Selasa, 06 Desember 2011

AKHIRAT YANG ABADI


Perkataan Akhirat didalam Al Qur’an tertera sebanyak 115 kali dan kalimat anjuran beriman kepada Hari akhirat terdapat didalam Al-Qur’an sebanyak 25 kali dan lebih 20 kali ancaman  Allah terhadap orang orang yang engkar dan mendustakan serta yang tidak yakin dengan adanya hari akhirat, menunjukkan begitu pentingnya meyakini tentang hari akhirat itu. Berbicara tentang Hari akhirat mengingatkan kita tentang “Yamu’l qiyamah” ( hari berbangkit ), dimana manusia akan bangkit dari kuburnya, hidup lagi sekali lagi dalam  kehidupan yang abadi. Hari Akhirat adalah hari yang wajib diyakini oleh Ummat Islam kerena “iman kepada hari akhirat”  adalah salah satu dari Rukun Iman. Namun bagaimana sebenarnya hakikat keberadaan hari ahirat itu itulah yang sulit dijelaskan oleh kerena itu banyak faham orang  tentang keadaan Hari berbangkit ini. Diantara faham faham itu setelah disaring hanya ada dua pendapat  yang memiliki argumentasi yang kuat yang sejak masa lampau sudah berkembang. Setuju dengan faham pertama atau faham kedua tidak akan mengurangi nilai Iman kepada Akhirat yang penting bahwa kita meyakini adanya hari akhirat itu  apakah nanti kejadiannya dibumi ini juga atau dialam lain, Allahu A’lam.
Faham Pertama  menduga bahwa Hari akhirat itu terjadi setelah alam ini hancur lalu diganti Allah dengan Bumi dan langit yang baru. Alam baru itu adalah buminya manusia ini juga kerena manusia nanti akan dibangkitkan dari kuburnya tentu dari kuburan orang mati itu dibuminya sendiri. Hanya bumi  ini sudah mengalami perubahan yang demikian rupa sehingga kesuburannya berlipat ganda penuh dengan tanaman buah yang lezat tidak ada bandingannya, luasnyapun  seluas langit  dan bumi. Manusia setelah berbangkit itu mendapatkan kembali badan fisiknya yang lama, tulang daging dan kulitnya kembali seperti sediakala  Bumi menjadi demikian indahnya tidak ada hutan balantara yang mengerikan yang ada taman  indah dengan air yang mengalir dibawahnya kerena itu disebut “ jannah ( sorga )” disitulah orang yang terpilih kerena mengamalkan Al-Qur’an mendapatkan lahan tinggal. Adapaun manusia yang bejat akan dimasukkan ke Neraka. Neraka itu ( dibumi itu juga ) seperti penjahat yang dimasukkan kepenjara disana mereka itu disiksa dengan penyiksaan yang amat dahsyat. Mereka dibakar dalam api neraka yang bahan bakarnya termasuk manusia manusia yang kafir itu. Firman Allah:

.......... فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ(4)

“……………peliharalah dirimu dari api nereka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang orang  kafir”
Ulama dari kelompok pertama ini ada yang fahamnya lebih ekstrim yang mengatkan bahwa neraka itu adalah Matahari, jadi mereka yang berodqsa dicampakkan oleh Malaekat ke Matahari yang buminya hanya api yang menyala. Uraian secara ilmiah dari faham pertama ini telah ditulis oleh Agus Mustopa dalam bukunya : “ Ternyata Akhirat Tidak Kekal” tahun 2004

Faham kedua menduga bahwa Akhirat itu adanya bukan dibumi tapi dialam lain di alam ghaib, kerena kalaupun dikatakan  manusia akan mendapatkan tubuhnya kembali namun tubuh yang diakhirat itu tidak sama dengan tubuh ketika dibumi ternyata ada ayat mengatakan bahwa orang yang dimasukkan keneraka itu, kulit daging dan tulangnya tidak lenyap ( mati ) setelah hancur dibakar api neraka akan tumbuh kembali sehingga mereka disana tidak pantas dikatakan hidup atau mati. Kalau begitu  mereka memiliki badan yang abadi maka sipendosa didalam neraka itu merasakan siksa yang abadi dan para Mukmin yang di Sorga juga mengalami hidup bahagia yang abadi. Kalau bumi kita setelah Qiyamat diwujudkan lagi dalam bentuk baru dimana bumi tersebut berada dalam alam syahadah pastilah akan dipengaruhi  hukum hukum alam syahadah yaitu FANA yang tidak kekal itulah sebabnya Agus Mustopa mengatakan “ternyata akhirat itu tidak kekal”, padahal ayat Qur’an mengatakan AKHIRAT ITU BAQA ( Q.S 87/ Al A’la : 17 ).

Selain itu Al Qur’an juga mengatakan bahwa akhir perjalanan  manusia diakhirat  itu tidak lain adalah kembali kepada Allah.

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَا تًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ(2)
Mengapa kamu engkar kepada Allah padahal tadinya kamu mati lalu kamu dihidupkan kemudian dimatikan kemudian dihidupkan lagi kemudian kepada-Nya kamu kembali “( Q,S.2/ Al Baqarah :28 )

Kembali kepada Allah berarti kita telah meninggalkan dunia menuju Alam Baqa. Alam Baqa adalah akhir perjalanan manusia, itulah AKHIRAT.
           Harapan tertinggi bagi Mukmin adalah hasrat ingin bertemu dengan Allah. Al Qur’an menjelaskan bahwa orang yang beriman akan menemui Tuhannya ( Q.S. 6/ Al An’am : 154 ). Dalam pertemuan itu apakah kita bisa melihat Allah ? Pertanyaan yang serupa pernah diajukan oleh Abu Dzar kepada  Rasulallah :
                   
 هل رأيت ربك؟ قال نور اني اراه ( رواه مسلم)
( Hal ro’aita robbaka ?, qola : nuurun annaa aro-ahu ?! )
“Apakah anda melihat Allah ? Jawab beliau : Dia Maha Cahaya bagaimana  aku bisa melihatnya”( Hadits Riwayat Muslim )

 Dari makna hadits ini jelaslah bahwa Allah tidak bisa dilihat selagi kita masih punya fisik yang materi, kecuali kalau kita sudah berada dialam Baqa ( akhirat) kerena kita memiliki tubuh rohani maka kita bisa melihat Allah. Ada Hadits yang berasal dari Shuhaib dimana Rasulullah menjelaskan :

اذا دخل اهل الجنة الخنة قال يقول لله تبارك وتعالي تريدون شيـْا ازيدكم؟ فيقولون الم تبيض وجوهنا ا لم تدخلنا الجنة وتنجنا من النار ؟ قال فيـكشف ا لحجاب فما اعـطوا شيـْا احــب ا ليهم من ا لنظــر الي ربهـم عـز وجـل ( رواه مسلم )
“Apabila penduduk sorga telah masuk kedalam Sorga Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada mereka : Apakah kamu semua memerlukan lagi sesuatu , akan Aku tambah untukmu. Jawab mereka ( penghuni sorga ) : “Bukankah muka kami telah  putih berseri seri, bukankah kami telah Engkau masukkan kedalam sorga dan Engkau bebaskan dari Neraka”?.( Kata Rasulallah selanjutnya ): Lalu Allah membukakan tabir yang menutup-Nya, sekonyong konyong penduduk Sorga itu merasakan Nikmat Cinta yang tiada tara selain hanya memandang Allah Azaa Wajalla “ ( Hadits  Shohih Riwayat Muslim )
       Dari Hadits ini kita dapat memahami bahwa kehidupan akhirat itu adalah dialam Baqa dimana kita memiliki tubuh Rohani sehingga kerenanya kita dapat melihat Allah, kalau kehidupan akhirat itu dibumi ( hidup kedua kalinya di bumi yang baru) dengan tubuh materi yang pernah dipakai dahulu ( tubuh fisik yang sudah jadi tanah lalu didaur ulang ) itu berarti kita memakai tubuh materi yang berlaku kepadanya hukum hukum fisika. Itulah sebabnya Nabi Muhammad ketika ditanya apakah selama hidupnya ia pernah melihat Allah ? Jawabannya jelas : Allah itu Maha Cahaya mana mungkin bisa dilihat

 Kalau akhir perjalanan kita kembali kepada Allah pastilah akhirat itu tidak dibumi ini  ( walau bumi sudah diganti dengan yang baru ). Apakah sesudah Qiyamat Allah turun kebumi lalu manjadi penguasa langsung di Bumi ? Kerena penulis termasuk orang yang sefaham dengan faham kedua maka  penulis mencoba memberikan analisa  secara ilmiah yang didukung ayat ayat Al Qur’an agar ikhwan yang sefaham dengan faham kedua, bahwa akhirat itu abadi ( baqa ) mendapatakan argumentasi ilmiah  dengan dalil aqal dan naql dalam buku ini yang berjudul :  AKHIRAT YANG ABADI, sebagai koreksi buku saudara Agus Mustofa yang berjudul : Ternyata Akhirat tidak kekal “. Mudah mudahan buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi amal sholih bagi penulis.

Penulis,


           ( Drs.H. Mas Rahim Salaby )










      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar