Alam Dimensi Tinggi dan Dimensi tak terhingga (Dh,
D ~)
Dimensi yang lebih luas dan lebih tinggi dari
dimensi empat tidak disebut dengan dimensi lima, karena ukuran lima tersebut
tak dapat diwujudkan dalam teori ilmu ukur ruang, karena tidak ada tempat untuk
T6. Karena itu dihipotesiskan bahwa yang ada adalah Hight-Dimensi/
dimensi tinggi (Dh) artinya dimensi diatas empat. Kalau kita kembali
merenungi gambar Empat dimensi yang mempunyai 5 T, dengan enam bidang / muka,
kalau T ke 6 kita letakkan setiap sisi dapat lagi dibubuhi titik, jadi tidak
akan berhenti. Maka disebut saja dimensi tiggi dan dimensi-tak terhingga, ( D-h / D~). Di D-h
dan D~ siapa saja yang bisa masuk kedalam ia dapat mengetahui masa
lampau, dapat melihat jauh kedepan dapat mengenal yang diseberang kenyataan
dapat memperhitungkan kodrat yang meliputi yang ada dalam maupun yang diluar dirinya.
Dinding ruang D-h tembus terbuka, tembus kearah kemasa lampau,
kemasa akan datang, dapat melihat/mengenal yang gaib dapat melihat alam hewan,
tumbuhan dan benda sampai kebagian yang amat halus malah dapat mengenal dan
melihat atom dan energi. Sehingga
makhluk D-h dan D~
dapat melihat D4, D3 , D2 , D1 dan D0
dengan seutuhnya.
Berbeda dengan makhluk empat atau tiga dimensi,
hanya anggota tertentu saja yang dapat bekerja menurut fungsinya, misalnya mata
untuk melihat, kuping untuk mendengar, akan tetapi makhluk D-h, D~
tidak hanya punya panca indra tapi punya multi-indra yang dapat melihat
dengan hati dan pikirannya dapat mendengar dari jarak jauh, jelasnya ia
berpikir seutuhnya, melihat seutuhnya dan mendengar seutuhnya. . Dalam ruang
tiga dimensi orang masih dapat memperhitungkan kecepatan dengan ukuran cahaya
(300.000 Km/detik) tapi ruang D-h dan D~ tidak dapat
diukur dengan hitungan kecepatan cahaya tersebut, kecepatannya adalah secepat
pikirannya jadi ketika ia memikirkan sesuatu tempat seketika itu juga ia sampai
ketempat itu. Bila ia memikirkan benda apa saja
seketika itu juga benda itu ada didepannya
Dimensi tak
terhingga ini hanya dapat ditembus oleh para Malaikat dan mungkin juga Ruh-ruh
anak cucu Adam yang belum menjadi manusia atau Ruh suci yang sudah meninggalkan
jasadnya.Dan ada beberapa manusia yang bisa memasuki dimensi ini bila ia menjadi
Rasul yang terpilih.
Dimensi ini memiliki unsur dari Dimensi
lainnya maka Malaikat selain bisa masuk ke Alam (D~) juga bisa
menjelajahi D-h, D4, D-3 dan seterusnya, sampai
D-0.
a.
Makhluk yang mungkin mendiami pada tiap Dimensi
Pada fasal yang lalu sudah dibicarakan tujuh
langit Alam-Ruhani, tujuh macam langit jagat raya. Supaya mudah memahaminya
kita bagi dua saja keberadaan Alam ciptaan Allah pertama adalah Alam Syahadah yang
ruangnya meliputi D-0, D-1,
D-2, D-3 dan D-4. Bumi yang kita tempati sekarang memiliki ruang
D-3, kalaupun kita keluar dari Bumi menembus langit Solar sistim kita masih
diruang D-3, kalaupun kita punya pesawat yang dapat menjelajahi alam
semesta ini, kita masih berada dalam ruang D-3. yang amat luas.
Kalaupun sebuah materi dihancurkan sehingga menjadi atom dan sekiranya kita
bisa mengecilkan diri sebesar elektron maka dalam atom itu kita menemukan ruang
tiga dimensi. Ada orang sedang dibumi (
D-3 ) tapi ia bisa masuk keruang D-4, berarti walau kita ada
dialam syahadah yang berdimensi tiga, namun
disitu ada D-4, berarti bumi yang berdimensi tiga ini juga
memilki ruang empat dimensi., D-4
tidak berada dilangit alam gaib, bisa
ada didalam alam syahadah..
“ Abbas pakcik Nabi berkata : Kami dan para sahabat lain berjalan bersama
Rasulullah antara Makkah dan Madinah melewati sebuah lembah. Nabi bertanya :
Lembah apa ini ? Jawab sahabat : “ Lembah Azraq”. Sabda Nabi :” Aku seperti
melihat Musa A.s. ( dan nabi menjelaskan warna kulitnya, rambutnya ya semuanya
yang Daud penyampai berita ini tidak hafal ). Dia meletakkan kedua jarinya dikupingnya
dan meninggikan suaranya sambil bertalbiyah”. Kami terus berjalan sampai
mendaki puncak dan Nabi bertanya lagi : puncak apa ini ?”. Jawab para sahabat
Puncak Harsya.”. Kata Nabi : “ Aku seolah olah melihat Yunus sedang mengenderai
unta merah, dia memakai jubah bulu, tali kekang untanya dari serat serabut, dia
melalui lembah ini sambil membaca talbiyah “ ( Hadits shohih riwayat Muslim )
(Ma’mur Daud : Terjemah shohih Muslim I, hal 92,93 )
Dari Hadits diatas dapat
kita fahami bahwa Nabi Muhammad berada dalam ruang berdimensi tiga ( bumi )
tapi beliau bisa melihat tembus kedimensi empat malah masuk kedalam waktu masa
lampau sampai kemasa Nabi Musa dan Yunus; padahal jiwa raganya masih dibumi.
Adapun tujuh tingkatan langit gaib yang telah
dijelaskan diatas secara teori dapat dipadukan menjadi tiga jenis Alam yaitu :
Alam Rabbani, Rahmani, dan Ruhani disebut Alam-Malakut. Alam Insani
disebut Alam Nasut, Alam Hewani,
Nabati, dan Jamadi disebut Alam Jabarut. Nama nama tersebut hanya merupakan hasil nalar
para Shufy masa lampau, nama tersebut tidak didapati dalam ayat atau Hadits..
Dahulu-kala, waktu yang tak dapat dihitung berapa
juta atau miliard tahun silam kita sudah pernah menghuni Alam Ruh dan
disana semua bersaksi bahwa Allah itu Tuhan-kita ( QS.7/Al-A’raf : 172 ),
kemudian kita dapat giliran turun kebumi melalui kandungan seorang ibu. Kitapun
mengenal bumi kita , langit kita itulah
alam nyata, alam syahadah. Manusia kalau mati akan masuk ke alam qubur atau
Alam Barzakh , yaitu alam yang meliputi
langit pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan langit
ketujuh. Jadi dari langit pertama alam gaib sampai langit ketujuh merupakan Alam Barzakh, bukan langit yang kita
kenal sehari hari yaitu langit jagat raya yang berisi bintang bintang. Kalau
suatu ketika dihari kiamat alam Barzakh itu pecah maka hanya ada satu hari saja
yaitu : hari terakhir atau Alam Akhirat, ketika itu alam syahadah, jagat
raya hancur dan lenyap, tidak ada lagi benda dalam jagat semua berubah menjadi
energi, energi berubah menjadi Nur kembali keasal seperti semula. Apakah Alam Barzakh tempat penantian Ruh yang
meninggalkan tubuh dengan Alam Ruh tempat penantian Ruh yang belum
berkesempatan hidup dialam yang sama?. Ya kemungkinan alam yang sama hanya berbeda Dimensi tidak bercampur baur.
Ukuran dimensi berapakah alam Barzakh itu?. Alam Barzakh penghuninya makhluk
Ruhani diduga berdimensi tinggi ( D-h ). Apa dasarnya penulis
mengatakan bahwa tujuh lapis langit itu berdimensi tinggi ?
“Waktu Nabi Muhammad Mi’raj kelangit, dilangit
pertama beliau berjumpa dengan Nabi Adam ( bukanlah Nabi Adam sudah wafat? Kalau
Nabi Muhammad bertemu Adam berarti yang ditemuinya itu adalah Ruh Nabi Adam
tentu itu adalah alam barzakh kerena semua yang mati tempatnya di Barzakh ) Dalam
hadits itu dikatakan bahwa dikanan dan
dikiri Nabi Adam terlihat sesuatu yang menghitam ( berupa bayangan hitam tak
jelas apa sebenarnya yang menghitam itu ) kalau Adam melihat kearah kanan dia
tertawa tapi kalau dia melihat kekiri beliau menangis. Jibril mejelaskan kepada
Nabi Muhammad bahwa Nabi Adam tertawa
kerena yang menghitam disebelah kanan
itu adalah Ruh anak cucunya yang beramal sholih sementara yang menghitam
disebelah kirinya adalah Ruh anak
cucunya yang jahat maka Adam sedih dan menangis.” ( Ma’mur Daud : Terjemah
Shohih Muslim ,hal : 86,87 )
Nabi Adam yang sudah beribu-ribu tahun dialam
Barzakh ketika Nabi Muhammad Mi’raj, Adam As sedang berada dilangit pertama (
belum tentu kedudukan beliau dilangit pertama ) tapi Adam dapat melihat anak cucunya, padahal anak-cucu
Adam itu adalah manusia akan datang bagi Adam, itu berarti alam langit pertama itu sudah
tidak berhijab. Adam dapat memandang tembus padahal diantara anak cucunya
seperti Ibrahim waktu itu berada dilangit ketujuh, Musa dilangit keenam, Harun
dilangit kelima, Idris dilangit keempat, Yusuf dilangit ketiga, Isa dan Yahya
dilangit kedua.
Jadi ada empat alam yang pernah kita huni / yang
akan dilewati a. alam Ruh, b. alam syahadah, c. alam
barzach dan d. alam akhirat.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ
أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu
Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” ( QS.2/ Al-Baqarah : 28 )
Tadinya
kita masih mati ( belum ada dialam syahadah tapi Ruh kita sudah ada di Alam
Ruh, kemudian kita lahir dan eksislah kita di-Alam syahadah,
kemudian mati masuk ke Alam-Barzakh lalu setelah itu kita dibangkitkan
dan kembali kepada Allah ( akhirat )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar