Senin, 26 Desember 2011

Akhirat yang abadi 4


Akhirat yang abadi ( 4 ) 
                                              
                                      BAB SATU
PERISTIWA KEHANCURAN BUMI DAN ALAM

               Pengertian Iman Kepada Hari Akhirat

Iman kepada hari akhirat merupakan keyakinan umat Islam yang seharusnya diperhitungkan sejak sekarang karena iman kepada hari akhir ini memerlukan bekal persiapan di bumi.  Sesuai dengan definisi iman yang harus diyakini dengan hati dan dikokohkan oleh lisan ( pikiran ) kemudian diamalkan dalam perbuatan.  Tahap pertama dan kedua mengimani hari akhir cukup dengan adanya dalil dari ayat yang benar-benar diyakini dengan hati dan ada dalil atau teori sains yang logis agar diyakini akal pikiran,  namun untuk mengamalkannya tidak cukup dengan meyakini adanya kehidupan yang kedua kali,  tetapi harus ada upaya membenahi kehidupan yang sekarang di dunia dengan amal saleh sebagai modal pulang keakhirat..
Iman kepada hari akhirat berkaitan dengan dua peristiwa.  Pertama peristiwa kehancuran jagat raya, dan yang kedua adanya hari Qiyamat ( hari berbangkit ) yang pada umumnya umat Islam tidak membedakan kedua hari tersebut. Sebenarnya kedua peristiwa itu berbeda.  Peristiwa kehancuran bumi ini dinamakan Zulzil (kegoncangan), Sa’ah (waktu), Thammah (malapetaka), Shaihah (suara dahsyat), Ash-Shur (terompet), dan beberapa istilah lainnya.  Adapun kata Qiyamat artinya “bangkit”, jadi kata ini khusus ditujukan kepada manusia yang nanti akan bangkit kembali pada kehidupan kedua  Kalau bumi ini atau langit,  mana mungkin qiyamat (bangkit), yang bangkit itu manusianya. Bumi dan langit akan hancur, kembali menyusut seperti semula ketika awalnya dijadikan Allah, lalu hancur kemudian diganti Allah dengan alam yang baru, jadi alam semesta tidak qiyamat yang qiyamat hanyalah manusia.

1.    Data Al-Qur’an tentang Kehancuran Alam Semesta

Firman Allah :
Aku bersumpah dengan hari Qiyamat,
Dan Aku bersumpah dengan Jiwa yang selalu menyesal
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali
tulang belulangnya
Bukan demikian sebenarnya Kami kuasa menyusun kembali jari jemariny
dengan sempurna
Bahkan manusia itu mau melakukan maksiat terus terusan
Ia bertanya : “ bilakah hari Qiyamat itu ?”
Maka bila mata telah terbelalak
Dan bulan telah hilang cahayanya
Bulan dan matahari dikumpulkan
Pada hari itu manusia berkata : “Kemanakah tempat lari”
Sekali kali tidak, tidak ada tempat berlindung
Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali
Pada hari itu diberikan kepada manusia apa yang dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya
(Q.S. 75 Al Qiyamah :1 s/d 13 )

1.1.    Peristiwa di Bumi

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ(1)يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ(2)

“Hai segenap manusia! Bertaqwalah kepada Tuhan kamu sesungguhnya goncangan Sa’ah  itu adalah sesuatu yang amat dahsyat.  Pada hari itu tiap-tiap ibu yang menyusui lupa akan anak yang disusuinya. Dan tiap-tiap wanita yang mengandung menghantarkan kandungannya (melahirkan). Dan engkau lihat manusia itu semuanya pada mabuk padahal mereka itu bukanlah mabuk akan tetapi azab Allah itu sungguh maha dahsyat” (Q.S. 22/Al-Hajj:  1-2).

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (4) مَا يَنْظُرُونَ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُون َ(4) فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَا إِلَى أَهْلِهِمْ يَرْجِعُون(َ0)
“ Mereka berkata : ‘ Bilakah ( terjadinya ) janji itu ( hari kehancuran ) jika kamu memang benar. Mereka tidak menunggu melainkan satu ledakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Mereka tak ada kesempatan lagi untuk membuat wasiat dan juga tidak kuasa untuk kembali kekeluarganya. ( Q.,S 36 Yaa Siin: 48-50 )

إِذَا زُلْزِلَتِ الأَرْضُ زِلْزَالَهَا(1) وَأَخْرَجَتِ الأَرْضُ أَثْقَالَهَا(2) وَقَال الإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُم ْ(6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه ُ8

“Apabila bumi digoncangkan segoncang-goncangnya dan bumi itu memuntahkan segala isi perutnya.  Dan manusia pada berkata: “mengapakah dia?  Pada hari itu ia (bumi) menceritakan keadaannya.Pada hari itu sekalian manusia keluar dalam berbagai-bagai keadaan untuk memperlihatkan semua amal perbuatan mereka.  Barangsiapa berbuat amal kebaikan seberat atom sekalipun niscaya akan dilihatnya.  Dan barangsiapa yang berbuat amal kejahatan seberat atom sekalipun niscaya akan dilihatnya” (Q.S. 99/Al-Zilzalah:  1-8).
 
1.2.   Kehancuran Solar Sistim dan Beberapa Solar yang Lain dimana Bumi Kita Pecah dan Hancur.

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ (1)  وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَت ْ(2)  وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ (3) وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَت ْ(4) عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ (5)

“Manakala langit pecah dan segala bintang-bintang jatuh bertaburan, segala laut berpancaran dan semua kubur terbongkar sadarlah tiap-tiap diri akan apa-apayang telah ditunaikannya dan ditangguhkannya” (Q.S. 82/Al-Infithar:  1-5).

يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9) وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا (0)
“Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang.  Dan gunung-gunung berlari (terlempar)” (Q.S. 52/Ath-Thur:  9-10).

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَت ْ(1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَت ْ(2)

“Apabila matahari digulingkan dan planet-planet terpelanting” (Q.S. 81/At-Takwir:  1-2).
يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْل ِ(8)

“Ruang angkasa nampak bagaikan cairan tembaga panas’ (Q.S. 70/Al-Ma’arij: 8).

1.3.   Kehancuran Jagat Raya

يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ(1)
“Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran kertas.  Sebagaimana Kami telah memulai dengan penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya” (Q.S. 21/Al-Anbiya’: 104).
 فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَان ِ(3) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان (3) فَيَوْمَئِذٍ لَا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلا جَان ٌّ(9) فَبِأَيِّ ءَالاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4) يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَام ِ(4) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4) هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ  (4) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ ءَانٍ(4) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4)
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilapan minyak.  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?  Pada waktu itu manusia dan Jin tidak ditanya tentang dosanya.  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakan? Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.  Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Inilah neraka jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.  Mereka berkeliling diantaranya dan diantara air yang mendidih yang memuncak panasnya.  Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. 55/Ar-Rahman: 37-45).

2.                Alam Jagat diganti dengan yang baru

يَوْمَ تُبَدَّلُ الاأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّار    (>)

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka semuanya (di bumi Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S. 14/Ibrahim: 48).

    Dari kumpulan ayat ayat diatas yang menginformasikan tentang kehancuran alam semesta ada dua faham dalam hal ini. Pertama faham yang menduga bahwa kehancuran Alam tidak sekaligus tapi bermula dengan kehancuran Matahari matahari kerena telah terlempar dari orbitnya. Selain ada dalil ayat yang menjelaskan ( Q.S 81 At Takwir:1,2) faham ini didukung dengan penelitian para Astronom yang menurut mereka bahwa dalam jagat raya ini sudah banyak Bintang / Matahari yang sudah pecah  Setiap matahari tentu mempunyai bumi dan pada setiap bumi itu tentu ada manusia penghuninya maka dengan pecahnya bintang itu mereka telah duluan mengalami Kiamat ( dalam arti buminya telah hancur bukan kiamat dalam arti sebenarnya : hari berbangkit ) Kedua adalah faham yang berpendapat sesuai bunyi ayat ayat diatas yang tidak menjelaskan adanya kehancuran permulaan terhadap bumi yang lain lainnya baru sesudah itu kehancuran alam semesta, maka kehancuran alam semesta hanya sekali gus saja  ketika sangkakala pertama dibunyikan. Sebab kalau kehancuran alam dimulai dengan Qiyamat Shughra     ( kehancuran bumi bumi yang ada dijagat ) berapa milyar tahunkah manusia yang lebih dahuluan mati menunggu di Barzakh  sampai Qiyamat besar itu datang ? Sebenarnya masalah berapa lama manusia menunggu tidak perlu dipermasalahkan kerena di Barzakh itu manusia sudah merupakan makhluk Rohani yang tidak dipengaruhi oleh waktu. Bagi mereka tidak ada perasaan lama atau sebentar, kalaupun alam ini hancur secara bertahap atau sekaligus. Qiyamat ( hari berbangkit ) terjadi setelah alam semesta ini hancur dan berganti dengan yang baru. Pada alam semesta yang baru kembali berulang kehidupan diatas bumi yang baru itu seperti dulu Allah mula mula menjadikan bumi, bagi-Nya tidak sulit untuk mengulangi kembali apa yang telah diperbuat-Nya. Kalaupun ada yang menduga Alam jagat Raya ini sudah ada yang hancur dimana alam jagat yang sekarang ini hanyalah pengganti yang sudah hancur itu, bukan suatu hal yang mustahil itu mungkin saja hanya tidak ada diberitakan Allah kejadiannya kepada kita.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar