3.5.Intelengensi Universal
NUUR-ALLAH
ini berlapis-lapis sebagaimana yang difirmankan Allah: “NUURUN ’ala NUURIN”.
( QS.24 : 35 ). Allah mengumpamakan Nur itu bagai “lampu-dalam semprong”. NUUR yang berlapis-lapis ini memancar kerena
semprong kaca yang terlihat bercahaya padahal yang bercahaya itu adalah api
yang marak dalam semprong-kaca. Cahaya NUUR Allah ini meliputi seluruh alam
sehingga menjadi sebab adanya alam. yang berisi kecerdasan, akal-pertama
kata Al-Farabi, yang Aristoteles mengenalnya dengan sebutan Actus-Purus/The
First-intelect, yang dalam istilah lain disebut :
“Intelegensi-Universal”:
Rasullullah bersabda:
“Awal pertama diciptakan Allah adalah “aqal” ( intelegensi) lalu Allah
berfirman:”Menghadaplah kepada-Ku!” maka akal itupun menghadap. Allah berfirman
lagi: “Putarlah badanmu!”, maka akal itupun berputar, lalu Allah berfirman:
“Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, tidak
ada Aku jadikan makhluk yang lebih mulia dari padamu. Dengan engkau
Ku-ambil pertanggungjawaban, dengan engkau pula Ku-berikan ia (kemampuan
berpikir ), dengan engkau Ku-berikan pahala, dengan engkau ku-jatuhkan hukuman”
(Ihya-ulumu’ddin, Iman Ghazali, terjemahan Maisir Thaib dan A. Taher Hamidy,
hal 253)
Intelegensi
Universal yang dalam Al-Qur’an dan Hadit disebut Al-Qalam. Al-Qalam
adalah aqal murni, inilah anugerah untuk perlengkapan manusia yang luar biasa
menyebabkan manusia itu menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lainnya. Dalam
hadits ada disebutkan bahwa: ما خلق الله القلم " ان اول " ( Sesungguhnya yang mula-mula sekali
dijadikan Allah adalah Al-Qolam, Hadits riwayat Turmizy dan Abu Dawud )
Di Hadits yang lain ada
dikatakan “ اول ما خلق الله العقل“. ( Yang
mula mula sekali dijadikan Allah adalah “Aqal ) Jadi yang mula
mula dijadikan Allah sebelum ada Bumi jagat-raya dan tujuh langit gaib adalah Al-Qolam
atau Al-‘Aql. , yang dalam kajian Metafisika disebut :
Intelegensi-Universal, atau akal pertama
Akal pertama itu keluar memancar
dari Inti-Alam-Ruhani lalu menjadi bahagian Kulit Alam Ruhani (seperti
kedudukan elektron terhadap nukleusnya). Jadi intelegensi ( kecerdasan) itu ada dan menyatu dalam alam
ruhani sesuai tingkatannya seperti yang disebutkan diatas yang kapasitasnya sesuai
dengan nama tingkatan alam Ruhani tersebut. Misalnya : Ruh jamadi diantara kecerdasannya
adalah sebagai sebab adanya materi dengan intelegensi yang ada didalamnya ia punya
kesadaran untuk patuh pada aturan hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qaadir seperti
fungsi proton yang positip, fungsi netron yang netral dan fungsi elektron yang
negatif dan targetnya hanya mewujudkan adanya materi dan finalnya ada saat kehancurannya.
Intelegensi di alam ruh Nabati selain memiliki Ruh Jamadi memiliki juga daya bertumbuh berkembang sebagai sebab
adanya tumbuh-tumbuhan maka penuhlah bumi dengan aneka macam tumbuhan dengan
target bertumbuh, berkembang, berbunga
dan berbuah dan finalnya mati. Ruh tingkat Hewani, selain memiliki daya Jamadi
dan Nabati juga memilki daya sebagai sebab adanya hewan, yang meluapkan hawa nafsu sehingga semua makhluk
tingkat hewan itu berkemauan, berkeinginan dan berkehendak. Maka penuhlah bumi
dengan makhluk hewan aneka ragam dari
binatang satu sel hingga hewan yang mirip manusia. Ditingkat Insani selain memilki tiga daya
dibawahnya juga memilki kemampuan intelektual/rasio. Energi ruh ini menyentuh
alam manusia maka berakhirlah evolusi hewan
hingga ketingkat makhluk Homo Erektus dan yang setingkatnya dan menurunkan
manusia Homo-sapien dibumi dengan bermacam macam Ras, ada Negroid ( di Afrika )
Kaukasoid ( di Eropa ) Australoid ( di
Australia ) Mongolid ( belahan bumi
bagian Timur ) empat golongan ini menjadi induk bangsa bangsa didunia. Intelegensi
Ruh diatas Insani yaitu : Ruhani, Rahmani dan Rabbani adalah kecerdasan yang
tidak terbatas, tidak terhingga akan menyentuh terus pada kehidupan manusia
yang pasti tingkatan Ruhani,Rahmani dan Rabbani memiliki intelegensi tak
terhingga maka kalau ada manusia yang dikuasai Ruhaninya ( seperti Musa ) ia bisa
membelah laut, dibakar malah kedinginan ( Ibrahim ) dapat menghidupakan orang
yang sudah mati ( Isa ) Maka berenanglah
alam ruh yang bermuatan intelegensi-universal ini (
bertashbih ) yang dalam Hadits disebut namanya langit I, II, III, IV, V, VI, VII,
mengelilingi ‘Arsy-Allah dengan cara ber-thawaf (mengorbit). Kerena kwalitas kecerdasan
( akal ) itu bertingkat-tingkat, maka intelegensi tingkat Jamadi menyentuh alam
materi sehingga dengan sebab itu terjadi proses kimia (seperti persenyawaan
Metana, Amonia, Hidrogen dan Oksigen yang bereaksi membentuk zat hidup.
Kemampuan bereaksi itu disebabkan kerena adanya akal jamadi dalam materi itu.
Intelelegensi/kecerdasan ada dalam alam Nabati sehingga tumbuhan berbunga
dengan warna-warni, berbau harum, maka seranggapun terpanggil datang. Kedatangan
serangga itu menjadi penyebab terjadinya perkawinan tepung sari dan buahpun
mewujud. Intelegensi/kecerdasan ada pada Alam Hewani
menyebabkan binatang masing-masing
memiliki keterampilan khusus untuk mempertahankan diri dari pemangsa dan untuk
meneruskan keturunanya. Ada binatang yang dapat terbang, ada yang mampu
berenang , ada yang memiliki suara merdu, malah ada yang bisa meniru suara
makhluk lain. Kecerdasan ini tidak diperolehnya melalui pembelajaran atau
pengalaman akan tetapi tumbuh dengan sendirinya karena memang sudah menjadi
miliknya. Binatang lahir diberi ilmu langsung oleh Allah sementara Manusia
harus mencari ilmu kalau tidak hidup manusia lebih rendah dari binatang.
Intelegensi itu ada dalam Alam Insani ada dalam diri manusia yang membuat
manusia bisa berpikir, berkarya, mendapatkan ilham / insfirasi, menemukan
penemuan baru, terus menerus sepanjang zaman sehingga dunia menjadi maju dan
peradaban semakin tinggi, kemudian sesudah itu banyak diantara manusia yang lupa
kepada Khaliknya, jadi pendurhaka pengikut
Iblis. Begitulah intelegensi universal itu bertingkat tingkat
kecerdasannya dari wujud kecerdasan benda mati hingga kecerdasan manusia
Tidak terlalu berlebihan kalau penulis mengatakan
seluruh tingkatan alam ini hidup dan berakal, yang berbeda hanyalah kadar daya
hidup dan kadar akalnya yang tidak sama. Intelegensi yang dimiliki ulat dan
intelegensi yang dimiliki manusia itu adalah intelegensi yang sama, yang
berbeda hanyalah besar dayanya. Kita mengatakan bahwa bumi dan benda langit
yang lain adalah benda mati, padahal bukan. Sebuah batu kita sebut benda mati
sebenarya adalah makhluk hidup. Marilah kita teliti benar-benar secara ilmiah.
Batu itu kalau kita hancurkan ia akan menjadi tepung, kalau dihancurkan lagi
akan menjadi molekul. Kalau molekul ini dihancurkan lagi akan menjadi atom.
Atom itu kalau kita hancurkan lagi akan menjadi
“yang immateri” (bukan benda). Ia akan berubah menjadi proton, elektron dan
neutron. Proton dan Netron diam sebagai inti sementara elektronnya bergerak
terus didalam atom, didalam batu ada gerak, gerak adalah tanda kehidupan. Jadi
didalam batu yang kita katakan mati ada daya, ada nyawa. Bukankah batu itu
sebenarnya makhluk hidup? Alam berserta isinya ini (bumi dan benda langit
lainnya) ada yang disebut galaksi, ada yang disebut solar sistem ada yang
dinamakan planet atau satelit. Benda-benda langit ini bergerak secara teratur,
tidak berbenturan, ini menunjukkan adanya akal yang mengisi alam semesta ini dan
juga mengisi benda benda langit itu sehingga mereka mengenal hukum dan tunduk kepada aturan
Sunnatu’llah. Kenapa penulis mengatakan benda mati adalah makhluk hidup?
Bukankah Allah pernah berdialog dengan langit dan bumi ? ( baca Q.S.41/Fush-shilat
:11 ):
“Kemudian Allah mengarah pada langit dan langit
ketika itu hanya berbentuk gas maka berfirman Allah kepada langit itu dan juga
kepada Bumi (yang sudah jadi) Datanglah kamu kedua duanya (bumi dan langit)
dengan taat (patuh) atau terpaksa, keduanya menjawab: “Kami berdua datang
dengan taat” (11).
.
Tumbuh-tumbuhan, kita kenal sebagai makhluk hidup yang tidak berakal, pengenalan
ini juga masih salah. Tumbuhan-tumbuhan juga berakal tapi kecerdasan yang
dimilikinya hanya kecerdasan tingkat nabati. Mari kita renungkan secuil kisah
dibawah ini :
Setangkai bunga berwarna merah tumbuh mekar di
hutan balantara. Warnanya yang indah itu berpadu dengan aromanya yang harum,
seolah-olah memanggil kupu dan lebah datang untuk menghisap sarinya yang manis.
Ketika itu matahari memancarkan cahaya keemasan, sang bunga merah bertambah
mekar, seperti dara manis cantik tersipu malu. Dari kejauhan sepasang lebah
sedang terbang melayang-layang. Ketika pandangannya menangkap warna merahnya
sang bunga, ia pun berbisik pada kekasihnya: “Amboi, cantiknya bunga itu,
pastilah sarinya mengandung madu”. “Alangkah nikmatnya, mari kita kesana” balas
kekasihnya itu. Merekapun mengepakkan sayap membelah udara, mendengung-dengung
dan hinggap dibunga yang mekar, sambil bergumam: “Oi, bodohnya engkau wahai
bunga, kalau engkau tidak membuat warnamu yang cantik serta aroma yang harum,
kami tidak akan mendapatkanmu disini”. Kedua lebah itupun hinggap dan menghisap
tepung sari yang manis dan setelah puas merekapun terbang lagi melayang-layang
lalu lenyap dibalik semak-belukar. Si bunga mekarpun tersenyum dan berkata pada
dirinya sendiri: “Sebenarnya kalian yang bodoh dan telah kubodohi. Aku sengaja
membuat warna cantik merah menggoda, sengaja mengeluarkan aroma wangi, agar
kalian terpanggil datang. Dengan kedatangan kalian maka tepung sariku dapat
bercampur. Ini yang kuharapkan agar terjadi perkawinan tepung sariku kerena aku
tak mampu mengawinkan sendiri, kelak aku akan dapat melahirkan buah sehingga generasiku dapat tumbuh lagi
berkesinambungan”.
Dengan cerita ini penulis bermaksud sekedar menyatakan bahwa
tumbuh-tumbuhan juga punya kecerdasan. Pada hewan-hewan intelegensi ini
terlihat lebih jelas, seperti kecerdasan yang dimiliki burung tempua ( burung
mayar ) yang mampu membuat sarangnya yang unik. Sejak dahulu kala hingga saat
ini sarang burung tersebut tetap sama bentuknya terjuntai di ujung pelepah
kelapa seperti digantungkan dengan bagian tengah sarang menggelembung dan pintu
masuk dari bawah. Rumah yang artistik ini sengaja dibuat demikian untuk
menghindarkan binatang yang suka mencuri telur atau memakan anaknya. Kecerdasan
yang dimiliki laba-laba yang mampu menciptakan benang sutra dari getah
beningnya lalu dengan benang yang unik itu dia membuat jaring, jaring itu untuk
menjerat binatang kecil yang lewat kerena jaringnya diberi bergetah tapi ada
diantara benangnya yang tidak bergetah untuk dilaluinya ketika ia menangkap
mangsanya yang terjerat, namun laba-laba tak pernah terjerat oleh getah jaringnya
sndiri. Para Nabi-nabi, para Filosof telah merasakan adanya intelegensi ini.
Albert Einstein mengatakan: “Tidak perlu disangsikan lagi, ada hukum
tata-atur dialam semesta ini” . Pendapat ini didukung oleh ahli-ahli Fisika lain seperti Jeans, Eddington,
Milikan dan lain-lainnya. Bukti-bukti adanya kekuatan intelegensi-kosmis atau
intelegensi universal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.
Adanya bahagian terkecil dari materi yang
mempunyai energi yang netral, tarik menarik, dan tolak menolak sehingga hanya
dengan kekuatan ini tercipta nomor urut atom tersusun jumlah massa atom, berat
atom yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga mewujudlah materi, yang
sesungguhnya, alam materi itu berjiwa. Atom-atom dapat saling berpasangan
(kawin) dan melahirkan bentuk-bentuk atom baru tetapi semua ini tidak disadari
manusia. Orang awam hanya menilai dengan pikiran dangkal kalau dikatakan semua
benda ciptaan Tuhan berjiwa tentu mereka mengatakan “itu pendapat orang
gila” Padahal benda mati seperti batu didalamnya ada yang bergerak, tetapi yang
bergerak itu elektronnya yang tak dapat dilihat dengan mata.Elektron itu
merupakan jiwa dari benda ( materi/jamadat ) tersebut
b.
Adanya daya bertumbuh, setiap tanaman yang tumbuh
mengikuti suatu rencana yang teratur menurut hukumnya. Akan tetapi intelegensi
ini sangat rendah sehingga kekuatan ini tidak sanggup mengubah nasibnya walau
tanaman itu juga telah berusaha membela diri dengan durinya, dengan buahnya
yang beracun padahal tanaman juga mampu menyesuaikan diri dengan kodrat alam
dibawahnya.seperti pohon belukar yang hidup berdampingan dengan pohon-pohon
besar, si belukar tumbuh tinggi kerena dia juga ingin mencium bau matahari.
Tapi tanaman tak dapat merobah nasibnya misalnya,
pohon kelapa yang sudah diprogram Allah menjadi tanaman pantai maka buah kelapa
juga diprogram mempunyai sabut, yang
kalau buah kelapa jatuh kelaut akan timbul dan kalau suatu ketika terdampar
disebuah pulau, kelapa akan tumbuh disana. Akan tetapi setelah peradaban manusia
bertambah tinggi orang menanam kelapa didataran tinggi atau dipegunungan,
kelapa tetap saja berbuah dengan berbalut sabut, padahal pohon kelapa itu jauh
dari pantai semestinya tidak perlu lagi buah kelapa bersabut tapi pohon kelapa
tidak sanggup menguak takdirnya, hanya manusia yang sanggup ( akan diuraikan
lebih mendetail dalam buku : “Menguak Takdir” )
c.
Adanya daya yang lebih tinggi dari daya tumbuhan,
yaitu hewan-hewan yang mempunyai kemampuan lebih dari tumbuhan, sehingga hewan
dapat menundukkan lingkungannya dan makhluk yang dibawahnya yaitu tumbuh-tumbuhan.
Hewan-hewan juga memiliki energi bertumbuh sehingga hewan bertambah besar seperti
tanaman tapi hewan dapat berpindah tempat, kerena intelegensinya melebihi
tumbuh-tumbuhan. Intelegensi ini berkembang secara evolusi sehingga makhluk
hewan itu berkembang dari tingkat paling rendah hingga tingkat yang lebih tinggi,
berupa mamalia dan monyet yang menyerupai manusia ( Pithek-anthropus ).
d.
Yang sangat menakjubkan munculnya manusia
di planet bumi ini setelah bumi kita lengkap dengan segala perlengkapan
hidup (ada migas dan mineral dalam perut
bumi, ada tumbuhan dan hewan diatas permukaan bumi ). Ini dikerenakan
Allah memberi mandat kepada manusia “ bahwa manusia harus menjadi khalifah
Allah dibumi “ Manusialah sebagai tumpuan perwujudan Intelegensi
itu.
(Dalam Metafisika istilah proton,
netron dan elektron berubah menjadi Bio-proton, Bio-netron dan Bio-elektron
yang semuanya disingkat menjadi Bion = energi hidup. Untuk membedakan
sifatnya proton atau netron maka selanjutnaya disebut : Bion-p (
energi hidup yang positip). Bion-n = energi hidup yang netral, Bion-e =
energi hidup yang negatif )
Catatan
Macam-macam
Kausa (sebab ) yang menyusun diri makhluk
No
|
Nama
Kausa
|
Fungsi Kausa
|
Jenis Energi
|
1
|
Kausa
Moven
|
Sebab
gerak
|
Proton
atau Bion-p
|
2
|
Kausa
Effisien
|
Sebab
menjadi/berguna
|
Proton
atau Bion-p
|
3
|
Kausa
Materialis
|
Sebab
membenda
|
Netron
atau Bion-n
|
4
|
Kausa
Formalis
|
Sebab
bentuk/rupa
|
Elektron
atau Bion-e
|
5
|
Kausa
Finalis
|
Sebab pembatasan daya
|
Idem
|
6
|
Kausa
Generis
|
Sebab bertumbuh/membiak
|
Idem
|
7
|
Kausa
Voluntaris
|
Sebab kemauan/kehendak
|
Idem
|
8
|
Kausa
Sosialis
|
Sebab mewujudnya
hubungan sosial / kelompok
|
Idem
|
9
|
Kausa Supra Rasionalis
|
Sebab
kemampuan mendapat ilham / insfirasi/ daya cipta
|
Idem
|
10
|
Kausa
Spritualis
|
Sebab kemampuan spritual
|
Idem
|
11
|
Kausa Supra Spritualis
|
Sebab kemampuan menerima wahyu
|
Idem
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar