3. MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI
3. 1. Modal Dasar Pembangunan
Sebelum Masyarakat Madani dilahirkan terlebih
dahulu diprioritaskan adalah membangun “Madinah” Istilah Madani atau Madinah
dalam tulisan ini mengambil nama
tempat pembangunan masyarakat Islam dimasa nabi Muhammad. Beliau memilih sebuah
desa yang bernama Yatsrib sebagai tempat pengkaderan umat yang kemudian menjadi Pusat Pendidikan, pusat
Da’wah penyebaran Islam, pusat Peradaban Islam. Desa tersebut berkembang pesat
lalu menjadi pusat perdagangan dan jadilah ia Ibukota Daulat Islam yang
bergelar Al-Madinatu’l Munawwarah ( Ibukota yang terang benderang )
Oleh karena itulah pantas nama Madinah diambil menjadi tempat pembentukan kader
Muslim yang militan, yang diharapkan akan melahirkan Masyarakat Madany ( Masyarakat beradab menurut Sunnah ). Memang
sudah menjadi ketentuan bahwa setiap pembangunan memerlukan perencanaan dan
modal-pembangunan, tanpa perencanaan dan modal, pembangunan tidak akan berhasil
baik. Walau perencanaan sudah mantap tapi modalnya kurang, pembangunan akan terbengkalai. Membangun
Madinah dimulai dari pembangunan Mayarakat-Madani yang dalam pembangunan Masyarakat-Madani itu Allah telah
merancangnya dan memberi modal dasar kepada umat Islam yaitu :
a. SUMBER DAYA ALAM (SDA) yang sangat kaya,
b. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) berupa kecerdasan / keterampilan dan
c. SUMBER DAYA HIDAYAH (SDH) sebagai petunjuk dan pedoman hidup
yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
a.
Sumber
Daya Alam
Modal dasar
pertama adalah : Allah menganugerahkan
kepada manusia khususnya orang-orang yang beriman berupa Sumber Daya Alam yang
berlimpah, ada di langit dan di bumi, sebagaimana yang telah difirmankan-Nya.
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ
سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي ْألاَرْضِ وَأَسْبَغَ عـَلَيْكُمْ
نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ
بِغَيْرِ عـِلْمٍ وَلا هُدًى وَلاَ كِتَابٍ مُنِيرٍ(0)
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
kamu apa saja yang ada di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmatnya baik yang zhahir maupun yang bathin, dan di antara manusia
ada yang membantah tentang Allah karena tidak berilmu, tidak mendapat hidayah
dan tidak ada kitab yang memberi penerangan” (Q.S. Luqman/ 31 : 20).
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى
ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالا
َرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(9)
“Jikalau sekiranya penduduk
sebuah negeri, mereka itu beriman dan bertaqwa, Kami akan bukakan untuk mereka
itu pintu berkah dari langit (COSMOSFERA) dan bumi (GEOSFERA) akan tetapi
mereka itu membohongi (dirinya) maka Kami cabut lagi berkah itu dari apa yang
pernah mereka usahakan” (Q.S.7 Al-A’raf : 96).
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا
فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ
وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ(1)
“Dan
Kami jadikan di antara mereka (umat) dan di antara suatu negeri dengan negeri
lain yang Kami telah limpahkan berkah padanya, negeri yang benar-benar mewujud
sebagai suatu negeri makmur yang telah Kami tetapkan harus ada hubungan (jalan)
untuk transportasi antara negeri itu tempuhlah oleh kamu jalan itu dengan rasa
aman baik malam maupun siang” (Q.S.34/As-Saba': 18).
Tiga ayat yang dikutip diatas menjelaskan kepada kita bahwa ada Sumber Daya Alam anugerah Allah di langit
dan ada dilingkungan bumi dan ada
diperoleh dari antara satu negeri dengan negeri lain. Tiga macam
bentuk Sumber Daya Alam itu, bila
diganti istilahnya dengan istilah ilmiah : SDA COSMOSFERA (Sumber Daya yang ada
dalam liputan alam semesta), SDA GEOSFERA (Sumber daya yang ada meliputi langit
dan bumi) , SDA EKOSFERA (Sumber Daya dari lingkungan semua materi yang
bermanfaat dan dapat dimanfaatkan yang didapati antar negeri).Tiga macam sumber
daya di negeri kita ini cukup berlimpah namun karena SDM manusia-nya rendah dan
lemah maka SDA yang berlimpah itu dimanfaatkan oleh orang luar (non Muslim) dan
kaum Muslimin hanya mendapatkan sisanya itupun kadang kadang sisa yang hanya
tinggal limbah, maka umat yang mengutip rizki dari limbah itu derajatnya
hanyalah setingkat pemulung. Maka Al-Qur’an selalu mengingatkan tentang
pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia yang potensinya cukup besar, ada
didalam diri, yang harus dikembangkan sesuai dengan lingkungan hidup dimana
manusia itu hidup. Firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا
بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ .....
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apapun keadaan pada
diri suatu kaum sebelum mereka mau merobah apa apa yang ada didalam dirinya
(SDM nya) "(Q.S. ar-Ra'ad [13]: 11)
Mengubah apa yang
ada didalam diri itu adalah mengubah kelemahan yang ada dalam diri dengan cara mengubah
cara bepikir dengan memperbanyak
pengalaman, mempertajam daya akal, memperbesar kemauan dan memacu semangat
melalui pelatihan pelatihan agar maju berpacu dengan perkembangan
peradaban manusia yang sekarang sedang menggelinding kearah gelobalisai. Apakah
umat Islam sudah siap ikut berapacu di era globalisasi ini?
b. Sumber
Daya Manusia
Untuk membicarakan Sumber
daya Manusia (SDM) kita memulai dasar kajiannya dengan perbandingan dunia
atom, supaya pembahasannya mempuyai acuan. Teori atom yang sudah
diteliti oleh pakar Pisika merupakan hukum dasar Sunnatullah,
dan hukum ini menjadi dasar proses menjadinya alam semesta ciptaan Allah.
Kalau
suatu materi dihancurkan ia akan menjadi tepung dan bila tepung itu dihancurkan
lagi akan menjadi molekul. Kalau molekul ini dihancurkan pula maka ia akan
menjadi materi yang takterbagi disebut atom. Jadi atom adalah bagian materi yang terkecil
sehingga tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Kalau atom
ini dilebur maka hilanglah sifat materinya dan ia berubah menjadi energi.
Jadi atom pada hakikatnya adalah merupakan padatan energi yang bermuatan
listrik positif, negatif dan netral. Yang psotif disebut proton, yang negatif
disebut elektron dan yang netral disebut neutron.
Proton dan neutron adalah
merupakan inti-atom sedangkan elektronnya itu dinamakan kulit-atom. Elektron itu mengorbit mengelilingi inti
atom, ada yang satu orbit, dua, tiga, empat, lima enam dan maksimal tujuh orbit.
Selain dari proton dan neutron di
dalam inti atom itu masih ada jenis lain yaitu positron yang
merupakan elektron tapi ia tidak menjadi kulit, ada lagi Meson
yaitu jenis inti yang bermuatan netral .yang gambaran dunia atom itu
adalah sebagai berikut :
Di tengah-tengah tiap atom terdapat
inti atom yang postip disebut proton bagi atom yang berinti tunggal
(seperti zat air) dan untuk yang berinti majemuk memiliki inti positif dan
netral yaitu: proton + netron, yang biarpun isinya kecil sekali namun
massanya bila dibandingkan dengan atom hampir seluruh massa atom itu seolah-olah dimiliki intinya.
Di sekeliling inti beredarlah elektron yang merupakan kulit atom yang
mengambil ruangan yang sama besarnya dengan satu proton tetapi massanya jauh lebih kecil
Sebagaimana yang sudah disebutkan
bahwa di dalam inti atom itu masih ada jenis lain yang bukan positif atau
negatif yang massanya sama dengan proton. Jenis ini disebut neutron yang
kadangkala di dalam inti jumlah neutron melebihi jumlah proton. Hal ini
ditakdirkan Allah agar proton yang saling tolak menolak dapat dinetralkan oleh
neutron itu. Di samping itu bila atom semakin besar maka semakin kuat kekuatan
positif inti dan kekuatan negatif dari kulit maka kekuatan yang netral harus lebih kuat maka
dibutuhkan neutron yang lebih didalam inti . Sebenarnya jenis energi di dalam
atom yang mula-mula mewujud adalah Neutron. Disebut Neutron
karena di dalamnya ada kandungan positif dan negatif yang setara. Neutronlah
yang membelah diri menjadi positif (proton) dan menjadi negatif (elektron).
Ketika Neutron membelah diri membuang elektronnya namun ada energi positif
terikut sehingga energi buangan ini tidak menjadi kulit karena positifnya lebih
besar maka disebut dengan nama Positif-elektron = Positron. Dalam proses
pembentukan kulit atom ini ada elektron yang dibuang yang bersamanya ikut
proton yang setara sehingga elektron ini menjadi bermuatan netral, maka disebut
pula namanya dengan Meson (
Meso-elektron = mesotron =meson ).
Sekarang kita sudah mengenal lima macam bahagian atom
yaitu : Proton, neutron, elektron, positron dan meson.
Atom jiwa manusia juga sama
keadaannya dengan atom benda memang keadaan tersebut merupakan sunnatu’llah.
Yang semisal proton adalah hawa nafsu,
karena itu sifat hawa nafsu sama dengan
sifat proton yaitu memiliki energi-dorong. Yang semisal elektron adalah akal
pikir yang berisi energi negatif bersifat menarik Karena itu akal sifatnya
menarik sesuatu ke dalam pikiran sehingga dengan akal pikir kita dapat mengenal
sesuatu dan akal pikir itu merupakan kulit jiwa. Sementara yang netral
di dalam jiwa itu adalah hati (qalbu) yang di dalamnya terkandung
sifat akal dan sifat hawa nafsu, karena itu hati dapat ditarik oleh hawa nafsu
sehingga tunduk kepada kemauan atau kehendak, atau tertarik kepada akal
sehingga akal mendapat bantuan berpikir intuitif.
Dari celah inti jiwa ( antara Hawa
nafsu dan hati ) meluaplah satu jenis inti jiwa yang dinamakan emosi yang
terkadang dipengaruhi hawa nafsu menjadi emosi yang agresif, kadangkala
dipengaruhi perasaan halus, menjadi emosi menyusut menimbulkan rasa terluka,
tersinggung atau sakit hati. Dari celah ( antara ) hati dan akal pikir meluap
lagi bagian inti jiwa yang disebut akal-mubtadi, akal-cipta atau akal
intuisi, dimana insfirasi, keluar
meluap dari sini. Lima
macam yang tersebut tadi adalah merupakan sumber daya ( SDM ) dalam diri manusia yang seharusnya
dibentuk, dibina dan dikembangkan dalam satu wadah Pelatihan. Muslim
masa lampau mereka sudah pernah mengembangkan SDM mereka sehingga pada zaman
keemasan Islam pernah lahir para filosf besar seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu
Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Rusydi dan lain lainnya yang tak tersebutkan lagi
a.
Sumber
Daya Hidayah
Sumber daya manusia ( SDM ) memang
sudah ada tersimpan di dalam diri manusia akan tetapi SDM itu tidak akan
bangkit kalau tidak ada daya pembangkit. Kekuatan daya pembangkit itu adalah
Sumber Daya ketiga yaitu SDH ( Sumber
Daya Hidayah ) yang dijelaskan Allah di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid, sebagai
berikut :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا
بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ
النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ
لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ
اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ(2)
“Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul-rasul dengan bukti-bukti
yang jelas, dan kami turunkan bersama kedatangan Rasul-Rasul itu : Al-Kitab
dan Al-Mizan supaya mereka (dengan Al-Kitab dan Al-Mizan) dapat
membangun keadilan ditengah tengah masyarakat manusia ; kemudian Kami turunkan Al-Hadid
yang padanya terkandung kekuatan yang hebat dan manfaat yang besar bagi
manusia, semua itu untuk dinilai Allah siapa yang benar-benar mau menolong
agama-Nya dan Rasul-Nya dengan secara taknyata (pertolongan bersifat moril),
sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (Q.S 57/ Al-Hadid : 25).
.
AL-KITAB
= dari akar kata ka-ta-ba (كتب
) artinya
menulis. ( ( كتاب artinya Kumpulan tulisan baik yang tertulis didalam hati maupun tertulis diatas kertas, batu, daun lontar,
tulang dan lain lain kemudian dibukukan. Jadi
Al-Kitab ( الكتاب) itu merupakan
kumpulan wahyu Allah maka terjemahan Al-Kitab yang lebih tepat adalah : TAP-TAP
ALLAH ( Ketetapan-ketetapan Allah = Al-Qur’an ) itulah yang merupakan Sumber
Daya Hidayah ( SDH ). SDH dilengkapi
dengan dua macam pelengkap :
1. Al-Mizan.
AL-MIZAN = dari akar kata wa-za-na = menimbang. Al-Mizan = Timbangan, maksudnya bukan timbangan
yang berupa alat menimbang yang biasa dipakai oleh pedagang tapi. Mizan itu
adalah “ kecerdasan/intelegensi" yang diberikan Allah kepada manusia
supaya manusia mampu menimbang mana yang
haq dan mana yang bathil, mana yang bermanfaat atau yang mudharat, mana
bid’ah dan mana yang Sunnah yang didapati ditengah tengah kehidupan masyarakat.
Jadi Mizan merupakan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang harus dilatih supaya
tajam untuk mencari dan mengumpul ilmu pengetahuan dan keterampilan sebanyak
banyaknya. .
2. Al-Hadid = barang barang teknik.
Makna AL-HADID = yang tajam
(Qamus Al-Munawwir hal. 262). Biasanya
yang tajam itu adalah senjata ( pedang, pisau ). Istilah yang
tajam dapat juga bermakna perkakas yang terbuat dari besi, karena
itu “besi” dalam bahasa Arab disebut :
Al-Hadid. Al Hadid mewakili semua
peralatan yang dibuat manusia ( barang-barang teknik ) yang dengan perkakas
itulah manusia dapat meraih anugerah
Allah dialam ini merupakan Sumber Daya Alam yang sangat banyak manfaatnya. Jadi
Al-Hadid adalah barang-barang hasil keterampilan teknik.
Barang
barang (Al-Hadid) dimasa kita sekarang bukan hanya bahannya terbuat dari besi,
malah ada senjata nuklir yang bahannya
uranium, dan perkakas harianpun sudah serba elektronik jadi bukan hanya terbuat
dari besi. Karena itu makna AL-HADID yang lebih umum adalah :
“ Perkakas apa
saja dan dari bahan apa saja yang dapat digunakan untuk membela diri dan
memerangi musuh, serta semua perkakas yang digunakan dalam kehidupan dan yang
digunkan untuk meraih SDA”.
Jadi kutipan Surat Al
Hadid ayat 25 yang tertera diatas menjelaskan bahwa Allah mengutus Rasul-Nya
dengan membawa modal untuk pembangunan umat yaitu: Al-Kitab ( sumber hidayah
), yang dilengkapi dengan Al-Mizan ( kecerdasan ) dan Al-Hadid ( keterampilan
membuat barang /perkakakas ).
Menurut sunnahnya setiap pembangunan harus ada
modal. Modal pertama adalah Kitab yang
merupakan Sumber Daya Hidayah.(SDH) Yang kedua Mizan, intelegensi, kecerdasan
untuk melakukan kesetimbangan didalam kehidupan ini yaitu Sumber daya Manusia
(SDM) dan yang ketiga adalah keterampilan membuat bahan (SDA) dalam bentuk
materi ( besi ) ataupun bahan lainnya yang dapat diolah menjadi perkakas,
senjata, pokoknya yang merupakan benda benda teknologi. Sekarang ini bahan
bahan SDA yang diberikan Allah cukup
banyak yang ditemukan malah berlimpah-ruah, ada migas, ada timah, emas,
tembaga, perak ada uranium yang dapat dijadikan senjata pemungkas atau yang
lebih bermanfaat lagi untuk pembangkit tenaga Listrik dan kemaslahatan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa “dengan
kecerdasan manusia membuat perkakas yang
dengan perkakas itu manusia mengolah Sumber daya Alam lalu dijadikan modal
pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan Madinah yang didalamnya berkumpul
Masyarakat Madani”. Masyarakat Madani adalah masyarakat lingkungan dalam
Madinah yang disebut Nabi dengan sebutan
Masyarakat Nur yang Munawwarah yang diluar lingkungan itu adalah Masyarakat
zhalim yang Zhulumat
Kemanakah
digiring umat lingkungan luar yang masih ber-Budaya Zhulumat itu? Mereka
harus dibawa ke dalam Masyarakat baru, Madinah yang Madany masyarakat yang
beradab yang mendapat cahaya Iman Islam, hidup dalam curahan karunia Ilahi yang
terang benderang sebagimana firman-nya :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ
لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيد )
"Inilah Al Kitab yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu yang mengeluarkan manusia dari Zhulumat (
budaya yang gelap ) kepada budaya yang terang benderang dengan izin Tuhanmu
kearah Jalan yang Maha Perkasa dan Maha terpuji ( Q.S. 14 /Ibrahim : 1 ).
4. Bentuk
Masyarakat Madani menurut konsep Al-Qur’an
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْن عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ(1)
“Hendaklah ada diantara kamu
Umat,yang membimbing kearah kebaikan,dan yang memerintah/ memusyawaratkan
mengerjakan pekerjaan yang masyhur,dan mencegah kemungkaran, mereka itulah
orang orang yang beruntung” (Q.S. 3/Ali
Imran : 104)
Membangun
Masyarakat Madani ( masyarakat beradab ) yang adil di negeri sendiri merupakan
kewajiban umat kecuali memang tidak ada lagi pemimpin yang Muslim di tengah
tengah umat Islam, atau yang ada hanya orang Islam yang lemah, bodoh dan
miskin/melarat, atau masyarakat Islam semuanya sudah Murtad atau Munafiq. Di
bumi Indonesia yang umat Islamnya mayoritas, akan menjadi kesalahan besar kalau
Masyarakat Madani tak dapat diwujudkan, kalaupun tidak secara Nasional, setidak
setidaknya dapat diwujudkan secara
kelompok ditingkat Desa.
Sebagaimana yang sudah dibicrakan
diatas bahwa untuk membangun masyarakat Madani itu, Allah telah memberikan
modal dasar kepada manusia yaitu SUMBER
DAYA ALAM (SDA) yang berlimpah dibumi
dan dilangitnya , SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) berupa kecerdasan dan SUMBER DAYA HIDAYAH ( SDH) yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Dengan
menggunakan sumber daya ini manusia akan menjadi umat Islam yang menempati
tempat ditengah tengah pusat peradaban, bukan dibahagian pinggirnya. Firman Allah
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ
الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“Dan demikianlah Allah telah menjadikan kamu umat tengah ( yang
menempati tengah tengah masyarakat bukan pinggiran) karena kamu harus menjadi
saksi kepada manusia dan adalah Rasul dia juga sebagai saksi kebenaran kepada
kamu……. “ ( Q.S./ Al Baqarah : 143
)
Supaya umat dapat
menempati tempat yang ditengah-tengah bukan dipinggiran Al-Qur’an telah
menawarkan suatu sistem masyarakat yang membagi tugas para tokoh tokoh masyarakat kedalam tiga
kelompok. Tiga kelompok inilah yang bekerja sama “Membangun Madinah dan Masyarakat Madani”
yang dicita-citakan, seperti difirmankan
Allah yang telah dikutip :
Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. Q.S 3/Ali-Imran : 104 )
|
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
|
Jadi dalam tatanan Masyarakat itu harus
ada :
-
Kelompok Ad-Du’aah, yaitu para Da’i. Para Da’i itu
bukan hanya muballigh, ustaz tetapi
siapa saja yang memiliki keahlian membentuk pribadi umat menjadi orang baik,
apakah dia ustaz, psikolog, dokter, manajer perusahaan, konglomerat ( Aghniya’ ) dan lain-lain.
-
Kelompok Umaraa'. Umaraa’ umumnya diartikan orang dengan pemerintah
karena telah diserahi jabatan sebagai Ulil Amri. Kata Umaraa’ adalah bentuk
jamak dari kata “Amir”. Kata Amir dibentuk dari kata kerja : Amara. Dari kata
Amara ini terbentuk kata “Amrun-Awamiru” yang artinya perintah.
“Amrun-amura” bermakna pekerjaan.
Bila diambil dari kata Amaara bermakna musyawarat.
Jadi dalam kelompok Umaraa' itu adalah para tokoh yang memiliki wawasan
pemikiran yang luas, para pejabat, para ahli berbagai bidang keterampilan
menjalankan aturan (eksekutif)
-
Kelompok An-Nahiyin adalah kelompok orang-orang yang mampu
mengatasi, mengantisipasi, melenyapkan para pelaku kejahatan dari segala macam
jenis dan tingkat kejahatan. Maka disini harus ada ahli kanuragan, konselor,
psikolog, Dokter, Pengacara, Ekonom dan para teknisi yang bekerja sama dengan
jajaran Yudikatif.
Dengan pengabdian masyarakat diatas dan
berpedoman kepada sumber daya yang dianugerahkan Allah baik SDM dan SDA-nya
maka dengan demikian akan terbentuk
STRUKTUR MASYARAKAT MADANI yang diharapkan
yang gambarannya sebagi berikut.
a) Kelompok AD-DU’AAH adalah
kelompok orang-orang yang memiliki SDM tentang ilmu-ilmu ketuhanan yang
benar-benar menguasai ilmu Al-Kitab, memiliki Al-Mizan dan Al Hadid tapi
keahlian khususnya pada bidang Al-Kitab) sehingga dari kelompok ini lahir AHLI
HIKMAH. Karena itu dalam masyarakat Madani yang akan diwujudkan mesti ada
sejenis Lembaga Legislatif yang disebut Majlis Tahkim merupakan
lembaga tempat beraktifitas para ahli Hikmah. Sebahagian yang lain dari kelompok
Ad-Du’aah ada yang keahliannya pada penelitian alam (cosmosfera), mereka adalah
pakar ilmu, para ilmuan yang ahli di bidang masing masing yang Al-Qur’an menyebutnya Ulu’l Al-Baab.
Untuk beraktifitasnya
para Ulu’l Al-Baab itu harus ada Lembaga penelitian /pengembangan dan
pendidikan.
b) Kelompok AL-UMARAA’ adalah
kelompok orang-orang yang memiliki SDM tentang ilmu-ilmu ketuhanan yang
mengkhususkan diri dalam AL-MIZAN sehingga mereka memiliki keahlian khusus
untuk menata, mengatur masyarakat menjalankan tugas Eksekutif yang dipikulnya.
Untuk itu mesti ada dalam masyarakat Madani itu Lembaga Tanfiziah
(pelaksana/eksekutif ) yang dijalankan oleh para Uli’l Amri. Sebagian
lain dari para Umaraa’ ini ada yang kekhususannya dalam pemanfaatan sesuatu
yang bermanfaat di lingkungan bumi (geosfera) dan mereka adalah pakar
perekonomian dan perteknologian, maka harus ada Lembaga Perteknologian
Dan Ekonomi.
c) Kelompok AN-NAAHIYIN adalah
kelompok orang-orang yang ahli memakai dan menggunakan Al-Hadid mereka adalah
orang-orang terampil dalam bela diri yang menjadi mitra penegak hukum menumpas
kejahiliahan dan kemungkaran. Mereka itu dapat berperan sebagai Instruktur Bela
diri, ahli Hukum ( Hakim dan Pengacara ), Para Konselor, Psikilog dan
lain-lain. Untuk itu perlu ada wadah Lembaga Bantuan / kemaslahatan Umat, Selain itu Naahiyin yang khusus bidang
kealaman dan kehidupan ( ekosfera ) adalah para Pekerja Sosial dan Pencinta
Lingkungan Hidup yang mereka sangat peduli terhadap kerusakan dan pencemaran
Alam sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. 30 : 41 bahwa “Munculnya
pencemaran di daratan maupun di lautan adalah sebab tangan manusia
sendiri.....”.
Maka dalam masyarakat Madani itu harus ada
Lembaga Sosial dan Lingkungan hidup.
Inilah gambaran Masyarakat Madani yang
berdasar konsep Al-Qur’an, yang sebenarnya sudah tumbuh disini walau tumbuhnya
belum merupakan batang yang besar tapi sudah bisa memulai rencana ”Membangun Madinah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar