Minggu, 11 Desember 2011

AKHIRAT YANG ABADI 3


Akhirat yang abadi  ( 3 ).

       2.2. Bumi Mengalami Penyakit Psikosis

Dimasa bangsa kita merebut kemerdekaan rakyat Indonesia mengalami krisis seperti yang digambarkan Al-Qur’an yaitu krisis kelaparan dan ketakutan.  Getaran jiwa dari manusia yang kelaparan dan ketakutan itu mematerialisasi ( mewujud menjadi makhluk ) sehingga pada waktu itu muncul hama kutu dan tungau menyebakan berjangkitnya penyakit gatal-gatal kerena penderitaan rakyat dari tekanan penjajah. Bukan hanya itu tapi menular pula penyakit puru dan bubul ( sejenis puru yang tumbuh ditelapak kaki )  Keadaan seperti ini dalam ilmu Metafisika disebut dengan istilah “Hama Perang”.  Alam yang mematerialisasi itu sudah pernah terjadi di Mesir pada zaman Fir’aun dan Nabi Musa, sebagaimana yang diinformasikan al-qur’an surat 7/Al-A’raf:  133).
فَأَرْسَلْنَا عـَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ءَايَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ(1)
“Maka Kami kirim kepada mereka (bangsa Mesir) topan yang dahsyat, hama belalang dan kutu, katak, ( penyakit )  darah , itulah ayat yang jelas (mematerialisasi) tapi mereka tetap sombong dan adalah mereka kaum yang berdosa” (Q.S. 7/Al-A’raf:  133).
Dimasa Nabi Musa bangsa Mesir yang dikuasai Fir’aun telah mengalami petaka bencana alam dengan munculnya makhluk melata berbentuk kutu, tungau, belalang, katak dan penyakit darah ( mungkin sekarang demam berdarah ) yang kesemuanya itu merupakan perwujudan (mematerislisasi) dari limbah pikiran manusia yang ingkar kepada Allah.  Mungkin anda heran kenapa bisa terjadi yang demikian?  Anda tentu mengetahui bahwa kotoran hewan bisa dijadikan pupuk ( pupuk kandang ).  Kotoran tersebut merupakan limbah tapi bagi tanaman merupakan makanan yang amat lezat. 
Limbah pikiran manusia yang kotor adalah merupakan pupuk yang sangat subur bagi perkembangan makhluk sejenis hama, maka ketika kehidupan dalam krisis yang sangat parah bermunculanlah kutu, tungau yang mengganggu. Kalau limbah pikiran kotor itu semakin menebal dan mengandung radiasi maka yang muncul bukan hanya hama kutu tetapi bisa makhluk yang lebih besar lagi. Bila belalang terkena radiasi pikiran kotor akan melahirkan telor-belalang  berjuta kali lipat, tikus, katak, bisa berkembang dengan berlipat lipat ganda jadi hama yang tiba tiba saja muncul menghabiskan semua tanaman berhektar hektar,kemudian lenyap begitu saja.
Waktu itu penduduk Mesir dikalangan atas sangat serakah sehingga rakyat Mesir kalangan bawah menjadi tertindas dan meletuplah energi limbah pikiran keserakahan itu dalam bentuk gelombang radiasi terhadap makhluk belalang dan belalangpun bertelur dengan berlipat-lipat ganda jumlahnya lalu muncullah hama belalang yang dahsat.  Disisi lain banyak rakyat yang darahnya telah dihisap oleh lintah darat, sementara dipojok lain ada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan kedudukan sehingga pikiran kotor ini pun menebar di aura langit, mewujudkan penyakit demam berdarah. Katak bermunculan dimana mana kerena banyaknya sehingga menjadi hama yang menjijikkan. Sisanya umat yang penuh dengan penderitaan hidup yang tak ada lagi tempat mengadu, limbah pikiran ini pun demikian tebalnya sehingga melahirkan hama kutu dan tungau.

3. Penyakit yang mematerialisasi itu telah muncul di negri kita

Pemunculan makhluk kecil yang melata karena  akibat proses materialisasi limbah pikiran manusia yang perwujudannya dalam bentuk belalang, katak, kutu, penyakit darah sudah pernah muncul di tanah air kita.  Kita telah melihat dan mendengar dari siaran TV, berhektar-hektar ladang masyarakat Lampung habis dilalap belalang, baru baru ini kita dengar dan lihat juga di TV terjadi hama ulat bulu yang meresahkan masyarakat.  Penyakit demam berdarah ada dimana-mana dan sudah banyak memakan korban.  Bukan hanya katak sebagai perwujudan kotoran jiwa orang yang suka menjilat, tapi tikus gemukpun ikut menghabiskan sawah rakyat yang tidak ikut melakukan dosa.  Mungkin karena keserakahan orang-orang yang keterlaluan sehingga bukan hanya hutan saja yang digunduli malah dibakar beribu-ribu hektar.  Sudah kaya tapi belum lagi puas merasakan kekayaan itu sehingga menjadi ingkar kepada nikmat Allah.  Untuk menimbun kekayaan harus punya modal besar, maka dipinjamlah modal dari luar negeri dengan perhitungan dolar.  Waktu meminjam nilai dolar sekitar Rp. 5.000,- ( misalnya ) dan ketika mau membayar dolar sudah bernilai Rp. 10.000,- maka konglomeratpun ikut menjadi melarat. Tapi melaratnya konglomerat masih bisa sembunyi diluar negeri, melaratnya orang miskin menyebabkan mereka menderita busung lapar
Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda bumi kita sedang sakit keras dikarenakan umatnya telah dilanda penyakit “krisis”.  Mula-mula yang berjangkit adalah krisman (krisis iman) dan akibat krisis itu muncullah penyakit baru yaitu krismen (krisis mental).  Akibat dari dua macam krisis tersebut muncul lagi krisis-krisis lain yaitu krismon (krisis moneter) karena banyak yang korupsi dan kolusi dan akhirnya muncullah krismor (krisis moral) yang berdampak banyaknya perampokan, perjudian, pembunuhan, pemerkosaan, perzinahan dan tindak pidana lainnya.  Dan pada puncaknya akan muncul lagi krispol (krisis politik) yang menjadikan Wakil Rakyat di DPR hanya mewakili Partai yang belum tentu mereka siap sebagai wakil rakyat yang punya ilmu/keterampilam merencanakan bagaimana supaya Negeri ini menjadi makmur dan aman sentosa, Bagaimana mencegah agar para penguasa tidak melakukan kesewenangan, main culik, main ciduk, money politik, nepotisme dan lain-lain?.
Krisis yang muncul di bumi Indonesia ini malah lebih parah dari apa yang pernah terjadi di zaman Fir’aun, ini menunjukkan bahwa umat manusia di Indonesia juga telah mengidap penyakit “krisis” yang lebih parah dari krisis di zaman Fir’aun.  Kebanyakan orang-orang yang menjadi penyebab terjadinya krisis di zaman Fir’aun itu adalah kalangan atas dan si Fir’aunnya sendiri yang telah melakukan kedurjanaan di bumi.
Kalau ciri-ciri krisis yang dialami suatu bangsa sama dengan dizaman Fir’aun atau malah lebih dahsyat lagi, itu berarti pemerintah di negara itu sama seperti Fir’aun yang menelantarkan rakyat. Wakil rakyat yang dipilih rakyat dengan membutakan-mata  lalu yang terpilih itu rupanya hatinya juga buta, maka ketika ia melangkah sengaja atau tidak telah menginjak rakyat sehingga rakyat dibawah terpijak oleh yang diatas.. Keadaan masyarakat sudah seperti  umat Musa yang mereka lebih mempercayai Samiri si tukang sihir dari pada ajaran  Musa . Sekarangpun keadaan sudah seperti itu, orang lebih percaya kepada dukun/paranormal daripada ayat Allah. Percaya kepada yang ghaib yang dianjurkan Quran semestinya diamalkan dengan menyadari adanya Malaikat yang selalu memperhatikan dan merekam segala perbuatan kita tapi sekarang dipopulerkan orang bahwa percaya pada yang ghaib dengan percaya adanya hantu  penunggu rumah yang  mengganggu,oleh para Kiyai, Paranormal hantu itu diusir dengan tenaga dalam, ditangkap dan  dimasukkan kedalam botol. Hantu itu apa ? Apakah Hantu itu merupakan badan Rohani orang mati yang masih tertinggal dibumi, atau mereka yang sudah di Barzakh bisa turun lagi kebumi ? Apakah Hantu itu Syaithan yang mengganggu ? Apakah ada penjelasannya menurut Al Quran, Hadits atau Sain?, Secara ilmiahnya ”gantu” hanyalah merupakan pikiran pikiran yang tertinggal setelah Badan Rohaninya meninggalkan dunia ?
Kepercayaan pada hal hal yang bersifat mistik itu merupakan virus penyakit jiwa yang merasuki qalbu lalu merusak Iman dan Aqidah. Tetapi acara menangkap Hantu semakin memasyarakat dan dibudayakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar