Sabtu, 18 Agustus 2012

Misteri Alam dan Manusia XIV



4.   Tentang Alam Semesta Menurut Al-Qur’an dan Sains

            Bermacam-macam teori dari pakar yang menghipotesiskan tentang kejadian alam semesta. Dalam karya ini penulis mencoba memberikan analisis menurut Al-qur’an dan Sains.
            Menurut Fred Hoyle semesta ini pada mulanya bukanlah kosong melompong melainkan berisi sejenis Gas yang disebut Gas-antar-bintang (intersteller-gas) dimana pernyataan ini sesuai pula menurut Al-Qur’an yang menyebutnya dengan istilah “Dukhan” yang artinya Gas panas (Q.S. 41: 11).
Gas itu amat renggang, kerenggangannya sedemikian rupa sehingga kalau gas itu dimuatkan kedalam kotak korek api hanya berisi 10.000 butir jika atom gas ini memadat seperti telah menjadi matahari, bila dimuatkan kedalam kotak korek api jumlahnya lebih kurang “Seratus-quardilliun (100.000.000.000.000.000.000.000.000) angka satu dengan dua puluh enam angka nol. Diantara zat yang mengisi intersteller gas itu adalah Hidrogen. Diduga Hidrogen merupakan zat asal, dan dugaan ini juga relevan dengan konsep Qur’an dimana alam semesta sebelum mewujud yang ada adalah ‘Arsy yang diatasnya adalah Al-Maa’ (Hidrogen).

Rasulullah bersabda:
“Yang ada hanya Allah, dan belum ada sesuatu apapun yang lain dari pada-Nya, dan ketika itu ‘Arsy-Nya diatas air, dan ditulis-Nya pada zikri segala sesuatu dan dijadikan-Nya langit dan Bumi” ( Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءْ……….
“Dan Dia-lah yamg telah menjadikan langit dan bumijagat raya dalam enam hari dan adalah ‘arsy-Nya diatas air…” (Q.S.11/ Hud : 7).

            Perkataan ‘Arsy secara harfiah bermakna: singgasana,  tapi jangan dianggap Allah itu punya tempat bersemayam, berupa singgasana seperti Raja yang duduk diatas takhta Kerajaannya, lalu persemayaman Allah itu terapung-apung diatas air, pemahaman ini dapat membawa kita kepada kesyirikan. ‘Arsy disini bermakna poros-energi kalau dalam dunia atom merupakan inti atom (nukleus). Ketika Allah melepaskan qudratnya dengan KUN maka energi NUUR Ilahi itu berubah menjadi Hidrogen. Yang merupakan zat asal. Karena itu dikatakan ‘Arsy Allah diatas air (Hidrogen), itu bukan berarti Singgasana Allah terapung-apung diatas air tetapi hidrogen itu pada mulanya meliputi semesta alam seolah olah ia membungkus ‘Arsy, karena semua energi itu mengorbit, thawaf mengelilingi ‘Arsy, seperti elektron yang megorbit mengelilingi proton (nukleus)nya. Pusaran Hidrogen yang amat dahsyat itu menjadi pusaran Gas yang bergerak dalam arus pusaran alam semesta.  Gas (Dukhon), itulah zat antar bintang (menurut pakar astronomi). Zat antar bintanglah yang berpengaruh di ruang angkasa, ia menguasai gerak bintang, menguasai kejadiannya dan pertumbuhannya. Maka hampir semua pakar fisika menduga Hidrogen inilah menjadi bahan pokok kejadian bintang-bintang.
            Ketika peristiwa awal yang diceritakan itu sebutir bintangpun belum ada didalam jagat , hanya Hidrogen ini. Gas ini tidaklah diam begitu saja mengapung seperti awan tapi ia bergerak dan berputar dengan gerakan yang amat dahsyat sehingga menimbulkan riak dan gelombang alam dalam satu putaran gas yang maha luas daerahnya. Gas itu tidaklah begitu saja melaju berputar dengan tidak ada hambatan dan tahanan-tahanan. Maka ketika arus gas tertahan dan tersekat lalu berubah arah, ia berputar membentuk pusaran gas yang baru. Pusaran gas ini semakin lama semakin besar dan semakin padat pula. Didalam pusaran ini sudah barang tentu terjadi panas yang tinggi akibat adanya atom-atom yang terjepit dalam calon bintang ini. Kian terjepit kian kecil pula volumenya maka semakin tinggi temperaturnya. Setelah volumenya itu menciut lebih kurang semiliar kali maka titik panasnyapun mencapai jutaan derajat Celsius, sehingga terjadilah letupan api alam semesta yang dahsyat, yaitu gumpalan raksasa yang menyala. Bila panas itu mencapai dua juta derajat celsius maka mulailah berlangsung “transmutasi” atom-atom. Benteng Hidrogen ini menjadi terbuka maka suatu proton bebas masuk kedalam inti Hidrogen dan bersarang disana, maka mewujudlah atom baru yaitu Atom dengan dua proton yang memiliki satu elektron, atom ini adalah suatu isotop dari Helium. Akibat adanya transmutasi ini maka keluar sinar dan panas yang bertambah-tambah tingginya pada calon bintang tadi. Dengan panas yang amat tinggi ini mengakibatkan semakin cepatnya proses transmutasi. Maka menjadilah sinar panas kesekelilingnya. Melalui masa yang panjang memadatlah pusaran itu menjadi padatan yang bernyala nyala yang kita menamakannya ”matahari”. Pusaran gas ini bukan hanya satu malah tak terhingga lalu mengelompok dalam satu arus pusaran yang amat besar membentuk “Galaksi-galaksi”. Galaksi-galaksi mengelempok pula dalam satu pusaran yang amat besar lagi, menjadi “rumpun galaksi”. Rumpun-rumpun galaksi ini megelompok lagi dalam pusaran yang maha-besar menjadi “Alam-galaksi”, demikian seterusnya dan alam berekspansi terus,tak akan berhenti ( Allahu Akbar ).
Kemudian beberapa partikel matahari terpelanting dari porosnya dalam suatu ledakan, partikel ini lama-lama mendingin lalu menjadi satelit matahari disebut: planet. Diantara sekian banyak matahari dalam jagat ini , satu di antaranya adalah matahari kita, dan diantara sekian banyak planet yang mengorbit mengelilingi Matahari itu satu diantaranya adalah Bumi kita yang molek.

4.1.      Langit Jagat Raya

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ .وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ 
            “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya (47) Dan bumi itu Kami hamparkan maka Kamilah  sebaik baik yang menghamparkan ( 48))” ( QS 51/ Adz-Dzariyat :47, 48 )

               Kata Langit diayat ini menunjukkan Alam-Jagat-Raya, kalau yang dimaksud Langit Alam Gaib, Al-Quran menyebutnya dengan kata : “ Sab’a- Samawaat”  kerena langit gaib itu tujuh tingkat, langit yang dinaiki Nabi Muhammad ketika Mi’raj,  langit itu ada penjaganya Malaikat  dilangit itu Nabi Muhamad berjumpa dengan Nabi nabi yang sudah wafat berarti langit itu adalah :“Alam-Barzakh”, kalau Langit Jagat Raya ini isinya Bintang-bintang (galaksi ) tak terhitung banyaknya, planet, mateor dan debu angkasa,  yang tak terkatakan lagi.  Pada ayat  tadi ada kata  “Wassamaa’a”  yang bermakna  langit  dalam bentuk tunggal,  tidak dikatakan Sab’a Samawaat kerena yang dimaksud  adalah langit  jagat raya yang tidak berlapis lapis. Memang ada juga ayat yang menggunakan kata Samawaat bentuk jamak yang bermakna jagat raya, tapi ayat tersebut punya ciri yang bersifat khusus yaitu ada diselipkan “ bahwa dilangit itu ada matahari”.Lagi pula dalam ayat 48 itu ada kata “Al-Ardh” (bumi) yang dimaksud adalah Bumi kita dimana dalam bumi itu ada Nabi Muhammad yang diajak Allah berbicara. Kata Samawaat ( dalam bentuk jamak ) dipakai untuk menjelaskan jagat raya, kerena langit jagat raya itu dari segi keluasannya ada tujuh tingkatan, bukan berlapis lapis atau bertingkat-tingkat ( akan diuraikan  dalam bab ini ).
              Jadi  istilah  “ Tujuh petala langit” didalam Al-Quran, adalah untuk menjelaskan bahwa Langit Alam Gaib tujuh lapis, bukan Langit Jagat Raya yang tak ada tepinya yang tujuh lapis. Menurut kajian Astronomi Langit Jagat Raya tidak ada dinding pembatas, tembus kemana saja sampai keujung yang tak ada ujungnya. Hanya saja kalau dibagi menuirut  keluasannya dari langit yang membungkus bumi, langit yang dilewati Solar Sistem, langit yang ditempuh Galaksi dalam perjalanan mengelilingi porosnya dan seterusnya Langit Jagat Raya itu dikenal juga dalam tujuh tingkatan keluasannya dapat juga disebut dengan istilah “ Langit jagat raya tujuh lapis “ ( akan dijelaskan berikut )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar