a.
Alam berdimensi tak terhingga (D~).
Dimensi tak terhingga adalah ruang tanpa hijab
disana manusia atau siapapun yang ada didalamnya dapat melihat Cahaya Allah,
adalah.alam paling sempurna. Apa saja yang tergerak dihati muncul dalam
kenyataan. Alam D~ ini adalah
Langit ketujuh dan juga Surga di Alam
akhirat. Nabi Muhammad dalam Mi’rajnya sudah menembus alam ini, beliau sudah
berjumpa dengan Allah ketika menerima perintah sholat ( tapi katanya ia tidak
melihat Allah kerena Allah itu Maha Cahaya ) , ia melihat Ibrahim bersandar di
Baitu’l Ma’mur, dia melihat pohon Sidratu’l Muntaha tempat itu dipoles dengan
aneka ragam warna-warni yang kemilau indah “
yang aku tak tahu warna apa namanya “ kata Nabi Muhammad ketika beliau
menceritakan perjalanan Mi’rajnya, dia juga melihat sorga yang indah tiada tara
padahal sorga itu adanya nanti di akhirat sesudah kiamat. Dia yang bisa menembus Alam
Dimensi tak terhingga ini:
*Al-Mala-ul-A’la (Malaikat tertinggi). Sebagian besar Ulama
berpendapat bahwa Al-Mala-ul A’la itu adalah Malaikat yang diberikan Allah
wewenang atas alam berdimensi tak terhingga, mungkin Al-Mala-ul A’la itu Malaikat
yang menjaga tujuh petala langit. Pendapat lain mengatakan bahwa Al-Mala-ul-A’la
adalah qudrat Allah yang dipenuhi oleh ilmu-Nya.
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ
بِالْمَلَإِ الْأَعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ>إِنْ يُوحَى إِلَيَّ إِلَّا
أَنَّمَا
أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ>
“(Katakan hai Muhammad): “Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun
tentang Al-Mala-ul A’la itu ketika mereka berbantah-bantahan” Tidak diwahyukan
kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan
yang nyata". (Q.S. 38/ Shad :69).
وَالصَّافَّاتِ صَفًّا . فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا > فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا . إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ >رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ. إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ
الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
مَارِدٍ . لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى
الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ
Demi yang bersaf-saf dengan sempurnanya,
demi yang melarang dengan sebenarnya,
demi yang membacakan peringatan
sesungguhnya Tuhanmu itu Esa,
Tuhan penata alam, tujuh petala langit dan bumi jagat raya, dan apa
yang ada diantaranya, dan Tuhan pengatur, tak terkira banyaknya timur.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan hiasan galaksi, dan
memeliharanya dari penjahat durhaka (Syaithan-syaithan), hingga mereka tidak
akan dapat mendengarkan (menangkap getaran) rahasia ilmu Al-Mala-ul A’la dan
dilemparilah mereka dari tiap penjuru” (Q.S.37/ Ash-Shaffat: 1-8).
Dari
ayat yang tertera diatas kita dapat menduga bahwa Mala-ul-A’la adalah Malaikat
yang paling dekat thawafnya dengan Allah, yang bersentuhan dengan qudrat Allah
dan menyerap ilmu Allah.
b. Para
Malaekat
Al-Qur’an
memberikan penjelasan tentang Malaikat sebagai berikut:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ
وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Ilah yang lain selain Allah, para
Malaikat dan ulu’l Ilmi ( yang mampu menyerap ilmu Allah ), adalah
pendiri dasar keadilan ( dalam jagat
ini ), tidak ada Ilah melainkan Dia yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”
(Q.S3/. Ali-Imran : 18)
وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ
يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
“Dan engkau akan melihat betapa Malaikat (thawaf) sekeliling ‘Arasy
dalam lingkaran, sambil bertasbih memuji
Tuhannya dan ditetapkanlah diantara mereka itu (tugas-tugas) dengan adil, lalu
diajarkan kepada mereka itu ucapan: “Alhamduli’llahi Rabbi’l Alamin” (Q.S.39/
Az-Zumar :75).
Malaikat bukan hanya berdiam didimensi ini mereka dapat menjelajah seluruh
tingkatan dimensi
Karena adanya tujuh langit gaib ( Langit ketujuh,
keenam, kelima, keempat, ketiga, kedua dan langit pertama ) maka Malaikatpun
dalam thawafnya mengelilingi Arasy melalui jalur-jalur tujuh langit itu kerena Malaikat ada pada tiap-tiap langit
alam gaib. Kalau langit semesta alam ini bukan merupakan lintasan Malaikat
hanya lintasan Galaksi, Matahari,
Pelanet-pelanet dan benda langit lainnya. Walaupun Malaikat menempati D-h
, namun Malaikat dapat menjelajahi seluruh dimensi dari langit ketujuh sampai langit pertama
malah tembus kealam syahadah yang pada masa Nabi Muhammad Malaikat ada yang
mewujudkan diri sebagai manusia bertemu Nabi Muhammad
Kalau kita kembali pada masalah dunia atom yang
menjadi dasar konsep sunnatu’llah dialam materi, maka prinsip dunia atom
itu tentu berasal dari prinsip yang azali dan “ hukum hukum dunia atom adalah merupakan
perwujudan hukum dari alam Ruhani” .
Pada fasal 1.3 Kulit Atom, sudah
dibicarakan tentang Kulit atom yang maksimal memiliki tujuh orbit lapisan
elektron. Kulit atom ini dari orbit pertama hingga ketujuh ( yang diistilahkan
dengan: kulit K, L, M, N, O, P dan Q). Kulit-kulit atom
ini memiliki sub orbit, yang masing-masingnya:
K, memiliki satu sub
orbit,
L, memiliki dua sub
orbit,
M, memiliki tiga sub
orbit,
N, memiliki empat sub
orbit,
O, memiliki empat sub
orbit,
P, memiliki tiga sub
orbit,
Q, memiliki dua sub
orbit.
Jumlahnya semua sembilan
belas (19) garis lingkaran.
Tujuh
langit gaib yang kita kenal juga memiliki sub-lintasan (ma’arij), karena itu
ada sembilan belas lintasan dengan sembilan-belas Malaikat yang thawaf pada
Poros Alam Ruh yang Al-Qur’an menamakannya
“saqar” Kalau diumpamakn atom,
saqar merupakan protonnya alam Ruhani .
Maka kalau ada inti tentu ada kulit ( inti atom adalah proton + netron,
kulitnya adalah elektron yang mengorbit mengelilingi inti atom sebanyak tujuh
garis orbit ). Begitulah alam ruh yang merupakan Porosnya adalah Saqar,
mengorbit tujuh langit diatasnya yang dilewati Malaekat penjaga ( petugas )
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ .وَمَا
أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ.لَا
تُبْقِي وَلَا تَذَرُ.لَوَّاحَةٌ
لِلْبَشَرِ.عَلَيْهَا
تِسْعَةَ عَشَرَ.وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا
جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِيمَانًا وَلَا
يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا
كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُوَمَا يَعْلَمُ
جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ.
“Akan Aku masukkan dia kedalam saqar.
Tahukah engkau apa saqar itu?. (Saqar) itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan. (saqar) itu pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas
malaikat. Dan tidak kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan Malaikat, dan
tidaklah kami menjadikan jumlah bilangan mereka (yang 19) itu melainkan untuk
menjadi fitnah bagi orang kafir, penambah keyakinan orang yang memiliki
Al-Kitab, penambah iman bagi yang beriman, supaya tidak ragu-ragu orang yang
telah diberi Kitab dan orang yang beriman, agar heran orang-orang yang didalam
hatinya berpenyakit dan yang kafir, lalu berkata: Apa yang dimaui Allah dengan
perumpamaan ini ?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang mau dengan
kesesatan, dan menghidayahi orang yang mau dengan hidayah itu, dan tidak ada
yang mengetahui prajurit-prajurit Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan tidaklah
saqar itu dijadikan melainkan sebagai peringatan bagi manusia” (Q.S.
Al-Muddatasir/74 :26 s/d31)
Saqar artinya panas yang membara merupakan poros alam ruh atau arti lain
adalah neraka. Disana, di saqar manusia
tidak mati terbakar dan tidak juga hidup kerena kulitnya hangus tapi tidak mati
adalah suatu gambaran siksa yang amat dahsyat bagi orang orang yang engkar
kepada ajaran Allah. Saqar digambarkan suatu alam yang intinya bara api yang
membakar kalau diumpamakan atom saqar itu merupakan proton yang punya energi
positip yang dahsyat dan mengorbit tujuh elektron pelanet mengelilingi inti
atom ini dengan sub-subnya jadi 19 lintasan. Begitulah saqar yang
diatasnya ada tujuh lapis langit dengan sub-subnya jadi 19 maka 19 malaikat
yang menjaga. Para pendosa akan tercampak kedalam saqar kerena beban dosanya
yang berat seperti elektron yang mengorbit dilingkaran yang jauh dari intinya,
kerena energinya bertambah maka elektron ini menjadi berat maka ia akan
melompat keorbit yang dekat dengan inti. Kalau orang yang beriman bisa menembus
alam berdimensi tinggi (D-h), sementara yang Kapir malah tenggelam
masuk kedalam Poros-alam-Ruh yang dinamakan Saqar.
Kita memahami bahwa Saqar itu merupakan neraka untuk menyiksa manusia yang
berdosa dan sorga itu merupakan tempat yang indah, tempat kebahagiaan tiada
tara. Allah membangunnya di akhirat khusus untuk orang yang baik-baik, seperti
keadaan dibumi dimana Pemerintah membuatkan Perumahan yang serba lengkap untuk para Pejabat
pemerintah; kemungkinan yang sebenarnya bukan seperti dugaan kita itu. Gambaran itu hanyalah gambaran yang dapat diserap pikiran kita dari hasil
penalaran para Ulama masa lampau. Kalau kita merenungi secara mendalam dan
ilmiah tentang bumi kita dengan saudara-saudaranya ( pelanet-pelanet ) yang
lain mengorbit menglilingi matahari dalam tujuh lingkaran orbit dan ternyata
matahari itu sendiri adalah bola api yang amat dahsyat. Bola api
yang sangat dahsyat itu merupakan inti atau poros dari solar
Sistim tesebut. Lalu kita renungi pula Atom yang sangat kecil, ternyata dalam Atom itu ada elektron pelanet
yang juga mengorbit mengelilingi intinya ( nucleus ). Elektron planet yang mengorbit
mengelilingi intinya sebanyak tujuh lintasan orbit, dan ternyata dalam inti
atom itu ada proton yang mengandung energi positif ( pendorong ) sebagai
intinya. Apakah tidak mungkin seluruh Galaksi yang ada dalam alam semesta juga mengelilingi poros alam semesta?
Keadaan Alam Syahadah dan hukum-hukumnya merupakan gambaran keadaan Alam Gaib
yang penuh misteri itu dan memang sebenarnya alam syahadah itu adalah merupakan
batang tubuh dari alam gaib. Malaikat-malaikat thawaf mengelilingi inti ruh
dalam tujuh lapis langit Ruhani dimana Iradat yang merupakan inti alam ruh itu
juga digambarkan Allah sebagai “api”.
Abu Dzar
berkata : “ Aku pernah bertanya kepada Rasulullah : “ Adakah anda melihat Allah
? Jawab beliau “ Dia Maha Cahaya bagaimana aku bisa melihatnya? ( Riwayat Imam Muslim ). Dalam riwayat Abu
Bakar : “Tirai-Nya adalah Cahaya, kalau tirai itu terbuka maka terbakarlah
segala yang ada dimana penglihatan Allah sampai kepadanya ( Hadits riwayat
Muslim)
Mari kita renungi pula Firman Allah ini.
Ketika Allah menunjukkan bukti kekuasaannya kepada Musa, Musa hanya melihat “api”.
وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى.إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ
لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي ءَانَسْتُ نَارًا لَعَلِّي ءَاتِيكُمْ مِنْهَا
بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى.فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ
يَامُوسَى.إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ
الْمُقَدَّسِ طُوًى.وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى
“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?. Ketika ia melihat api
lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “tinggallah kamu disini, sesungguhnya
aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit dari padanya kepadamu
atau aku mendapat petunjuk dari tempat api itu”. Maka
ketika ia datang ketempat api itu maka ia dipanggil: “Hai Musa sesungguhnya
engkau ada dilembah suci Thuwa. Dan aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah
apa yang akan diwahyukan” (Q. S.20/ Thaha :9-13).
Orang
yang jiwanya memberat karena
dosanya( Q.S.29/ Al-Angkabut : 13 ) dia
tidak akan dapat bertahan dalam kasih sayang
Allah lalu terlempar kedalam Inti alam Ruhani yang bernama Saqar,
api yang bernyala menghanguskan tubuh, disitu hanya ada penderitaan yang
panjang, sementara yang beriman akan masuk kedalam alam surga-Nya Allah
berdimensi tak terhingga disana nikmat apapun yang terlintas dalam hati
otomatis muncul terwujud dalam kenyataan, itulah perwujudan kasih sayang Allah,
yang kita kenal dengan nama sorga. Selain Malaekat dapat memasuki Dimensi tak terhingga ada yang lain
dijelaskan Al-Qur’an :
c.Manusia yang Ruhaninya telah mencapai
tahap yang sempurna seperti Nabi-nabi.
Nabi nabi yang sudah wafat itu belum tentu semua bisa mencapai tempat di
Langit ketujuh. Mereka yang sudah wafat, bisa mencapai dimensi ini diantaranya adalah
Nabi Ibrahim. Orang yang masih hidup tapi bisa sampai kedimensi ini malah bisa masuk
/ melihat sorga adalah Nabi Muhammad ketika beliau dimi’rajkan.
c. Alam dimensi tinggi ( D-h )
Beberapa ahli Metafisika yang mengkaji tentang
Ruang Dimensi Tinggi telah memberikan pendapatnya mengenai makhluk penghuni D-h
ini
Pawlawski mengatakan
bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat bahagian dalam dari segala
materi dengan tidak dihalangi oleh dinding-dindingnya, bahkan hal ini tidak
menjadi pertimbangan lagi, selain itu bahagian luar dan dalam dari semua badan
kelihatan oleh mereka seperti sama tingginya, jadi tidak bertumpuk akan tetapi
berjajar-jajar. Maeterlinck mengatakan bahwa makhluk dari D-h dapat menembus badan kita seperti cahaya
menembus hablur, ia dapat menimbulkan kesejahteraan dan malapetaka, kesehatan
dan kematian dengan tidak diketahui oleh manusia. Alfred Taylor Scofield
menduga bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat semua keadaan
dengan apa yang didalamnya, tidak sebagai kenangan akan tetapi langsung. Hinton
menetapkan hipotesisnya bahwa kelahiran, kemajuan, kecerdasan, mati dan hidup
tidak lain keadaan yang terjadi itu dikarenakan pengaruh makhluk dari D-h
melewati ruang kita.( Dr. R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran : hal:
147,148 ). Para ahli metafisika menduga bahwa makhluk penghuni alam dimensi tinggi
adalah “makhluk yang hanya terdiri dari bion-bion , dimana alamnya hanya
dapat dikenal dengan ilmu meta-geometri ia mempunyai sifat dan kemampuan yang
hanya dapat dikaji dengan metafisika serta memiliki kepribadian yang hanya
dapat dikenal melalui Para-psikologi.”
Mereka diantaranya adalah
:
a. Malaikat seperti yang sudah dijelaskan diatas
b. Adam (
makhluk Ruhani diawal Allah menjadikan Bapak Manusia )
c Ruh anak Cucu Adam, yang disiapkan turun
kebumi menjadi penduduk bumi atau Ruh yang sudah meninggalkan bumi menunggu
hari berbangkit
d. Iblis pada masa derajatnya setara Malaikat
Sedikit tentang Iblis.
Arti perkataan Iblis
( 1 ) ابلس= jahat. (2) البلس/المبلس= yang bingung, yang bersedih
hati. Dari dasar kata ini dapat dipahami
bahwa Iblis adalah makhluk yang jahat dan kebingungan yang ia dari jenis Jin, sebagaimana di Firman-kan Allah:
“Dan
ketika Kami berfirman kepada Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka
merekapun sujud, melainkan Iblis dan adalah ia kaum Jin” (Q.S. 18. Al-Kahfi :
50).
Iblis pada mulanya adalah
seorang jin yang terkemuka atau juga mungkin Iblis itu Pemimpin/Raja Jin
sebagaimana Adam adalah Bapaknya Manusia, sehingga dapat menempati dimensi
tinggi ( D-h ) dimensi kemalaikatan, walaupun Dimensi Alam Jin
adalah Dimensi empat ( D-4 ). Manusia-asal ( Adam ) yang ketika itu
juga menempati Alam Dimensi tinggi ( D-h ) yang Al-Qur’an menyebutnya dengan
istilah Jannah yang terjemahan umum =: “taman sorga”. Dalam
Al-Qur’an Surat 15/Al-Hijir ayat 28 s/d 34 yang sudah dikutip diatas ditambah dengan Surat 2/ Al-Baqarah ayat 30 s/d 38 dijelaskan : “ Bahwa disuatu ketika terjadi dialog
antara Allah, Malaikat, Adam dan Iblis. Allah merencanakan mengangkat Adam
sebagai khalifah dibumi. Malaekat menyangkal katanya Manusia
( anak cucu Adam ) tidak amanah malah mereka suka berperang. Kata Allah
: “ Aku-lah yang mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui “. Adam-pun diajari akan ilmu dan terbukti Adam itu cerdas
dibandingkan Malaekat dan Jin. Maka Allah perintahkan Malaikat dan Iblis tunduk
menghormat kepada Adam lalu Malaikatpun patuh dan menghormat, tetapi Iblis
tidak mau menghormat kepada Adam, Iblis kecewa dan putus asa karena
kekhalifahannya yang selama ini akan dialihkan kepada Adam dan keturunannya
(manusia), lalu ia memprotes kebijakan Allah dalam hal “penyerahan amanah dan kekhalifahan
kepada manusia”. sejak itu pemimpin Jin itu diberi gelar dengan Iblis (sipenjahat yang kebingungan) dan
diusir dari D-h turun ke D-4, maka bangsa Jin menempati
Alam syahadah yang berdimensi empat, kerena itu Jin fisiknya tak kelihatan,
kecuali kalau ia masuk kealam syahadah yang berdimensi tiga, bisa terlihat
seperti keadaannya manusia, sementara manusia secara fisik menempati dimensi
tiga ( D-3) sama dengan
binatang tapi badan halus manusia dapat menembus D-4 dan D-h. Itulah
kelebihan manusia dari Jin, tapi kebanyakan manusia hanya sekelas dengan hewan
menempati alam syahadah berdimensi tiga dan tidak mengenal alam D-4
apalagi D-h ( dimensi tinggi ) dan D~
( dimensi tak terhingga )
Iblis mohon dispensasi kepada Allah untuk
dapat bertahan hidup sampai hari kiamat dan diberi kebebasan memperdaya ummat
manusia sepanjang masa. Permintaan Iblis diperkenankan Allah. Bangsa Jin atau
Manusia yang terpengaruh program Iblis akan menjadi “jahat” dan “Jin yang jahat” itu, Al-Qur’an menamainya
dengan istilah : Syaithan.( شيطان ).
Perkataan Syaithan berasal dari akar sya-tha-na ) شطن ) = menyalahi. الشيطان=
yang keji, yang jahat, ruh-jahat. Jadi kata Syaithan bermakna “pengaruh
kejahatan” baik dari pikiran manusia atau Jin ( QS. 114 :data 6 : 5,6.). Jadi
Syaithan bukan berupa mahluk halus tapi adalah berupa daya kejahatan.
Keterangan ini didukung oleh beberapa data Al Qur’an
sebagai berikut:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا
قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ
إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ.
-
“Bila mereka (orang munafik) itu berjumpa
dengan orang yang beriman lalu mereka mengatakan: Kami telah beriman, dan bila
mereka kembali kepada Syaithan mereka, sembari berkata: kami bersama kamu…..”
(Q.S. 2. Al-Baqarah: 14).
-
- Perkataan
syaithan diayat ini adalah Pemimpin orang orang Munafik, jadi syaithan disini
adalah manusia bukan makhluk halus.
-
فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ
لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا.
Demi Tuhanmu sesungguhnya akan Kami
bangkitkan mereka bersama syaithan,
kemudian akan Kami hadirkan mereka disekeliling neraka jahanam dengan
berlutut”. (Q.S. 19ظmaryam:
68).
- Perkataan
Syaithan dalam ayat ini bukan menunjukkan makhluk melainkan merupakan sifat
jahat yang dikumpulnya sewaktu hidup didunia. Banyak ayat-ayat yang menunjukkan
bahwa syaithan itu bermakna “sifat buruk”. “pengaruh buruk”,
“motivasi jahat” (bacalah Al Qur’an data: 2:36,168. 4 : 117. 5 : 91. 7 :201
. 8 :48; 16 :98