Akhirat
yang abadi ( 3 ).
2.2. Bumi Mengalami Penyakit Psikosis
Dimasa bangsa kita merebut kemerdekaan rakyat Indonesia mengalami krisis seperti
yang digambarkan Al-Qur’an yaitu krisis kelaparan dan ketakutan. Getaran jiwa dari manusia yang kelaparan dan
ketakutan itu mematerialisasi ( mewujud menjadi makhluk ) sehingga pada
waktu itu muncul hama
kutu dan tungau menyebakan berjangkitnya penyakit gatal-gatal kerena
penderitaan rakyat dari tekanan penjajah. Bukan hanya itu tapi menular pula
penyakit puru dan bubul ( sejenis puru yang tumbuh ditelapak kaki
) Keadaan seperti ini dalam ilmu
Metafisika disebut dengan istilah “Hama
Perang”. Alam yang
mematerialisasi itu sudah pernah terjadi di Mesir pada zaman Fir’aun dan Nabi
Musa, sebagaimana yang diinformasikan al-qur’an surat 7/Al-A’raf: 133).
فَأَرْسَلْنَا
عـَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ
ءَايَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ(1)
“Maka Kami kirim kepada
mereka (bangsa Mesir) topan yang dahsyat, hama
belalang dan kutu, katak, ( penyakit )
darah , itulah ayat yang jelas (mematerialisasi) tapi mereka tetap
sombong dan adalah mereka kaum yang berdosa” (Q.S. 7/Al-A’raf: 133).
Dimasa Nabi Musa bangsa Mesir yang dikuasai Fir’aun telah mengalami
petaka bencana alam dengan munculnya makhluk melata berbentuk kutu, tungau,
belalang, katak dan penyakit darah ( mungkin sekarang demam berdarah ) yang
kesemuanya itu merupakan perwujudan (mematerislisasi) dari limbah pikiran
manusia yang ingkar kepada Allah.
Mungkin anda heran kenapa bisa terjadi yang demikian? Anda tentu mengetahui bahwa kotoran hewan
bisa dijadikan pupuk ( pupuk kandang ).
Kotoran tersebut merupakan limbah tapi bagi tanaman merupakan makanan yang
amat lezat.
Limbah pikiran manusia yang kotor adalah merupakan pupuk yang sangat
subur bagi perkembangan makhluk sejenis hama,
maka ketika kehidupan dalam krisis yang sangat parah bermunculanlah kutu,
tungau yang mengganggu. Kalau limbah pikiran kotor itu semakin menebal dan
mengandung radiasi maka yang muncul bukan hanya hama kutu tetapi bisa makhluk yang lebih
besar lagi. Bila belalang terkena radiasi pikiran kotor akan melahirkan telor-belalang
berjuta kali lipat, tikus, katak, bisa
berkembang dengan berlipat lipat ganda jadi hama yang tiba tiba saja muncul menghabiskan
semua tanaman berhektar hektar,kemudian lenyap begitu saja.
Waktu itu penduduk Mesir dikalangan atas sangat serakah sehingga
rakyat Mesir kalangan bawah menjadi tertindas dan meletuplah energi limbah
pikiran keserakahan itu dalam bentuk gelombang radiasi terhadap makhluk
belalang dan belalangpun bertelur dengan berlipat-lipat ganda jumlahnya lalu
muncullah hama
belalang yang dahsat. Disisi lain banyak
rakyat yang darahnya telah dihisap oleh lintah darat, sementara dipojok lain
ada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan kedudukan sehingga pikiran
kotor ini pun menebar di aura langit, mewujudkan penyakit demam berdarah. Katak bermunculan dimana mana kerena
banyaknya sehingga menjadi hama yang menjijikkan. Sisanya umat yang penuh
dengan penderitaan hidup yang tak ada lagi tempat mengadu, limbah pikiran ini
pun demikian tebalnya sehingga melahirkan hama kutu dan tungau.
3. Penyakit
yang mematerialisasi itu telah muncul di negri kita
Pemunculan makhluk kecil yang melata karena akibat proses materialisasi limbah pikiran
manusia yang perwujudannya dalam bentuk belalang, katak, kutu, penyakit darah
sudah pernah muncul di tanah air kita. Kita telah melihat dan mendengar dari
siaran TV, berhektar-hektar ladang masyarakat Lampung habis dilalap belalang,
baru baru ini kita dengar dan lihat juga di TV terjadi hama ulat bulu yang
meresahkan masyarakat. Penyakit demam
berdarah ada dimana-mana dan sudah banyak memakan korban. Bukan hanya katak sebagai perwujudan kotoran
jiwa orang yang suka menjilat, tapi tikus gemukpun ikut menghabiskan sawah
rakyat yang tidak ikut melakukan dosa.
Mungkin karena keserakahan orang-orang yang keterlaluan sehingga bukan
hanya hutan saja yang digunduli malah dibakar beribu-ribu hektar. Sudah kaya tapi belum lagi puas merasakan
kekayaan itu sehingga menjadi ingkar kepada nikmat Allah. Untuk menimbun kekayaan harus punya modal
besar, maka dipinjamlah modal dari luar negeri dengan perhitungan dolar. Waktu meminjam nilai dolar sekitar Rp.
5.000,- ( misalnya ) dan ketika mau membayar dolar sudah bernilai Rp. 10.000,-
maka konglomeratpun ikut menjadi melarat. Tapi melaratnya konglomerat masih
bisa sembunyi diluar negeri, melaratnya orang miskin menyebabkan mereka
menderita busung lapar
Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda
bumi kita sedang sakit keras dikarenakan umatnya telah dilanda penyakit “krisis”. Mula-mula yang berjangkit adalah krisman (krisis iman) dan akibat krisis
itu muncullah penyakit baru yaitu krismen
(krisis mental). Akibat dari dua macam
krisis tersebut muncul lagi krisis-krisis lain yaitu krismon (krisis moneter) karena banyak yang korupsi dan kolusi dan
akhirnya muncullah krismor (krisis
moral) yang berdampak banyaknya perampokan, perjudian, pembunuhan, pemerkosaan,
perzinahan dan tindak pidana lainnya.
Dan pada puncaknya akan muncul lagi krispol
(krisis politik) yang menjadikan Wakil Rakyat di DPR hanya mewakili Partai yang
belum tentu mereka siap sebagai wakil rakyat yang punya ilmu/keterampilam
merencanakan bagaimana supaya Negeri ini menjadi makmur dan aman sentosa, Bagaimana
mencegah agar para penguasa tidak melakukan kesewenangan, main culik, main
ciduk, money politik, nepotisme dan lain-lain?.
Krisis yang muncul di bumi Indonesia ini malah
lebih parah dari apa yang pernah terjadi di zaman Fir’aun, ini menunjukkan
bahwa umat manusia di Indonesia juga telah mengidap penyakit “krisis” yang
lebih parah dari krisis di zaman Fir’aun.
Kebanyakan orang-orang yang menjadi penyebab terjadinya krisis di zaman
Fir’aun itu adalah kalangan atas dan si Fir’aunnya sendiri yang telah melakukan
kedurjanaan di bumi.
Kalau ciri-ciri krisis yang dialami suatu bangsa sama
dengan dizaman Fir’aun atau malah lebih dahsyat lagi, itu berarti pemerintah di
negara itu sama seperti Fir’aun yang menelantarkan rakyat. Wakil rakyat yang
dipilih rakyat dengan membutakan-mata
lalu yang terpilih itu rupanya hatinya juga buta, maka ketika ia
melangkah sengaja atau tidak telah menginjak rakyat sehingga rakyat dibawah
terpijak oleh yang diatas.. Keadaan masyarakat sudah seperti umat Musa yang mereka lebih mempercayai
Samiri si tukang sihir dari pada ajaran
Musa . Sekarangpun keadaan sudah seperti itu, orang lebih percaya kepada
dukun/paranormal daripada ayat Allah. Percaya kepada yang ghaib yang dianjurkan
Quran semestinya diamalkan dengan menyadari adanya Malaikat yang selalu
memperhatikan dan merekam segala perbuatan kita tapi sekarang dipopulerkan
orang bahwa percaya pada yang ghaib dengan percaya adanya hantu penunggu rumah yang mengganggu,oleh para Kiyai, Paranormal hantu
itu diusir dengan tenaga dalam, ditangkap dan
dimasukkan kedalam botol. Hantu itu apa ? Apakah Hantu itu merupakan
badan Rohani orang mati yang masih tertinggal dibumi, atau mereka yang sudah di
Barzakh bisa turun lagi kebumi ? Apakah Hantu itu Syaithan yang mengganggu ?
Apakah ada penjelasannya menurut Al Quran, Hadits atau Sain?, Secara ilmiahnya
”gantu” hanyalah merupakan pikiran pikiran yang tertinggal setelah Badan
Rohaninya meninggalkan dunia ?
Kepercayaan
pada hal hal yang bersifat mistik itu merupakan virus penyakit jiwa yang
merasuki qalbu lalu merusak Iman dan Aqidah. Tetapi acara menangkap Hantu
semakin memasyarakat dan dibudayakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar