Selasa, 05 Februari 2013

Misteri Alam dan Manusia XXXI



5.  Kronologis kedatangan Adam di bumi

            Untuk memudahkan anda memahami kedatangan Adam dibumi penulis akan uraikan kronologis kedatangannya sebagai berikut : 

1.  Adam  dikisahkan dalam Hadits yang telah dikutip diatas adalah Adam sebagai makhluk Ruhani yang berada di-Alam-Ruhani. Al-Qur’an menyebut tempat Adam itu dengan sebutan : Jannah    ( sebuah tempat berupa taman /kebun yang sangat menyenangkan di alam Ruh, bukan dibumi dan bukan di akhirat karena kehidupan akhirat itu belum  ada sekarang, nanti setelah kiamat ), lalu ahli Tafsir masa lampau memahamkan bahwa Jannah itu = surga.  Adam sebagai makhluk Ruhani  setara dengan Malaikat yang tidak berjenis, tapi dapat membiak dengan cara membelah diri, tidak melalui perkawinan. ( Hadits Shohih Riwayat Tarmidzi dari Abi Hurairah  yang telah dikutip diatas ).
      Di Jannah Adam Ruhani membelah menjadi banyak berupa “ruh-ruh- Bibit-Manusia yang di program untuk manusia di planet bumi ( mungkin juga untuk planet bumi lain dijagat ) dan manusia dihari qiamat. Artinya Ruh untuk calon  manusia penghuni bumi dan orang orang yang bertugas melayani penghuni surga diakhirat sudah disiapkan Allah di alam Ruh,  mereka itu sebagai pelayan Surga      ( 56  : 17,18 )  Disana semua ruh bibit manusia itu sudah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan yang kepada Nya harus mengabdi  ( Q.S 7 : 172 ) Badan Ruhani anak anak Adam itu hidup menunggu giliran untuk lahir dibumi , sementara Badan Fisik hanya sebatas umur di bumi. Semua calon manusia yang ada di dalam rahim ibunya sebagai embrio tidak akan menjadi manusia kalau Ruh-Bibit--Manusia ( yang berasal dari Diri-Adam itu  tidak masuk). Jadi Badan Fisik Manusia berasal dari  kedua orang tuanya, sementara Badan Ruhaninya berasal dari Adam. Kerena itu semua ummat Manusia disebut Anak Adam atau Bani- Adam  ( Q.S 17 :70; 36: 60 ) walaupun tidak keturunan langsung dari rahim Bunda Siti Hawa. Jadi Adam bapak ruhani-nya manusia. Di bumi Homo Habilis sudah menurunkan Generasi kedua yaitu Homo Erektus  kerena kandungan ibu-ibu hamil dari jenis Homo Erektus sudah memenuhi syarat ( kadar otak 1200-1300 cc ) berarti sudah mampu menerima Ruh-bibit-manusia dari Alam Ruhani. Maka dimana saja dibagian belahan bumi baik didaerah tempat tinggal Ras Negroid ( Afrika ), Mongolid ( Asia ), Kaukasoid ( Eropa )  atau Australoid ( Australia dan pulau pulau sekitarnya termasuk Indonesia ) yang kandungan ibu ibu hamil disana  sudah memenuhi syarat  untuk dimasuki Ruh anak Adam, maka Ruh  itu akan masuk. Para pakar Antropologi terkejut kog tiba tiba muncul Homo Sapien disetiap bagian belahan bumi. Manusia Generasi ketiga ini disebut Homo Sapien yang mewujud diseluruh penjuru benua dengan bermacam macam Ras seperti yang disebutkan diatas. Kalau menunggu dari satu kandungan kemudian berkembang keseluruh bumi tentu diperlukan waktu jutaan tahun, karena harus menunggu mereka cerdas dan sanggup membuat alat transfortasi untuk pindah ke Afrika, Asia, Eropa.Sekarang saja kita kalau mau pindah ke negeri lain misalnya ke Afrika dengan naik rakit mungkin tak sampai sampai karena ditelan gelombang.

  1. Dalam Hadits  dari Abi Hurairah yang telah dikutip diatas dijelaskan bahwa Adam  tingginya lebih kurang 30 Meter,  itu bukanlah ukuran Badan- Fisik tapi ukuran Badan Ruhani ( Aura dalam ). Sekarang ini orang  sudah bisa melihat aura-dalam manusia yang berupa  cahaya warna  perak melingkari tubuh setebal 10 cm lebih besar dari tubuh fisiknya, ini dari hasil penelitian para Pakar  dibidang Metafisika dan Psikologi melalui foto Kirlian ( di Jakarta  sudah ada Kamera yang dapat melihat Aura ) Misalnya kalau anda mempunyai tinggi badan 1,70 Cm, maka badan halus  ( Aura dalam ) anda lebih kurang: 1,90 Cm. Dari upaya mencari fosil didalam tanah tidak pernah di temukan fosil manusia yang tingginya: 5 atau 3 Meter saja, apalagi yang 30 Meter. Berkurangnya besar aura-dalam tubuh Adam dari 30 Meter hingga keukuran normal, menunjukkan bahwa energi badan Ruhani Adam sudah terkuras karena telah mengembang-biakkan anak cucunya berupa Ruh-bibit- manusia sampai untuk program hari qiamat. Kalau anak cucu Adam yang keluar dari dirinya berupa Tubuh-Ruhani berarti diri Adam sendiri adalah Tubuh-Ruhani, mana mungkin tubuh berfisik melahirkan anak-anak bertubuh Ruhani, tentulah sama sama Ruhani kalau begitu ada dua keperibadian Adam : Adam Ruhani di jannah dan Adam  berfisik di bumi. Ada dua macam jenis anak Adam, pertama hanya bentuk Makhluk-Ruhani tanpa jasad berada di alam Ruh yang turun kebumi memasuki kandungan ibu hamil; kedua anak Adam yang dilahirkan isterinya  Hawa berkembnag biak di bumi menempati bagian tengah bumi. Memang menurut sunnahnya Nabi-nabi ditempat-kan dibagian tengah tengah bumi :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ>

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu  umat yang ditengah tengah agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.( QS.2/ Al-Baqarah :143 )

            Perkataan أُمَّةً وَسَطًا ada yang mengartikan “umat pertengahan” ada yang menerjemahkan dengan “umat yang adil”, memang kata wasatho bermakna tengah-tengah. Secara Geografis Nabi nabi-nabi diturunkan ditengah-tengah bumi agar nabi nabi mudah menyampaikan da’wah keseluruh penjuru bumi, dan Nabi selalu munculnya ditengah tengah peradaban ummat supaya Nabi itu dapat dengan lebih mudah memperbaiki peradaban umat. Demikian pula Nabi Adam diturunkan dibagian tengah tengah bumi, supaya anak cucunya dapat dengan lebih mudah bertebar dibumi.

3.  Setelah Adam-Ruhani  menurunkan anak-anaknya dalam bentuk Ruh  maka terakhir tinggal seorang untuk pasangan dirinya sendiri maka  mewujudlah  Hawa di Jannah sebagai pendamping  Adam yang mereka ketika itu setara dengan Malaikat dan Iblis ( sebelum dimurkai ). Itulah sebabnya dalam  firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat 30-34 dan Surat Al-Hijir ayat 32-42, seolah-olah digambarkan ada satu Majlis dimana hadir Malaikat, Adam, dan Iblis yang dalam dialog dengan Allah terjadi perdebatan yang akhirnya menimbulkan pertentangan pendapat  Ini bukan kejadian yang sebenarnya ( mana mungkin makhluk bertengkar dengan Tuhannya. “Ini hanyalah berita ( wahyu ) yang Allah mengemasnya dalam bentuk dramatisasi”      ( Kalau disekolah ada metode Sosio-drama dengan menampilkan “ suatu adegan “ dengan demikian  siswa dapat mengambil pelajaran yang tersirat dibalik peristiwa dalam adegan tersebut ). Penulis menyusun ayat ayat yang menceritakan peristiwa tersebut dalam bentuk penulisan drama :
      DRAMA PECAKAPAN ANTARA ALLAH, MALAIKAT,ADAM DAN IBLIS
Dialog ini dikutip dari ayat 30 s/d 34 surat 2/Al-Baqarah
         ( PADA SUATU KETIKA ALLAH MERENCANAKAN MENCIPTAKAN ADAM SEBAGAI KHALIFAH ALLAH DI BUMI MAKA TERJADILAH DIALOG ANTARA ALLAH DENGAN PARA MALAIKAT DAN IBLIS )
ALLAH

“Hai Malaikat Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di bumi”
MALAIKAT

“Mengapa Engkau mau menjadikan Khalifah di bumi orang yang akan   membuat kerusakan dan menumpahkan darah?. Padahal kami senantiasa bertasbih memuji Engkau dan selalu mensucikan Engkau”

ALLAH

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

( LALU ALLAH MENJADIKAN ADAM DAN MENGILHAMINYA SEGALA NAMA-NAMA ( BAHASA DAN ILMU ) DAN MEMERINTAHKAN ADAM UNTUK MENDEMONTRASIKAN KEPANDAIANNYA KEPADA MALAIKAT)

                                                         ALLAH
                                           (Berkata kepada Malaikat)

“Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu kalau kamu orang-orang
 yang benar”

  MALAIKAT
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana”
ALLAH
“Hai Adam, beritahu mereka nama barang-barang itu!”

( ADAMPUN SETELAH MENDAPAT PETUNJUK MENYEBUTKAN SEMUA NAMA-NAMA BARANG ATAU BENDA YANG SUDAH DIKETAHUINYA KEPADA MALAIKAT DAN MALAIKATPUN TERCENGANG KAGUM  ).

ALLAH

“Bukankah sudah-Ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu buat secara nyata maupun yang kamu sembunyikan?”. Sekarang, menghormatlah kepada Adam!”.


( MAKA MALAIKATPUN MENGHORMAT KEPADA ADAM, SEMENTARA DI SATU POJOK IBLIS MELIRIK DENGAN SINIS DAN TIDAK MAU MENGHORMAT KEPADA ADAM )

 Selanjutnya dialog ini bersambung ke ayat 32 s/d 42 surat 15/Al-Hijir.
ALLAH
“Hai Iblis apa sebabnya kau tidak mau ikut bersama Malaikat
menghormat kepada Adam ?”
IBLIS

( DENGAN SOMBONG DAN SEPERTI TIDAK MENGACUHKAN ALLAH )

“Sekali lagi aku tidak akan mau menghormat kepada orang yang Engkau telah membuatnya dari tanah kering, yang asalnyapun dari lumpur hitam
yang diberi bentuk”
ALLAH

( DENGAN MURKA )

“Keluarlah kau dari tempat ini dan kau adalah terkutuk dan kutukan-Ku ini akan menjadi laknat untukmu sampai ke hari berbangkit”
IBLIS
“Tuhan, kalau begitu baiklah. Berilah aku waktu sampai kehari dimana orang-orang kelak dibangkitkan
ALLAH
“Baiklah kalau itu maumu. Kau akan diberi bertagguh, sampai suatu hari yang telah ditentukan”
IBLIS

“Tuhan, karena Engkau telah menetapkan aku menjadi orang yang sesat, pasti aku menjadikan mereka (manusia) tergila-gila dengan keindahan bumi dan akan aku sesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-Mu yang ikhlas”
ALLAH

“Ini Islam merupakan jalan yang lurus. Hamba-hamba-Ku yang ikhlas takkan sanggup kau menggodanya, kecuali orang yang mau mengikutimu yang mereka itu telah sesat”
      Itulah cuplikan dialog antara Allah, Malaikat dan Iblis. Dimana terjadinya Dialog ini, apakah dibumi atau dialam Gaib ? Kalau kita katakan dibumi atau alam syahadah apakah Malaikat waktu itu Allah dan Malaikat berada dibumi ). Pastilah keadaan itu terjadi dialam Ruh, kalau begitu dapat disimpulkan bahwa Adam ketika itu adalah makhluk Ruhani setara dengan Maklaikat dan Iblis ( sebelum durhaka ) Dialog tersebut sebenarnya merupakan wahyu yang diturunkan dalam bentuk Sosio-drama, agar ajaran-Nya yang tersirat dapat diamalkan jangan dipedomi yang tersurat ( kalau hanya yang tersurat : ”hanya sekali si Iblis membuat kesalahan kerena tak mau bersujud kepada Adam lalu diusir dan dikutuk seumur hidup tak ada lagi maaf  bagi Allah padahal Allah Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pernah Adam berbuat kedurhakaan dan sesat ( Q.S.20/Thoha : 121 ) kog dimaafkan Allah, sementara Iblis tidak!? Jadi kalau kita mengamalkan makna yang tersurat : ”Sekali saja anak tak mau disuruh, melawan perintah  lalu diusir selama lamanya,  dianggap kafir, putus hubungan bapak dan anak, putus hak warisnya; bukan demikian maknanya tapi didalam kisah tersebut ada filsafat hidup yang tersirat yang dapat diambil hikmatnya.)

4. Adam dan istrinya hidup di Jannah tempat kebahagiaan sebagai Makhluk Ruhani yang tidak perlu memeras tenaga dan pikiran. Mereka hidup seperti burung dalam sangkarnya, di Jannah semuanya serba cukup, apa saja yang diinginkan asal terpikirkan langsung mewujud dalam kenyataan.. Kebahagiaan ini akan dapat dinikmati dalam waktu yang panjang asal mampu menahan diri tetap sebagai Makhluk Ruhani yang tidak terpengaruh hawa nafsu. Bila manusia telah dikuasai oleh Hawa Nafsu ( terutama seksual ) maka manusia  akan Memberat ( Membumi ) dengan kata lain ia akan lebih cenderung kepada “ materi “ dan tempat yang lebih cocok adalah alam Materi yaitu planet bumi.

5.  Adam diperdaya oleh Syaitan ( Iblis ) yang mengajarkan kepada Adam bahwa Asy- Syajarah itu adalah Pohon Khuldi ( Pohon-Kekekalan ) yang akan mengantarkan Adam dan Hawa pada Kerajaan yang tidak akan binasa (Q.S. Thaha / 20: 120).
Adam terpengaruh dengan rayuan Syaithan dan mereka berdua melanggar larangan Allah. 
Apakah syajarah itu? Syajaratu’l-Khuld yang terjemahan Harfiah-nya adalah: “Pohon Kekekalan”. Ahli tafsir mengatakan Adam bersalah memakan buah khuldi yang terlarang.
Perkataan syajarah memang artinya : Pohon, tapi ada arti yang lain yaitu Silsilah Keturunan (Qamus Al Munawwir halaman 743). Dari dua arti ini semestinya yang dipilih adalah “Silsilah keturunan”. Kalau “Pohon-kayu” tidak ada relevansinya dengan pengusiran Adam ( kog hanya gara-gara  memakan buah khuldi, Allah begitu  murka dan mengusir Adam dan Hawa dari Jannah  ).
Syajaratu’l Khuld  artinya Silsilah keturunan yang kekal” ( Adalah bentuk kata ungkapan yang menunjukkan bahwa yang dilarang di Jannah itu adalah “Hubungan asmara” yang akan mengakibatkan adanya keturunan yang terus menerus berkesinambungan ). Tempat yang bebas melakukan hubungan-asmara adalah di Jannah- bumi atau Jannah akhirat
  1. Adam melanggar perintah itu artinya Adam dan Hawa telah terseret oleh asmara yang mengakibatkan jiwa mereka itu jadi memberat ( memateri ) Ketika mereka itu tenggelam dalam kenikmatan sesaat. Adam dan Hawa terperanjat melihat sendiri tubuh mereka dalam keadaan bugil, terpaksalah mereka itu menutupi auratnya dengan daun-daun kayu.:
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى()
     “Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun ( yang ada ditaman itu ), dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (Q.S. Thaha / 20: 121)

Apa makna tersirat dari ayat tersebut diatas ? Jelaslah Allah menginformasikan dengan bahasa yang amat sopan bahwa mereka telah sengaja membuka pakaian dalam bermain asmara sehingga nampak aurat  mereka. Ketika mereka bergelut dengan hawa nafsu maka jiwa mereka telah dipenuhi oleh hawa nafsu yang akan menyebabkan Hawa akan bisa hamil karena itu mereka harus hijrah kebumi untuk berkembang biak di bumi dan itu merupakan sunnatu’llah bukan diusir kebumi tapi untuk menjadi Khalifah, kalau tidak begitu Manusia bumi tidak mendapatkan petunjuk dari Nabi-nabi, kerena Nabi-nabi mestilah berasal dari leluhur yang juga Nabi. ( Tak mungkin Homo Sapien yang berekembang dari Homo Erektus dapat melahirkan Nabi kerena dalam Gen-nya tak ada program-nubuwah ( kenabian ). Karena badan rohani yang sudah memberat dengan keduniaan maka Adam dan Hawa terlempar kebumi, bukan diusir
      7.  Ketika mereka terlempar kealam tiga dimensi ( bumi ) Bunda Hawa yang duluan terjun kebumi dan memasuki ibu Hamil dari Homo erektus yang ada di bumi. Adam terlambat beberapa saat walau beberapa saat ( dengan ukuran waktu alam ruhani ) tapi di bumi Bunda Hawa sudah lahir, sudah menjadi dara jelita yang Allah sengaja memprogramnya untuk menampung Ruh Adam yang menyusul turun ke bumi. Logis atau tidaknya bagi anda tapi Allah berkata demikian; mari kita baca Al-Qur’an: :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Dialah Yang menciptakan kamu dari NAFS-WAHIDAH ( diri yang satu ) dan daripada-nya( Nafs-Wahidah ) itu Dia menciptakan ZAUJA-HA (suaminya ), agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah berulang ulang  dicampurinya, ( Si Nafs-Wahidah) lalu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Q.S.7/ Al-A’raf :189).

8        Adam menjadi sesat dan terusir dari Jannah kerena disesatkan oleh hawa nafsunya   ( syaithon ) dan itu sebagai sebab ia harus turun kebumi (Q.S.2/ Al-Baqarah: 36). Terusirnya Adam dan Hawa mereka alami  dua kali. Kata terusir itu hanya kita pakai dalam ungkapan, yang sebenarnya Allah tidak pernah mengusir Adam. Dalam ayat dikatakan :
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ....................."
“ Berfirman Allah : Pergilah kamu berdua dari Jannah bersama-sama yang sebagian kamu dengan sebagian yang lain akan bermusuhan !”
Dalam ayat tersebut Allah hanya menyuruh pergi ( hijrah ) bukan mengusir mungkin juga Allah menyuruh pergi untuk mengemban tugas kebumi menjadi khalifah dibumi

9         Adam dan Hawa disuruh pergi ( hijrah ) dua kali : pertama ketika Adam dan Hawa keluar dari  Jannah-alam ruh ( Alam Berdimensi Tinggi ) ke Alam Tiga Dimensi (Bumi).   ( Perhatikan firman Allah Q.S. Thaha / 20: 123 ) dalam ayat tersebut ada perintah: اهبطا dalam bentuk  Mutsanna bukan Jamak , yang artinya pergilah/turunlah kamu berdua. Jadi Adam yang diperintahkan pergi itu berdua dengan Hawa.
            Kedua Adam hijrah ketempat yang ditentukan untuk membangun peradaban baru              dengan kata amar : ا هبطوا     ( pergilah kamu ) maksudnya yang disuruh pergi itu Adam dan orang orang beriman kepadanya.
Setelah Adam dan Hawa berada di  bumi maka Hawa pun hamil, generasi Adam pun berkembang biak disekitar Timur Tengah ( tengah tengah bumi ). Menempuh masa ratusan tahun maka banyaklah umat manusia. Ratusan tahun bagi Adam bukanlah waktu yang lama karena Adam hidup selama 1000 tahun. Diduga daerah yang ditempati Adam adalah daerah Mesopotamia yang pada zaman itu yang tersubur dibumi tapi belum ada Homosapien yang tinggal disitu. Homo-Sapien yang sudah berkembang  dibumi ada Ras Negroid di Afrika, Kaukasoid di Eropa dan Mongolid di Asia, sementara Australoid belum lagi muncul dibumi. Adam pun bertugas sebagai Nabi ( bukan Rasul ) untuk mencerdaskan ummat  mengolah bumi memperkenalkan kehidupan yang lebih maju. Homosapien yang ada di Eropa dan Asia mulai mendengar kemajuan daerah sekitar Timur tengah. Orang orang mulai ada yang datang ketanah harapan ini dan komunikasi antara sesama manusiapun mulai terjalin. Adam adalah Bapak Manusia dan Nabi pertama bukan Rasul-pertama. Rasul pertama adalah Nabi NUH, mungkin pembaca terkejut tapi begitulah datanya memang Nuh Rasul pertama.
Penggalan Hadits
( “Nabi Muhammad bercerita tantang kedahsyatan hari Qiyamt dimana matahari ketika itu begitu dekat sehingga manusia berkeluh kesah tak sanggup menanggung terik matahari Diantara sesama dihari itu ada yang berkata : Tidakkah kamu pikirkan betapa derita yang kamu alami mengapa tidak kamu cari  orang yang dapat membelamu dihadapan Allah ? Lalu mereka pergi menjumpi Adam seraya berkata : Wahai Adam anda adalah bapak manusia yang diciptakan Allah dari tangan-Nya sendiri kemudian ditiupkamya ruh-Nya ditubuh anda dan diperintahkan-Nya Malaikat sujud kepada anda belalah kami dihadapan Ttuhanmu ! Kata Adam : ‘ Sesungguhnya pada hari ini Tuhan juga marah kepadaku Dia melarangku mendekati Syajarah Khuldi tapi aku mendurhakai-Nya. Aku Salah , maka pergilah kamu kepada yang lain!’. Maka pergilah mereka itu menemui Nabi Nuh,  seraya berkata :  Anda adalah Rasul pertama tama dikirim ke bumi  Dan Allah menjuluki anda dengan ‘Abdan Syakuron, belalah kami dihadapan Tuhan…………………”    ( penggalan Terjemah Hadits Shohih Muslim I halaman 110 )
Hadits ini sangat panjang penulis sengaja memenggal pada keterangan bahwa Nabi Nuh adalah Rasul yang pertama bukan Adam. ( Pada umumnya umat Islam biasanya menghafal  25 Rasul pilihan yang pertama adalah Adam, jadi supaya jangan dianggap keterangan tadi mengada-ada maka penulis sisipkan Hadits diatas sebaagai dalil )              
10.        Tidak mungkin Generasi anak cucu Adam yang lahir dari kandungan Siti Hawa dimasukkan kedalam Ras Kaukasoid, kerena Ras Kaukasoid umumnya orang Eropa berkulit putih dan Ras ini sudah duluan ada. Anak cucu Adam yang lahir dari kandungan Siti Hawa adalah Ras golongan bangsa-bangsa serumpun di Timur Tengah yang lebih tepat kalau disebut Ras Babil. Kerena diantara bangsa-bangsa serumpun di Timur Tengah, Bangsa Babil-lah yang memiliki peradaban tinggi  sudah melalui kurun waktu yang panjang, lagi pula ketika terjadi banjir besar dimasa Nabi Nuh kapal Nabi Nuh terdampar diketikar negeri ini. Ketika banjir besar itu Nabi Nuh beserta pengikutnya bukan mau meninggalkan negerinya tapi hanya menyelamatkan diri diatas kapal jadi kapal itu tidak begitu jauh hanyut dari daerah itu.
11.        Melihat dari sejarah Nabi-nabi dimana kita tidak menemukan Nabi dan Rasul dari Ras Kaukasoid, Mongolid, Australoid atau Negroid, tetapi dari Ras Bangsa bangsa Timur Tengah  yang hidup di sekitar lembah Mesopotamia yang subur, kemungkinan Adam membuat perkampungan disana, disekitar lembah Mesopotamia. Didalam Hadits dijelaskan bahwa Adam hidup sebagai Nabi dan Bapak manusia selama 1000. tahun    ( dipotong 40 tahun kerena umurnya sudah diberikannya kepada Dawud 40 tahun tapi dalam hadits tersebut juga Adam lupa dengan janjinya ia bertahan bahwa umurnya tetap 1000 tahun). Siapa saja yang lahir dari Ras diantara yang lima Ras ini yang Embrio-nya dimasuki Ruh-bibit-manusia yang berasal dari Adam-Ruhani berarti dia adalah keturunan Adam maka semua manusia disebut Bani Adam  tidak mesti keturunan langsung dari rahim Siti Hawa. Kalau semuanya keturunan langsung dari perut Siti Hawa tidak mungkin dari keluarga yang berkulit sauh matang, hidung mancung, rambut ikal, berjanggut lebat; melahirkan anak yang hitam legam rambut keriting bibirnya tebal atau yang bermata sipit berambut lurus berkulit kuning. Kalau alasan daerahnya yang membuat perbedaan warna kulit, banyak orang Eropa tinggal di Afrika sampai beranak bercucu tetapi kulitnya tetap putih, banyak orang Negro yang tinggal di Amerika beranak-bercucu tetapi tetap hitam kecuali yang kawin antar ras  maka anaknya berkulit warna campuran.

    12.  Melalui Intetelegensinya yang tajam Adam dapat langsung menerima ilmu Allah  (Q.S. Al-Baqarah / 2: 31). Inilah buktinya Adam itu Nabi yang pertama  ( Nabi = orang dapat menerima wahyu ) Namun masyarakat Homo-Sapien   tidak mau tunduk dan patuh kepada Adam karena sifat bawaan yang hanya memperturutkan hawa nafsu, masih Dzulumat dan primitip. Karakter mereka yang suka menumpahkan darah, suka berperang sudah terlihat oleh Malaikat karena itu sebelum Adam turun ke Bumi, Malaikat sudah menyampaikan pertimbangannya kepada Allah bahwa manusia bumi itu suka berperang, menumpahkan darah.  (Q.S. Al-Baqarah / 2: 30).
Begitupun tentu ada beberapa orang dan beberapa anak-anak Adam yang mengikut  kepada Ajaran  Islam yang dibawa Adam. Untuk keamanan dan kedamaian hidup Adam dan pengikutnya diperintahkan lagi hijrah ketempat lain. Adam membawa keluarga dan pengikutnya berhijrah menuju tanah Arabia yang waktu itu tidak sepanas sekarang. Adam membangun Ka’bah sebagai pusat peribadatan manusia. Cara ibadah pada zanman itu hanya dengan thawaf mengelilingi Ka’bah, mengikut gerakan planet dialam semesta.
Memang kalau kita baca Sejarah para Nabi, hampir semua Nabi pernah Hijrah karena tekanan umatnya. ( Perhatikan kata perintah dalam ayat ini:  اهبطوا  (Q.S. Al-Baqarah / 2: 35, 36, 38 ) dalam bentuk jamak, yang artinya “ pergilah kamu “. Dari bentuk kata amar “Ihbithuu” itu mengertilah kita bahwa Adam diperintahkan pergi bukan berdua dengan isrtinya tapi Adam bersama keluarga dan pengikutnya. Inilah peristiwa hijrahnya Adam yang kedua.

13 Kemungkinan Ruh anak cucu Adam yang di alam Ruh itu tidak semuanya  turun kebumi hinggap di Embrio anak Manusia, jadi mereka hidup terus dialam Ruh menunggu Hari Kiamat. Merekalah kelak yang akan jadi pelayan di Surga atau yang dijadikan Bidadari atau Bidadara sebagai pasangan hidup Manusia yang beramal sholih dibumi . Mereka belum pernah disentuh manusia bumi jadi mereka itu tetap suci, maka Al-Qur’an menyebut mereka : أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ = pasangan yang suci, lengkapnya ayat tersebut berbunyi
ولَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
      “ Bagi mereka kelak diSurga akan mendapat pasangan hidup yang suci dan mereka kekal selamanya di Surga “ ( QS. 2/ Al Baqarah : 25 )

            Pendapat penulis ini  berdasarkan adanya prtunjuk  dalam teks Hadits bahawa   penciptaan Jiwa anak Adam sampai untuk hari Kiamat (  خالقها الى يوم القيامة ). Dalam Hadits ini tertulis perkataan: “ Ila “ ( sampai ) bukan “ Hatta “  ( hingga), jadi ada Jiwa anak Adam yang nanti beraktivitas diakhirat kerana tak ada kesempatan hidup dibumi sebagai anak manusia di bumi, mereka tetap sebagai makhluk Ruhani yang melanjutkan kehidupan di akhirat. Memang sebagian ahli Tafsir berpendapat bahwa bidadari itu adalah produk Surga dengan dalil :
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung ( QS.56 Al-Waqi’ah :35 ).

            Sebenarnya kata : “dengan langsung” itu adalah pendapat sipenterjemah adapun ayat tersebut kalau diterjemahkan secara harfiah bermakna : “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan penciptaan yang sempurna”.

               Maksudnya bidadari itu diciptakan dengan demikian istimewa sampai nabi berkata :
عن انس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلعم : قال لو ان امراة من اهل الجنة الطلعت الى اهل الارض لاضاءت ما بينهما ومللاته ريحا ولنصيفها عـلي رأسها خير مـن الدنيا وما فيها ( رواه البخاري )
“Dari Anas bin Malik Ra, dari Nabi saw bersabda : “ Seandainya seorang wanita penghuni sorga( bidadari ) muncul ditengah tengah penduduk  bumi niscaya dia menyinari  apa saja yang ada diantara keduanya dan aroma wanginya akan memenuhinya dan tutup kepala yang ada dikepalanya lebih baik  dari isi dunia dan segala yang didalamnya “ ( Hadist Shahih Riwaryat Bukhari )
 14. Embrio  Manusia Homo-Sapien yang modern pun kalau tidak dimasuki bibit-manusia dari Ruh-anak-Adam yang dialam Ruhani ketika janin berumur 120 hari walaupun dapat dilahirkan sebagai makhluk hidup ia tidak akan memiliki Badan Ruhani. Anak itu  walau memiliki tubuh manusia tapi sebenarnya intelegensi yang dimilikinya hanya setingkat Pitekanthropus. Anak manusia ini tidak akan bisa berbicara, berpikir dan beraktivitas sebagai manusia biasa. Orang mengatakan anak tersebut Cacat-mental atau  Idiot.