksi-galaksi yang tak terhitung banyaknya yang nanti akan diuraikan pada fasal berikut. Begitulah asal mula kejadian Alam syahadah, alam nyata, alam konkrit yang kita sebut namanya dengan : Alam-Jagat-Raya.

3.1. Kejadian Alam Syahdah
            Ketika Ruh Jamadi melepaskan energinya maka energi itupun memadat membentuk atom Hidrogen inilah atom yang paling duluan mewujud didalam jagat  yang dalam Al-Quran disebut :  “ Al-Maa’ “ lalu terbentuk atom yang beratnya 4 x Hidrogen. Netron atom ini melepaskan dua elektronnya dan tinggal dalam inti dua proton, maka jadilah atom Helium. Ruh Jamadi terus menerus bekerja tidak pernah berhenti, memadatkan energi yang 6 x  berat H, 9 x  H, 10 x H, 12 x H, 14 x H, 16 x H, 19 x H, 20 x H, dan seterusnya,             ( seperti dalam tabel nama unsur atom dihalaman 10 s/d 13 ) sehingga terbentuklah  atom Lithium, Brillium, Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fluor, Neon, sampai unsur yang beratnya 253  x  berat Hidrogen yaitu Nobelium .Dengan terwujudnya unsur-unsur itu maka terciptalah bahan dasar materi alam semesta, yang bersenyawa satu dengan lainnya yang kesemuanya berbentuk GAS yang Al-Qur’an meyebutnya  dengan istilah “Dukhan”,(Gas panas) sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam Surah Fush-shilat ayat: 11
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ ............"
“Kemudian Allah mengarahkan kudrat-Nya ke langit yang masih berbentuk dukhan (gas panas )………...(Q.S. Fush-shilat / 41: 11).

            Lengkapnya Al-Qur’an menyatakan :
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينََجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ>ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ>فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi jagat raya dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?, demikian itulah Tuhan semesta alam.(9). Dan Dia menciptakan di jagat raya itu Rawasia ( pasak ) yang kokoh di atasnya dan Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar               ( ukuran-ukuran ) periodiknya dalam empat masa. (Penjelasan ini sebagai ) jawaban bagi orang-orang yang bertanya (10). Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepada langit dan juga bumi jagat raya:  "Datanglah kamu keduanya kepada-Ku dengan thaat ( patuh ) atau dengan rasa enggan “ Keduanya menjawab: "Kami datang berdua dengan patuh ( kepada hukum sunnatu’llah ) (11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.(12)

            Ayat 9 dan 10 Surat 41/ Fush-silat menjelaskan bahwa Allah menginformasikan tentang kejadian alam semesta (bumi-jagat-raya), yang penulis simpulkan sebagai berikut:

a.      Jagat raya mewujud.

Rasulullah bersdabda : “ Yang ada hanya Allah dan belum ada sesuatupun juga selain Dia, dan ketika itu adalah “’Arasy-Nya diatas air dan ditetapkan-Nya pada Zdikri segala sesuatui dan dijadikannya langit dan bumi”. Dalam Al-Quran dikatakan : Dan Dialah yang telah menjadikan Langit dan bumi dalam enam hari dan adalah’Arasy-Nya diatas air ( QS.11/Hud  : 7 )

Setelah dikaji secara mendalam, bahwa kalimat “adalah ‘Arasy-Nya diatas air” bukan menjelaskan bahwa ‘Arasy Allah itu terapung diair, tetapi menurut nalar ilmiah bahwa Al-Maa’ yang diterjemahkan dengan air tidak mengena pada maksud ayat. Berat dugaan bahwa kata air yang dimaksudkan adalah Zat-air yaitu Hidrogen yang hanya memilki satu proton dan satu elektron
Hidrogenlah yang terbanyak didalam alam disamping atom atom lain sebagai unsur dasar kejadian alam, perbandingannya satu banding seribu, mengalir dalam pusaran alam yang hanya berisi energi dan gaya bobot. Gaya bobot berfungsi menarik partikel parikel gas yang berada disekeliling gumpalan gas yang melekat sehingga akibatnya proses pembesaran gumpalan gas semakin cepat. Ketika kecepatan arus pusaran alam yang semakin mendapat dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi maka arus pusaran alam ini menjadi panas menyala dan menggelegak. Pusaran gas ini semakin lama semakin besar dan semakin padat dan terjadilah gumpalan   menyala yang besarnya tidak ada ukuran untuk mengungkapkannya lalu  meletup ( BIG-BANG). Gumpalan itupun bertabur keseluruh jagat. Setelah menempuh masa yang sangat panjang dari api maha besar yang meletup dan menyembur kesemesta alam itu mewujudlah matahari-matahari yang tidak terhitung banyaknya. Arus pusaran itu juga menyebabkan matahari itu berkelompok-kelompok dengan jumlah trilliunan lalu menjadi galaksi-galaksi yang banyaknya juga tak terhitung, galaksi galaksi itupun mengelompok dalam kelompok, yang Al-Quran menyebutnya Al-Buruj maka mewujudlah “ bumi jagat-raya “. Yang semua benda langit ini berotasi mengelilingi poros semesta alam ( ‘Arasy )
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ
 “Dan langit yang mempunyai rotasi ( raj’i )”   ( QS 86/ Ath-Thariq : 11 )

           Ayat diatas biasanya diartikan : “ Dan langit yang mengandung hujan “  karena kata : “.الرجعartinya : Kembali , lalu diartikan bahwa kata “ kembali “ maksudnya adalah air yang naik kelangit lalu kembali kebumi. Makna yang lebih tepat bahwa langit itu beredar mengelilingi poros alam kemudian kembali lagi, yang makna ilmiahnya ialah berotasi.  Ketika yang bersifat NAAR berproses melalui pemadatan menjadi alam semesta ( bumi jagat raya ) yang bersifat materi, maka yang tinggal adalah unsur NUUR yang immateri ( bersifat gaib ), yang dengan proses penguraian  menjadi alam gaib dan tercipta tujuh langit alam gaib. Langit ini tidak materi jadi tidak ada didalamnya Pelanet, Matahari, Galaksi yang ada hanya Intelegensi, yang dalam Hadits disebut namanya Al-Qolam atau Al-‘Aql maka  jadilah ia merupakan pusaran intelegensi-universal, itulah sebabnya langit bisa menerima wahyu Allah.

b.      Alam jagat mengalami evolusi dan terus mengembang.
Dengan intelegensi universal yang memiliki kecerdasan alam, langit menyambut panggilan Allah dan thawaflah langit dan bumi jagat raya mengelilingi poros semesta alam yang disebut ‘Arasy. Thawafnya langit dan bumi ini merupakan ibadah ( manasik ) yang  bersifat Universal  maka ketika ummat terpanggil melaknakan ibadah Haji thawaf inipun dilakukan oleh umat Islam sebagai jawaban ketaatan terhadap panggilan Allah .
Alam yang berisi gaya bobot dan gravitasi yang ada disebabkan tabrakan energi netrino dan anti netrino, gaya bobot dan gravitasi itu didalam alam seolah-olah  membungkus alam jagat yang sedang berekspansi terus hingga sekarang sampai  alam semesta memulai arus balik kerena energinya ditarik Allah..
       Pelanet-pelanet yang ada didalam jagat mulai mengalami peroses pendinginan maka jadilah benda benda langit yang dengan patuh pada hukum Sunnatu’llah mengitari matahari-matahari didalam jagat dan menunggu sampai suhunya stabil dan bisa menjadi tempat makhluk hidup. Setelah tahapan itu sampai maka tumbuhlah dibumi itu tumbuh-tumbuhan dan hewan hewan sementara perut bumi dalam menjalani waktu yang panjang itu telah terjadi endapan, sehingga dalam perut bumi ada migas, ada arang-batu, emas, perak, tembaga, perunggu dan lain lain yag tak tersebutkan. Maka bumi jagat raya telah dilimpahi berkah Allah, ( dalam ayat tadi dikatakan : wabaaroka fiha ) dan  hukum qadar alampun bekerja membentuk alam menempuh  periode zaman yang bertingkat tingkat kearah kemajuan. Keadaan ini berlaku pada semua bumi yang ada dijagat raya ( pada ayat diatas dikatakan : waqoddaro fiha aqwaataha = ditetapkan ukuran ukuran waktunya ), yang akan dibicarakan ketika membahas “bumi kita yang molek”, begitupan masih ada pelanet baru, masih ada galaksi yang baru kerena alam berkembang terus tidak berhenti sampai kekuatan berkembang itu ditarik Allah:
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit itu Kami Yang membangunnya dengan kekuasaan dan Kami yang meluaskannyai” ( Q.S51/ Adz-Dzariyat :47 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar