Asal
usul /Malaikat dan Jin.
Kerena alam sudah terbentuk perlu penataan,
perkembangan dan pertumbuhan alam jagat raya ini maka Allah menugaskan Malaikat
yang memiliki intelegensi murni untuk memantau peroses evolusi kehidupan dibumi
( bukan hanya bumi yang kita tempati
ini saja tapi semua bumi yang ada dijagat raya ) . Allah menciptakan Malaikat
dari NUUR. Ketika qudrat Allah melepaskan energi NUUR ( seperti Neutron
melepaskan elektronnya ) maka dengan energi NUUR ( cahaya ) dijadikan Allah para Malaikat yang sifatnya seperti
netron, yang ketika energi NUUR itu terlepas ikut pula terpelanting energi Nar
( api ) -nya dan ini sebagai asal kejadian
Jin.
Malaikat adalah makhluk rohani yang diberi
intelegensi yang amat dahsyat kerena tugas mereka juga amat berat. Diantara
Malaikat itu ada yang punya tugas tertentu diantaranya :
● Jibril petugas yang memantau Alam Rabbani, alam Ruh yang
berisi qodrat dan iradat Allah, karena itulah para Fuqaha mengatakan Jibril
adalah Malaikat “pengantar wahyu”.
● Ridwan/Malik petugas memantau Alam Rahmani, yaitu alam Ruh yang
berisi Rahman-Nya Allah. Alam Rahmani menyimpan dua keadaan yaitu Kebahagiaan
dan Penderitaan. Bagi orang yang beramal sholeh disana ia akan merasakan
Kebahagiaan yang tiada tara disebut dengan istilah Jannah (sorga) dan
bagi para pendosa dia akan merasakan penderitaan yang bagi mereka tempat itu
merupakan N a a r ( Neraka )..
● Izrail petugas memantau Alam Ruhani (Ruh kekuatan hidup) maka Izrail disebut
dengan gelar : “Malaikat si Pencabut Nyawa”.
● Raqib/Atid petugas memantau Alam Insani. Raqib artinya yang
mengawas dan ‘Atid artinya yang sedia, itu artinya kedua malaikat ini selalu
siap mengintip semua tingkah laku dan menyimpan semua bekas/jejak tingkah laku
manusia seperti Camera Video yang merekam semua amal perbuatan manusia.
● Mungkar-Nakir petugas
memantau Alam Hewani/Hawa Nafsu. Mungkar-Nakir artinya “ yang mengingkari si
engkar “, dia pemeriksa kejahatan para pendosa.Dimasyarakat awam Malaikat ini
biasa disebut Malaikat Nungkar-nangkir ( terjadi pergeseran ponem )
● Mikail petugas memantau alam Nabati (Alam tumbuhan). Tumbuh-tumbuhan yang
merupakan simbol rizki, kerena tumbuhan menghasilkan buah, buahlah yang dimakan
makhluk maka dikatakan Mikail itu malaekat yang bertugas menurunkan rezki..
● Israfil petugas pemantau alam Jamadi (alam benda) jadi dialah petugas alam semesta,
yang menjaga energi alam semesta sampai kapan alam mampu berekspansi dan kapan
masanya energi alam mengalami arus balik menuju titik asal. Maka Izrailpun akan
meniupkan Shuur (sangkakala) sebagai pertanda bahwa alam sedang menyusut dan
akan terjadi lagi BIG BANG yang maha
dahysat.
Energi kemalaikatan dan
intelegensi yang mengisi tujuh langit tidak berhenti bekerja sampai suatu
ketika yang ditentukan Allah. Semakin banyak langit melepaskan energi dan
intelegensinya untuk alam jagat maka ia semakin ringan sehingga alam ruhani ini
semakin merapat kepada qudrat dan Iradat Allah, sampai suatu ketika Qudrat dan
Irdat itu menghisap energi itu dan langitpun tergulung. ( QS 21 Al-Anbiyaa’:
104 ), alam kehilangan energi maka alam jagat berkontraksi, menyusut kembali mengalami arus balik akibatnya Galaksi-galaksi tergulung oleh
gelombang arus balik itu matahari-mataharipun berbenturan satu sama lain dan jagat
raya terbelah ( Q.S 82/ Al-Infitar 1,2 ) setiap matahari
dalam Galaksi ikut tergulung dan jatuhlah galaksi itu dengan kecepatan tinggi
bertubrukan dengan galaksi lain ( QS 81 At-Takwir : 1,2 ) dan hancur lebur
meleleh bagaikan cairan perak yang panas ( Q.S./70, Al-Ma’arij : 8 ) Langit
mengeluarkan kabut putih dan Malaikat diturunkan secara bergelombang ( Q.S 25/
Al-Furqon:25 ), sebagai pertanda berakhirnya keberadaan Alam. Shur dibunyikan
Barzakhpun terbelah/terbuka semua makhluk penghuni barzakh terbangun dari
tidurnya yang panjang (Q.S 36/ Yasin : 51-58 ) mereka terkejut kerena mereka
melihat alam baru berdimensi tak terhingga ( D~ ) kiranya mereka telah berada dan
berkumpul di ALAM AKHIRAT. Bumi jagat raya sudah lenyap, Allah mencipta- ulang Bumi jagat raya yang baru dan langit yang baru ( Q.S 14/Ibrahim :48 ) Alam semesta kembali
berevolusi lagi seperti semula kerena Allah tak pernah berhenti bekerja ( Q.S
55/Ar-Rahman :29 ) Peristiwa
dahsyat hari kehancuran-alam-semesta
itu kita sebut dengan istilah Hari
Qiamat, padahal makna Qiamat yang sesungguhnya adalah Hari berbangkit
Hari kehancuran semesta alam ini
Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah Yaumu’s sa’ah ( Saat kehancuran ).
Kalau kita bandingkan dengan dunia Atom yang
mempunyai Inti dan kulit maka yang merupakan inti Alam Ruhani itu adalah Iradat dan Qudrat Allah . Dengan
“كن” Allah melepaskan energi Qudrat itu
(seperti netron melepaskan elektronnya) dan terciptalah langit gaib dan alam
nyata ( alam syahadah ) yang pada mulanya merupakan pusaran energi. Pusaran
energi itu berevolusi mewujudkan alam semesta.فيكون) ) “Payakun” bermakna : “Maka
menjadilah ia”. Menunjukkan bahwa menjadinya alam itu tidak spontan tapi
menempuh masa yang panjang kerena untuk menjadinya semesta alam berlakulah hukun alam ( fisika )
Ketika Allah menciptakan tujuh langit gaib kerena langit itu suatu yang gaib
maka berlakulah hukum kegaiban, maka langit ketika itu juga “jadi”
sementara jagat raya berevolusi terus sampai sekarang Itulah sebabnya dalam
Surat Nuur tadi, langit yang duluan disebut baru bumi jagat raya. Tujuh langit
gaib itu adalah alam Ruhani yang dipenuhi intelegensi Universal yang
kapasitasnya bertingkat tingkat yang mengisi Ruhani manusia berupa daya :
a.. Rabbani = daya
supra spritual
b. Ruh
Rahmani = daya spritual
c. Ruhani = daya supra rasional
d. Ruh Insani = daya rasional/sosial
e. Ruh
Hewani = daya supra-vital
f. Ruh Nabati = daya vital
g. Ruh Jamadi = daya infra-vital
Jadi alam Ruhani yang disebut tujuh langit itu merupakan
Ruhnya Alam Semesta dan Jagat Raya merupakan fisiknya dan begitu pula Alam Ruhani itu ada dalam diri
manusia merupakan Ruhnya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar