Kamis, 16 Agustus 2012

Misteri Alam dan Manusia XIII


3.5.Intelengensi Universal

NUUR-ALLAH ini berlapis-lapis sebagaimana yang difirmankan Allah: “NUURUN ’ala NUURIN”. ( QS.24 : 35 ). Allah mengumpamakan Nur itu bagai “lampu-dalam semprong”.  NUUR yang berlapis-lapis ini memancar kerena semprong kaca yang terlihat bercahaya padahal yang bercahaya itu adalah api yang marak dalam semprong-kaca. Cahaya NUUR Allah ini meliputi seluruh alam sehingga menjadi sebab adanya alam. yang berisi kecerdasan, akal-pertama kata Al-Farabi, yang Aristoteles mengenalnya dengan sebutan Actus-Purus/The First-intelect, yang dalam istilah lain disebut : “Intelegensi-Universal”:
         Rasullullah bersabda:
  “Awal pertama diciptakan Allah adalah “aqal” ( intelegensi) lalu Allah berfirman:”Menghadaplah kepada-Ku!” maka akal itupun menghadap. Allah berfirman lagi: “Putarlah badanmu!”, maka akal itupun berputar, lalu Allah berfirman: “Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak  ada Aku jadikan makhluk yang lebih mulia dari padamu. Dengan engkau Ku-ambil pertanggungjawaban, dengan engkau pula Ku-berikan ia (kemampuan berpikir ), dengan engkau Ku-berikan pahala, dengan engkau ku-jatuhkan hukuman” (Ihya-ulumu’ddin, Iman Ghazali, terjemahan Maisir Thaib dan A. Taher Hamidy, hal 253)

            Intelegensi Universal yang dalam Al-Qur’an dan Hadit disebut Al-Qalam. Al-Qalam adalah aqal murni, inilah anugerah untuk perlengkapan manusia yang luar biasa menyebabkan manusia itu menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lainnya. Dalam hadits ada disebutkan bahwa:  ما خلق الله القلم "   ان اول "    ( Sesungguhnya yang mula-mula sekali dijadikan Allah adalah Al-Qolam, Hadits riwayat Turmizy dan Abu Dawud )
Di Hadits yang lain ada dikatakan      اول ما خلق الله العقل. ( Yang mula mula sekali dijadikan Allah adalah “Aqal ) Jadi yang mula mula dijadikan Allah sebelum ada Bumi jagat-raya dan tujuh langit gaib adalah Al-Qolam atau Al-‘Aql. , yang dalam kajian Metafisika disebut : Intelegensi-Universal, atau akal pertama
Akal pertama itu keluar memancar dari Inti-Alam-Ruhani lalu menjadi bahagian Kulit Alam Ruhani (seperti kedudukan elektron terhadap nukleusnya). Jadi intelegensi  ( kecerdasan) itu ada dan menyatu dalam alam ruhani sesuai tingkatannya seperti yang disebutkan diatas yang kapasitasnya sesuai dengan nama tingkatan alam Ruhani tersebut. Misalnya : Ruh jamadi diantara kecerdasannya adalah sebagai sebab adanya materi dengan intelegensi yang ada didalamnya ia punya kesadaran untuk patuh pada aturan hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qaadir seperti fungsi proton yang positip, fungsi netron yang netral dan fungsi elektron yang negatif dan targetnya hanya mewujudkan adanya materi dan finalnya ada saat kehancurannya. Intelegensi di alam ruh Nabati selain memiliki Ruh Jamadi memiliki  juga daya bertumbuh berkembang sebagai sebab adanya tumbuh-tumbuhan maka penuhlah bumi dengan aneka macam tumbuhan dengan target  bertumbuh, berkembang, berbunga dan berbuah dan finalnya mati. Ruh tingkat Hewani, selain memiliki daya Jamadi dan Nabati juga memilki daya sebagai sebab adanya hewan,  yang meluapkan hawa nafsu sehingga semua makhluk tingkat hewan itu berkemauan, berkeinginan dan berkehendak. Maka penuhlah bumi dengan makhluk hewan  aneka ragam dari binatang satu sel hingga hewan yang mirip manusia. Ditingkat Insani selain memilki tiga daya dibawahnya juga memilki kemampuan intelektual/rasio. Energi ruh ini menyentuh alam manusia maka berakhirlah  evolusi hewan hingga ketingkat makhluk Homo Erektus dan yang setingkatnya dan menurunkan manusia Homo-sapien dibumi dengan bermacam macam Ras, ada Negroid ( di Afrika ) Kaukasoid ( di Eropa ) Australoid  ( di Australia ) Mongolid   ( belahan bumi bagian Timur ) empat golongan ini menjadi induk bangsa bangsa didunia. Intelegensi Ruh diatas Insani yaitu : Ruhani, Rahmani dan Rabbani adalah kecerdasan yang tidak terbatas, tidak terhingga akan menyentuh terus pada kehidupan manusia yang pasti tingkatan Ruhani,Rahmani dan Rabbani memiliki intelegensi tak terhingga maka kalau ada manusia yang dikuasai Ruhaninya ( seperti Musa ) ia bisa membelah laut, dibakar malah kedinginan ( Ibrahim ) dapat menghidupakan orang yang sudah mati ( Isa ) Maka berenanglah alam ruh yang bermuatan intelegensi-universal ini     ( bertashbih ) yang dalam Hadits disebut namanya langit I, II, III, IV, V, VI, VII, mengelilingi ‘Arsy-Allah dengan cara ber-thawaf (mengorbit). Kerena kwalitas kecerdasan ( akal ) itu bertingkat-tingkat, maka intelegensi tingkat Jamadi menyentuh alam materi sehingga dengan sebab itu terjadi proses kimia (seperti persenyawaan Metana, Amonia, Hidrogen dan Oksigen yang bereaksi membentuk zat hidup. Kemampuan bereaksi itu disebabkan kerena adanya akal jamadi dalam materi itu. Intelelegensi/kecerdasan ada dalam alam Nabati sehingga tumbuhan berbunga dengan warna-warni, berbau harum, maka seranggapun terpanggil datang. Kedatangan serangga itu menjadi penyebab terjadinya perkawinan tepung sari dan buahpun mewujud. Intelegensi/kecerdasan ada pada  Alam Hewani  menyebabkan  binatang masing-masing memiliki keterampilan khusus untuk mempertahankan diri dari pemangsa dan untuk meneruskan keturunanya. Ada binatang yang dapat terbang, ada yang mampu berenang , ada yang memiliki suara merdu, malah ada yang bisa meniru suara makhluk lain. Kecerdasan ini tidak diperolehnya melalui pembelajaran atau pengalaman akan tetapi tumbuh dengan sendirinya karena memang sudah menjadi miliknya. Binatang lahir diberi ilmu langsung oleh Allah sementara Manusia harus mencari ilmu kalau tidak hidup manusia lebih rendah dari binatang. Intelegensi itu ada dalam Alam Insani ada dalam diri manusia yang membuat manusia bisa berpikir, berkarya, mendapatkan ilham / insfirasi, menemukan penemuan baru, terus menerus sepanjang zaman sehingga dunia menjadi maju dan peradaban semakin tinggi, kemudian sesudah itu banyak diantara manusia yang lupa kepada Khaliknya, jadi pendurhaka pengikut  Iblis. Begitulah intelegensi universal itu bertingkat tingkat kecerdasannya dari wujud kecerdasan benda mati hingga kecerdasan manusia
Tidak terlalu berlebihan kalau penulis mengatakan seluruh tingkatan alam ini hidup dan berakal, yang berbeda hanyalah kadar daya hidup dan kadar akalnya yang tidak sama. Intelegensi yang dimiliki ulat dan intelegensi yang dimiliki manusia itu adalah intelegensi yang sama, yang berbeda hanyalah besar dayanya. Kita mengatakan bahwa bumi dan benda langit yang lain adalah benda mati, padahal bukan. Sebuah batu kita sebut benda mati sebenarya adalah makhluk hidup. Marilah kita teliti benar-benar secara ilmiah. Batu itu kalau kita hancurkan ia akan menjadi tepung, kalau dihancurkan lagi akan menjadi molekul. Kalau molekul ini dihancurkan lagi akan menjadi atom.
Atom itu kalau kita hancurkan lagi akan menjadi “yang immateri” (bukan benda). Ia akan berubah menjadi proton, elektron dan neutron. Proton dan Netron diam sebagai inti sementara elektronnya bergerak terus didalam atom, didalam batu ada gerak, gerak adalah tanda kehidupan. Jadi didalam batu yang kita katakan mati ada daya, ada nyawa. Bukankah batu itu sebenarnya makhluk hidup? Alam berserta isinya ini (bumi dan benda langit lainnya) ada yang disebut galaksi, ada yang disebut solar sistem ada yang dinamakan planet atau satelit. Benda-benda langit ini bergerak secara teratur, tidak berbenturan, ini menunjukkan adanya akal yang mengisi alam semesta ini dan juga mengisi benda benda langit itu sehingga mereka  mengenal hukum dan tunduk kepada aturan Sunnatu’llah. Kenapa penulis mengatakan benda mati adalah makhluk hidup? Bukankah Allah pernah berdialog dengan langit dan bumi ? ( baca Q.S.41/Fush-shilat :11 ):

“Kemudian Allah mengarah pada langit dan langit ketika itu hanya berbentuk gas maka berfirman Allah kepada langit itu dan juga kepada Bumi (yang sudah jadi) Datanglah kamu kedua duanya (bumi dan langit) dengan taat (patuh) atau terpaksa, keduanya menjawab: “Kami berdua datang dengan taat” (11).
 .
Tumbuh-tumbuhan, kita kenal sebagai makhluk hidup yang tidak berakal, pengenalan ini juga masih salah. Tumbuhan-tumbuhan juga berakal tapi kecerdasan yang dimilikinya hanya kecerdasan tingkat nabati. Mari kita renungkan secuil kisah dibawah ini :

Setangkai bunga berwarna merah tumbuh mekar di hutan balantara. Warnanya yang indah itu berpadu dengan aromanya yang harum, seolah-olah memanggil kupu dan lebah datang untuk menghisap sarinya yang manis. Ketika itu matahari memancarkan cahaya keemasan, sang bunga merah bertambah mekar, seperti dara manis cantik tersipu malu. Dari kejauhan sepasang lebah sedang terbang melayang-layang. Ketika pandangannya menangkap warna merahnya sang bunga, ia pun berbisik pada kekasihnya: “Amboi, cantiknya bunga itu, pastilah sarinya mengandung madu”. “Alangkah nikmatnya, mari kita kesana” balas kekasihnya itu. Merekapun mengepakkan sayap membelah udara, mendengung-dengung dan hinggap dibunga yang mekar, sambil bergumam: “Oi, bodohnya engkau wahai bunga, kalau engkau tidak membuat warnamu yang cantik serta aroma yang harum, kami tidak akan mendapatkanmu disini”. Kedua lebah itupun hinggap dan menghisap tepung sari yang manis dan setelah puas merekapun terbang lagi melayang-layang lalu lenyap dibalik semak-belukar. Si bunga mekarpun tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri: “Sebenarnya kalian yang bodoh dan telah kubodohi. Aku sengaja membuat warna cantik merah menggoda, sengaja mengeluarkan aroma wangi, agar kalian terpanggil datang. Dengan kedatangan kalian maka tepung sariku dapat bercampur. Ini yang kuharapkan agar terjadi perkawinan tepung sariku kerena aku tak mampu mengawinkan sendiri, kelak aku akan dapat melahirkan  buah sehingga generasiku dapat tumbuh lagi berkesinambungan”.

Dengan cerita  ini penulis bermaksud sekedar menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan juga punya kecerdasan. Pada hewan-hewan intelegensi ini terlihat lebih jelas, seperti kecerdasan yang dimiliki burung tempua ( burung mayar ) yang mampu membuat sarangnya yang unik. Sejak dahulu kala hingga saat ini sarang burung tersebut tetap sama bentuknya terjuntai di ujung pelepah kelapa seperti digantungkan dengan bagian tengah sarang menggelembung dan pintu masuk dari bawah. Rumah yang artistik ini sengaja dibuat demikian untuk menghindarkan binatang yang suka mencuri telur atau memakan anaknya. Kecerdasan yang dimiliki laba-laba yang mampu menciptakan benang sutra dari getah beningnya lalu dengan benang yang unik itu dia membuat jaring, jaring itu untuk menjerat binatang kecil yang lewat kerena jaringnya diberi bergetah tapi ada diantara benangnya yang tidak bergetah untuk dilaluinya ketika ia menangkap mangsanya yang terjerat, namun laba-laba tak pernah terjerat oleh getah jaringnya sndiri. Para Nabi-nabi, para Filosof telah merasakan adanya intelegensi ini. Albert Einstein mengatakan: “Tidak perlu disangsikan lagi, ada hukum tata-atur dialam semesta ini” . Pendapat ini didukung oleh ahli-ahli Fisika lain seperti Jeans, Eddington, Milikan dan lain-lainnya. Bukti-bukti adanya kekuatan intelegensi-kosmis atau intelegensi universal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a.      Adanya bahagian terkecil dari materi yang mempunyai energi yang netral, tarik menarik, dan tolak menolak sehingga hanya dengan kekuatan ini tercipta nomor urut atom tersusun jumlah massa atom, berat atom yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga mewujudlah materi, yang sesungguhnya, alam materi itu berjiwa. Atom-atom dapat saling berpasangan (kawin) dan melahirkan bentuk-bentuk atom baru tetapi semua ini tidak disadari manusia. Orang awam hanya menilai dengan pikiran dangkal kalau dikatakan semua benda ciptaan Tuhan berjiwa tentu mereka mengatakan “itu pendapat orang gila” Padahal benda mati seperti batu didalamnya ada yang bergerak, tetapi yang bergerak itu elektronnya yang tak dapat dilihat dengan mata.Elektron itu merupakan jiwa dari benda ( materi/jamadat ) tersebut
b.      Adanya daya bertumbuh, setiap tanaman yang tumbuh mengikuti suatu rencana yang teratur menurut hukumnya. Akan tetapi intelegensi ini sangat rendah sehingga kekuatan ini tidak sanggup mengubah nasibnya walau tanaman itu juga telah berusaha membela diri dengan durinya, dengan buahnya yang beracun padahal tanaman juga mampu menyesuaikan diri dengan kodrat alam dibawahnya.seperti pohon belukar yang hidup berdampingan dengan pohon-pohon besar, si belukar tumbuh tinggi kerena dia juga ingin mencium bau matahari. Tapi tanaman tak dapat merobah nasibnya  misalnya, pohon kelapa yang sudah diprogram Allah menjadi tanaman pantai maka buah kelapa juga diprogram  mempunyai sabut, yang kalau buah kelapa jatuh kelaut akan timbul dan kalau suatu ketika terdampar disebuah pulau, kelapa akan tumbuh disana. Akan tetapi setelah peradaban manusia bertambah tinggi orang menanam kelapa didataran tinggi atau dipegunungan, kelapa tetap saja berbuah dengan berbalut sabut, padahal pohon kelapa itu jauh dari pantai semestinya tidak perlu lagi buah kelapa bersabut tapi pohon kelapa tidak sanggup menguak takdirnya, hanya manusia yang sanggup ( akan diuraikan lebih mendetail dalam buku : “Menguak Takdir” )
c.       Adanya daya yang lebih tinggi dari daya tumbuhan, yaitu hewan-hewan yang mempunyai kemampuan lebih dari tumbuhan, sehingga hewan dapat menundukkan lingkungannya dan makhluk yang dibawahnya yaitu   tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan juga memiliki energi bertumbuh sehingga hewan bertambah besar seperti tanaman tapi hewan dapat berpindah tempat, kerena intelegensinya melebihi tumbuh-tumbuhan. Intelegensi ini berkembang secara evolusi sehingga makhluk hewan itu berkembang dari tingkat paling rendah hingga tingkat yang lebih tinggi, berupa mamalia dan monyet yang menyerupai manusia ( Pithek-anthropus ).
d.      Yang sangat menakjubkan munculnya manusia di planet bumi ini setelah bumi kita lengkap dengan segala perlengkapan hidup  (ada migas dan mineral dalam perut bumi, ada tumbuhan dan hewan diatas permukaan bumi ). Ini dikerenakan Allah  memberi mandat kepada manusia  “ bahwa manusia harus menjadi khalifah Allah dibumi “ Manusialah sebagai tumpuan perwujudan Intelegensi itu. 
        
(Dalam  Metafisika istilah proton, netron dan elektron berubah menjadi Bio-proton, Bio-netron dan Bio-elektron yang semuanya disingkat menjadi Bion = energi hidup. Untuk membedakan sifatnya proton atau netron maka selanjutnaya disebut : Bion-p ( energi hidup yang positip). Bion-n = energi hidup yang netral, Bion-e = energi hidup yang negatif )

Catatan

Macam-macam Kausa (sebab ) yang menyusun diri makhluk
        No
Nama Kausa
    Fungsi Kausa
Jenis Energi
1
Kausa Moven
Sebab gerak
Proton atau Bion-p
2
Kausa Effisien
Sebab menjadi/berguna
Proton atau Bion-p
3
Kausa Materialis
Sebab membenda
Netron atau Bion-n
4
Kausa Formalis
Sebab bentuk/rupa
Elektron atau Bion-e
5
Kausa Finalis
Sebab pembatasan daya
Idem
6
Kausa Generis
Sebab bertumbuh/membiak
Idem
   7
Kausa Voluntaris
Sebab kemauan/kehendak
Idem
   8
Kausa Sosialis
Sebab mewujudnya hubungan sosial / kelompok
Idem
   9
Kausa Supra Rasionalis
Sebab kemampuan mendapat   ilham / insfirasi/ daya cipta
Idem
 10
Kausa Spritualis
Sebab kemampuan spritual
Idem
 11
Kausa Supra Spritualis
Sebab kemampuan menerima wahyu
 Idem
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar