Senin, 28 November 2011

MENYONGSONG TAHUN BARU HIJRIAH



  3.   MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

          3. 1.   Modal Dasar Pembangunan
               
            Sebelum Masyarakat Madani dilahirkan terlebih dahulu diprioritaskan adalah membangun “Madinah” Istilah Madani atau Madinah  dalam tulisan ini mengambil nama tempat pembangunan masyarakat Islam dimasa nabi Muhammad. Beliau memilih sebuah desa yang bernama Yatsrib sebagai tempat pengkaderan umat  yang kemudian menjadi Pusat Pendidikan, pusat Da’wah penyebaran Islam, pusat Peradaban Islam. Desa tersebut berkembang pesat lalu menjadi pusat perdagangan dan jadilah ia Ibukota Daulat Islam yang bergelar Al-Madinatu’l Munawwarah        ( Ibukota yang terang benderang ) Oleh karena itulah pantas nama Madinah diambil menjadi tempat pembentukan kader Muslim yang militan, yang diharapkan akan melahirkan Masyarakat Madany  ( Masyarakat beradab menurut Sunnah ). Memang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap pembangunan memerlukan perencanaan dan modal-pembangunan, tanpa perencanaan dan modal, pembangunan tidak akan berhasil baik. Walau perencanaan sudah mantap tapi modalnya  kurang, pembangunan akan terbengkalai. Membangun Madinah dimulai dari pembangunan Mayarakat-Madani yang dalam  pembangunan Masyarakat-Madani itu Allah telah merancangnya dan memberi modal dasar kepada umat Islam yaitu :

a. SUMBER DAYA ALAM (SDA) yang sangat kaya,
b. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) berupa kecerdasan / keterampilan dan
c. SUMBER DAYA HIDAYAH (SDH) sebagai petunjuk dan pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

a.      Sumber Daya Alam

                Modal dasar pertama adalah :  Allah menganugerahkan kepada manusia khususnya orang-orang yang beriman berupa Sumber Daya Alam yang berlimpah, ada di langit dan di bumi, sebagaimana yang telah difirmankan-Nya.
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي ْألاَرْضِ وَأَسْبَغَ عـَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عـِلْمٍ وَلا هُدًى وَلاَ كِتَابٍ مُنِيرٍ(0)
      “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kamu apa saja yang ada di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatnya baik yang zhahir maupun yang bathin, dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah karena tidak berilmu, tidak mendapat hidayah dan tidak ada kitab yang memberi penerangan” (Q.S. Luqman/ 31 : 20).                               
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالا َرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(9)
 “Jikalau sekiranya penduduk sebuah negeri, mereka itu beriman dan bertaqwa, Kami akan bukakan untuk mereka itu pintu berkah dari langit (COSMOSFERA) dan bumi (GEOSFERA) akan tetapi mereka itu membohongi (dirinya) maka Kami cabut lagi berkah itu dari apa yang pernah mereka usahakan” (Q.S.7 Al-A’raf : 96).

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ(1)
    “Dan Kami jadikan di antara mereka (umat) dan di antara suatu negeri dengan negeri lain yang Kami telah limpahkan berkah padanya, negeri yang benar-benar mewujud sebagai suatu negeri makmur yang telah Kami tetapkan harus ada hubungan (jalan) untuk transportasi antara negeri itu tempuhlah oleh kamu jalan itu dengan rasa aman baik malam maupun siang” (Q.S.34/As-Saba': 18).
   
Tiga ayat yang dikutip diatas menjelaskan kepada kita bahwa ada  Sumber Daya Alam anugerah Allah di langit dan ada dilingkungan bumi dan ada  diperoleh dari antara satu negeri dengan negeri lain. Tiga macam bentuk Sumber Daya Alam  itu, bila diganti istilahnya dengan istilah ilmiah : SDA COSMOSFERA (Sumber Daya yang ada dalam liputan alam semesta), SDA GEOSFERA (Sumber daya yang ada meliputi langit dan bumi) , SDA EKOSFERA (Sumber Daya dari lingkungan semua materi yang bermanfaat dan dapat dimanfaatkan yang didapati antar negeri).Tiga macam sumber daya di negeri kita ini cukup berlimpah namun karena SDM manusia-nya rendah dan lemah maka SDA yang berlimpah itu dimanfaatkan oleh orang luar (non Muslim) dan kaum Muslimin hanya mendapatkan sisanya itupun kadang kadang sisa yang hanya tinggal limbah, maka umat yang mengutip rizki dari limbah itu derajatnya hanyalah setingkat pemulung. Maka Al-Qur’an selalu mengingatkan tentang pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia yang potensinya cukup besar, ada didalam diri, yang harus dikembangkan sesuai dengan lingkungan hidup dimana manusia itu hidup.  Firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ .....
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apapun keadaan pada diri suatu kaum sebelum mereka mau merobah apa apa yang ada didalam dirinya (SDM nya) "(Q.S. ar-Ra'ad [13]:  11)

             Mengubah apa yang ada didalam diri itu adalah mengubah kelemahan yang ada dalam diri dengan cara mengubah cara bepikir dengan  memperbanyak pengalaman, mempertajam daya akal, memperbesar kemauan dan memacu semangat melalui pelatihan pelatihan agar maju berpacu dengan perkembangan peradaban manusia yang sekarang sedang menggelinding kearah gelobalisai. Apakah umat Islam sudah siap ikut berapacu di era globalisasi ini?

b. Sumber Daya Manusia
            Untuk membicarakan Sumber daya Manusia (SDM) kita memulai dasar kajiannya dengan perbandingan dunia atom, supaya pembahasannya mempuyai acuan. Teori atom yang sudah diteliti oleh pakar Pisika merupakan hukum dasar Sunnatullah, dan hukum ini menjadi dasar proses menjadinya alam semesta ciptaan Allah.

            Kalau suatu materi dihancurkan ia akan menjadi tepung dan bila tepung itu dihancurkan lagi akan menjadi molekul. Kalau molekul ini dihancurkan pula maka ia akan menjadi materi yang takterbagi disebut atom.  Jadi atom adalah bagian materi yang terkecil sehingga tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Kalau atom ini dilebur maka hilanglah sifat materinya dan ia berubah menjadi energi. Jadi atom pada hakikatnya adalah merupakan padatan energi yang bermuatan listrik positif, negatif dan netral. Yang psotif disebut proton, yang negatif disebut elektron dan yang netral disebut neutron.
            Proton dan neutron adalah merupakan inti-atom sedangkan elektronnya itu dinamakan kulit-atom.  Elektron itu mengorbit mengelilingi inti atom, ada yang satu orbit, dua, tiga, empat, lima enam dan maksimal tujuh orbit.
            Selain dari proton dan neutron di dalam inti atom itu masih ada jenis lain yaitu positron yang merupakan elektron tapi ia tidak menjadi kulit, ada lagi Meson yaitu jenis inti yang bermuatan netral .yang gambaran dunia atom itu adalah sebagai berikut :
            Di tengah-tengah tiap atom terdapat inti atom yang postip disebut proton bagi atom yang berinti tunggal (seperti zat air) dan untuk yang berinti majemuk memiliki inti positif dan netral yaitu: proton + netron, yang biarpun isinya kecil sekali namun massanya bila dibandingkan dengan atom hampir seluruh massa atom itu seolah-olah dimiliki intinya. Di sekeliling inti beredarlah elektron yang merupakan kulit atom yang mengambil ruangan yang sama besarnya dengan satu proton  tetapi massanya jauh lebih kecil
            Sebagaimana yang sudah disebutkan bahwa di dalam inti atom itu masih ada jenis lain yang bukan positif atau negatif yang massanya sama dengan proton. Jenis ini disebut neutron yang kadangkala di dalam inti jumlah neutron melebihi jumlah proton. Hal ini ditakdirkan Allah agar proton yang saling tolak menolak dapat dinetralkan oleh neutron itu. Di samping itu bila atom semakin besar maka semakin kuat kekuatan positif inti dan kekuatan negatif dari kulit maka  kekuatan yang netral harus lebih kuat maka dibutuhkan neutron yang lebih didalam inti . Sebenarnya jenis energi di dalam atom yang mula-mula mewujud adalah Neutron. Disebut Neutron karena di dalamnya ada kandungan positif dan negatif yang setara. Neutronlah yang membelah diri menjadi positif (proton) dan menjadi negatif (elektron). Ketika Neutron membelah diri membuang elektronnya namun ada energi positif terikut sehingga energi buangan ini tidak menjadi kulit karena positifnya lebih besar maka disebut dengan nama Positif-elektron = Positron. Dalam proses pembentukan kulit atom ini ada elektron yang dibuang yang bersamanya ikut proton yang setara sehingga elektron ini menjadi bermuatan netral, maka disebut pula namanya dengan Meson       ( Meso-elektron = mesotron =meson ).
            Sekarang kita sudah mengenal lima macam bahagian atom yaitu : Proton, neutron, elektron, positron dan meson.
            Atom jiwa manusia juga sama keadaannya dengan atom benda memang keadaan tersebut merupakan sunnatu’llah. Yang semisal proton adalah hawa  nafsu, karena itu sifat hawa nafsu  sama dengan sifat proton yaitu memiliki energi-dorong. Yang semisal elektron adalah akal pikir yang berisi energi negatif bersifat menarik Karena itu akal sifatnya menarik sesuatu ke dalam pikiran sehingga dengan akal pikir kita dapat mengenal sesuatu dan akal pikir itu merupakan kulit jiwa. Sementara yang netral di dalam jiwa itu adalah hati (qalbu) yang di dalamnya terkandung sifat akal dan sifat hawa nafsu, karena itu hati dapat ditarik oleh hawa nafsu sehingga tunduk kepada kemauan atau kehendak, atau tertarik kepada akal sehingga akal mendapat bantuan berpikir intuitif.
            Dari celah inti jiwa ( antara Hawa nafsu dan hati ) meluaplah satu jenis inti jiwa yang dinamakan emosi yang terkadang dipengaruhi hawa nafsu menjadi emosi yang agresif, kadangkala dipengaruhi perasaan halus, menjadi emosi menyusut menimbulkan rasa terluka, tersinggung atau sakit hati. Dari celah ( antara ) hati dan akal pikir meluap lagi bagian inti jiwa yang disebut akal-mubtadi, akal-cipta atau akal intuisi, dimana insfirasi,  keluar meluap dari sini. Lima macam yang tersebut tadi adalah merupakan sumber daya  ( SDM ) dalam diri manusia yang seharusnya dibentuk, dibina dan dikembangkan dalam satu wadah Pelatihan. Muslim masa lampau mereka sudah pernah mengembangkan SDM mereka sehingga pada zaman keemasan Islam pernah lahir para filosf besar seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Rusydi dan lain lainnya yang tak tersebutkan lagi

a.       Sumber Daya Hidayah

            Sumber daya manusia ( SDM ) memang sudah ada tersimpan di dalam diri manusia akan tetapi SDM itu tidak akan bangkit kalau tidak ada daya pembangkit. Kekuatan daya pembangkit itu adalah Sumber Daya ketiga yaitu  SDH ( Sumber Daya Hidayah ) yang dijelaskan Allah di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid, sebagai berikut :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ(2)
“Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul-rasul dengan bukti-bukti yang jelas, dan kami turunkan bersama kedatangan Rasul-Rasul itu : Al-Kitab dan Al-Mizan supaya mereka (dengan Al-Kitab dan Al-Mizan) dapat membangun keadilan ditengah tengah masyarakat manusia ; kemudian Kami turunkan Al-Hadid yang padanya terkandung kekuatan yang hebat dan manfaat yang besar bagi manusia, semua itu untuk dinilai Allah siapa yang benar-benar mau menolong agama-Nya dan Rasul-Nya dengan secara taknyata (pertolongan bersifat moril), sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (Q.S 57/ Al-Hadid : 25).
               .
            AL-KITAB = dari akar kata ka-ta-ba (كتب ) artinya menulis. (  ( كتاب artinya Kumpulan tulisan baik yang tertulis didalam hati maupun  tertulis diatas kertas, batu, daun lontar, tulang dan lain lain kemudian dibukukan. Jadi  Al-Kitab ( الكتاب) itu merupakan kumpulan wahyu Allah maka terjemahan Al-Kitab yang lebih tepat adalah : TAP-TAP ALLAH ( Ketetapan-ketetapan Allah = Al-Qur’an ) itulah yang merupakan Sumber Daya Hidayah ( SDH ).  SDH dilengkapi dengan dua macam pelengkap :
            1.  Al-Mizan.
AL-MIZAN = dari akar kata wa-za-na = menimbang. Al-Mizan = Timbangan, maksudnya bukan timbangan yang berupa alat menimbang yang biasa dipakai oleh pedagang tapi. Mizan itu adalah “ kecerdasan/intelegensi" yang diberikan Allah kepada manusia supaya manusia mampu menimbang mana yang  haq dan mana yang bathil, mana yang bermanfaat atau yang mudharat, mana bid’ah dan mana yang Sunnah yang didapati ditengah tengah kehidupan masyarakat. Jadi Mizan merupakan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang harus dilatih supaya tajam untuk mencari dan mengumpul ilmu pengetahuan dan keterampilan sebanyak banyaknya. .
                                 2.  Al-Hadid = barang barang teknik.
Makna AL-HADID =  yang tajam (Qamus Al-Munawwir hal. 262). Biasanya  yang tajam itu adalah senjata ( pedang, pisau ). Istilah yang tajam dapat juga bermakna perkakas yang terbuat dari besi, karena itu “besi” dalam  bahasa Arab disebut : Al-Hadid.  Al Hadid mewakili semua peralatan yang dibuat manusia ( barang-barang teknik ) yang dengan perkakas itulah manusia dapat meraih  anugerah Allah dialam ini merupakan Sumber Daya Alam yang sangat banyak manfaatnya. Jadi Al-Hadid adalah barang-barang hasil keterampilan teknik.
                                           Barang barang (Al-Hadid) dimasa kita sekarang bukan hanya bahannya terbuat dari besi, malah ada senjata  nuklir yang bahannya uranium, dan perkakas harianpun sudah serba elektronik jadi bukan hanya terbuat dari besi. Karena itu makna AL-HADID yang lebih umum adalah :

Perkakas apa saja dan dari bahan apa saja yang dapat digunakan untuk membela diri dan memerangi musuh, serta semua perkakas yang digunakan dalam kehidupan dan yang digunkan untuk meraih SDA”.

            Jadi kutipan Surat Al Hadid ayat 25 yang tertera diatas menjelaskan bahwa Allah mengutus Rasul-Nya dengan membawa modal untuk pembangunan umat yaitu: Al-Kitab ( sumber hidayah ), yang dilengkapi dengan Al-Mizan ( kecerdasan ) dan Al-Hadid ( keterampilan membuat barang /perkakakas ).
Menurut sunnahnya setiap pembangunan harus ada modal.  Modal pertama adalah Kitab yang merupakan Sumber Daya Hidayah.(SDH) Yang kedua Mizan, intelegensi, kecerdasan untuk melakukan kesetimbangan didalam kehidupan ini yaitu Sumber daya Manusia (SDM) dan yang ketiga adalah keterampilan membuat bahan (SDA) dalam bentuk materi ( besi ) ataupun bahan lainnya yang dapat diolah menjadi perkakas, senjata, pokoknya yang merupakan benda benda teknologi. Sekarang ini bahan bahan SDA  yang diberikan Allah cukup banyak yang ditemukan malah berlimpah-ruah, ada migas, ada timah, emas, tembaga, perak ada uranium yang dapat dijadikan senjata pemungkas atau yang lebih bermanfaat lagi untuk pembangkit tenaga Listrik dan kemaslahatan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa  dengan kecerdasan manusia  membuat perkakas yang dengan perkakas itu manusia mengolah Sumber daya Alam lalu dijadikan modal pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan Madinah yang didalamnya berkumpul Masyarakat Madani”. Masyarakat Madani adalah masyarakat lingkungan dalam Madinah yang disebut Nabi dengan sebutan  Masyarakat Nur yang Munawwarah yang diluar lingkungan itu adalah Masyarakat zhalim yang Zhulumat
               Kemanakah digiring umat lingkungan luar yang masih ber-Budaya Zhulumat itu? Mereka harus dibawa ke dalam Masyarakat baru, Madinah yang Madany masyarakat yang beradab yang mendapat cahaya Iman Islam, hidup dalam curahan karunia  Ilahi yang  terang benderang sebagimana firman-nya :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيد )
"Inilah Al Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu yang mengeluarkan manusia dari Zhulumat ( budaya yang gelap ) kepada budaya yang terang benderang dengan izin Tuhanmu kearah Jalan yang Maha Perkasa dan Maha terpuji ( Q.S.  14 /Ibrahim : 1 ).

4.     Bentuk Masyarakat Madani  menurut  konsep Al-Qur’an

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْن عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(1)
         “Hendaklah ada diantara kamu Umat,yang membimbing kearah kebaikan,dan yang memerintah/ memusyawaratkan mengerjakan pekerjaan yang masyhur,dan mencegah kemungkaran, mereka itulah orang orang  yang beruntung” (Q.S. 3/Ali Imran : 104)

            Membangun Masyarakat Madani ( masyarakat beradab ) yang adil di negeri sendiri merupakan kewajiban umat kecuali memang tidak ada lagi pemimpin yang Muslim di tengah tengah umat Islam, atau yang ada hanya orang Islam yang lemah, bodoh dan miskin/melarat, atau masyarakat Islam semuanya sudah Murtad atau Munafiq. Di bumi Indonesia yang umat Islamnya mayoritas, akan menjadi kesalahan besar kalau Masyarakat Madani tak dapat diwujudkan, kalaupun tidak secara Nasional, setidak setidaknya dapat diwujudkan  secara kelompok ditingkat Desa.
            Sebagaimana yang sudah dibicrakan diatas bahwa untuk membangun masyarakat Madani itu, Allah telah memberikan modal dasar kepada manusia yaitu  SUMBER DAYA ALAM  (SDA) yang berlimpah dibumi dan dilangitnya , SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) berupa kecerdasan dan  SUMBER DAYA HIDAYAH      ( SDH) yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
                Dengan menggunakan sumber daya ini manusia akan menjadi umat Islam yang menempati tempat ditengah tengah pusat peradaban, bukan  dibahagian pinggirnya. Firman Allah
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“Dan demikianlah Allah telah menjadikan kamu umat tengah ( yang menempati tengah tengah masyarakat bukan pinggiran) karena kamu harus menjadi saksi kepada manusia dan adalah Rasul dia juga sebagai saksi kebenaran kepada kamu……. “        ( Q.S./ Al Baqarah : 143 )
         Supaya umat dapat menempati tempat yang ditengah-tengah bukan dipinggiran Al-Qur’an telah menawarkan suatu sistem masyarakat yang membagi tugas para   tokoh tokoh masyarakat kedalam tiga kelompok. Tiga kelompok inilah yang bekerja sama  “Membangun Madinah dan Masyarakat Madani” yang dicita-citakan, seperti  difirmankan Allah yang telah dikutip :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Q.S 3/Ali-Imran : 104 )
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Jadi dalam tatanan Masyarakat itu harus ada :
-          Kelompok Ad-Du’aah, yaitu para Da’i. Para Da’i itu bukan  hanya muballigh, ustaz tetapi siapa saja yang memiliki keahlian membentuk pribadi umat menjadi orang baik, apakah dia ustaz, psikolog, dokter, manajer perusahaan, konglomerat                  ( Aghniya’ ) dan lain-lain.
-          Kelompok Umaraa'. Umaraa’ umumnya diartikan orang dengan pemerintah karena telah diserahi jabatan sebagai Ulil Amri. Kata Umaraa’ adalah bentuk jamak dari kata “Amir”. Kata Amir dibentuk dari kata kerja : Amara. Dari kata Amara ini  terbentuk  kata “Amrun-Awamiru” yang artinya perintah. “Amrun-amura”  bermakna pekerjaan. Bila diambil dari kata Amaara bermakna  musyawarat. Jadi dalam kelompok Umaraa' itu adalah para tokoh yang memiliki wawasan pemikiran yang luas, para pejabat, para ahli berbagai bidang keterampilan menjalankan aturan (eksekutif)
-          Kelompok An-Nahiyin adalah kelompok orang-orang yang mampu mengatasi, mengantisipasi, melenyapkan para pelaku kejahatan dari segala macam jenis dan tingkat kejahatan. Maka disini harus ada ahli kanuragan, konselor, psikolog, Dokter, Pengacara, Ekonom dan para teknisi yang bekerja sama dengan jajaran Yudikatif.
               Dengan pengabdian masyarakat diatas dan berpedoman kepada sumber daya yang dianugerahkan Allah baik SDM dan SDA-nya maka dengan  demikian akan terbentuk STRUKTUR MASYARAKAT MADANI  yang diharapkan yang gambarannya sebagi berikut.

a)      Kelompok AD-DU’AAH adalah kelompok orang-orang yang memiliki SDM tentang ilmu-ilmu ketuhanan yang benar-benar menguasai ilmu Al-Kitab, memiliki Al-Mizan dan Al Hadid tapi keahlian khususnya pada bidang Al-Kitab) sehingga dari kelompok ini lahir AHLI HIKMAH. Karena itu dalam masyarakat Madani yang akan diwujudkan mesti ada sejenis Lembaga Legislatif yang disebut Majlis Tahkim merupakan lembaga tempat beraktifitas para ahli Hikmah. Sebahagian yang lain dari kelompok Ad-Du’aah ada yang keahliannya pada penelitian alam (cosmosfera), mereka adalah pakar ilmu, para ilmuan yang ahli di bidang masing masing  yang Al-Qur’an menyebutnya Ulu’l Al-Baab. Untuk beraktifitasnya para Ulu’l Al-Baab itu harus ada Lembaga penelitian /pengembangan dan pendidikan.
b)      Kelompok AL-UMARAA’ adalah kelompok orang-orang yang memiliki SDM tentang ilmu-ilmu ketuhanan yang mengkhususkan diri dalam AL-MIZAN sehingga mereka memiliki keahlian khusus untuk menata, mengatur masyarakat menjalankan tugas Eksekutif yang dipikulnya. Untuk itu mesti ada dalam masyarakat Madani itu Lembaga Tanfiziah (pelaksana/eksekutif ) yang dijalankan oleh para Uli’l Amri. Sebagian lain dari para Umaraa’ ini ada yang kekhususannya dalam pemanfaatan sesuatu yang bermanfaat di lingkungan bumi (geosfera) dan mereka adalah pakar perekonomian dan perteknologian, maka harus ada Lembaga Perteknologian Dan Ekonomi.
c)      Kelompok AN-NAAHIYIN adalah kelompok orang-orang yang ahli memakai dan menggunakan Al-Hadid mereka adalah orang-orang terampil dalam bela diri yang menjadi mitra penegak hukum menumpas kejahiliahan dan kemungkaran. Mereka itu dapat berperan sebagai Instruktur Bela diri, ahli Hukum ( Hakim dan Pengacara ), Para Konselor, Psikilog dan lain-lain. Untuk itu perlu ada wadah Lembaga Bantuan / kemaslahatan Umat,  Selain itu Naahiyin yang khusus bidang kealaman dan kehidupan ( ekosfera ) adalah para Pekerja Sosial dan Pencinta Lingkungan Hidup yang mereka sangat peduli terhadap kerusakan dan pencemaran Alam sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. 30 : 41 bahwa “Munculnya pencemaran di daratan maupun di lautan adalah sebab tangan manusia sendiri.....”.
Maka dalam masyarakat Madani itu harus ada Lembaga Sosial dan Lingkungan hidup. 
Inilah gambaran Masyarakat Madani yang berdasar konsep Al-Qur’an, yang sebenarnya sudah tumbuh disini walau tumbuhnya belum merupakan batang yang besar tapi sudah bisa memulai rencana  ”Membangun Madinah”.




 






                                                                                         





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar