Senin, 17 September 2012

Misteri Alam dan Manusia XXI



a.      Alam berdimensi tak terhingga (D~).

Dimensi tak terhingga adalah ruang tanpa hijab disana manusia atau siapapun yang ada didalamnya dapat melihat Cahaya Allah, adalah.alam paling sempurna. Apa saja yang tergerak dihati muncul dalam kenyataan. Alam D~ ini adalah  Langit ketujuh dan juga  Surga di Alam akhirat. Nabi Muhammad dalam Mi’rajnya sudah menembus alam ini, beliau sudah berjumpa dengan Allah ketika menerima perintah sholat ( tapi katanya ia tidak melihat Allah kerena Allah itu Maha Cahaya ) , ia melihat Ibrahim bersandar di Baitu’l Ma’mur, dia melihat pohon Sidratu’l Muntaha tempat itu dipoles dengan aneka ragam warna-warni yang kemilau indah “  yang aku tak tahu warna apa namanya “ kata Nabi Muhammad ketika beliau menceritakan perjalanan Mi’rajnya, dia juga melihat sorga yang indah tiada tara padahal sorga itu adanya nanti di akhirat  sesudah kiamat. Dia yang bisa menembus Alam Dimensi tak terhingga ini:
*Al-Mala-ul-A’la (Malaikat tertinggi). Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Al-Mala-ul A’la itu adalah Malaikat yang diberikan Allah wewenang atas alam berdimensi tak terhingga, mungkin Al-Mala-ul A’la itu Malaikat yang menjaga tujuh petala langit. Pendapat lain mengatakan bahwa Al-Mala-ul-A’la adalah qudrat Allah yang dipenuhi oleh ilmu-Nya.
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ>إِنْ يُوحَى إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا
أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ>
“(Katakan hai Muhammad): “Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al-Mala-ul A’la itu ketika mereka berbantah-bantahan” Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata". (Q.S. 38/ Shad :69).

وَالصَّافَّاتِ صَفًّا . فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا > فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا . إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ >رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ. إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ . لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ
Demi yang bersaf-saf dengan sempurnanya,
demi yang melarang dengan sebenarnya,
demi yang membacakan peringatan
sesungguhnya Tuhanmu itu Esa,
Tuhan penata alam, tujuh petala langit dan bumi jagat raya, dan apa yang ada diantaranya, dan Tuhan pengatur, tak terkira banyaknya timur. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan hiasan galaksi, dan memeliharanya dari penjahat durhaka (Syaithan-syaithan), hingga mereka tidak akan dapat mendengarkan (menangkap getaran) rahasia ilmu Al-Mala-ul A’la dan dilemparilah mereka dari tiap penjuru” (Q.S.37/ Ash-Shaffat:     1-8).

Dari ayat yang tertera diatas kita dapat menduga bahwa Mala-ul-A’la adalah Malaikat yang paling dekat thawafnya dengan Allah, yang bersentuhan dengan qudrat Allah dan menyerap ilmu Allah.

b.   Para Malaekat

      Al-Qur’an memberikan penjelasan tentang Malaikat sebagai berikut:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Ilah yang lain   selain Allah, para                                           Malaikat dan ulu’l Ilmi ( yang mampu menyerap ilmu Allah ), adalah pendiri dasar keadilan   ( dalam jagat ini ), tidak ada Ilah melainkan Dia yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S3/. Ali-Imran : 18)

وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

“Dan engkau akan melihat betapa Malaikat (thawaf) sekeliling ‘Arasy dalam  lingkaran, sambil bertasbih memuji Tuhannya dan ditetapkanlah diantara mereka itu (tugas-tugas) dengan adil, lalu diajarkan kepada mereka itu ucapan: “Alhamduli’llahi Rabbi’l Alamin” (Q.S.39/ Az-Zumar :75).

            Malaikat bukan hanya berdiam didimensi ini mereka dapat menjelajah seluruh tingkatan dimensi
Karena adanya tujuh langit gaib ( Langit ketujuh, keenam, kelima, keempat, ketiga, kedua dan langit pertama ) maka Malaikatpun dalam thawafnya mengelilingi Arasy melalui jalur-jalur tujuh langit  itu kerena Malaikat ada pada tiap-tiap langit alam gaib. Kalau langit semesta alam ini bukan merupakan lintasan Malaikat hanya  lintasan Galaksi, Matahari, Pelanet-pelanet dan benda langit lainnya. Walaupun Malaikat menempati D-h , namun Malaikat dapat menjelajahi seluruh dimensi  dari langit ketujuh sampai langit pertama malah tembus kealam syahadah yang pada masa Nabi Muhammad Malaikat ada yang mewujudkan diri sebagai manusia bertemu Nabi Muhammad

Kalau kita kembali pada masalah dunia atom yang menjadi dasar konsep sunnatu’llah dialam materi, maka prinsip dunia atom itu tentu berasal dari prinsip yang azali dan  “ hukum hukum dunia atom adalah merupakan perwujudan hukum dari alam Ruhani” .       
Pada fasal 1.3 Kulit Atom, sudah dibicarakan tentang Kulit atom yang maksimal memiliki tujuh orbit lapisan elektron. Kulit atom ini dari orbit pertama hingga ketujuh ( yang diistilahkan dengan: kulit K, L, M, N, O, P dan Q). Kulit-kulit atom ini memiliki sub orbit, yang masing-masingnya:

K, memiliki satu sub orbit,
L, memiliki dua sub orbit,
M, memiliki tiga sub orbit,
N, memiliki empat sub orbit,
O, memiliki empat sub orbit,
P, memiliki tiga sub orbit,
Q, memiliki dua sub orbit.
Jumlahnya semua sembilan belas (19) garis lingkaran.
           
Tujuh langit gaib yang kita kenal juga memiliki sub-lintasan (ma’arij), karena itu ada sembilan belas lintasan dengan sembilan-belas Malaikat yang thawaf pada Poros Alam Ruh yang Al-Qur’an menamakannya  “saqar”  Kalau diumpamakn atom, saqar merupakan  protonnya alam Ruhani . Maka kalau ada inti tentu ada kulit ( inti atom adalah proton + netron, kulitnya adalah elektron yang mengorbit mengelilingi inti atom sebanyak tujuh garis orbit ). Begitulah alam ruh yang merupakan Porosnya adalah Saqar, mengorbit tujuh langit diatasnya yang dilewati Malaekat penjaga ( petugas )
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ .وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ.لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ.لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ.عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُوَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ.
           
       “Akan Aku masukkan dia kedalam saqar. Tahukah engkau apa saqar itu?. (Saqar) itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (saqar) itu pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas malaikat. Dan tidak kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan Malaikat, dan tidaklah kami menjadikan jumlah bilangan mereka (yang 19) itu melainkan untuk menjadi fitnah bagi orang kafir, penambah keyakinan orang yang memiliki Al-Kitab, penambah iman bagi yang beriman, supaya tidak ragu-ragu orang yang telah diberi Kitab dan orang yang beriman, agar heran orang-orang yang didalam hatinya berpenyakit dan yang kafir, lalu berkata: Apa yang dimaui Allah dengan perumpamaan ini ?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang mau dengan kesesatan, dan menghidayahi orang yang mau dengan hidayah itu, dan tidak ada yang mengetahui prajurit-prajurit Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan tidaklah saqar itu dijadikan melainkan sebagai peringatan bagi manusia” (Q.S. Al-Muddatasir/74 :26 s/d31)

Saqar artinya panas yang membara merupakan poros alam ruh atau arti lain adalah neraka. Disana, di saqar  manusia tidak mati terbakar dan tidak juga hidup kerena kulitnya hangus tapi tidak mati adalah suatu gambaran siksa yang amat dahsyat bagi orang orang yang engkar kepada ajaran Allah. Saqar digambarkan suatu alam yang intinya bara api yang membakar kalau diumpamakan atom saqar itu merupakan proton yang punya energi positip yang dahsyat dan mengorbit tujuh elektron pelanet mengelilingi inti atom ini dengan sub-subnya jadi 19 lintasan. Begitulah saqar yang diatasnya ada tujuh lapis langit dengan sub-subnya jadi 19 maka 19 malaikat yang menjaga. Para pendosa akan tercampak kedalam saqar kerena beban dosanya yang berat seperti elektron yang mengorbit dilingkaran yang jauh dari intinya, kerena energinya bertambah maka elektron ini menjadi berat maka ia akan melompat keorbit yang dekat dengan inti. Kalau orang yang beriman bisa menembus alam berdimensi tinggi (D-h), sementara yang Kapir malah tenggelam masuk kedalam Poros-alam-Ruh yang dinamakan Saqar.  
Kita memahami bahwa Saqar itu merupakan neraka untuk menyiksa manusia yang berdosa dan sorga itu merupakan tempat yang indah, tempat kebahagiaan tiada tara. Allah membangunnya di akhirat khusus untuk orang yang baik-baik, seperti keadaan dibumi dimana Pemerintah membuatkan Perumahan  yang serba lengkap untuk para Pejabat pemerintah; kemungkinan yang sebenarnya bukan seperti dugaan kita  itu. Gambaran itu hanyalah gambaran yang dapat diserap pikiran kita dari hasil penalaran para Ulama masa lampau. Kalau kita merenungi secara mendalam dan ilmiah tentang bumi kita dengan saudara-saudaranya ( pelanet-pelanet ) yang lain mengorbit menglilingi matahari dalam tujuh lingkaran orbit dan ternyata matahari itu sendiri  adalah  bola api yang amat dahsyat. Bola api yang sangat dahsyat itu merupakan inti atau poros dari solar Sistim tesebut. Lalu kita renungi pula Atom yang sangat kecil,   ternyata dalam Atom itu ada elektron pelanet yang juga mengorbit mengelilingi intinya ( nucleus ). Elektron planet yang mengorbit mengelilingi intinya sebanyak tujuh lintasan orbit, dan ternyata dalam inti atom itu ada proton yang mengandung energi positif ( pendorong ) sebagai intinya. Apakah tidak mungkin seluruh Galaksi yang ada dalam alam semesta  juga mengelilingi poros alam semesta? Keadaan Alam Syahadah dan hukum-hukumnya merupakan gambaran keadaan Alam Gaib yang penuh misteri itu dan memang sebenarnya alam syahadah itu adalah merupakan batang tubuh dari alam gaib. Malaikat-malaikat thawaf mengelilingi inti ruh dalam tujuh lapis langit Ruhani dimana Iradat yang merupakan inti alam ruh itu juga digambarkan Allah sebagai “api”.
 Abu Dzar berkata : “ Aku pernah bertanya kepada Rasulullah : “ Adakah anda melihat Allah ? Jawab beliau “ Dia Maha Cahaya bagaimana aku bisa melihatnya?           ( Riwayat Imam Muslim ). Dalam riwayat Abu Bakar : “Tirai-Nya adalah Cahaya, kalau tirai itu terbuka maka terbakarlah segala yang ada dimana penglihatan Allah sampai kepadanya ( Hadits riwayat Muslim)
 Mari kita renungi pula Firman Allah ini. Ketika Allah menunjukkan bukti kekuasaannya kepada Musa, Musa hanya melihat “api”.

وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى.إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي ءَانَسْتُ نَارًا لَعَلِّي ءَاتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى.فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَامُوسَى.إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى.وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى

“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?. Ketika ia melihat api lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “tinggallah kamu disini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit dari padanya kepadamu atau aku mendapat petunjuk dari tempat api itu”. Maka ketika ia datang ketempat api itu maka ia dipanggil: “Hai Musa sesungguhnya engkau ada dilembah suci Thuwa. Dan aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan” (Q. S.20/ Thaha :9-13).

Orang yang  jiwanya memberat karena dosanya(  Q.S.29/ Al-Angkabut : 13 ) dia tidak akan dapat bertahan dalam kasih sayang  Allah lalu terlempar kedalam Inti alam Ruhani yang bernama Saqar, api yang bernyala menghanguskan tubuh, disitu hanya ada penderitaan yang panjang, sementara yang beriman akan masuk kedalam alam surga-Nya Allah berdimensi tak terhingga disana nikmat apapun yang terlintas dalam hati otomatis muncul terwujud dalam kenyataan, itulah perwujudan kasih sayang Allah, yang kita kenal dengan nama sorga. Selain Malaekat dapat memasuki Dimensi tak terhingga ada yang lain dijelaskan Al-Qur’an :
      c.Manusia yang Ruhaninya telah mencapai tahap yang sempurna seperti Nabi-nabi.  Nabi nabi yang sudah wafat itu belum tentu semua bisa mencapai tempat di Langit ketujuh. Mereka yang sudah wafat, bisa mencapai dimensi ini diantaranya adalah Nabi Ibrahim. Orang yang masih hidup tapi bisa sampai kedimensi ini malah bisa masuk / melihat sorga adalah Nabi Muhammad ketika beliau dimi’rajkan.

c.     Alam dimensi tinggi ( D-h )

Beberapa ahli Metafisika yang mengkaji tentang Ruang Dimensi Tinggi telah memberikan pendapatnya mengenai makhluk penghuni D-h ini
Pawlawski mengatakan bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat bahagian dalam dari segala materi dengan tidak dihalangi oleh dinding-dindingnya, bahkan hal ini tidak menjadi pertimbangan lagi, selain itu bahagian luar dan dalam dari semua badan kelihatan oleh mereka seperti sama tingginya, jadi tidak bertumpuk akan tetapi berjajar-jajar. Maeterlinck mengatakan bahwa makhluk dari D-h  dapat menembus badan kita seperti cahaya menembus hablur, ia dapat menimbulkan kesejahteraan dan malapetaka, kesehatan dan kematian dengan tidak diketahui oleh manusia. Alfred Taylor Scofield menduga bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat semua keadaan dengan apa yang didalamnya, tidak sebagai kenangan akan tetapi langsung. Hinton menetapkan hipotesisnya bahwa kelahiran, kemajuan, kecerdasan, mati dan hidup tidak lain keadaan yang terjadi itu dikarenakan pengaruh makhluk dari D-h melewati ruang kita.( Dr. R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran : hal: 147,148 ). Para ahli metafisika menduga bahwa makhluk penghuni alam dimensi tinggi adalah “makhluk yang hanya terdiri dari bion-bion , dimana alamnya hanya dapat dikenal dengan ilmu meta-geometri ia mempunyai sifat dan kemampuan yang hanya dapat dikaji dengan metafisika serta memiliki kepribadian yang hanya dapat dikenal melalui Para-psikologi.”
            Mereka diantaranya adalah :
a.  Malaikat seperti yang sudah dijelaskan diatas
      b.  Adam ( makhluk Ruhani diawal Allah menjadikan Bapak Manusia )
      c   Ruh anak Cucu Adam, yang disiapkan turun kebumi menjadi penduduk bumi atau Ruh yang sudah meninggalkan bumi menunggu hari berbangkit
d.  Iblis pada masa  derajatnya setara Malaikat

Sedikit tentang Iblis.
Arti perkataan Iblis
( 1 )  ابلس= jahat. (2) البلس/المبلس= yang bingung, yang bersedih hati. Dari dasar kata ini dapat  dipahami bahwa Iblis adalah makhluk yang jahat dan kebingungan  yang ia dari jenis  Jin, sebagaimana di Firman-kan Allah:
 “Dan ketika Kami berfirman kepada Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka merekapun sujud, melainkan Iblis dan adalah ia kaum Jin” (Q.S. 18. Al-Kahfi : 50).

Iblis pada mulanya  adalah  seorang jin yang terkemuka atau juga mungkin Iblis itu Pemimpin/Raja Jin sebagaimana Adam adalah Bapaknya Manusia, sehingga dapat menempati dimensi tinggi ( D-h ) dimensi kemalaikatan, walaupun Dimensi Alam Jin adalah Dimensi empat ( D-4 ). Manusia-asal ( Adam ) yang ketika itu juga menempati Alam Dimensi tinggi ( D-h )  yang Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah  Jannah  yang terjemahan umum =: “taman sorga”. Dalam Al-Qur’an Surat 15/Al-Hijir ayat 28 s/d 34 yang sudah dikutip diatas  ditambah dengan Surat  2/ Al-Baqarah ayat 30 s/d 38 dijelaskan  : “ Bahwa disuatu ketika terjadi dialog antara Allah, Malaikat, Adam dan Iblis. Allah merencanakan mengangkat Adam sebagai khalifah dibumi. Malaekat menyangkal katanya  Manusia  ( anak cucu Adam ) tidak amanah malah mereka suka berperang. Kata Allah :   “ Aku-lah yang mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “. Adam-pun diajari akan ilmu dan terbukti Adam itu cerdas dibandingkan Malaekat dan Jin. Maka Allah perintahkan Malaikat dan Iblis tunduk menghormat kepada Adam lalu Malaikatpun patuh dan menghormat, tetapi Iblis tidak mau menghormat kepada Adam, Iblis kecewa dan putus asa karena kekhalifahannya yang selama ini akan dialihkan kepada Adam dan keturunannya (manusia), lalu ia memprotes kebijakan Allah dalam hal “penyerahan amanah dan kekhalifahan kepada manusia”. sejak itu pemimpin Jin itu diberi gelar dengan  Iblis (sipenjahat yang kebingungan) dan diusir dari D-h turun ke D-4, maka bangsa Jin menempati Alam syahadah yang berdimensi empat, kerena itu Jin fisiknya tak kelihatan, kecuali kalau ia masuk kealam syahadah yang berdimensi tiga, bisa terlihat seperti keadaannya manusia, sementara manusia secara fisik menempati dimensi tiga ( D-3) sama dengan  binatang tapi badan halus manusia dapat menembus    D-4 dan D-h. Itulah kelebihan manusia dari Jin, tapi kebanyakan manusia hanya sekelas dengan hewan menempati alam syahadah berdimensi tiga dan tidak mengenal alam D-4 apalagi D-h ( dimensi tinggi )  dan D~  ( dimensi tak terhingga )
Iblis mohon dispensasi kepada Allah untuk dapat bertahan hidup sampai hari kiamat dan diberi kebebasan memperdaya ummat manusia sepanjang masa. Permintaan Iblis diperkenankan Allah. Bangsa Jin atau Manusia yang terpengaruh program Iblis akan menjadi “jahat” dan  “Jin yang jahat” itu, Al-Qur’an menamainya dengan istilah : Syaithan.( شيطان  ).

Perkataan Syaithan berasal dari akar sya-tha-na ) شطن ) = menyalahi.   الشيطان= yang keji, yang jahat, ruh-jahat. Jadi kata Syaithan bermakna “pengaruh kejahatan” baik dari pikiran manusia atau Jin ( QS. 114 :data 6 : 5,6.). Jadi Syaithan bukan berupa mahluk halus tapi adalah berupa daya kejahatan. Keterangan ini didukung oleh beberapa data Al Qur’an sebagai berikut:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ.
-            “Bila mereka (orang munafik) itu berjumpa dengan orang yang beriman lalu mereka mengatakan: Kami telah beriman, dan bila mereka kembali kepada Syaithan mereka, sembari berkata: kami bersama kamu…..” (Q.S. 2. Al-Baqarah: 14).
-           
-      Perkataan syaithan diayat ini adalah Pemimpin orang orang Munafik, jadi syaithan disini adalah manusia bukan makhluk halus.
-     
فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا.
      Demi Tuhanmu sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama  syaithan, kemudian akan Kami hadirkan mereka disekeliling neraka jahanam dengan berlutut”. (Q.S. 19ظmaryam: 68).

-       Perkataan Syaithan dalam ayat ini bukan menunjukkan makhluk melainkan merupakan sifat jahat yang dikumpulnya sewaktu hidup didunia. Banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa syaithan itu bermakna “sifat buruk”. “pengaruh buruk”, “motivasi jahat” (bacalah Al Qur’an data: 2:36,168. 4 : 117. 5 : 91. 7 :201 . 8 :48; 16 :98


1 komentar:

  1. Assalamualaikum..sy ada membaca blog Dr bertajuk "misteri alam dan manusia"..sy tertarik tentang kajian Dr tentang dimensi, malaikat, syurga dn neraka..di sini saya ingin ajukan pendapat sy tentang 'saqar' kpd Dr..sy fikir saqar adalah "kehidupan di dunia ini sendiri" iaitu mana-mana roh manusia yg ingin diazab oleh Allah SWT akan dilahirkan kembali (reinkarnasi) ke dunia ini..apa pandangan Dr?

    BalasHapus