PRAHARA YANG MENIMPA UMAT MANUSIA APAKAH ITU SKENARIO ALLAH?
1.
Musibah Bencana Alam.
Sebagaimana yang
diterangkan oleh Rasulullah tentang “manusia dalam Kurungan ajalnya “, yang sudah
dibicrakan pada tulisan yang lalu Menguak Takdir 2, bahwa kita hidup
dalam kurungan ajal yang kita tidak tahu berapa luas kurungan itu dan berapa
banyak garis rintangan yang dilalui yang mengakibatkan terkurasnya energi jiwa. Lepas dari satu
rintangan akan bertemu lagi dengan
rintangan yang lain yang lebih ringan atau mungkin lebih berat. Dalam upaya
melapasi sebuah rintangan manusia telah menghamburkan energi jiwanya tapi
rintangan itu tidak usai masih bersambung lagi dalam perjalanan hidupnya.
Energi jiwa yang terkuras demikian banyak, seperti motor atau mobil yang
minyaknya sudah banyak terpakai gara gara selalu berhenti tapi mesin tetap
hidup, begitulah diri kita banyak kegetiran hidup sudah barangtentu energi jiwa
semakin terkuras dan habis sebelum sampai dibatas umur mungkin juga hanya
pertengahan, maka jiwapun mengurai dan ruh meninggalkan jasad. Peristiwa itu disebut “kematian”.
Rintangan yang
dihadapi oleh manusia itu bermacam-macam ada dalam bentuk bala, musibah,
bencana, kesulitan hidup, azab penderitaan. Perlu juga dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan rintangan ialah segala penghalang yang merintangi
perjalanan manusia yang mau tidak mau
harus ditempuh dengan berbagai upaya. Bila manusia yang dalam perjalanan
hidupnya melihat jauh kedepan dimana ia melihat didepan perjalanannya ada
rintangan itulah dimaksud dengan tantangan. Dalam menempuh rintangan
kebanyakan manusia tidak siap tetapi menghadapi tantangan harus siap. Jadi
hambatan dalam perjalanan yang didepan disebut tantangan dan kalau sudah
dilewati atau sedang dilewati disebut
rintangan.
Tantangan dan
rintangan yang dilewati dan dihadapi manusia dalam perjalan hidupnya ada yang
menimbulkan malapetaka atau bencana yang disebut dengan istilah BA’SA ada yang
merupakan kemudaratan atau kesengsaraan yang disebut DHARRA’ dan ada yang mengakibatkan
kegoncangan jiwa, yang menyebabkan terjadinya ledakan sosial, atau ledakan
didalam diri (stres ): disebut ZULZIL. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ
قَرِيبٌ(1)
“Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk sorga
padahal belum datang kepadamu (rintangan / tantangan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa mala petaka, kesengsaraan
serta kegoncangan, sehingga berkatalah Rasul dengan orang-orang yang beriman
dengannya :”Bilakah datangnya pertolongan Allah “. Ingatlah sesungguhnya
pertolongan Allah itu dekat “ (Q.S Al-Baqarah /2: 214).
Banyak sekali ayat yang menyatakan
tentang adanya rintangan dan tantangan dalam perjalanan manusia dalam meniti titian
nasib dan takdirnya diantaranya adalah ayat-ayat yang akan dituliskan berikut
ini.
1.1.
Bencana Alam Nyata
a.
Banjir besar akibat kedurhakaan manusia kepada Allah,
pada zaman Nabi Nuh. Berita ini dapat kita temukan dalam Q.S 11:29 s/d 49.
وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي
وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ
بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ(4)
“ Dikatakan Allah : “
Hai bumi, telanlah airmu, hai langit berhentilah”. Dan airpun disurutkan,
perintahpun usai dan bahtera itupun berlabuh diatas bukit Judi, dan dikatakan
lagi : “ binasalah orang-orang yang zalim” ( Q.S. Hud/11 : 44).
b.
Hujan batu, akibat kedurjanaan kaum Sadum yang Homosek
dizaman Nabi Luth. Beritanya dapat kita temukan pada Q.S. 7/ Al-A’raf
:80 s/d 84.
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ(4)
.“Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka perhatikanlah akibatnya
bagaimana orang-orang yang berbuat dosa itu” (Q.S. Al-A’raf/7 : 84),
c. Bumi
terbelah, karena kedurhakaan kaum ‘Ad pada zaman Nabi Hud. Beritanya kita temukan
pada: Q.S. 7/ Al-A’raf: 65 s/d 72. QS. 11/Hud : 50 s/d 60 dan Q.S 26/ Asy-Syu’ara : 123 s/d 140,
فَكَذَّبُوهُ
فَأَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
“Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah suatu ayat dan tidak juga kebanyakan mereka itu yang
beriman” (Q.S.26/ Asy Syua’ara : 139).
d. Gempa dahsyat, menghancurkan peradaban tinggi bangsa
Tsamud, di zaman Nabi Shalih karena mendustakan ayat Allah. Beritanya dapat
kita baca pada Q.S. 11 : 61 s/d 68, kemudian surat Al-A’raf/7 :73 s/d 79.
فَأَخَذَتْهُمُ
الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ(.)
“Maka mereka itu dihantam gempa maka jadilah mereka itu mayat
bergelimpangan ditempat tinggal mereka” (Q.S.7/ Al-A’raf :78)
e.
Suara letupan dahsyat
Penduduk Madyan pada zaman Nabi
Syu’aib pernah ditimpa bencana berupa suara letupan dahsyat yang dikisahkan
Al-Qur’an dalam surat
Hud / 11 : 84 s/d 95 :
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ
ءَامَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ(4)
Dan tatkala datang azab
Kami, Kami selamatkan Syu`aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan
dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu
suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (Q.S.11/ Hud 94)
f. Topan, kemarau panjang dan
hama tanaman
Pada zaman Nabi
Musa / masa Fir’aun di Mesir pernah
terjadi bencana yang tidak seperi
bencana alam biasa, tapi berupa makhluk yang mematerialisasi dari limbah
pikiran. Beritanya terdata dalam
Al-Qur’an Surat Al-A’raf / 7 : 103 s/d 166.
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ
وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ءَايَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا
قَوْمًا مُجْرِمِينَ(1)
“Maka Kami kirim kepada
mereka ( Bangsa Mesir) topan, dan hama belalang kutu katak penyakit yang mengeluarkan darah,
itulah yang ayat yang jelas (mematerialisasi), tapi mereka tetap sombong dan
adalah mereka kaum yang berdosa” (Q.S. Al-A’raf/7 : 133).
1.
2. Azab
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ
فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ
بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ
يَفْقَهُونَ(5)
“ Katakanlah ! Dia-lah
yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu dan dari bawah
kakimu ; atau mencampurkan kamu kedalam golongan-golongan (perpecahan) dan
merasakan sebagian kamu kejahatan sebagian yang lain, perhatikanlah bagaimana
Kami telah mendatangkan ayat (tanda kekuasaan) kami agar mereka memahaminya
“(Q.S.6/ Al-an’am : 65).
1.
3. Bala / Mushibah
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ(1)
“Dan sungguh akan Kami berikan Bala/Mushibah kepada
kamu dengan sesuatu (diantaranya): ketakutan, kelaparan kekurangan harta,
(kekurangan) diri. (kekurangan) buah-buahan : dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang shabar. Yaitu orang yang apabila ditimpa mushibah mereka
berkata : “Sesungguhnya kami (hidup) untuk Allah dan kepada-Nya juga akan
kembali” (Q.S. AlBaqarah / 2 : 155, 156).
2
. Bermacam-macam
bentuk Prahara
Dalam Kehidupan
Berdasarkan Firman Allah Surat Al-Baqarah
ayat 214 yang telah dikutip terdahulu dijelaskan ada tiga macam Prahara yang
merupakan hambatan, tantangan dalam perjalanan hidup yang dengan istilah
Al-Qur’an disebut : BA’SA, DHARRA’ dan ZULZIL.
2.1. Ba’sa’ (bencana/ malapetaka)
Dari data-data Al-Qur’an bahwa bentuk
bencana alam yang pernah terjadi diantaranya : Banjir besar di Zaman Nabi Hud,
Gempa yang dahsyat di Zaman Nabi Shalih, Letupan yang dahsyat di Zaman Nabi
Syu’aib. Bencana alam tersebut merupakan azab yang datang dari bawah telapak
kaki manusia itu sendiri (Q.S. 6 : 85).
2.2. Dharra’
(penderiataan/ kesengsaraan)
Azab yang menerpa kehidupan dalam bentuk
tekanan yang menyebabkan manusia terjepit hidupnya. Akibat azab penderitaan
hidup ini diantaranya : kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, kekurangan
bagian diri, kekurangan hasil panen (Q.S. 2 : 155,156).
2.3.
Zulzil (kegonjangan akibat ledakan sosial )
Kegoncangan hidup dalam masyarakat yang berakibat
terjadinya ledakan sosial yang lebih berbahaya dari ledakan gunung
berapi, telah diingatkan Allah dalam surat Al-An’am ayat 65 yang mewujud dalam
bentuk “perpecahan ummat”, kejahatan-kejahatan moral ( penjarahan, perampokan,
pemerkosaan, pembunuhan ) yang mendatangkan mudharat bagi masyarakat lain
padahal mereka orang beriman dan bermoral
Sebenarnya
bukan hanya Prahara : Dharra dan Zulzil saja yang datang akibat ulah manusia
akan tetapi bencana alam seperti yang telah disebutkan tadi juga disebabkan
oleh ulah manusia yang durjana.
Mari
kita baca data-data kejadian tentang banjir, bumi yang terbelah, gempa, letupan,
yang terjadi pada zaman Nabi-nabi yang telah disebutkan itu bahwa Allah
menjelaskan sebabnya karena ummat manusia telah mengingkari ajaran Allah
(menjadi kafir). Kekafiran manusia bukan hanya menantang ayat-ayat Qur’aniyah
tapi yang lebih parah tidak pedili dengan sunntu’llah ( hukum didalam alam ) yaitu
ayat-ayat kauniyah
Akibat
umat yang durhaka itu menimbulkan dampak kerisis moral yang berakibat bukan
hanya kepada sesama manusia tetapi juga “bumi ikut menderita” seolah-olah bumi terjangkit
penyakit , diantara tanda-tanda sakitnya : terjadi gempa, banjir dan sebagainya
yang kata orang awam, itu sebagai pernyataan murkanya Allah, tapi Allah
mengatakan : “ Bima kasabat aidi’n-naas” ( disebabkan oleh ulah tangan manusia
)
Prahara yang menimpa umat manusia berupa
Banjir, Hujan batu, Tanah terbelah, Gempa, Letupan dahsyat. Topan dan kemarau
panjang, serta hama
tanaman yang membuat gagal panen. Dari makna tersurat ayat-ayat diatas
kelihatannya Allah murka lalu menghukum umat manusia, kalau itu berupa
hukuman, kog yang ber-iman kepada-Nya juga ikut terkena hukuman?. Kutipan
Firman Allah yang menyatakan : “Kami hujani mereka dengan hujan batu, kami binasakan mereka, Kami kirim kepada mereka Taufan, Dia
(Allah) yang mengirimkan azab, Kami berikan Bala / musibah”, seolah-olah Allah itu menganiaya
(men-zholimi) hambanya, padahal Allah tidak pernah berbuat zholim kepada
hambanya manusialah yang menzholimi dirinya sendiri. “Sesungguhnya Allah
tidak berbuat zholim kepada manusia sedikitpun, tetapi manusia itu yang membuat
zholim kepada diri mereka sendiri “(Q.S. 10/Yunus: 44).
Ayat yang maknanya sama dengan
kutipan yang diatas dapat kita temui dalam Al-Qur’an surah 29:40; 30:9; 3:117;
16:33; 9:70.
Kalimat ”Allah mengirim Azab dan Allah tidak
pernah menzholimi seperti bertentangan; tapi sebenarnya tidak. Dalam gaya bahasa “kalimat
tersebut disebut kalimat koreksio”. Ayat tersebut diatas telah dikoreksi Allah dengan ayat yang terdapat pada
surat : 10
:44; 29:40; 30:9; 3:117 dan 9 :70.
Kenapa kalimat: “kami binasakan mereka atau
kami hujani mereka “ dikoreksi dengan kata : “bukan Allah yang menzholimi
tetapi mereka sendiri yang menzholimi
dirinya“ ; supaya kita tidak salah tafsir. Tapi karena bingungnya penafsir menganggap
seolah-olah Allah bersikap sesuka hatinya maka ayat yang berbunyi :
فإن
الله يضل من يشاء ويهدى من يشاء.......
diartikan :
“ maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dimaui-Nya dan
menunjuki siapa yang dimaui-Nya…….”(Q.S. 35 : 8).
Padahal kalau kita terjemah ayat tersebut secara
harfiah tanpa terpengaruh dengan paham seperti makna diatas, maka terjemahannya
; Fa inna’llaha = maka sesungguhnya Allah yudhillu = menyesatkan. Man =
orang/siapa. Yasyaa-u = (ia) mau. Jadi : Allah
menyesatkan orang atau siapa saja yang mau dengan kesesatan itu , yaitu
orang-orang yang durjana / jahat, begitu sebaliknya Allah akan menghidayahi/
menunjuki siapa yang mau dengan petunjuk, yaitu yang mau mencari hidayah dengan
banyak mengaji,study Qur’an; bukan Allah berbuat sesuka-sukanya, ( mau
disesatkan-Nya mau ditunjuki-Nya ya suka–suka Allah-lah ). Allah berbuat
berdasarkan aturan yang Ia buat sendiri. Kalau Allah berbuat sesuka-suka-Nya
maka ummat yang mengikut sunnah Allah akan berlaku sesukanya pula, dengan
alasan Allah pun mencontohkan berbuat sesuka-suka-Nya.
Kalau Allah memang tidak mau berbuat
sesuka-suka-Nya : “ Bagaimana mungkin Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang
itu tega menghukum hambanya dengan menurunkan azab, dengan banjir, gempa bumi,
hujan batu, angin topan, hama belalang, kutu dan katak ?, padahal Allah sudah
menjanjikan kepada orang-orang yang baik disediakan-Nya surga dan kepada
penjahat disediakan-Nya neraka, kenapa belum lagi kiamat Allah sudah memberikan
neraka-penderitaan kepada manusia padahal yang kena musibah itu diantaranya banyak
yang beriman. Untuk menjawab pertanyaan diatas perlu dibuat penjelasan dengan suatu
perumpamaan.
Kalau “ energi keilahian “ itu kita umpamakan “listrik” maka listrik itu dapat mengalir ke
radio, TV, kipas angin, setrika dan benda benda tersebutpun dapat hidup oleh listrik, malah pabrik-pabrik besar dapat
aktif, jalan-jalan raya dimalam hari terang benderang karena listrik. Suatu
peristiwa ada orang bodoh sebagai pengguna listrik yang ceroboh, listrik
dirumahnya korslet, terjadilah percikan api, rumahnya terbakar, api menyambar kekanan
kekiri kerumah tetangga maka akhirnya rumah-rumah sekampung terbakar. Siapa
yang membakar kampung? Tak ada orang yang membakar, hanya karena arus listrik.
Sibodoh yang teledor itu telah menerima
akibat dari kebodohannya tapi orang lain juga merasakan azab dari terbakarnya
kampung. Orang berkata “rumah-rumah itu terbakar karena arus pendek” padahal itu
kesalahan seorang manusia. Begitulah bencana alam yang dahsyat itu kerena
manusia bodoh, mungkin tak sengaja atau karena kebodohan telah membuat arus
energi Ilahy korslet, karena manusia menantang sunnatu’llah maka terjadilah bencana alam yang dahsyat seperti gempa dan Sunami. ( Contoh
: bumi telah
dilobangi manusia untuk mendapatkan hasil tambang, lobang lobang dibumi yang
dibuat mannusia itu begitu banyaknya dan akibat penambangan itu perut bumi
kroak beribu kilometer-kubik. Bumi kita dengan tubuhnya yang berlobang-lobang itu
berotasi sambil berlari mengelilingi matahari dengan kecepatan tinggi dan bumi
telah dipukul sepanjang perjalanannya itu dengan terpaan angin demikian kuat
beratus ratus tahun lamanya maka patahlah lempeng bumi itu, maka terjadilah
gempa dan sunami), bukankah bencana alam ini karena ulah manusia ?.
Maka
Allah menyatakan :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ(1)
“Telah
kelihatan kerusakan di daratan maupun di lautan disebabkan karena perbuatan
tangan manusia itu sendiri , supaya mereka merasakan (akibat) dari perbuatan
mereka mudah-mudahan mereka mau kembali (menyadari)”(q.s.Ar-ruum/30:41)
( Permasalahan diatas pernah penulis
sampaikan dalam sebuah Majlis-Ta’lim ada
seorang jamaah yang komplin katanya : ”Pak Ustad kog berani mengumpamakan Allah
dengan Listrik”. Jawab penulis : ”Saya tidak mengumpamakan Allah dengan listrik
atau membandingkan-Nya tapi saya menceritakan cara kerja listrik karena listrik
termasuk hal yang abstrak (gaib ) untuk sebagai perbandingan cara bekerjanya
energi ).
Kalau benda kita hancurkan akan menjadi bagian yang halus, yaitu tepung,
kalau tepung dihaluskan lagi akan mnjadi molekul, molekul kalau dihancurkan
lagi akan menjadi atom, atom adalah bagian yang terkecil dari benda ( materi ),
kalau atom ini diurai maka hilanglah sifat bendanya maka ia akan menjadi
energi. Energi ini ada yang bersifat (+) namanya Proton ada yang (-) namanya
elektron dan ada yang (o) namanya Neurtron. Energi atom ini dapat diolah
manusia menjdi Nuklir yang amat dahsyat kekuatannya ( contohnya : Bom-atom
buatan Albert Einstein yang menghancurkan Hirosima dan Nagasaki ) ”Ada energi
lain yang bukan dari olahan atom tapi ada dalam atom energi itu namanya RUH
berisi hayat (daya hidup ) dan intelegensi Energinya mengisi seluruh materi ada
dalam benda ada dalam tumbuhan ada dalam hewan ada dalam diri manusia ada dalam
diri makhluk selain manusia ( jin dan malaikat ). Masih ada energi yang maha
dahsyat, Energi-Yang Maha itu adalah energi Ilahy yang berisi Kecerdasan-Agung
yang Maha segalanya yang mengisi seluruh jagat, seluruh apa yang ada dan ada
dalam diri manusia yang kalau menusia
menyalahgunakan hukum energi Ilahi itu akan terjadi dampak negatip yang dahsyat
seperti yang dijelaskan ayat yang telah dikutip diatas.”. Itulah sebabnya Allah
mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa kerusakan alam dikarenakan oleh ulah tangan
manusia. ( بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ )
Kata : gha-dhi-ba = murka “, jangan difahamkan : Allah marah karena
sakit hati, tersinggung atau benci melihat tingkah laku ummatnya yang durhaka.
Al-Ghaa-dhib (pemarah), bukanlah sifat Allah. Dalam Asmaa’ul Husna, 99 nama
Allah ; tidak ada terselip kata Al-Ghaadhib. Kata Gha-di-ba pada
ayat tersebut diatas adalah bentuk majaz (lapadz yang dipindahkan artinya
kepada arti yang baru) arti aslinya adalah : “akibat melanggar hukum Allah,
diganti dengan murka Allah “. Seperti contoh dalam bahasa Indonesia : “Anda kalau naik motor,
pakai helemlah, nanti ditangkap polisi !”. Sebenarnya tidak pernah polisi
menangkap orang yang tidak pakai helem tapi “ polisi menyetop orang yang naik motor itu, ia tanyai
sipengendara ada SIM atau STNK, kalau ternyata ada kesalahan dia mewajibkan
membayar denda”, tapi
semua kata yang panjang itu kita ganti dengan kata “ditangkap”. Demikianlah
kata “murka Allah” sebagai pengganti kata : yang melanggar hukum Allah. Memang
sudah menajadi hukum Allah (Sunnatullah) bahwa :.
“Bila energi keilahian dibukakan kesaluran iman maka energi akan
mendorong iman beraktivitas, tetapi bila energi ke Ilahian itu dibukakan kearah
kezholiman maka energi itu mendorong perbuatan zholim, sehingga kezholiman
merebak menjadi fasad (pengrusakan) menjadi kemungkaran dan yang lain-lain
lagi”.
Yang dimaksud dengan topan didalam Al-Qur’an
bukan topan bahasa Indonesia yang bermakna angin kencang tapi Thaufan (dari
kata tha-wa-fa) yang bermakna energi yang berputar-putar yang mengandung limbah pikiran kotor dapat berwujud makhluk halus
seperti kutu dan tungau. Keadaan seperti ini bisa terjadi dimana-mana terutama
masa perang berkecamuk. Dimasa bangsa kita merebut kemerdekaan dimana rakyat
mengalami krisis yang parah dengan penderitaan yang tak tertahankan : limbah
pikiran kotor yang mematerialisasi (membenda) juga pernah terjadi di negeri
kita. Pernah muncul hama
tungau (sejenis kutu) yang merajalela, waktu itu hampir semua orang kena sakit
gatal-gatal, yang menular, muncul lagi penyakit puru, bubul (puru
yang di telapak kaki). Para ahli sejarah menyebutnya dengan istilah hama perang Al-Qur’an telah memberitakan wabah hama yang mematerialisasi
pernah terjadi di Mesir, karena penguasa di Mesir telah berbuat ke-zholim-an
dan kapan saja ada penguasa zholim di negeri manapun wabah seperti itu akan
muncul lagi.
Waktu ummat kalangan atas di Mesir begitu
serakah, sehingga ummat bangsa Mesir kalangan bawah menjadi tertindas maka
meletuplah energi limbah pikiran keserakahan itu dalam bentuk gelombang radiasi-pikiran-kotor.
Gelombang Radiasi itu mengenai belalang dan belalangpun bertelur dengan
berlipat-lipat ganda sampai
miliaran banyaknya, lalu muncullah hama
belalang. Disisi lain banyak ummat yang darahnya dikuras oleh lintah darat, sementara dipojok
lain ada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan kedudukan sehingga pikiran
kotor inipun mewujudkan penyakit “berdarah”, “kemunculan katak atau tikus”.
Sisanya ummat yang penuh dengan penderitaan yang tak ada lagi tempat mengadu,
limbah pikiran inipun demikin tebal, sehingga melahirkan hama “kutu”.
Secara biologi melalui proses alam limbah
dapat berubah menjadi makhluk, misalnya tinja yang dibiarkan dilobang terbuka akan ditelori lalat dan
akhirnya muncul ulat bagaimana mungkin limbah pikiran akibat kedurjanaan atau
akibat penderiataan bisa berobah menjadi makhluk sejenis hama.
Dalam ilmu metafisika ada istilah Aura yang
bermakna pancaran sinar/daya dari suatu makhluk. Manusia mempunyai Aura dalam dan Aura luar.
Aura dalam itu adalah pancaran tubuh bioplasmik yang muncul kepermukaan tubuh
lebih kurang 10 Cm. Adapun Aura luar adalah pancaran tubuh fisik yang
memancarkan sinar sejauh satu meter. Binatang, tumbuhan juga punya Aura. Bumi
kita mempunyai Aura yang dapat menyimpan gelombang pikiran kotor dari
penghuninya baik pikiran-kotor yang berasal dari pemimpin dan kroninya
yang zholim maupun rasa-sakit-hati , dendam, kecewa dari rakyat
jelata yang tertindas. Pikiran kotor ini memadat lalu memunculkan makhluk baru biasanya bentuk kutu, hama dan sejenisnya. Pikiran kotor dapat juga
berbentuk gas sehingga orang dapat menyaksikan awan yang berbentuk sesuatu, pernah
terjadi/muncul di langit ketika perang di Bosnia yang banyak memakan korban
terlihat awan berbentuk orang yang mirip monyet
Malah kadang-kadang limbah pikiran kotor
itu mengeluarkan radiasi yang dapat menyentuh sesama manusia sehingga manusia
seperti ketularan kejahatan. Sebagaimana keadaan yang kita alami sesudah krismon,
orang-orang mudah sekali mengamuk, lalu terjadilah bentrok sesama anak bangsa,
terjadi penjarahan hampir diseluruh kota
besar. Pengikut PDI-P mengamuk ketika ibu Mega hampir tak terpilih. Masa
pendukung Gus-Dur mengamuk di Surabaya
yang mengakibatkan kantor DPD Golkar hangus (Waspada, 7-02-01). Rakyat Libya
mengamuk memburu Presidennya sendiri Muammar Qaddafi yang dengan kejam mereka
membunuh Qaddafi, peritiwa pembunuhan
Qaddafi itu telah direkam kamera Ponsel seperti terlikhat dibawah ini
Terhadap
binatang melata limbah pikiran kotor itu bereaksi lain, dapat membuat subur
yang tidak kepalang tanggung, belalang bertelur bermiliar-milyar dalam tempo
singkat, tiba-tiba tikus berjuta-juta menyerang sawah, lalu peristiwa bergulir
dan binatang hasil sentuhan radiasi-pikiran-kotoran itupun lenyap berlalu begitu saja.
Pemunculan makhluk kecil melata yang diakibatkan proses
materialisasi limbah pikiran-kotor-manusia yang perwujudannya dalam bentuk : belalang,
kutu, katak penyakit darah ( mungkin demam berdarah ) sudah
muncul ditanah air kita tercinta. Kita telah melihat dan mendengar dari siaran
TVRI berhektar-hektar ladang masyarakat di Lampung habis dilalap belalang.
Penyakit demam berdarah dimana-mana daerah di Bumi Indonesia ini, sudah banyak memakan
korban. Bukan hanya katak sebagai perwujudan pikiran kotor yang suka menjilat,
tapi tikus gemuk dan besar itu menghabiskan sawah rakyat yang tidak ikut
melakukan dosa. Mungkin karena keserakahan orang-orang yang keterlaluan
sehingga bukan hanya hutan digunduli malah terbakar / dibakar beribu-ribu
hektar.
Sudah kaya, belum lagi puas dengan kekayaan
itu sehingga menjadi ingkar pada nikmat Allah. Untuk menimbun kekayaan harus
punya modal besar, maka dipinjamlah modal dari luar negeri dengan perhitungan
dollar. Waktu meminjam harga dollar sekitar ( misalnya ) Rp. 5000,- dan ketika
mau membayar dollar sudah bernilai Rp. 10.000,- maka konglomerat pun bisa jadi
melarat.
Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan
tanda-tanda bahwa bumi kita sedang sakit keras dikarenakan ummatnya
telah dilanda penyakit “krisis”. Mula-mula berjangkit krisis iman (krisman)
dimana manusia tidak perduli lagi dengan ajaran Allah, lalu krisis mental
(kristal) dimana mental penguasa sudah ambruk, tidak kenal lagi kemanusian,
lalu meningkat krisis moral (krismor)
mereka memandang semuanya jadi halal, maka ada penguasa yang berkesempatan
korupsi maka ia menjadi mega koruptor, ada yang berkesempatan menjarah lalu ia
pun menjarah harta orang lain tanpa merasa berdosa. Keadaan inilah merupakan
faktor penyebab Krismon yang mungkin akan dialami dalam kurun yang panjang di
Negeri tercinta ini.
Kerisis yang muncul di Bumi Indonesia tercinta kelihatannya lebih parah dari
apa yang pernah terjadi di Zaman Fir’aun, ini menunjukkan bahwa ummat
manusia di Indonesia
juga telah mengidap “penyakit kerisis” yang lebih parah dari Zaman
Fir’aun. Kebanyakan orang-orang yang menjadi sebab terjadinya krisis di masa
Fir’aun itu adalah ummat kalangan atas dan Si Fir’aun sendiri telah melakukan
kedurjanaan di muka bumi.
Bila bencana alam yang terjadi di Zaman
Fir’aun keadaannya sudah sama dengan kejadian disebuah Negeri ( saya tidak
mengatakan Indonesia
lo ) maka negeri itu mungkin dipimpin oleh penguasa seperti Fir’aun yang para
wazirnya sudah mendewakannya.
Allah mengingatkan kita :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ
عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ(2)
“Dan siapakah yang
lebih zhalim daripada orang yang diperingati dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian
berpaling daripadanya. Sesungguhnya bagi para pendosa ada
balasan (pantulan dari perbuatan dosanya) “ (Q.S.32/ As-Sajadah: 22 ).
3. Dunia Islam
telah dilanda Prahara
Kalau kita membalik kembali lembaran
sejarah terasa ada kebanggaan menyelinap didalam dada karena Islam pernah jaya
dibumi, Islam pernah membangun peradaban tinggi dimana-mana. Israil (Yahudi) pernah dikalahkan oleh
Umar bin Khattab pada tahun 639 M, ia telah membangun sebuah Mesjid bernama Qubbat
Al-Sakhrah (The Dome Of Rock) yang kemudian disebelah selatannya didirikan pula
Masjid Al-Aqsha ( 686-690 ) dimasa Khalifah Abdul Malik, Masjid kebanggaan umat
Islam. Tanah Israil itu berubah menjadi Palestina dan menjadi tanah air nya
Arab Palestina.
Sekarang
Yahudi telah mengambil tanah itu kembali sementara Muslim-Arab-Palestina telah
terusir dari tanah Palestin, dan Masjidi’l Aqsha yang amat dimuliakan ummat
Islam sudah tidak mulia lagi karena dikuasai Yahudi.
Negeri
Irak dengan Baghdadnya pernah menjadi pusat peradaban Islam dari abad VII
hingga XIII, sekarang bukan lagi negara Islam dan Muslimin Irak telah terpukul
kehinaan dan kemiskinan oleh Invasi Amerika dan sekutunya.
Spanyol
juga pernah menjadi pusat peradaban Islam di zaman Umaiyah 756-1031 dan zaman
Bani Al-Ahmar 1230-1492; lebih kurang selama 736 tahun kaum Muslimin menguasai
Sepanyol, bekas peradaban Islam dapat terlihat dengan berdiri tegar sebuah
Masjid Al-Hambra yang megah ( yang menurut penilaian para Arsitektur dunia Al-Hambra
adalah bangunan artistik terbaik diantara tujuh keajaiban dunia), kini
kebanggaan itu hanya merupakan kenangan pahit karena bekas kejayaan ummat Islam
di Spanyol nyaris tak terlihat lagi. Umat Islam bukan hanya terpukul oleh
kehinaan malah terusir dengan hina.
Turki
pernah menjadi Negara Islam yang kuat. Kota Istambul menjadi kebanggan ummat
Islam karena kota
itu bagaikan menara mercusuar di Eropa. Negara ini didirikan oleh Sultan Ustman
Ibn Sauji Ibn Ertoghril pada tahun 1281 M. Menjelang abad XVII Muslim Turki
Eropa mendapat angin buruk. Kekuatan Eropa mulai mampu memukul mundur pasukan
Turki di Vienna (1683) dan lepaslah Hungaria dan Transyilvania, sementara ekvansi
Rusia merupakan bahaya yang sangat besar. Yunani memberontak pada tahun 1829
Aljeria jatuh ketangan Perancis. Akibat Revolusi Perancis rakyat Balkan melawan
Turki ditahun 1912-1913. Turki di Eropa tinggal Thrace Timur. Akhirnya rakyat
Turki sendiri merasa jenuh dengan rezim Ustmany lalu bangkit gerakan
Nasional yang dipimpin Mustafa Kamal
Ataturk, yang menghantarkan Turki menjadi negara sekuler sejak 1924, maka
cahaya Islam disana dimasa itu semakin kabur.
India
pernah jaya pada masa dinasti Mongol Islam. Puncak kejayaan itu pada masa
pemerintahan Akbar Agung (Jalaluddin Akbar) tahun 1555 hingga masa pemerintahan
penerusnya Sihabuddin Syah Jihan. Kota Agra merupakan pusat kebudayaan Islam
dimana Taj Mahal dibangun, adalah merupakan arsitektur Islam yang sangat
mengagumkan, bukan Masjid tapi pekuburan dan
taman. Pada masa pemerintahan Jalaluddin Ali Jauhar Syah Alam II naik
tahta tahun 1760, Inggris mulai bercokol di India. Sirajuddin memberontak kemudian
tertangkap, kesultanan Mongol Islam berakhir tahun 1858. Setelah India merdeka negara itu menjadi Negara Hindu
dan umat Islam jadi golongan minoritas dan golongan pinggiran di India.
Sebagian besar umat Islam India
membangun negara sendiri yaitu Pakistan
Kota
Ishfahan merupakan pusat kegiatan politik, kultur dan peradaban Islam Azerbaijan
pada masa dinasti Shafawiyah. Keindahan arsitektur kota Ishfahan itu tidak ada tandingannya pada
masa itu. Kekuasaan Shafawiyah meluas hingga sampai ke Persia, yang menguasai negeri itu
selama 60 tahun. Paham komunis melanda Azerbaijan dan terjerat dalam
jaring Uni Sovyet, maka api Islampun pudarlah disana. Kota Isyfahan kembali
menjadi milik Persia
(Iran
).
Mesir
dengan Kairo-nya pernah menjadi pusat peradaban Islam dimana Al-Azhar merupakan
Universitas yang melahirkan banyak Sarjana dan Mujaddid serta Mujahidin yang
handal berderet nama ulama-ulama yang masyhur diantaranya : Muhammad Abduh, Sayyid
Rasyid Ridho lalu disususl para Ulama Ikhwanu’l Muslimin : Mursyid Hasan Al
Banna, Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thalaat, Ibrahim
Ath-Thaiyib, Hindawi Diwair, Sayyid Muhammad Qutub, Muhammad Yusuf Hawassi,
Abdu’l Fattah Ismail, Mursyid Hasan Al Hudaiby.
Semua
mereka ( Ulama Ikhwanu’l Muslimin ) telah menerima hadiah aktivitas mereka
dengan hukuman mati oleh Presiden Gamal Abden Nasher yang bersama mereka itu
sebanyak 100.000 anggota Ikhwanu’l Muslimin juga ditangkap dan dipenjarakan.
Kita pernah mendengar tokoh Reformasi
yang bernama Jamaluddin Al-Afghani yang
menghabiskan umur dari penjara kepenjara untuk memurnikan ajaran Islam dalam
membebaskan negerinya dari kekuasaan para penjajah kafir, akan tetapi negeri
Islam ini telah dicakar kuku tajam komunis dan tunduklah negeri ini pada
penguasa Sovyet/Rusia. Negeri ini telah melepaskan diri dari Rusia kemudian
Amerika menghancurkan negeri ini. Ummat Islam bukan hanya terpecah belah malah
saling menghancurkan dan Sang Kafir tertawa melihatnya. Bosnia Harzegofina
telah diluluh lantakkan oleh orang Kafir Serbia, Mesjid-mesjid diruntuhkan,
para Mujahidin banyak yang gugur kaum tua lenyap ditelan usia sementara
anak-anak diselamatkan ke negeri kafir dengan maksud bila mereka
dewasa tidak akan mengenal lagi ajaran Islam.
Sementara
Bosnia
mulai lenyap dari pemberitaan, negara tetangganya Kosovo mulai terlibat
pertempuran juga demi mempertahankan Islam yang tercinta. Di Repubblik Kaukasus
Utara Mujahidin Chechen terlibat pertempuran dengan Tentara Rusia yang
jumlahnya ratusan ribu malah ditambah lagi dengan pasukan elit dari satuan
OMON, SOBR dan SPETZNATZ. Itu belum cukup, puluhan pesawat tempur Su-25, MIG-24
ditambah ratusan kendaraan lapis baja. Mereka para kafir ini menembak Mujahidin
yang bertahan dengan pekik Allahu Akbar. Mujahidin Chechnya ini dipimpin oleh Arby
Barayev sampai sekarang masih tetap bertahan dalam jihad dijalan Allah.
Bagaimana
pula ummat Islam di Indonesia yang selalu dibanggakan dengan jumlah ummat
Islamnya 90 % apakah ummat Islam di Indonesia ini memang 90%, masih mayoritaskah
atau sudah tinggal menjadi “penduduk minoritas”?.
4. Prahara itu
telah sampai di Negeri kita
Berat untuk dikatakan bahwa
sebenarnya Ummat Islam Indonesia
telah terpukul oleh badai prahara dan terlempar ketempat yang hina seperti yang
telah diberitakan oelh Allah:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا
بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ
وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ
بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا
عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ(1)
“Dipukulkan kepada
mereka itu kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
dengan tali Allah dan tali dari manusia, dan kembali mereka mendapat murka
Allah dan dipukulkan lagi kepada mereka kemiskinan itu disebabkan karena mereka
engkar kepada ayat-ayat Allah dan membunuh ajaran nabi-nabi dengan cara yang
tidak benar, demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas” (Q.S. Ali
Imran / 3 : 112).
Perkataan “ Dhuribat “ dalam ayat
ini berasal dari kata : “dharaba” yang bermakna : memukul, menimpa, membom
(Qamus Al Munawwir, hal. 873). Jadi perkataan “Dhuribat” bermakna : “
Dipukulkan, ditimpakan atau di-bom-kan’’
Ayat
diatas menjelaskan bahwa :
a. Kehinaan dipukulkan kepada manusia itu
sehingga ada yang terlempar, ada yang terduduk ada yang lembam dan ada yang
terjerembab, tersungkur, bermacam-macamlah keadaan ummat akibat pukulan
kehinaan. Hal ini disebabkan karena ummat tidak lagi berpegang dengan “tali” dari Allah. Tali Allah itu
adalah ajaran-Allah yang tidak lagi mengikat hati dan pikran manusia.
Tali pengikat antara manusia yang dari manusia juga tidak lagi kuat mengikat
hubungan antar manusia dalam masyarakatnya. Tali yang dari manusia itu adalah :
ikatan kemasyarakatan, ikatan perekonomian dan ikatan perteknologian, dimana
hubungan masyarakat ini sudah lemah karena dilanda penyakit WAHAN (cinta
dunia). Perekonomian dan perteknologian sudah dikuasai orang non-muslim, akibatnya
semua ummat Islam terpukul dalam kehinaan.
b. Sekali lagi pukulan itu datang menghantam
sehingga ummat Islam terlempar dalam kemiskinan. Penyebabnya adalah “keingkaran
pada ayat-ayat Allah dan membunuh (ajaran) nabi dengan cara melakukan perbuatan
yang tidak benar”. Ayat-ayat Allah ada yang Quraniyah dan ada yang Kauniyah. Mengingkari yang Quraniyah dampak
negatipnya bukan di dunia ini tapi diakhirat nanti. Mengingkari ayat yang Kauniyah, ini yang membuat ummat menjadi
terpukul oleh kemiskinan. Ayat-ayat Allah yang ada dalam lingkungan kehidupan
manusia ( kauniyah ), diantaranya : tentang bumi berapa banyak Allah
menumbuhkan bermacam tanaman (Q.S.Asy-Syura/26:7,8), bermacam ciptaan Allah
dibumi semuanya untuk manusia (Q.S. An-Nahl / 16 :13), lebah madu yang
berhasyiat seharusnya di ternakkan manusia (Q.S. An-Nahl / 16 : 69), bahasa
manusia dan warna kulit yang berbeda (Q.S. Ar-rum/30:22), dibumi Allah
menciptakan hewan-hewan yang bertebar dihutan yang semestinya dapat kita
ternakkan (Q.S. Asy-Syura / 42 : 29), kejadian langit dan bumi, pertukaran malam dan siang adalah ayat Allah
bagi orang memiliki kecerdasan (Q.S. Ali-Imran / 3: 190), kapal yang diciptakan
Allah melalui keterampilan manusia untuk pengangkutan (Q.S. Yasin / 36 :
41,42). Banyak lagi ayat-ayat Allah yang ada dilingkungan kita yang tidak
sempat diungkapkan dalam tulisan ini. Semua ayat yang dijelaskan Allah itu
semestinya telah dijadikan oleh ummat Islam menjadi ilmu keterampilan, sehingga
ummat Islam menjadi ahli pertanian, peternakan, ahli kelautan, ahli
bahasa-bahasa dunia, ahli masalah kealaman (Fisika, Biologi, Kimia) tetapi
ummat Islam telah merasa cukup berilmu kalau sudah menguasai Bahasa Arab, Ilmu
Fiqih, Ilmu-Tafsir, Ilmu Tauhid, Tasawuf, apalagi kalau ahli dalam Mantiq,
Bayan, Ma’any, sementara orang-orang kafir ahli dalam teknologi, ekonomi dan
sosiologi malah ahli nuklir dan membuat mesin pembunuh.
Pada masa lampau Saudagar Arab, Gujarat,
Persi dan India datang ke Indonesia berdagang rempah-rempah sambil berda’wah,
jadi Daa’i pada waktu itu adalah Saudagar yang ekonominya cukup mapan, karena
itu da’wah dijalankan dengan keikhlasan, karena cinta kepada Allah, tidak
mengharap sesuatu dari dakwahnya. Sekarang da’wah jadi mata pencaharian. Sampai
pada awal kebangkitan Bangsa Indonesia,
da’wah masih didominasi oleh para saudagar. Partai yang paling tua adalah SDI
(Serikat Dagang Islam) kumpulan pedagang-pedagang Islam untuk menyaingi
pedagang Cina, sekarang ini Cina yang yang menguasai perdagangan sementara
anak-anak Islam belomba menjadi pegawai dan buruh dari “ Perusahaan Cina” Yang paling fatal manusia itu melupakan ayat
Allah yang ada dalam dirinya yaitu “kecerdasan”, tetapi tidak diasah menjadi pintar
dan terampil mendapatkan kehidupan yang layak. Sikap inilah yang menyebabkan
ummat Islam terpuruk dalam krisis ekonomi (krismon) karena ummat Islam banyak
yang beranggapan kalau belajar Agama itu adalah belajar Bahasa Arab, Fiqih,
Tafsir, Hadist dan yang lain-lainnya lagi. Kalau belajar Ekonomi, Tehnik,
Fisika, Kimia, Matematika itu dianggap Ilmu dunia tapi kalau berdo’a ia lebih
dahulu minta kesenangan dunia, mana mungkin Allah kabulkan kalau keterampilan
dunia tidak dimiliki. Sementara orang-orang kafir asik dengan penelitiannya,
mengkaji atom dan nuklir, ummat Islam asik dengan, do’a, dan dzikir, qiraat
Qur’an, shalat, puasa zakat dan pergi haji yang semestinya harus seiring dengan
kerja keras sebagaimana yang dianjurkan Allah :
وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا
تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ........... (7)
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu untuk akhirat dan jangan kamu lupakan nasibmu di
dunia…….” (Q.S. Al-Qashas/28 :77).
Hal yang telah
diuraikan itu merupakan kesalahan pertama bagi ummat Islam lalu menyusul
kesalahan kedua.
Kesalahan kedua adalah
“yaqtuluna’l anbiya-a, bighairi haq”= membunuh nabi-nabi dengan cara tidak hak
(tidak benar). Perkataan “yaqtuluna” berasal dari kata”qatala” yang dapat
diartikan membunuh atau memerangi. Makna yang tepat dipakai dalam
ayat di atas adalah makna memerangi ajaran nabi dengan cara tidak benar.
Seperti perintah nabi “agar kita menumpas kemungkaran” malah umat Islam sendiri
yang banyak ikut-ikutan mungkar : korupsi, kolusi, menipu, mencuri, menjarah,
merampok, berzinah, pada hal Rasulullah sudah bersabda : “La dharara wa la
dhirara” (janganlah engkau saling memudaratkan, hadist riwayat Ibnu Majah dan
Daruqutni). Dengan ikutnya Muslim kadalam kemungkaran berarti dia telah
memerangi ajaran Nabi. Yang lain lebih mengutamakan ajaran leluhur, adat
tradisi sementara sunnah Nabi tidak peduli.
4.1. Faktor penyebab
Penyebab ummat jadi terpukul dan
dilanda Prahara dikerenakan engkar kepada ayat-ayat Allah.
a. Engkar karena tidak mau menjalankan amar
Allah padahal mampu
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ(0)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. (Q.S. 3 :110).
Ayat ini telah
diengkari oleh orang Islam yang mampu, karena mereka hanya melihat kemungkaran
dan tidak berupaya mencegahnya akhirnya
muncullah Krismor dan Kristal (krisis moral dan krisis mental) lalu Krisman
(kerisis Iman) dan Krismon ( krisis
moneter). Kemaksiatan merajalela, pornografi dibela, Syekh Puji kawin dengan Ulfa berumur 12 tahun padahal
dengan izin orangtuanya lalu
dipenjarakan berapa banyak anak anak dibawah umur yang jadi pengamen,
dipekerjakan tapi tidak dilindungi oleh Komisi Perlindungan anak, kok Ulfa yang
dilindungi dari Syekh Puji apa beliau itu pemerkosa, padahal Ulfa senang
diperistri Syekh Puji. ? Ulama diam hanya memandang ketidak adilan ini malah
ikut-ikutan menyalahkan Syekh Puji, bukankah itu secara sirr telah menghina
Nabi Muhammad yang mengawini Aisyah ketika berumur 9 tahun ?
Hadis
riwayat Aisyah ra., ia berkata: “ Rasulullah s.a.w
menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkannya dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Muslim No.2547)
menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkannya dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Muslim No.2547)
b. Tidak mau memanfaatkan
/ memelihara anugerah Alllah
ألَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ
كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ(7)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyak Kami
tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (Q.S. 26/ Asy
Syu’ara :7).
Kekayaan alam Indonesia
dengan hutannya yang kaya telah disia-siakan malah dimusnahkan untuk mencari
kekayaan pribadi lalu hutan terbakar. 1.000.000 HA dengan kerugian (waktu itu,
masa Orde Baru ) : 11 trilliun rupiah dan perlu antara 30 s/d 500 tahun untuk
reboisasi hutan tersebut. Setelah diselidiki bahwa hutan itu tidak ada kayunya
lagi, berarti hutan bukan terbakar tapi sengaja dibakar karena mau membuka
areal perkebunan. Yang dibakar dahan dahannya sementara batangnya diexport
keluar negeri. Hutan menjadi gundul akibatnya banjir melanda. Kota Jakarta
Metropolitan dan kota-kota lain dilanda banjir besar termasuk rumah penulis
kebanjiran 1,5 M (didalam rumah) di tahun 2001.
c.Tidak
peduli dengan anugerah Allah dalam perut bumi dan membiarkan saja anugerah itu diambil orang kafir
وَمَا
ذَرَأَ لَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً
لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ
“Dan apa yang diciptakan Allah untuk kamu dibumi yang
bermacam-macam, sesungguhnya yang demikian adalah merupakan ayat bagi kaum yang
ingat (akan kebesaran Allah)”(Q.S.16/ An Nahl :13).
Ada bermacam-macam tambang dalam perut bumi, tapi umat
tidak perduli karena memang tidak sanggup mengolahnya akhirnya kekayaan alam Indonesia
itu memperkaya orang asing yang sanggup mengolahnya. PT Freeport Indonesia di
Irian jaya, Perusahaan Amerika yang telah aktif sejak tahun 1973, menambang
emas, perak dan tembaga . Setiap harinya
dikeluarkan 125000 ton bijih tambang dengan meruntuhkan gunung . Dari 125000
ton itu diperoleh konsentrat 6000 ton
dan dari sini diperoleh 1800 kg emas, 3600 kg perak dan 1.800.000 kg
tembaga selama 38 tahun ini sudah berapa ton kekayaan alam kita di gotong
keluar negeri ?. Kalau pemerintah mau mendengarkan sabda Nabi Muhammad bahwa
harta galian itu zakatnya 1/5 = 20% berapa besar kekayaan fakir miskin dari
hasil tambang di Indonesia
?. Kalau mau mengikut ajaran Muhammad tak akan ada kemiskinan di Indonesia.
Kenapa orang yang mengaku bernabikan Muhamamad dan mengaguminya tapi tak mau
mengikuti ajarannya ? Heran bin ajaib! Ajaran yang bukan Nabi orang bisa
mati-matian memperthankannya seperti ajaran Karl Marx ( Marxis )
4.2. Wabah-Wahan
Faktor penyebab kedua karena ummat Islam
telah kejangkitan penyakit Wahan sebagaimana yang telah disabdakan oleh
Rasulu’llah:
يوشك ان تداعى عليكم
الامم كما تدعى الأكلة إلى قصعتها فقال قائل : أمن قلة نحن يومئذ ؟ قال : لا بل
انتم يومئذ كثير , ولكنكم غشاء كغشاء السيل وسينزع الله من صدور عدوكم المهابة
منكم, ولقذفن فى قلوبكم الوهن, قال قائل : يا رسول الله وما الوهن ؟ قال حب الدنيا وكرهية الموت.
“Kamu sudah semakin
dekat pada masa dimana kamu akan
dikerubungi orang seperti mengerubungi makanan pada hidangan, maka bertanya
salah seorang : “apakah kami ketika itu sedikit
?” Jawab Nabi : “Tidak !, bahkan kamu ketika itu banyak akan tetapi
tidak berbobot (ringan) seperti buih, buih yang hanyut ; maka dicabut Allah
rasa takut dari dalam dada musuh-musuh kamu lalu masuk kedalamnya penyakit
Wahan “, Bertanya sahabat : “Apakah Wahan itu ya Rasulullah ?” Jawab Nabi:
“Cinta dunia dan takut mati (H.S.R. Abu Dawud dan Baihaqy)
Rasanya ummat Islam di Indonesia sudah seperti hidangan lezat bagi
orang asing, bukan mau memakan tubuhnya atau dagingnya tetapi mau memakan kekayaan
alamnya.
Ummat Islam tingkat menengah ke atas itulah yang
paling mudah terkena wabah penyakit Wahan karena golongan inilah yang mampu
mendapatkan harta benda kemewahan yang diantaranya barang-barang pelengkap dalam kehidupan ini
seperti alat alat elektronik, perhiasan emas, suasa, perak dan sebagainya.
Sehubungan dengan ini Al-Qur’an memberikan pernyataan :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ
حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ
مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ
وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ
الْمَآبِ(1)
“Dihiasi kehidupan manusia itu dengan kesenangan dengan syahwat
(dorongan keinginan) sebagiannya ialah : perempuan, anak-anak, harta benda yang
banyak, (perhiasan) emas dan perak, kendaraan yang mahal, binatang ternak,
serta ladang pertanian, itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah
tempat pulang yang baik” (Q.S. Ali Imran/ 3 : 14).
Manusia itu memiliki rasa cinta yang seharusnya menurut tuntutan Islam dituangkan
sebanyak-banyaknya untuk Agama, itulah yang akan menyalamatkan manusia
diakhirat kelak. Ketika kedudukan isteri, anak, harta benda, perabotan,
perhiasan, perumahan, peternakan, pertanian, telah menjadi tempat penuangan
rasa cinta maka kecintaan terhadap agamapun semakin pudar dan lenyap maka
sebagai gantinya wabah Wahan masuk kedalam hati. Yang paling besar pengaruhnya
terhadap diri manusia adalah benda-benda elektronik yang mengasikkan. Dengan
benda itu syaitan-syaitan dapat dengan leluasa masuk kedalam rumah melalui VCD.
Dikalangan Ummat Islam kelas bawah yang kurang iman, pengaruh keduniaan itu
membuat mereka gila dan hilang kendali, terjatuhlah mereka kedalam kemaksiatan
dengan bermacam perbuatan tercela diantaranya : berjudi dengan harapan kaya
kalau menang, merampok, mencuri, menipu, dan bermacam kemaksiatan lainnya.
Kalau ummat Islam kalangan bawah telah menjadi” Zholim dan fasad“ akibat
penyakit Wahan sementara kalangan atas menjadi serakah sehingga korupsi dan
kolusi, yang berkuasa menyalah gunakan kekuasaannya, yang konglomerat menginjak
ummat yang melarat, tokoh Islam malah takut kepada syariat Islam, apalagi yang
dapat dilakukan untuk menyelematkan ummat dan bangsa ini dari kehancuran ?
Penyakit yang merasuk ke dalam qalbu manusia ini akan bertambah parah kalau
tidak segera diobati (Q.S.
Al-Baqarah / 2 : 10). Penyakit tersebut bukan berupa Cancer atau TBC melainkan
perubahan sikap dan tingkah laku diantaranya :
a.
Keserakahan yang
pelakunya tidak pernah merasa puas sehingga merasa sifatnya telah berubah
menjadi “Sifat Anjing”, sebagaimana yang telah di Firmankan Allah:
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ
بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ
كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ
ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ(1)
“Jika Kami menghendaki, Kami akan
tinggikan kedudukannya dengan ajaran ayat-ayat itu akan tetapi dia lebih
cendrung kepada dunawi lalu menurutkan hawa-nafsunya, maka perumpamaan orang
ini seperti anjing yang kalau engkau bawa kepada anjing itu sesuatu,
terjulurlah lidahnya dan kalau ditinggalkan, lidahnya terjulur juga “ (Q.S.
7/Al-A’raf : 176).
b.
Hanya memikirkan
kesenangan sendiri, makan enak tidak perdului halal dan haramnya, tidak tahu
malu, kedudukan mau diatas tidak mau dibawah menyerodok kesana kemari yang
penting untung dan senang. Allah mengumpamakan manusia ini seperti monyet dan
babi.
قُلْ هَلْ
أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ
اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ
السَّبِيلِ(60)
“Katakanlah
! “ apakah aku akan beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasan yang diterimanya dari (orang-orang fasik) disisi Allah, dan
dijadikan mereka kera dan babi serta menjadi hamba thaghut”
mereka itu lebih buruk tempatnya dan sangat sesat dari jalan Allah.” (Q.S.5/
Al-Maidah :60).
c.
Patuh fanatik
kepada atasan padahal dirinya hanyalah sapi perahan ; mata hatinya telah tertutup
dan matanya tidak dapat membedakan antara baik dan yang buru, punya kuping
tidak dapat lagi mendengarkan ajaran Allah. Orang yang seperti ini mudah
dikomandokan, diajak demontrasi mau dan bersemangat mengebu-ngebu, diajak
menjarah ya mau, diajak membakar perkantoran ya mau, diajak jadi GPK juga mau,
pokoknya apa kata komandanlah. Mereka ini hanyalah merupakan “binatang ternak”
yang di beri makan supaya gemuk setelah gemuk lalu dijual atau disembelih.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ
كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا
وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا
أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(1)
“Dan
sesungguhnya kami jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan dari golongan Jin dan
manusia yang mereka punya hati tapi tidak dapat memahami, punya mata tapi tidak
bisa melihat dan punya kuping tidak dapat mendengara, mereka hanya seperti binatang
ternak, bahkan lebih parah dari itu lagi, mereka adalah orang-orang yang
lalai”(Q.S.7/ Al-A’raf : 179)
d.
Sebahagian yang
lain hanyalah orang-orang yang hidupnya untuk makan, membiak kemudian mati
tanpa ada cita-cita dan tujuan hidup. Mereka hanyalah seumpama nyamuk-nyamuk
seperti yang dituturkan pada Bab Perjalanan Hidup Manusia.
Setelah
Wabah WAHAN melanda ummat jadi berubah tingkah laku, manusia menjadi binatang
maka ketika itu hilanglah peri kemanusiaan dan orangpun “berperi binatang”.
Wabah
penyakit WAHAN ini menimbulkan dampak negatif yang lain yang al-Qur’an
menyatakan sebagai berikut”
e. Manusia
menjadi lupa diri
Tatkala manusia itu lupa diri
dengan apa yang telah diperingati Allah melalui Al-Qur’an karena pesona dunia
yang menggoda / mengasikkan , maka pintu-pintu kemewahan hiduppun terbuka. Maka
tenggelamlah mereka dengan keasyikan duniawinya itu. Kemana lenyap dan larutnya
alam pikiran mereka. Mereka hanya memikirkan kebendaan yang semakin jauh
akhirnya sipemburu menjadi letih dalam hidupnya. Yang dilahirkan sebagai
penganut Islam yang mereka anggap Agama itu merupakan adat tradisi saja.
Semakin lama adat dan tradisi semakin membaur yang tinggal hanya tradisinya
sementara nilai agama telah sirna dimakan zaman. Dari kalangan muslim tingkat
menengah “penyakit lupa diri” ini disebabkan karena waktunya habis diperjalanan
dalam berbisnis, berkarya, berpolitik dan segala macam kegiatan. Mereka lupa
hari, lupa tahun, lupa kepada umurnya, lalu tiba-tiba maut datang menjemputnya.
Dikalangan atas “penyakit lupa diri” mirip dengan lupa daratan. Dia lupa ketika
ia pernah menjadi rakyat golongan menengah, sekarang kekuasaan telah
ditangannya maka ia pun lupa bahwa
sebenarnya ia duduk diatas karena mewakili rakyat maka semestinya dia harus
mengayomi rakyat. Rakyat sedang berkelahi bunuh-bunuhan rakyat menjerit ditimpa
kemiskinan. Masalah ini terlupakan karena dianggap masalah kecil masih banyak
masalah besar yang harus diselesaikan yaitu masalah merebut dunia. Masalah orang
dibawah biarlah selesai sendiri kalau mereka sudah letih dengan pertengkarannya,
letih dengan kemiskinannya, ujung-ujungnya ia akan mati sendiri. Allah mengingatkan :
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ
شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ
مُبْلِسُونَ(4)
:
“Tatkala mereka lupa dengan apa yang
diperingatkan kepada mereka dengan Al-Qur’an , maka Kami akan bukakan kepada
mereka pintu-pintu berbagai kenikmatan , sehingga sampai kepada puncak
kesenangan dengan apa yang telah mereka raih, kami ambil lagi kenikmatan itu
secara tiba-tiba maka ketika itupun mereka menjadi berputus asa”.(Q.S.6/
Al-An’am:44).
f. Manusia menjadi pembohong
Bila manusia sudah lupa diri
secara otomatis dia akan melupakan Tuhannya. Iman yang pernah ada di dalam jiwa
menjadi padam, hatinyapun menjadi gelap dan tenggelamlah ia didalam kegelapan
(Zholim), maka hilanglah kejujuran.
Masyarakat akan mengalami penipuan dalam hubungan ekonomi, penipuan-penipuan
dalam usaha jasa, ketidak adilan pada pengadilan, hukum tidak dapat ditegakkan dengan
jujur maka berkah Allah yang berlimpah ruah di tanah air kita yang subur yang
tidak dapat dinikmati oleh anak bangsa. Orang yang menumpang mencari rizki
dinegeri kita yang meraih kenikmatan hidup dan sebahagian besar rakyat
mengalami kelaknatan hidup. Allah mengingatkan :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى
ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(9)
“Kalau sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi karena
mereka mendustakan (kebenaran) maka kami ambil lagi dari mereka (apa yang sudah
mereka dapatkan) disebabkan perbuatan mereka itu”. (Q.S 7/ Al-A’raf: 96 ).
Bahaya yang ditimbulkan akibat
kecintaan kepada dunia itu bukan karena pemilikan harta dunia itu tetapi karena
hasrat yang meluap-luap hingga orang menjadi lupa diri dan menjadi pembohong.
Maka Allah memperingatkan :
فَأَمَّا مَنْ طَغَى(3)وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(3)فَإِنَّ
الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya” (Q.S.79/
An-Nazi’at:37-39).
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا
لَا يُبْخَسُونَ(15)أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا
النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ(1)
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna
dan mereka didunia tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh diakhirat kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan didunia dan sia-sialah apa yang
mereka kerjakan” (Q.S.11/ Huud:15-16).
وَمَا أُوتِيتُمْ
مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ
خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلَا تَعْقِلُونَ(0)
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu maka itulah kenikmatan hidup duniawi dan
perhiasannya sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan kekal maka
apakah kamu tidak memahaminya ?” (Q.S.28/. Al-Qashas: 60).
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(2)
“Berpalinglah engkau dari orang yang perpaling dari peringatan kami
dan (orang yang) tidak mengingini melainkan kehidupan duniawi”. (Q.S.53/
An-Najm: 29-30).
Jadi
bencana alam yang menimbulkan mala petaka pada menusia ditambah lagi
kemungkaran ada dimana-mana, manusia sudah tidak bermoral suka menipu menjarah,
merampok, mencuri. Dikalangan atas ada yang jadi penghisap darah rakyat korupsi
sehingga keadaan ummat lebih parah dari ummat dari dizaman Fir’aun. Semua itu disebabkan karena
manusia sudah mengingkari sunnatullah dan mengidap penyakit Wahan.
Jadi
semuanya itu bukan skenario Allah, manusia itu yang menghendaki demikian tapi
dia tidak menyadarinya malah menuduh Allah yang menzholimi manusia dengan mendatangkan
bencana. ( bersambung Menguak Takdir 5 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar