Kamis, 24 November 2011

MENGUAK TAKDIR 4

PRAHARA YANG MENIMPA UMAT MANUSIA APAKAH ITU SKENARIO ALLAH?

1.               Musibah Bencana Alam.

             Sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah tentang “manusia dalam  Kurungan ajalnya “, yang sudah dibicrakan pada tulisan yang lalu Menguak Takdir 2, bahwa kita hidup dalam kurungan ajal yang kita tidak tahu berapa luas kurungan itu dan berapa banyak garis rintangan yang dilalui yang mengakibatkan  terkurasnya energi jiwa. Lepas dari satu rintangan  akan bertemu lagi dengan rintangan yang lain yang lebih ringan atau mungkin lebih berat. Dalam upaya melapasi sebuah rintangan manusia telah menghamburkan energi jiwanya tapi rintangan itu tidak usai masih bersambung lagi dalam perjalanan hidupnya. Energi jiwa yang terkuras demikian banyak, seperti motor atau mobil yang minyaknya sudah banyak terpakai gara gara selalu berhenti tapi mesin tetap hidup, begitulah diri kita banyak kegetiran hidup sudah barangtentu energi jiwa semakin terkuras dan habis sebelum sampai dibatas umur mungkin juga hanya pertengahan, maka jiwapun mengurai dan ruh  meninggalkan jasad. Peristiwa itu disebut “kematian”.
             Rintangan yang dihadapi oleh manusia itu bermacam-macam ada dalam bentuk bala, musibah, bencana, kesulitan hidup, azab penderitaan. Perlu juga dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan rintangan ialah segala penghalang yang merintangi perjalanan  manusia yang mau tidak mau harus ditempuh dengan berbagai upaya. Bila manusia yang dalam perjalanan hidupnya melihat jauh kedepan dimana ia melihat didepan perjalanannya ada rintangan itulah dimaksud dengan tantangan. Dalam menempuh rintangan kebanyakan manusia tidak siap tetapi menghadapi tantangan harus siap. Jadi hambatan dalam perjalanan yang didepan disebut tantangan dan kalau sudah dilewati atau sedang dilewati  disebut rintangan.
             Tantangan dan rintangan yang dilewati dan dihadapi manusia dalam perjalan hidupnya ada yang menimbulkan malapetaka atau bencana yang disebut dengan istilah BA’SA ada yang merupakan kemudaratan atau kesengsaraan yang disebut DHARRA’ dan ada yang mengakibatkan kegoncangan jiwa, yang menyebabkan terjadinya ledakan sosial, atau ledakan didalam diri (stres ): disebut ZULZIL. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ(1)
“Apakah kamu mengira  bahwa kamu akan masuk sorga padahal belum datang kepadamu (rintangan / tantangan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa mala petaka, kesengsaraan serta kegoncangan, sehingga berkatalah Rasul dengan orang-orang yang beriman dengannya :”Bilakah datangnya pertolongan Allah “. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat “ (Q.S Al-Baqarah /2: 214).
       Banyak sekali ayat yang menyatakan tentang adanya rintangan dan tantangan dalam perjalanan manusia dalam meniti titian nasib dan takdirnya diantaranya adalah ayat-ayat yang akan dituliskan berikut ini.

1.1. Bencana Alam Nyata

a.             Banjir besar akibat kedurhakaan manusia kepada Allah, pada zaman Nabi Nuh. Berita ini dapat kita temukan dalam Q.S 11:29 s/d 49.

وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ(4)

Dikatakan Allah : “ Hai bumi, telanlah airmu, hai langit berhentilah”. Dan airpun disurutkan, perintahpun usai dan bahtera itupun berlabuh diatas bukit Judi, dan dikatakan lagi : “ binasalah orang-orang yang zalim” ( Q.S. Hud/11 : 44).

b.             Hujan batu, akibat kedurjanaan kaum Sadum yang Homosek dizaman Nabi Luth. Beritanya dapat kita temukan pada Q.S. 7/ Al-A’raf :80 s/d 84.
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ(4)
        .“Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka perhatikanlah akibatnya bagaimana orang-orang yang berbuat dosa itu” (Q.S. Al-A’raf/7 : 84),
c.     Bumi terbelah, karena kedurhakaan kaum ‘Ad pada zaman Nabi Hud. Beritanya kita temukan pada: Q.S. 7/ Al-A’raf: 65 s/d 72. QS. 11/Hud : 50 s/d 60 dan Q.S 26/ Asy-Syu’ara : 123 s/d 140,
 فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya yang demikian itu adalah suatu ayat dan tidak juga kebanyakan mereka itu yang beriman” (Q.S.26/ Asy Syua’ara : 139).

d.    Gempa dahsyat, menghancurkan peradaban tinggi bangsa Tsamud, di zaman Nabi Shalih karena mendustakan ayat Allah. Beritanya dapat kita baca pada Q.S. 11 : 61 s/d 68, kemudian surat Al-A’raf/7 :73 s/d 79.

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ(.)
         “Maka mereka itu dihantam gempa maka jadilah mereka itu mayat bergelimpangan ditempat tinggal mereka” (Q.S.7/ Al-A’raf :78)

e.       Suara letupan dahsyat
         Penduduk Madyan pada zaman Nabi Syu’aib pernah ditimpa bencana berupa suara letupan dahsyat yang dikisahkan Al-Qur’an dalam surat Hud / 11 : 84 s/d 95 :
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ(4)
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu`aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (Q.S.11/ Hud 94)

f.     Topan, kemarau panjang dan hama tanaman

Pada zaman Nabi Musa /  masa Fir’aun di Mesir pernah terjadi bencana yang  tidak seperi bencana alam biasa, tapi berupa makhluk yang mematerialisasi dari limbah pikiran.  Beritanya terdata dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf / 7 : 103 s/d 166.
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ءَايَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ(1)
“Maka Kami kirim kepada mereka ( Bangsa Mesir) topan, dan hama belalang kutu  katak penyakit yang mengeluarkan darah, itulah yang ayat yang jelas (mematerialisasi), tapi mereka tetap sombong dan adalah mereka kaum yang berdosa” (Q.S. Al-A’raf/7 : 133).

1. 2. Azab
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ(5)
“ Katakanlah ! Dia-lah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu dan dari bawah kakimu ; atau mencampurkan kamu kedalam golongan-golongan (perpecahan) dan merasakan sebagian kamu kejahatan sebagian yang lain, perhatikanlah bagaimana Kami telah mendatangkan ayat (tanda kekuasaan) kami agar mereka memahaminya “(Q.S.6/ Al-an’am : 65).

1. 3. Bala / Mushibah

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ(1)
      “Dan sungguh akan Kami berikan Bala/Mushibah kepada kamu dengan sesuatu (diantaranya): ketakutan, kelaparan kekurangan harta, (kekurangan) diri. (kekurangan) buah-buahan : dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang shabar. Yaitu orang yang apabila ditimpa mushibah mereka berkata : “Sesungguhnya kami (hidup) untuk Allah dan kepada-Nya juga akan kembali” (Q.S. AlBaqarah / 2 : 155, 156).

2 .   Bermacam-macam bentuk Prahara
       Dalam Kehidupan

         Berdasarkan Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 214 yang telah dikutip terdahulu dijelaskan ada tiga macam Prahara yang merupakan hambatan, tantangan dalam perjalanan hidup yang dengan istilah Al-Qur’an disebut : BA’SA, DHARRA’ dan ZULZIL.

2.1.  Ba’sa’ (bencana/ malapetaka)
         Dari data-data Al-Qur’an bahwa bentuk bencana alam yang pernah terjadi diantaranya : Banjir besar di Zaman Nabi Hud, Gempa yang dahsyat di Zaman Nabi Shalih, Letupan yang dahsyat di Zaman Nabi Syu’aib. Bencana alam tersebut merupakan azab yang datang dari bawah telapak kaki manusia itu sendiri (Q.S. 6 : 85).

2.2. Dharra’ (penderiataan/ kesengsaraan)
        Azab yang menerpa kehidupan dalam bentuk tekanan yang  menyebabkan manusia  terjepit hidupnya. Akibat azab penderitaan hidup ini diantaranya : kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, kekurangan bagian diri, kekurangan hasil panen (Q.S. 2 : 155,156).

2.3. Zulzil (kegonjangan akibat ledakan sosial )
        Kegoncangan hidup dalam masyarakat yang berakibat terjadinya ledakan sosial yang lebih berbahaya dari ledakan gunung berapi, telah diingatkan Allah dalam surat Al-An’am ayat 65 yang mewujud dalam bentuk “perpecahan ummat”, kejahatan-kejahatan moral ( penjarahan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan ) yang mendatangkan mudharat bagi masyarakat lain padahal mereka orang beriman dan bermoral
      Sebenarnya bukan hanya Prahara : Dharra  dan  Zulzil saja yang datang akibat ulah manusia akan tetapi bencana alam seperti yang telah disebutkan tadi juga disebabkan oleh ulah manusia yang durjana.
      Mari kita baca data-data kejadian tentang banjir, bumi yang terbelah, gempa, letupan, yang terjadi pada zaman Nabi-nabi yang telah disebutkan itu bahwa Allah menjelaskan sebabnya karena ummat manusia telah mengingkari ajaran Allah (menjadi kafir). Kekafiran manusia bukan hanya menantang ayat-ayat Qur’aniyah tapi yang lebih parah tidak pedili dengan sunntu’llah ( hukum didalam alam ) yaitu ayat-ayat kauniyah
      Akibat umat yang durhaka itu menimbulkan dampak kerisis moral yang berakibat bukan hanya kepada sesama manusia tetapi juga “bumi ikut menderita” seolah-olah bumi terjangkit penyakit , diantara tanda-tanda sakitnya : terjadi gempa, banjir dan sebagainya yang kata orang awam, itu sebagai pernyataan murkanya Allah, tapi Allah mengatakan : “ Bima kasabat aidi’n-naas” ( disebabkan oleh ulah tangan manusia )
         Prahara yang menimpa umat manusia berupa Banjir, Hujan batu, Tanah terbelah, Gempa, Letupan dahsyat. Topan dan kemarau panjang, serta hama tanaman yang membuat gagal panen. Dari makna tersurat ayat-ayat diatas kelihatannya Allah murka lalu menghukum umat manusia, kalau itu berupa hukuman, kog yang ber-iman kepada-Nya juga ikut terkena hukuman?. Kutipan Firman Allah yang menyatakan : “Kami hujani mereka dengan hujan batu, kami binasakan  mereka, Kami kirim kepada mereka Taufan, Dia (Allah) yang mengirimkan azab, Kami berikan Bala / musibah”, seolah-olah Allah itu menganiaya (men-zholimi) hambanya, padahal Allah tidak pernah berbuat zholim kepada hambanya manusialah yang menzholimi dirinya sendiri. “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zholim kepada manusia sedikitpun, tetapi manusia itu yang membuat zholim kepada diri mereka sendiri “(Q.S. 10/Yunus: 44).
Ayat yang maknanya sama dengan kutipan yang diatas dapat kita temui dalam Al-Qur’an surah 29:40; 30:9; 3:117; 16:33; 9:70.
         Kalimat ”Allah mengirim Azab dan Allah tidak pernah menzholimi seperti bertentangan; tapi sebenarnya tidak. Dalam gaya bahasa “kalimat tersebut disebut kalimat koreksio”. Ayat tersebut diatas telah dikoreksi Allah dengan ayat yang terdapat pada surat : 10 :44;  29:40; 30:9; 3:117 dan 9 :70.
         Kenapa kalimat: “kami binasakan mereka atau kami hujani mereka “ dikoreksi dengan kata : “bukan Allah yang menzholimi tetapi mereka sendiri  yang menzholimi dirinya“ ; supaya kita tidak salah tafsir. Tapi karena bingungnya penafsir menganggap seolah-olah Allah bersikap sesuka hatinya maka ayat yang berbunyi :
فإن الله يضل من يشاء ويهدى من يشاء.......
diartikan :
“ maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dimaui-Nya dan menunjuki siapa yang dimaui-Nya…….”(Q.S. 35 : 8).
        Padahal kalau kita terjemah ayat tersebut secara harfiah tanpa terpengaruh dengan paham seperti makna diatas, maka terjemahannya ; Fa inna’llaha = maka sesungguhnya Allah  yudhillu = menyesatkan. Man = orang/siapa. Yasyaa-u = (ia) mau. Jadi : Allah menyesatkan orang atau siapa saja yang mau dengan kesesatan itu , yaitu orang-orang yang durjana / jahat, begitu sebaliknya Allah akan menghidayahi/ menunjuki siapa yang mau dengan petunjuk, yaitu yang mau mencari hidayah dengan banyak mengaji,study Qur’an; bukan Allah berbuat sesuka-sukanya, ( mau disesatkan-Nya mau ditunjuki-Nya ya suka–suka Allah-lah ). Allah berbuat berdasarkan aturan yang Ia buat sendiri. Kalau Allah berbuat sesuka-suka-Nya maka ummat yang mengikut sunnah Allah akan berlaku sesukanya pula, dengan alasan Allah pun mencontohkan berbuat sesuka-suka-Nya.
        Kalau Allah memang tidak mau berbuat sesuka-suka-Nya : “ Bagaimana mungkin Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang itu tega menghukum hambanya dengan menurunkan azab, dengan banjir, gempa bumi, hujan batu, angin topan, hama belalang, kutu dan katak ?, padahal Allah sudah menjanjikan kepada orang-orang yang baik disediakan-Nya surga dan kepada penjahat disediakan-Nya neraka, kenapa belum lagi kiamat Allah sudah memberikan neraka-penderitaan kepada manusia padahal yang kena musibah itu diantaranya banyak yang beriman. Untuk menjawab pertanyaan diatas  perlu dibuat penjelasan dengan suatu perumpamaan.
        Kalau “ energi keilahian “ itu kita umpamakan “listrik” maka listrik itu dapat mengalir ke radio, TV, kipas angin, setrika dan benda benda tersebutpun dapat hidup oleh listrik, malah pabrik-pabrik besar dapat aktif, jalan-jalan raya dimalam hari terang benderang karena listrik. Suatu peristiwa ada orang bodoh sebagai pengguna listrik yang ceroboh, listrik dirumahnya korslet, terjadilah percikan api, rumahnya terbakar, api menyambar kekanan kekiri kerumah tetangga maka akhirnya rumah-rumah sekampung terbakar. Siapa yang membakar kampung? Tak ada orang yang membakar, hanya karena arus listrik. Sibodoh yang teledor  itu telah menerima akibat dari kebodohannya tapi orang lain juga merasakan azab dari terbakarnya kampung. Orang berkata “rumah-rumah itu terbakar karena arus pendek” padahal itu kesalahan seorang manusia. Begitulah bencana alam yang dahsyat itu kerena manusia bodoh, mungkin tak sengaja atau karena kebodohan telah membuat arus energi Ilahy korslet, karena manusia menantang sunnatu’llah  maka terjadilah bencana alam  yang dahsyat seperti gempa dan Sunami. ( Contoh : bumi telah dilobangi manusia untuk mendapatkan hasil tambang, lobang lobang dibumi yang dibuat mannusia itu begitu banyaknya dan akibat penambangan itu perut bumi kroak beribu kilometer-kubik. Bumi kita dengan tubuhnya yang berlobang-lobang itu berotasi sambil berlari mengelilingi matahari dengan kecepatan tinggi dan bumi telah dipukul sepanjang perjalanannya itu dengan terpaan angin demikian kuat beratus ratus tahun lamanya maka patahlah lempeng bumi itu, maka terjadilah gempa dan sunami), bukankah bencana alam ini karena ulah manusia ?.
          Maka Allah menyatakan :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ(1)
Telah kelihatan kerusakan di daratan maupun di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia itu sendiri , supaya mereka merasakan (akibat) dari perbuatan mereka mudah-mudahan mereka mau kembali (menyadari)”(q.s.Ar-ruum/30:41)

          ( Permasalahan diatas pernah penulis sampaikan dalam sebuah Majlis-Ta’lim  ada seorang jamaah yang komplin katanya : ”Pak Ustad kog berani mengumpamakan Allah dengan Listrik”. Jawab penulis : ”Saya tidak mengumpamakan Allah dengan listrik atau membandingkan-Nya tapi saya menceritakan cara kerja listrik karena listrik termasuk hal yang abstrak (gaib ) untuk sebagai perbandingan cara bekerjanya energi  ).
Kalau benda kita hancurkan akan menjadi bagian yang halus, yaitu tepung, kalau tepung dihaluskan lagi akan mnjadi molekul, molekul kalau dihancurkan lagi akan menjadi atom, atom adalah bagian yang terkecil dari benda ( materi ), kalau atom ini diurai maka hilanglah sifat bendanya maka ia akan menjadi energi. Energi ini ada yang bersifat (+) namanya Proton ada yang (-) namanya elektron dan ada yang (o) namanya Neurtron. Energi atom ini dapat diolah manusia menjdi Nuklir yang amat dahsyat kekuatannya ( contohnya : Bom-atom buatan Albert Einstein yang menghancurkan Hirosima dan Nagasaki ) ”Ada energi lain yang bukan dari olahan atom tapi ada dalam atom energi itu namanya RUH berisi hayat (daya hidup ) dan intelegensi Energinya mengisi seluruh materi ada dalam benda ada dalam tumbuhan ada dalam hewan ada dalam diri manusia ada dalam diri makhluk selain manusia ( jin dan malaikat ). Masih ada energi yang maha dahsyat, Energi-Yang Maha itu adalah energi Ilahy yang berisi Kecerdasan-Agung yang Maha segalanya yang mengisi seluruh jagat, seluruh apa yang ada dan ada dalam diri manusia  yang kalau menusia menyalahgunakan hukum energi Ilahi itu akan terjadi dampak negatip yang dahsyat seperti yang dijelaskan ayat yang telah dikutip diatas.”. Itulah sebabnya                               Allah mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa kerusakan alam dikarenakan oleh ulah tangan manusia.                ( بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ  )
          Kata : gha-dhi-ba = murka “, jangan difahamkan : Allah marah karena sakit hati, tersinggung atau benci melihat tingkah laku ummatnya yang durhaka. Al-Ghaa-dhib (pemarah), bukanlah sifat Allah. Dalam Asmaa’ul Husna, 99 nama Allah ; tidak ada terselip kata Al-Ghaadhib. Kata Gha-di-ba pada ayat tersebut diatas adalah bentuk majaz (lapadz yang dipindahkan artinya kepada arti yang baru) arti aslinya adalah : “akibat melanggar hukum Allah, diganti dengan murka Allah “. Seperti contoh dalam bahasa Indonesia : “Anda kalau naik motor, pakai helemlah, nanti ditangkap polisi !”. Sebenarnya tidak pernah polisi menangkap orang yang tidak pakai helem tapi “ polisi menyetop orang yang naik motor itu, ia tanyai sipengendara ada SIM atau STNK, kalau ternyata ada kesalahan dia mewajibkan membayar denda”, tapi semua kata yang panjang itu kita ganti dengan kata “ditangkap”. Demikianlah kata “murka Allah” sebagai pengganti kata : yang melanggar hukum Allah. Memang sudah menajadi hukum Allah (Sunnatullah) bahwa :.
        “Bila energi keilahian dibukakan kesaluran iman maka energi akan mendorong iman beraktivitas, tetapi bila energi ke Ilahian itu dibukakan kearah kezholiman maka energi itu mendorong perbuatan zholim, sehingga kezholiman merebak menjadi fasad (pengrusakan) menjadi kemungkaran dan yang lain-lain lagi”.
         Yang dimaksud dengan topan didalam Al-Qur’an bukan topan bahasa Indonesia yang bermakna angin kencang tapi Thaufan (dari kata tha-wa-fa) yang bermakna energi yang berputar-putar yang mengandung limbah pikiran kotor dapat berwujud makhluk halus seperti kutu dan tungau. Keadaan seperti ini bisa terjadi dimana-mana terutama masa perang berkecamuk. Dimasa bangsa kita merebut kemerdekaan dimana rakyat mengalami krisis yang parah dengan penderitaan yang tak tertahankan : limbah pikiran kotor yang mematerialisasi (membenda) juga pernah terjadi di negeri kita. Pernah muncul hama tungau (sejenis kutu) yang merajalela, waktu itu hampir semua orang kena sakit gatal-gatal, yang menular, muncul lagi penyakit puru, bubul (puru yang di telapak kaki). Para ahli sejarah menyebutnya dengan istilah hama perang        Al-Qur’an telah memberitakan wabah hama yang mematerialisasi pernah terjadi di Mesir, karena penguasa di Mesir telah berbuat ke-zholim-an dan kapan saja ada penguasa zholim di negeri manapun wabah seperti itu akan muncul lagi.
          Waktu ummat kalangan atas di Mesir begitu serakah, sehingga ummat bangsa Mesir kalangan bawah menjadi tertindas maka meletuplah energi limbah pikiran keserakahan itu dalam bentuk gelombang radiasi-pikiran-kotor. Gelombang Radiasi itu mengenai belalang dan belalangpun bertelur dengan berlipat-lipat ganda  sampai miliaran banyaknya, lalu muncullah hama belalang. Disisi lain banyak ummat yang darahnya  dikuras oleh lintah darat, sementara dipojok lain ada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan kedudukan sehingga pikiran kotor inipun mewujudkan penyakit “berdarah”, “kemunculan katak atau tikus”. Sisanya ummat yang penuh dengan penderitaan yang tak ada lagi tempat mengadu, limbah pikiran inipun demikin tebal, sehingga melahirkan hama “kutu”.
          Secara biologi melalui proses alam limbah dapat berubah menjadi makhluk, misalnya tinja yang dibiarkan dilobang terbuka akan ditelori lalat dan akhirnya muncul ulat bagaimana mungkin limbah pikiran akibat kedurjanaan atau akibat penderiataan bisa berobah menjadi makhluk  sejenis hama.
          Dalam ilmu metafisika ada istilah Aura yang bermakna pancaran sinar/daya dari suatu makhluk. Manusia mempunyai Aura dalam dan Aura luar. Aura dalam itu adalah pancaran tubuh bioplasmik yang muncul kepermukaan tubuh lebih kurang 10 Cm. Adapun Aura luar adalah pancaran tubuh fisik yang memancarkan sinar sejauh satu meter. Binatang, tumbuhan juga punya Aura. Bumi kita mempunyai Aura yang dapat menyimpan gelombang pikiran kotor dari penghuninya baik pikiran-kotor yang berasal dari pemimpin dan kroninya yang zholim maupun rasa-sakit-hati , dendam, kecewa dari rakyat jelata yang tertindas. Pikiran kotor ini memadat lalu memunculkan makhluk  baru biasanya bentuk kutu, hama dan sejenisnya. Pikiran kotor dapat juga berbentuk gas sehingga orang dapat menyaksikan awan yang berbentuk sesuatu, pernah terjadi/muncul di langit ketika perang di Bosnia yang banyak memakan korban terlihat awan berbentuk orang yang mirip monyet
          Malah kadang-kadang limbah pikiran kotor itu mengeluarkan radiasi yang dapat menyentuh sesama manusia sehingga manusia seperti ketularan kejahatan. Sebagaimana keadaan yang kita alami sesudah krismon, orang-orang mudah sekali mengamuk, lalu terjadilah bentrok sesama anak bangsa, terjadi penjarahan hampir diseluruh kota besar. Pengikut PDI-P mengamuk ketika ibu Mega hampir tak terpilih. Masa pendukung Gus-Dur mengamuk di Surabaya yang mengakibatkan kantor DPD Golkar hangus (Waspada, 7-02-01). Rakyat Libya mengamuk memburu Presidennya sendiri Muammar Qaddafi yang dengan kejam mereka membunuh Qaddafi,  peritiwa pembunuhan Qaddafi itu telah direkam kamera Ponsel seperti terlikhat dibawah ini
         Terhadap binatang melata limbah pikiran kotor itu bereaksi lain, dapat membuat subur yang tidak kepalang tanggung, belalang bertelur bermiliar-milyar dalam tempo singkat, tiba-tiba tikus berjuta-juta menyerang sawah, lalu peristiwa bergulir dan binatang hasil sentuhan radiasi-pikiran-kotoran  itupun lenyap berlalu begitu saja.
         Pemunculan makhluk kecil melata yang diakibatkan proses materialisasi limbah pikiran-kotor-manusia yang perwujudannya dalam bentuk : belalang, kutu, katak penyakit darah ( mungkin demam berdarah ) sudah muncul ditanah air kita tercinta. Kita telah melihat dan mendengar dari siaran TVRI berhektar-hektar ladang masyarakat di Lampung habis dilalap belalang. Penyakit demam berdarah dimana-mana daerah di Bumi Indonesia ini, sudah banyak memakan korban. Bukan hanya katak sebagai perwujudan pikiran kotor yang suka menjilat, tapi tikus gemuk dan besar itu menghabiskan sawah rakyat yang tidak ikut melakukan dosa. Mungkin karena keserakahan orang-orang yang keterlaluan sehingga bukan hanya hutan digunduli malah terbakar / dibakar beribu-ribu hektar.
          Sudah kaya, belum lagi puas dengan kekayaan itu sehingga menjadi ingkar pada nikmat Allah. Untuk menimbun kekayaan harus punya modal besar, maka dipinjamlah modal dari luar negeri dengan perhitungan dollar. Waktu meminjam harga dollar sekitar ( misalnya ) Rp. 5000,- dan ketika mau membayar dollar sudah bernilai Rp. 10.000,- maka konglomerat pun bisa jadi melarat.
          Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda bahwa bumi kita sedang sakit keras dikarenakan ummatnya telah dilanda penyakit “krisis”. Mula-mula berjangkit krisis iman (krisman) dimana manusia tidak perduli lagi dengan ajaran Allah, lalu krisis mental (kristal) dimana mental penguasa sudah ambruk, tidak kenal lagi kemanusian, lalu meningkat krisis moral  (krismor) mereka memandang semuanya jadi halal, maka ada penguasa yang berkesempatan korupsi maka ia menjadi mega koruptor, ada yang berkesempatan menjarah lalu ia pun menjarah harta orang lain tanpa merasa berdosa. Keadaan inilah merupakan faktor penyebab Krismon yang mungkin akan dialami dalam kurun yang panjang di Negeri tercinta ini.
          Kerisis yang muncul di Bumi Indonesia tercinta kelihatannya lebih parah dari apa yang pernah terjadi di Zaman Fir’aun, ini menunjukkan bahwa ummat manusia di Indonesia juga telah mengidap “penyakit kerisis” yang lebih parah dari Zaman Fir’aun. Kebanyakan orang-orang yang menjadi sebab terjadinya krisis di masa Fir’aun itu adalah ummat kalangan atas dan Si Fir’aun sendiri telah melakukan kedurjanaan di muka bumi.
          Bila bencana alam yang terjadi di Zaman Fir’aun keadaannya sudah sama dengan kejadian disebuah Negeri ( saya tidak mengatakan Indonesia lo ) maka negeri itu mungkin dipimpin oleh penguasa seperti Fir’aun yang para wazirnya sudah mendewakannya.
          Allah mengingatkan kita :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ(2)

“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang diperingati dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian berpaling daripadanya. Sesungguhnya bagi para pendosa ada balasan (pantulan dari perbuatan dosanya) “ (Q.S.32/ As-Sajadah: 22 ).

3.    Dunia Islam telah dilanda Prahara

         Kalau kita membalik kembali lembaran sejarah terasa ada kebanggaan menyelinap didalam dada karena Islam pernah jaya dibumi, Islam pernah membangun peradaban tinggi dimana-mana. Israil (Yahudi) pernah dikalahkan oleh Umar bin Khattab pada tahun 639 M, ia telah membangun sebuah Mesjid bernama Qubbat Al-Sakhrah (The Dome Of Rock) yang kemudian disebelah selatannya didirikan pula Masjid Al-Aqsha ( 686-690 ) dimasa Khalifah Abdul Malik, Masjid kebanggaan umat Islam. Tanah Israil itu berubah menjadi Palestina dan menjadi tanah air nya Arab Palestina.
         Sekarang Yahudi telah mengambil tanah itu kembali sementara Muslim-Arab-Palestina telah terusir dari tanah Palestin, dan Masjidi’l Aqsha yang amat dimuliakan ummat Islam sudah tidak mulia lagi karena dikuasai Yahudi.
         Negeri Irak dengan Baghdadnya pernah menjadi pusat peradaban Islam dari abad VII hingga XIII, sekarang bukan lagi negara Islam dan Muslimin Irak telah terpukul kehinaan dan kemiskinan oleh Invasi Amerika dan sekutunya.
         Spanyol juga pernah menjadi pusat peradaban Islam di zaman Umaiyah 756-1031 dan zaman Bani Al-Ahmar 1230-1492; lebih kurang selama 736 tahun kaum Muslimin menguasai Sepanyol, bekas peradaban Islam dapat terlihat dengan berdiri tegar sebuah Masjid Al-Hambra yang megah ( yang menurut penilaian para Arsitektur dunia Al-Hambra adalah bangunan artistik terbaik diantara tujuh keajaiban dunia), kini kebanggaan itu hanya merupakan kenangan pahit karena bekas kejayaan ummat Islam di Spanyol nyaris tak terlihat lagi. Umat Islam bukan hanya terpukul oleh kehinaan malah terusir dengan hina.
         Turki pernah menjadi Negara Islam yang kuat. Kota Istambul menjadi kebanggan ummat Islam karena kota itu bagaikan menara mercusuar di Eropa. Negara ini didirikan oleh Sultan Ustman Ibn Sauji Ibn Ertoghril pada tahun 1281 M. Menjelang abad XVII Muslim Turki Eropa mendapat angin buruk. Kekuatan Eropa mulai mampu memukul mundur pasukan Turki di Vienna (1683) dan lepaslah Hungaria dan Transyilvania, sementara ekvansi Rusia merupakan bahaya yang sangat besar. Yunani memberontak pada tahun 1829 Aljeria jatuh ketangan Perancis. Akibat Revolusi Perancis rakyat Balkan melawan Turki ditahun 1912-1913. Turki di Eropa tinggal Thrace Timur. Akhirnya rakyat Turki sendiri merasa jenuh dengan rezim Ustmany lalu bangkit gerakan Nasional  yang dipimpin Mustafa Kamal Ataturk, yang menghantarkan Turki menjadi negara sekuler sejak 1924, maka cahaya Islam disana dimasa itu semakin kabur.
         India pernah jaya pada masa dinasti Mongol Islam. Puncak kejayaan itu pada masa pemerintahan Akbar Agung (Jalaluddin Akbar) tahun 1555 hingga masa pemerintahan penerusnya Sihabuddin Syah Jihan. Kota Agra merupakan pusat kebudayaan Islam dimana Taj Mahal dibangun, adalah merupakan arsitektur Islam yang sangat mengagumkan, bukan Masjid tapi pekuburan dan  taman. Pada masa pemerintahan Jalaluddin Ali Jauhar Syah Alam II naik tahta tahun 1760, Inggris mulai bercokol di India. Sirajuddin memberontak kemudian tertangkap, kesultanan Mongol Islam berakhir tahun 1858. Setelah India merdeka negara itu menjadi Negara Hindu dan umat Islam jadi golongan minoritas dan golongan pinggiran di India. Sebagian besar umat Islam India membangun negara sendiri yaitu Pakistan
         Kota Ishfahan merupakan pusat kegiatan politik, kultur dan peradaban Islam Azerbaijan pada masa dinasti Shafawiyah. Keindahan arsitektur kota Ishfahan itu tidak ada tandingannya pada masa itu. Kekuasaan Shafawiyah meluas hingga sampai ke Persia, yang menguasai negeri itu selama 60 tahun. Paham komunis melanda Azerbaijan dan terjerat dalam jaring Uni Sovyet, maka api Islampun pudarlah disana. Kota Isyfahan kembali menjadi milik  Persia (Iran ).
         Mesir dengan Kairo-nya pernah menjadi pusat peradaban Islam dimana Al-Azhar merupakan Universitas yang melahirkan banyak Sarjana dan Mujaddid serta Mujahidin yang handal berderet nama ulama-ulama yang masyhur diantaranya : Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridho lalu disususl para Ulama Ikhwanu’l Muslimin : Mursyid Hasan Al Banna, Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thalaat, Ibrahim Ath-Thaiyib, Hindawi Diwair, Sayyid Muhammad Qutub, Muhammad Yusuf Hawassi, Abdu’l Fattah Ismail, Mursyid Hasan Al Hudaiby.
         Semua mereka ( Ulama Ikhwanu’l Muslimin ) telah menerima hadiah aktivitas mereka dengan hukuman mati oleh Presiden Gamal Abden Nasher yang bersama mereka itu sebanyak 100.000 anggota Ikhwanu’l Muslimin juga ditangkap dan dipenjarakan.
         Kita pernah mendengar tokoh Reformasi yang  bernama Jamaluddin Al-Afghani yang menghabiskan umur dari penjara kepenjara untuk memurnikan ajaran Islam dalam membebaskan negerinya dari kekuasaan para penjajah kafir, akan tetapi negeri Islam ini telah dicakar kuku tajam komunis dan tunduklah negeri ini pada penguasa Sovyet/Rusia. Negeri ini telah melepaskan diri dari Rusia kemudian Amerika menghancurkan negeri ini. Ummat Islam bukan hanya terpecah belah malah saling menghancurkan dan Sang Kafir tertawa melihatnya. Bosnia Harzegofina telah diluluh lantakkan oleh orang Kafir Serbia, Mesjid-mesjid diruntuhkan, para Mujahidin banyak yang gugur kaum tua lenyap ditelan usia sementara anak-anak diselamatkan ke negeri kafir dengan maksud  bila mereka  dewasa tidak akan mengenal lagi ajaran Islam.
         Sementara Bosnia mulai lenyap dari pemberitaan, negara tetangganya Kosovo mulai terlibat pertempuran juga demi mempertahankan Islam yang tercinta. Di Repubblik Kaukasus Utara Mujahidin Chechen terlibat pertempuran dengan Tentara Rusia yang jumlahnya ratusan ribu malah ditambah lagi dengan pasukan elit dari satuan OMON, SOBR dan SPETZNATZ. Itu belum cukup, puluhan pesawat tempur Su-25, MIG-24 ditambah ratusan kendaraan lapis baja. Mereka para kafir ini menembak Mujahidin yang bertahan dengan pekik Allahu Akbar. Mujahidin Chechnya ini dipimpin oleh Arby Barayev sampai sekarang masih tetap bertahan dalam jihad dijalan Allah.
         Bagaimana pula ummat Islam di Indonesia yang selalu dibanggakan dengan jumlah ummat Islamnya 90 % apakah ummat Islam di Indonesia ini memang 90%, masih mayoritaskah atau sudah tinggal menjadi “penduduk minoritas”?.

4.   Prahara itu telah sampai di Negeri kita

          Berat untuk dikatakan bahwa sebenarnya Ummat Islam Indonesia telah terpukul oleh badai prahara dan terlempar ketempat yang hina seperti yang telah diberitakan oelh Allah:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ(1)

     Dipukulkan kepada mereka itu kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang dengan tali Allah dan tali dari manusia, dan kembali mereka mendapat murka Allah dan dipukulkan lagi kepada mereka kemiskinan itu disebabkan karena mereka engkar kepada ayat-ayat Allah dan membunuh ajaran nabi-nabi dengan cara yang tidak benar, demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas” (Q.S. Ali Imran / 3 : 112).
          Perkataan “ Dhuribat “ dalam ayat ini berasal dari kata : “dharaba” yang bermakna : memukul, menimpa, membom (Qamus Al Munawwir, hal. 873). Jadi perkataan “Dhuribat” bermakna : “ Dipukulkan, ditimpakan atau di-bom-kan’’
      Ayat diatas menjelaskan bahwa :
a.    Kehinaan dipukulkan kepada manusia itu sehingga ada yang terlempar, ada yang terduduk ada yang lembam dan ada yang terjerembab, tersungkur, bermacam-macamlah keadaan ummat akibat pukulan kehinaan. Hal ini disebabkan karena ummat tidak lagi berpegang dengan  “tali” dari Allah. Tali Allah itu adalah ajaran-Allah yang tidak lagi mengikat hati dan pikran manusia. Tali pengikat antara manusia yang dari manusia juga tidak lagi kuat mengikat hubungan antar manusia dalam masyarakatnya. Tali yang dari manusia itu adalah : ikatan kemasyarakatan, ikatan perekonomian dan ikatan perteknologian, dimana hubungan masyarakat ini sudah lemah karena dilanda penyakit WAHAN (cinta dunia). Perekonomian dan perteknologian sudah dikuasai orang non-muslim, akibatnya semua ummat Islam terpukul dalam kehinaan.
b.    Sekali lagi pukulan itu datang menghantam sehingga ummat Islam terlempar dalam kemiskinan. Penyebabnya adalah “keingkaran pada ayat-ayat Allah dan membunuh (ajaran) nabi dengan cara melakukan perbuatan yang tidak benar”. Ayat-ayat Allah ada yang Quraniyah dan ada yang Kauniyah. Mengingkari yang Quraniyah dampak negatipnya bukan di dunia ini tapi diakhirat nanti. Mengingkari ayat yang  Kauniyah, ini yang membuat ummat menjadi terpukul oleh kemiskinan. Ayat-ayat Allah yang ada dalam lingkungan kehidupan manusia ( kauniyah ), diantaranya : tentang bumi berapa banyak Allah menumbuhkan bermacam tanaman (Q.S.Asy-Syura/26:7,8), bermacam ciptaan Allah dibumi semuanya untuk manusia (Q.S. An-Nahl / 16 :13), lebah madu yang berhasyiat seharusnya di ternakkan manusia (Q.S. An-Nahl / 16 : 69), bahasa manusia dan warna kulit yang berbeda (Q.S. Ar-rum/30:22), dibumi Allah menciptakan hewan-hewan yang bertebar dihutan yang semestinya dapat kita ternakkan (Q.S. Asy-Syura / 42 : 29), kejadian langit dan bumi,  pertukaran malam dan siang adalah ayat Allah bagi orang memiliki kecerdasan (Q.S. Ali-Imran / 3: 190), kapal yang diciptakan Allah melalui keterampilan manusia untuk pengangkutan (Q.S. Yasin / 36 : 41,42). Banyak lagi ayat-ayat Allah yang ada dilingkungan kita yang tidak sempat diungkapkan dalam tulisan ini. Semua ayat yang dijelaskan Allah itu semestinya telah dijadikan oleh ummat Islam menjadi ilmu keterampilan, sehingga ummat Islam menjadi ahli pertanian, peternakan, ahli kelautan, ahli bahasa-bahasa dunia, ahli masalah kealaman (Fisika, Biologi, Kimia) tetapi ummat Islam telah merasa cukup berilmu kalau sudah menguasai Bahasa Arab, Ilmu Fiqih, Ilmu-Tafsir, Ilmu Tauhid, Tasawuf, apalagi kalau ahli dalam Mantiq, Bayan, Ma’any, sementara orang-orang kafir ahli dalam teknologi, ekonomi dan sosiologi malah ahli nuklir dan membuat mesin pembunuh.
           Pada masa lampau Saudagar Arab, Gujarat, Persi dan India datang ke Indonesia berdagang rempah-rempah sambil berda’wah, jadi Daa’i pada waktu itu adalah Saudagar yang ekonominya cukup mapan, karena itu da’wah dijalankan dengan keikhlasan, karena cinta kepada Allah, tidak mengharap sesuatu dari dakwahnya. Sekarang da’wah jadi mata pencaharian. Sampai pada awal kebangkitan Bangsa Indonesia, da’wah masih didominasi oleh para saudagar. Partai yang paling tua adalah SDI (Serikat Dagang Islam) kumpulan pedagang-pedagang Islam untuk menyaingi pedagang Cina, sekarang ini Cina yang yang menguasai perdagangan sementara anak-anak Islam belomba menjadi pegawai dan buruh dari “ Perusahaan Cina”  Yang paling fatal manusia itu melupakan ayat Allah yang ada dalam dirinya yaitu “kecerdasan”, tetapi tidak diasah menjadi pintar dan terampil mendapatkan kehidupan yang layak. Sikap inilah yang menyebabkan ummat Islam terpuruk dalam krisis ekonomi (krismon) karena ummat Islam banyak yang beranggapan kalau belajar Agama itu adalah belajar Bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadist dan yang lain-lainnya lagi. Kalau belajar Ekonomi, Tehnik, Fisika, Kimia, Matematika itu dianggap Ilmu dunia tapi kalau berdo’a ia lebih dahulu minta kesenangan dunia, mana mungkin Allah kabulkan kalau keterampilan dunia tidak dimiliki. Sementara orang-orang kafir asik dengan penelitiannya, mengkaji atom dan nuklir, ummat Islam asik dengan, do’a, dan dzikir, qiraat Qur’an, shalat, puasa zakat dan pergi haji yang semestinya harus seiring dengan kerja keras sebagaimana yang dianjurkan Allah :
وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا      ........... (7)
Dan carilah  pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk akhirat dan jangan kamu lupakan nasibmu di dunia…….” (Q.S. Al-Qashas/28 :77).   

         Hal yang telah diuraikan itu merupakan kesalahan pertama bagi ummat Islam lalu menyusul kesalahan kedua.
         Kesalahan kedua adalah “yaqtuluna’l anbiya-a, bighairi haq”= membunuh nabi-nabi dengan cara tidak hak (tidak benar). Perkataan “yaqtuluna” berasal dari kata”qatala” yang dapat diartikan membunuh atau memerangi. Makna yang tepat dipakai dalam ayat di atas adalah makna memerangi ajaran nabi dengan cara tidak benar. Seperti perintah nabi “agar kita menumpas kemungkaran” malah umat Islam sendiri yang banyak ikut-ikutan mungkar : korupsi, kolusi, menipu, mencuri, menjarah, merampok, berzinah, pada hal Rasulullah sudah bersabda : “La dharara wa la dhirara” (janganlah engkau saling memudaratkan, hadist riwayat Ibnu Majah dan Daruqutni). Dengan ikutnya Muslim kadalam kemungkaran berarti dia telah memerangi ajaran Nabi. Yang lain lebih mengutamakan ajaran leluhur, adat tradisi sementara sunnah Nabi tidak peduli.

4.1.   Faktor penyebab
Penyebab ummat jadi terpukul dan dilanda Prahara dikerenakan engkar kepada ayat-ayat Allah.
a.  Engkar karena tidak mau menjalankan amar Allah padahal mampu
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ(0)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. 3 :110).
            Ayat ini telah diengkari oleh orang Islam yang mampu, karena mereka hanya melihat kemungkaran dan tidak berupaya  mencegahnya akhirnya muncullah Krismor dan Kristal (krisis moral dan krisis mental) lalu Krisman (kerisis Iman) dan Krismon  ( krisis moneter). Kemaksiatan merajalela, pornografi dibela, Syekh Puji  kawin dengan Ulfa berumur 12 tahun padahal dengan izin orangtuanya  lalu dipenjarakan berapa banyak anak anak dibawah umur yang jadi pengamen, dipekerjakan tapi tidak dilindungi oleh Komisi Perlindungan anak, kok Ulfa yang dilindungi dari Syekh Puji apa beliau itu pemerkosa, padahal Ulfa senang diperistri Syekh Puji. ? Ulama diam hanya memandang ketidak adilan ini malah ikut-ikutan menyalahkan Syekh Puji, bukankah itu secara sirr telah menghina Nabi Muhammad yang mengawini Aisyah ketika berumur 9 tahun ?  
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: “ Rasulullah s.a.w   
menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkannya dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Muslim No.2547)

     b. Tidak mau memanfaatkan / memelihara anugerah Alllah

ألَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ(7)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (Q.S. 26/ Asy Syu’ara :7).

Kekayaan alam Indonesia dengan hutannya yang kaya telah disia-siakan malah dimusnahkan untuk mencari kekayaan pribadi lalu hutan terbakar. 1.000.000 HA dengan kerugian (waktu itu, masa Orde Baru ) : 11 trilliun rupiah dan perlu antara 30 s/d 500 tahun untuk reboisasi hutan tersebut. Setelah diselidiki bahwa hutan itu tidak ada kayunya lagi, berarti hutan bukan terbakar tapi sengaja dibakar karena mau membuka areal perkebunan. Yang dibakar dahan dahannya sementara batangnya diexport keluar negeri. Hutan menjadi gundul akibatnya banjir melanda. Kota Jakarta Metropolitan dan kota-kota lain dilanda banjir besar termasuk rumah penulis kebanjiran 1,5 M (didalam rumah) di tahun 2001.

               c.Tidak peduli dengan anugerah Allah dalam perut bumi dan membiarkan  saja anugerah itu diambil orang kafir

وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ

“Dan apa yang diciptakan Allah untuk kamu dibumi yang bermacam-macam, sesungguhnya yang demikian adalah merupakan ayat bagi kaum yang ingat (akan kebesaran Allah)”(Q.S.16/ An Nahl :13).

            Ada bermacam-macam tambang dalam perut bumi, tapi umat tidak perduli karena memang tidak sanggup mengolahnya akhirnya kekayaan alam Indonesia itu memperkaya orang asing yang sanggup mengolahnya. PT Freeport Indonesia di Irian jaya, Perusahaan Amerika yang telah aktif sejak tahun 1973, menambang emas,  perak dan tembaga . Setiap harinya dikeluarkan 125000 ton bijih tambang dengan meruntuhkan gunung . Dari 125000 ton itu diperoleh konsentrat 6000 ton  dan dari sini diperoleh 1800 kg emas, 3600 kg perak dan 1.800.000 kg tembaga selama 38 tahun ini sudah berapa ton kekayaan alam kita di gotong keluar negeri ?. Kalau pemerintah mau mendengarkan sabda Nabi Muhammad bahwa harta galian itu zakatnya 1/5 = 20% berapa besar kekayaan fakir miskin dari hasil tambang di Indonesia ?. Kalau mau mengikut ajaran Muhammad tak akan ada kemiskinan di Indonesia. Kenapa orang yang mengaku bernabikan Muhamamad dan mengaguminya tapi tak mau mengikuti ajarannya ? Heran bin ajaib! Ajaran yang bukan Nabi orang bisa mati-matian memperthankannya seperti ajaran Karl Marx ( Marxis )

4.2.      Wabah-Wahan

          Faktor penyebab kedua karena ummat Islam telah kejangkitan penyakit Wahan sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulu’llah:
يوشك ان تداعى عليكم الامم كما تدعى الأكلة إلى قصعتها فقال قائل : أمن قلة نحن يومئذ ؟ قال : لا بل انتم يومئذ كثير , ولكنكم غشاء كغشاء السيل وسينزع الله من صدور عدوكم المهابة منكم, ولقذفن فى قلوبكم الوهن, قال قائل : يا رسول الله وما الوهن ؟  قال حب الدنيا وكرهية الموت.
Kamu sudah semakin dekat pada masa  dimana kamu akan dikerubungi orang seperti mengerubungi makanan pada hidangan, maka bertanya salah seorang : “apakah kami ketika itu sedikit  ?” Jawab Nabi : “Tidak !, bahkan kamu ketika itu banyak akan tetapi tidak berbobot (ringan) seperti buih, buih yang hanyut ; maka dicabut Allah rasa takut dari dalam dada musuh-musuh kamu lalu masuk kedalamnya penyakit Wahan “, Bertanya sahabat : “Apakah Wahan itu ya Rasulullah ?” Jawab Nabi: “Cinta dunia dan takut mati (H.S.R. Abu Dawud dan Baihaqy)
         Rasanya ummat Islam di Indonesia sudah seperti hidangan lezat bagi orang asing, bukan mau memakan tubuhnya atau dagingnya tetapi mau memakan kekayaan alamnya.
        Ummat Islam tingkat menengah ke atas itulah yang paling mudah terkena wabah penyakit Wahan karena golongan inilah yang mampu mendapatkan harta benda kemewahan yang diantaranya  barang-barang pelengkap dalam kehidupan ini seperti alat alat elektronik, perhiasan emas, suasa, perak dan sebagainya. Sehubungan dengan ini Al-Qur’an memberikan pernyataan :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ(1)
“Dihiasi kehidupan manusia itu dengan kesenangan dengan syahwat (dorongan keinginan) sebagiannya ialah : perempuan, anak-anak, harta benda yang banyak, (perhiasan) emas dan perak, kendaraan yang mahal, binatang ternak, serta ladang pertanian, itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat pulang yang baik” (Q.S. Ali Imran/ 3 : 14).  
        Manusia itu memiliki rasa cinta yang  seharusnya menurut tuntutan Islam dituangkan sebanyak-banyaknya untuk Agama, itulah yang akan menyalamatkan manusia diakhirat kelak. Ketika kedudukan isteri, anak, harta benda, perabotan, perhiasan, perumahan, peternakan, pertanian, telah menjadi tempat penuangan rasa cinta maka kecintaan terhadap agamapun semakin pudar dan lenyap maka sebagai gantinya wabah Wahan masuk kedalam hati. Yang paling besar pengaruhnya terhadap diri manusia adalah benda-benda elektronik yang mengasikkan. Dengan benda itu syaitan-syaitan dapat dengan leluasa masuk kedalam rumah melalui VCD. Dikalangan Ummat Islam kelas bawah yang kurang iman, pengaruh keduniaan itu membuat mereka gila dan hilang kendali, terjatuhlah mereka kedalam kemaksiatan dengan bermacam perbuatan tercela diantaranya : berjudi dengan harapan kaya kalau menang, merampok, mencuri, menipu, dan bermacam kemaksiatan lainnya. Kalau ummat Islam kalangan bawah telah menjadi” Zholim dan fasad“ akibat penyakit Wahan sementara kalangan atas menjadi serakah sehingga korupsi dan kolusi, yang berkuasa menyalah gunakan kekuasaannya, yang konglomerat menginjak ummat yang melarat, tokoh Islam malah takut kepada syariat Islam, apalagi yang dapat dilakukan untuk menyelematkan ummat dan bangsa ini dari kehancuran ? Penyakit yang merasuk ke dalam qalbu manusia ini akan bertambah parah kalau tidak segera       diobati (Q.S. Al-Baqarah / 2 : 10). Penyakit tersebut bukan berupa Cancer atau TBC melainkan perubahan sikap dan tingkah laku diantaranya :
a.       Keserakahan yang pelakunya tidak pernah merasa puas sehingga merasa sifatnya telah berubah menjadi “Sifat Anjing”, sebagaimana yang telah di Firmankan Allah:
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ(1)
            “Jika Kami menghendaki, Kami akan tinggikan kedudukannya dengan ajaran ayat-ayat itu akan tetapi dia lebih cendrung kepada dunawi lalu menurutkan hawa-nafsunya, maka perumpamaan orang ini seperti anjing yang kalau engkau bawa kepada anjing itu sesuatu, terjulurlah lidahnya dan kalau ditinggalkan, lidahnya terjulur juga “ (Q.S. 7/Al-A’raf : 176). 

b.       Hanya memikirkan kesenangan sendiri, makan enak tidak perdului halal dan haramnya, tidak tahu malu, kedudukan mau diatas tidak mau dibawah menyerodok kesana kemari yang penting untung dan senang. Allah mengumpamakan manusia ini seperti monyet dan babi.
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ(60)
             “Katakanlah ! “ apakah aku akan beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasan yang diterimanya dari (orang-orang fasik) disisi Allah, dan dijadikan mereka kera dan babi serta menjadi hamba thaghut” mereka itu lebih buruk tempatnya dan sangat sesat dari jalan Allah.” (Q.S.5/ Al-Maidah :60).

c.       Patuh fanatik kepada atasan padahal dirinya hanyalah sapi perahan ; mata hatinya telah tertutup dan matanya tidak dapat membedakan antara baik dan yang buru, punya kuping tidak dapat lagi mendengarkan ajaran Allah. Orang yang seperti ini mudah dikomandokan, diajak demontrasi mau dan bersemangat mengebu-ngebu, diajak menjarah ya mau, diajak membakar perkantoran ya mau, diajak jadi GPK juga mau, pokoknya apa kata komandanlah. Mereka ini hanyalah merupakan “binatang ternak” yang di beri makan supaya gemuk setelah gemuk lalu dijual atau disembelih.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(1)

             “Dan sesungguhnya kami jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan dari golongan Jin dan manusia yang mereka punya hati tapi tidak dapat memahami, punya mata tapi tidak bisa melihat dan punya kuping tidak dapat mendengara, mereka hanya seperti binatang ternak, bahkan lebih parah dari itu lagi, mereka adalah orang-orang yang lalai”(Q.S.7/ Al-A’raf : 179)

d.       Sebahagian yang lain hanyalah orang-orang yang hidupnya untuk makan, membiak kemudian mati tanpa ada cita-cita dan tujuan hidup. Mereka hanyalah seumpama nyamuk-nyamuk seperti yang dituturkan pada Bab Perjalanan Hidup Manusia.
      Setelah Wabah WAHAN melanda ummat jadi berubah tingkah laku, manusia menjadi binatang maka ketika itu hilanglah peri kemanusiaan dan orangpun “berperi binatang”.
      Wabah penyakit WAHAN ini menimbulkan dampak negatif yang lain yang al-Qur’an menyatakan sebagai berikut”

      e.    Manusia menjadi lupa diri
Tatkala manusia itu lupa diri dengan apa yang telah diperingati Allah melalui Al-Qur’an karena pesona dunia yang menggoda / mengasikkan , maka pintu-pintu kemewahan hiduppun terbuka. Maka tenggelamlah mereka dengan keasyikan duniawinya itu. Kemana lenyap dan larutnya alam pikiran mereka. Mereka hanya memikirkan kebendaan yang semakin jauh akhirnya sipemburu menjadi letih dalam hidupnya. Yang dilahirkan sebagai penganut Islam yang mereka anggap Agama itu merupakan adat tradisi saja. Semakin lama adat dan tradisi semakin membaur yang tinggal hanya tradisinya sementara nilai agama telah sirna dimakan zaman. Dari kalangan muslim tingkat menengah “penyakit lupa diri” ini disebabkan karena waktunya habis diperjalanan dalam berbisnis, berkarya, berpolitik dan segala macam kegiatan. Mereka lupa hari, lupa tahun, lupa kepada umurnya, lalu tiba-tiba maut datang menjemputnya. Dikalangan atas “penyakit lupa diri” mirip dengan lupa daratan. Dia lupa ketika ia pernah menjadi rakyat golongan menengah, sekarang kekuasaan telah ditangannya  maka ia pun lupa bahwa sebenarnya ia duduk diatas karena mewakili rakyat maka semestinya dia harus mengayomi rakyat. Rakyat sedang berkelahi bunuh-bunuhan rakyat menjerit ditimpa kemiskinan. Masalah ini terlupakan karena dianggap masalah kecil masih banyak masalah besar yang harus diselesaikan yaitu masalah merebut dunia. Masalah orang dibawah biarlah selesai sendiri kalau mereka sudah letih dengan pertengkarannya, letih dengan kemiskinannya, ujung-ujungnya ia akan mati sendiri. Allah mengingatkan :

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ(4)
:
“Tatkala mereka lupa dengan apa yang diperingatkan kepada mereka dengan Al-Qur’an , maka Kami akan bukakan kepada mereka pintu-pintu berbagai kenikmatan , sehingga sampai kepada puncak kesenangan dengan apa yang telah mereka raih, kami ambil lagi kenikmatan itu secara tiba-tiba maka ketika itupun mereka menjadi berputus asa”.(Q.S.6/ Al-An’am:44).

      f.    Manusia menjadi pembohong
Bila manusia sudah lupa diri secara otomatis dia akan melupakan Tuhannya. Iman yang pernah ada di dalam jiwa menjadi padam, hatinyapun menjadi gelap dan tenggelamlah ia didalam kegelapan (Zholim), maka  hilanglah kejujuran. Masyarakat akan mengalami penipuan dalam hubungan ekonomi, penipuan-penipuan dalam usaha jasa, ketidak adilan pada pengadilan, hukum tidak dapat ditegakkan dengan jujur maka berkah Allah yang berlimpah ruah di tanah air kita yang subur yang tidak dapat dinikmati oleh anak bangsa. Orang yang menumpang mencari rizki dinegeri kita yang meraih kenikmatan hidup dan sebahagian besar rakyat mengalami kelaknatan hidup. Allah mengingatkan :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(9)
“Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi karena mereka mendustakan (kebenaran) maka kami ambil lagi dari mereka (apa yang sudah mereka dapatkan) disebabkan perbuatan mereka itu”. (Q.S 7/ Al-A’raf: 96 ).
     
Bahaya yang ditimbulkan akibat kecintaan kepada dunia itu bukan karena pemilikan harta dunia itu tetapi karena hasrat yang meluap-luap hingga orang menjadi lupa diri dan menjadi pembohong. Maka Allah memperingatkan :
فَأَمَّا مَنْ طَغَى(3)وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(3)فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya”  (Q.S.79/  An-Nazi’at:37-39).

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ(15)أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ(1)
     
           “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka didunia  tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh diakhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan didunia dan sia-sialah apa yang mereka kerjakan” (Q.S.11/ Huud:15-16).
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلَا تَعْقِلُونَ(0)

“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu maka  itulah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan kekal maka apakah kamu tidak memahaminya ?” (Q.S.28/. Al-Qashas: 60).

فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(2)
“Berpalinglah engkau dari orang yang perpaling dari peringatan kami dan (orang yang) tidak mengingini melainkan kehidupan duniawi”. (Q.S.53/ An-Najm: 29-30).
      Jadi bencana alam yang menimbulkan mala petaka pada menusia ditambah lagi kemungkaran ada dimana-mana, manusia sudah tidak bermoral suka menipu menjarah, merampok, mencuri. Dikalangan atas ada yang jadi penghisap darah rakyat korupsi sehingga keadaan ummat lebih parah dari ummat dari  dizaman Fir’aun. Semua itu disebabkan karena manusia sudah mengingkari sunnatullah dan mengidap penyakit Wahan.
      Jadi semuanya itu bukan skenario Allah, manusia itu yang menghendaki demikian tapi dia tidak menyadarinya malah menuduh Allah yang menzholimi manusia dengan mendatangkan bencana.          ( bersambung Menguak Takdir 5 )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar