Perkataan Akhirat didalam Al Qur’an
tertera sebanyak 115 kali dan kalimat anjuran beriman kepada Hari akhirat
terdapat didalam Al-Qur’an sebanyak 25 kali dan lebih 20 kali ancaman Allah terhadap orang orang yang engkar dan
mendustakan serta yang tidak yakin dengan adanya hari akhirat, menunjukkan
begitu pentingnya meyakini tentang hari akhirat itu. Berbicara tentang Hari
akhirat mengingatkan kita tentang “Yamu’l qiyamah” ( hari berbangkit ), dimana manusia akan bangkit dari
kuburnya, hidup lagi sekali lagi dalam
kehidupan yang abadi. Hari Akhirat adalah hari yang wajib diyakini oleh Ummat
Islam kerena “iman kepada hari akhirat”
adalah salah satu dari Rukun Iman. Namun bagaimana sebenarnya hakikat
keberadaan hari ahirat itu itulah yang sulit dijelaskan oleh kerena itu banyak
faham orang tentang keadaan Hari
berbangkit ini. Diantara faham faham itu setelah disaring hanya ada dua
pendapat yang memiliki argumentasi yang
kuat yang sejak masa lampau sudah berkembang. Setuju dengan faham pertama atau
faham kedua tidak akan mengurangi nilai Iman kepada Akhirat yang penting bahwa
kita meyakini adanya hari akhirat itu
apakah nanti kejadiannya dibumi ini juga atau dialam lain, Allahu A’lam.
Faham Pertama menduga bahwa Hari akhirat itu terjadi
setelah alam ini hancur lalu diganti Allah dengan Bumi dan langit yang baru.
Alam baru itu adalah buminya manusia ini juga kerena manusia nanti akan
dibangkitkan dari kuburnya tentu dari kuburan orang mati itu dibuminya sendiri.
Hanya bumi ini sudah mengalami perubahan
yang demikian rupa sehingga kesuburannya berlipat ganda penuh dengan tanaman
buah yang lezat tidak ada bandingannya, luasnyapun seluas langit
dan bumi. Manusia setelah berbangkit itu mendapatkan kembali badan
fisiknya yang lama, tulang daging dan kulitnya kembali seperti sediakala Bumi menjadi demikian indahnya tidak ada
hutan balantara yang mengerikan yang ada taman
indah dengan air yang mengalir dibawahnya kerena itu disebut “ jannah
( sorga )” disitulah orang yang terpilih kerena mengamalkan Al-Qur’an
mendapatkan lahan tinggal. Adapaun manusia yang bejat akan dimasukkan ke
Neraka. Neraka itu ( dibumi itu juga ) seperti penjahat yang dimasukkan
kepenjara disana mereka itu disiksa dengan penyiksaan yang amat dahsyat. Mereka
dibakar dalam api neraka yang bahan bakarnya termasuk manusia manusia yang
kafir itu. Firman Allah:
..........
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ
لِلْكَافِرِينَ(4)
“……………peliharalah dirimu dari api nereka
yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang orang kafir”
Ulama dari kelompok
pertama ini ada yang fahamnya lebih ekstrim yang mengatkan bahwa neraka itu
adalah Matahari, jadi mereka yang berodqsa dicampakkan oleh Malaekat ke
Matahari yang buminya hanya api yang menyala. Uraian secara ilmiah dari faham
pertama ini telah ditulis oleh Agus Mustopa dalam bukunya : “ Ternyata Akhirat Tidak Kekal” tahun 2004
Faham kedua menduga bahwa Akhirat
itu adanya bukan dibumi tapi dialam lain di alam ghaib, kerena kalaupun
dikatakan manusia akan mendapatkan
tubuhnya kembali namun tubuh yang diakhirat itu tidak sama dengan tubuh ketika
dibumi ternyata ada ayat mengatakan bahwa orang yang dimasukkan keneraka itu,
kulit daging dan tulangnya tidak lenyap ( mati ) setelah hancur dibakar api
neraka akan tumbuh kembali sehingga mereka disana tidak pantas dikatakan hidup
atau mati. Kalau begitu mereka memiliki
badan yang abadi maka sipendosa didalam neraka itu merasakan siksa yang abadi
dan para Mukmin yang di Sorga juga mengalami hidup bahagia yang abadi. Kalau
bumi kita setelah Qiyamat diwujudkan lagi dalam bentuk baru dimana bumi
tersebut berada dalam alam syahadah pastilah akan dipengaruhi hukum hukum alam syahadah yaitu FANA yang
tidak kekal itulah sebabnya Agus Mustopa mengatakan “ternyata akhirat itu tidak
kekal”, padahal ayat Qur’an mengatakan AKHIRAT ITU BAQA ( Q.S 87/ Al A’la : 17
).
Selain itu Al Qur’an
juga mengatakan bahwa akhir perjalanan
manusia diakhirat itu tidak lain
adalah kembali kepada Allah.
كَيْفَ
تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَا تًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ(2)
Mengapa kamu engkar kepada Allah padahal tadinya kamu
mati lalu kamu dihidupkan kemudian dimatikan kemudian dihidupkan lagi kemudian
kepada-Nya kamu kembali “( Q,S.2/ Al Baqarah :28 )
Kembali kepada Allah
berarti kita telah meninggalkan dunia menuju Alam Baqa. Alam Baqa adalah akhir
perjalanan manusia, itulah AKHIRAT.
Harapan tertinggi bagi
Mukmin adalah hasrat ingin bertemu dengan Allah. Al Qur’an menjelaskan bahwa
orang yang beriman akan menemui Tuhannya ( Q.S. 6/ Al An’am : 154 ). Dalam
pertemuan itu apakah kita bisa melihat Allah ?
Pertanyaan yang serupa pernah diajukan oleh Abu Dzar kepada Rasulallah :
هل رأيت ربك؟ قال نور
اني اراه ( رواه مسلم)
( Hal ro’aita robbaka ?, qola : nuurun annaa aro-ahu ?! )
“Apakah
anda melihat Allah ? Jawab beliau : Dia Maha Cahaya bagaimana aku bisa melihatnya”( Hadits Riwayat Muslim )
Dari
makna hadits ini jelaslah bahwa Allah tidak bisa dilihat selagi kita masih
punya fisik yang materi, kecuali kalau kita sudah berada dialam Baqa ( akhirat)
kerena kita memiliki tubuh rohani maka kita bisa melihat Allah. Ada Hadits yang berasal dari Shuhaib
dimana Rasulullah menjelaskan :
اذا دخل اهل الجنة الخنة قال يقول لله
تبارك وتعالي تريدون شيـْا ازيدكم؟ فيقولون الم تبيض وجوهنا ا لم تدخلنا الجنة
وتنجنا من النار ؟ قال فيـكشف ا لحجاب فما اعـطوا شيـْا احــب ا ليهم من ا لنظــر الي
ربهـم عـز وجـل ( رواه مسلم )
“Apabila
penduduk sorga telah masuk kedalam Sorga Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman
kepada mereka : Apakah kamu semua memerlukan lagi sesuatu , akan Aku tambah
untukmu. Jawab mereka ( penghuni sorga ) : “Bukankah muka kami telah putih berseri seri, bukankah kami telah
Engkau masukkan kedalam sorga dan Engkau bebaskan dari Neraka”?.( Kata
Rasulallah selanjutnya ): Lalu Allah membukakan tabir yang menutup-Nya,
sekonyong konyong penduduk Sorga itu merasakan Nikmat Cinta yang tiada tara selain hanya memandang Allah Azaa Wajalla “ ( Hadits
Shohih Riwayat Muslim )
Dari Hadits ini kita
dapat memahami bahwa kehidupan akhirat itu adalah dialam Baqa dimana kita
memiliki tubuh Rohani sehingga kerenanya kita dapat melihat Allah, kalau
kehidupan akhirat itu dibumi ( hidup kedua kalinya di bumi yang baru) dengan
tubuh materi yang pernah dipakai dahulu ( tubuh fisik yang sudah jadi tanah
lalu didaur ulang ) itu berarti
kita memakai tubuh materi yang berlaku kepadanya hukum hukum fisika. Itulah sebabnya Nabi Muhammad ketika ditanya apakah selama hidupnya
ia pernah melihat Allah ? Jawabannya jelas : Allah itu Maha Cahaya mana
mungkin bisa dilihat
Kalau akhir perjalanan kita kembali kepada
Allah pastilah akhirat itu tidak dibumi ini ( walau bumi sudah diganti dengan yang baru
). Apakah sesudah Qiyamat Allah turun kebumi lalu manjadi penguasa langsung di
Bumi ? Kerena penulis termasuk orang yang sefaham dengan faham kedua maka penulis mencoba memberikan analisa secara ilmiah yang didukung ayat ayat Al
Qur’an agar ikhwan yang sefaham dengan faham kedua, bahwa akhirat itu abadi (
baqa ) mendapatakan argumentasi ilmiah
dengan dalil aqal dan naql dalam buku ini yang berjudul : AKHIRAT YANG ABADI, sebagai koreksi buku saudara Agus
Mustofa yang berjudul : Ternyata
Akhirat tidak kekal “. Mudah mudahan buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menjadi amal sholih bagi penulis.
Penulis,
( Drs.H. Mas
Rahim Salaby )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar