1. Menegakkkan Dien yang
teguh dan memasyarakatkannya
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan tentang
pengertian DIEN pada tulisan yang lalu dimana kata Ad-Dien itu mengandung tujuh
makna yang semestinya menyatu dalam kehidupan masyarakat.
a. Dinullah yang bermakna suatu bentuk keyakinan
/kepercayaan masyarakat yang mengenal Allah yang Maha Esa yang tidak
mensyarikatkan-nya dengan sesuatu. Dari pengertian ini mestinya Upacara ritual
Islam itu dilaksanakan menurut ajaran
Allah dengan mencontoh perbuatan Rasul-nya jangan ada tercampur dengan ajaran
tradisi leluhur yang dianggap luhur.
b. Dinul Islam berarti tatanan masyarakat yang tunduk
pada norma norma Islam, yang merupakan peraturan lengkap meliputi semua
permasalahan kehidupan manusia,yang menjamin penganutnya selamat di dunia dan
akhirat.
c. Dinul Qayyim bermakna Integralitas Fundamental dari
infra struktur, suprastruktur dan teknostruktur. Dengan memahami istilah ini Islam
itu merupakan masyarakat yang terikat
dalam norma norma keagamaan yang melangkah dengan semangat juang seirama dengan
karya dan peradabannya yang tegak dengan tegar, kokoh tak tergoyahkan pada
segala zaman dan perkembangan peradaban dibumi.
d. Dinul Haq bermakna bahwa agama Islam merupakan
sumber ilmu pengetahuan yang terdata dan dapat dibuktikan kebenarannya
e. Dinul Khalish menggambarkan warna dan bentuk
kepribadian Muslim yang tidak sama dengan penganut agama lain, karena mempunyai
filsafat nilai yang khas dari sikap penampilannya hingga cara berpikir dan cara
hidupnya yang penuh keihlasan.
f. Dinul Hanif, berarti
suatu bentuk tingkah laku umatnya yang tinggi penuh dengan kesucian
hati, kejernihan pikiran dan keselarasan dorongan jiwa
g. Dinul Washib, yang berarti warisan budaya yang
merupakan pembentuk nilai luhur yang
bertahan sepanjang zaman
Jadi memasyarakatkan kehidupan beragama
adalah dengan meresapkan nilai kandungan Ad-Diin itu ke dalam jiwa dan
menuangkannya ketengah tengah kehidupan sehingga terbentuklah “ masyarakat yang terbina dalam aqidah dan keyakinan yang tidak ternoda
oleh kesyirikan, menjalankan ibadah yang berdasarkan sunnah dan bersih dari
pengaruh adat tradisi. Muslimnya mampu merekayasa berbagai sarana komunikasi, informasi,
teknologi yang dapat memanfaatkan materi dan energi untuk kepentingan ummat. Hidup
dalam keikhlasan yang mewarnai kepribadian dengan warna yang Islami dan punya
karya yang dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang”
Bila ummat telah menyatu dengan Dien Islam dan
Dien Islam itu menyatu ke dalam jiwa ummat Islam, itu berarti insan Muslim
telah masuk kedalam Islam secara utuh dan Islam telah masuk ke dalam dirinya, maka
dari diri Muslim itu akan keluar semangat untuk membangun Islam dan peradabannya.
“ Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam itu
secara menyeluruh dan jangan kamu ikutkan khittah ( konsep/program )
Syaitan,karena itu merupakan musuh nyata kepada kamu “ ( Q.S. 2 Al-Baqarah :
208 ).
Ayat tersebut mengajak dan mengingatkan kita
agar masuk ke dalam Islam itu jangan hanya sebagian saja, tapi harus menyeluruh
sehingga pribadi yang berada dalam Islam itu terpanggil bukan hanya meyakini
aqidah dan melaksanakan ibadah saja,tapi berkarya baik untuk kepentingan Islam
dan ummat, berpengetahuan berkepribadian, berakhalak mulia dan mampu mewujudkan
peradaban dan kebudayaan yang Islami dalam ehidupan.
Sebaliknya
ajaran Islam itu harus masuk ke dalam diri ummat bukan hanya sebatas akal pikir
membuat wawasan keislamannya menjadi luas tapi tanpa penghayatan dan pengamalan,
Islam masuk ke dalam akal dalam bentuk ilmu-Ilmu islami,meresap lagi ke dalam
perasaan dan membuahkan pengahayatan, keyakinan dan kepercayaan lalu keluar
dalam bentuk dorongan melalui semangat /kemauan
mewujudkan amal perbuatan yang islami. Jadi,manusia masuk ke dalam Islam
secara menyeluruh dan Islam masuk ke dalam diri harus seluruhnya.
3. Menciptakan hidup yang damai yang tak tersentuh
rasa takut
Kehidupan yang aman menurut Al-Qur’an adalah
kehidupan yang dicucuri rahmat Allah sebagaimana yang difirmankan nya :
“
Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan contoh sebuah negeri yang aman
makmur dan tentram,rezkinya berlimpah ruah datang dari segala penjuru tetapi
penduduknya mengingkari nikmat Allah,maka dirasakan kepada mereka ( betapa
pedihnya ) deselimuti kelaparan dan ketakutan disebabkan ulah perbuatan mereka” (
Q.S.16 An-Nahl : 112 )
Bila kepedulian ummat Islam kepada berkah dan nikmat
Allah memang benar benar ikhlas maka kehidupan yang aman damai akan dapat
diraih. Bila nikmat Allah itu sudah dimiliki,
maka si insan tersebut telah memiliki modal untuk beramal shalih. Rasulullah
bersabda :
الا اخبركم بأفضل من درجة الصلاة والصيام والصدقة؟ اصلاح ذات البين، فان فساد
ذات البين هى الحالقة ( رواه احمد، ابو داود الترمذى، وابن حبان )
“Tidakkah
pernah aku beritahukan kepada kamu sesuatu perbuatan yang derajatnya lebih
tinggi dari shalat, puasa, dan zakat/ shadakah? ( yakni ) dengan memperbaiki hubungan, karena rusaknya
hubungan itu akan jadi pencukur “ ( Hadits Shahih riwayat Ahmad, Abu
Daud,Tirmidzi dan Ibnu Hibban )
Allah berfirman ;
Patutkah kami menganggap orang orang yang beriman dan beramal shalih sama
dengan orang orang yang membuat pencemaran di bumi? Patutkah pula kami
mengagngap orang bertakwa sama dengan orang berbuat maksiat?” ( Q.S.38 Shad : 28 )
Dalam
ayat tersebut ada makna yang tersirat yaitu orang yang melakukan pencemaran di
bumi walaupun ia mampu menutupi dirinya
dengan kekayaannya yang ia terlihat sebagai orang suci,yang paling sosial namun
Allah akan menilai apa yang didalam jiwanya.
a. Ketika tulisan
ini dibuat, sebenarnya sudah lama negeri kita berlari menuju modernisasi
dibidang pembangunan dengan memanfaatkan kekayaan alamnya.Kekayaan alam negeri
kita dengan hutannya yang lebat telah dimanfaatkan orang atau kelompok untuk
memperkaya diri sendiri dengan menebang kayunya yang sangat bernilai itu. Setelah
kayu ditebang lahan yang menganga dimanfaatkan lagi untuk perkebunan, untuk
penghematan biaya maka sisa potongan kayu dibakar, lalu hutan terbakar asap pun
mengudara menyesakkan nafas bukan hanya di negeri kita yang tercemar tapi
sampai ke negeri tetangga. Informasi yang disiarkan : “hutan terbakkar”
b. Penguasa dan
konglomerat banyak berhasil meraih kekayaan di bumi tapi modal dipinjam dari
luar negeri dengan perpanjangan tangan pemerintah, yang ketika jatuh tempo
tidak terbayar karena dikorupsi akhirnya yang menanggung adalah pemerintah sendiri,
untuk itu pemerintahpun berhutang lagi. Negara menjadi miskin padahal alamnya
sangat kaya akan tetapi rakyat kalangan atas tak pernah merasa miskin karena
berkah dan anugerah Allah tersangkut di atas, maka orang yang dibawah menunggu
nunggu berkah itu jatuh walau sisa ceceran orang diatas. Ini bukanlah gambaran
hidup yang aman, karena keamanan hanya ada disebelah atas sementara yang
dibawah mendapatkan limbah buangan. Jadi bagaimana agar kehidupan yang aman itu
dapat terwujud?
Karena
pencemaran alam telah terjadi secara nasional, maka tindakan pengamanan suatu
negeri harus secara nasional dengan pengertian lain harus ditangani oleh
pemerintah sendiri.
“ Dari Abu Umayyah As – Sya’bai ia
berkata “ Aku bertanya kepada Abu Tsa’labah, bagaimana engkau memahami ayat ini
( Q.S.Maidah ayat 105 : ……..jagalah dirimu, tidak akan memudharatkan kamu orang
yang sesat bila kamu mendapat petunjuk, hanya kepada Allah kamu kembali
semuanya…..).Abu Tsa’labah menjawab : Demi Allah engkau telah menanyakan hal
ini kepada orang yang pernah diberitahu menganai pekara ini.Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah kemudian Rasulullah menuturkan,” lakukanlah amar ma’ruf dan
cegahlah kemungkaran sehingga engkau melihat adanya kekikiran yang dipatuhi, hawa
nafsu yang dituruti,sehingga engkau melihat adanya kekikiran yang dipatuhi,hawa
nafsu yang dituruti, dunia yang diutamakan dan setiap orang membanggakan
pemikirannya. ( Ibnu Majah menambahkan
: dan engkau melihat sesuatu pengrusakan yang kamu tidak dapat disalahkan ), maka
hendaklah engkau menjaga dirimu dan tinggalkanlah orang awan itu karena
sesungguhnya dibelakang mu masih ada hari hari panjang. Kesabaran menghadapi
ini seperti menggenggam bara. Bagi orang yang masih dapat melakukan kebaikan
pada masa ini akan mendapatkan nilai tambah ( pahala ) sebesar 50 orang yang
mengamalkan seperti itu” ( Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, Dr.Yusuf
Qardawy,Fiqh Perioritas hal 125 ).
Bila keadaan
sudah mewujud seperti gambaran hadits di atas dan bila kehidupan ummat hanya
memperturutkan hawa nafsu dan hidup hanya untuk kepentingan dunia dan manusia
semakin kikir serta membanggakan pikirannya karena kesarjaannya dan ahli
politik maka hidup aman damai tidak akan terwujud.
Dalam keadaan
kerisis seperti itu ,masih ada insan yang mampu berbuat kebaikan ia akan
mendapat nilai 50 kali kebaikan ; padahal berbuat baik itu sudah dutunjukkan
jalannya oleh Allah dengan firmannya:
Tidakkah engaku lihat bahwa Allah telah
menundukkan apa saja yang ada di langit serta apa yang di bumi buat kamu dan
menyempurnakan nikmatnya yang zhahir dan bathin, dan diantara manusia itu masih
ada yang membanggakan diri pada program Allah karena ketiadaan ilmu dan tidak
mendapat hidayah ( petunjuk) dan tidak mau
mempelajari Al-Kitab ( Al-Quran ) yang memberi penerangan “ ( Q.S.31 Luqman :
20 )
Ayat ini
menjelaskan bahwa lingkungan langit ( Kosmosfera ) dan lingkungan bumi (
Geosfera ) adalah merupakan sumber daya alam yang diserahkan Allah untuk
manusia.Kemudian Allah menyempurnakan nikmatnya untuk manusia yaitu nikmat
zhahir dan nikmat bathin,sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa ayat di
atas menganjurkan kita agar memanfaatkan lingkungan yang biasa disebut dengan
Sumber Daya Alam ( SDA ).Lingkungan hidup yang meliputi manusia itu dengan
istilah ilmu disebut “ spera “ Spera spera itu adalah :
a.
Langit ( Kosmofera).Yang kita memanfaatkan dari kosmofera itu
diantaranya adalah sinar matahari, karena itu menjadi kewajiban bagi ummat
manusia memelihara kosmofera itu agar tidak tercemar.Akan tetapi sekarang ini
langit sudah tercemar oleh ulah tangan manusia dengan sengaja tapi tidak
menyadarinya telah merusak “ Ozon “ ,
( seperti banyaknya orang yang
menggunakan zat freon yang kalau lepas ke udara dapat merusak lapisasn ozon ).
b.
Bumi ( Geosfera ) .Spera bumi meliputi Biosfera ( lingkungan yang
berhubungan dengan makhluk hidup yaitu Flora dan fauna, Litosfera ( mineral dan
batu – batuan atau mineral lain yang sangat bermanfaat , Magnetosfera ( plasma
atau gas yang terionisasi yang terperangkap oleh magnet bumi ).Semua ini
merupakan nikmat Allah yang tidak ternilai.Semestinya kekayaan itu menjadi
modal untuk menggapai kehidupan nikamat zhahir dan bathin karena dapat
dimanfaatkan untuk membangun kehidupan di dunia dan diakhirat Pembangunan dunia
dan akhirat itu pada hakikatnya adalah
pemenuhan kebutuhan manusia , padahal pemenuhan kebutuhan itu hanyalah
merupakan ketidakseimbangan keseimbangan
individu.
Ada empat macam keseimbangan yang sangat dibutuhkan
manusia , yaitu :
a.
Keseimbangan di dalam tubuh yang membutuhkan makanan bergizi.
b.
Keseimbangan hidup sehari – hari yang membutuhkan sandang , pangan ,
perobatan , perumahan , dan kenderaan dan mata pencarian.
c.
Keseimbangan dalam keluarga yang membutuhkan keluarga harmonis dan
modal kasih sayang.
d.
Keseimbangan jiwa yang membutuhkan ibadah dan siraman rohani agar
Rohani tidak gersang.
Pemenuhan kebutuhan itu pada hakikatnya
adalah menjaga keseimbangan
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah
:
“ Dan langit ( kosmofera ) ayang ditinggikan lalu diletakkan hukum
keseimbangan supaya kamu tidak berbuat penyimpangan pada keseimbanga itu.Dan
tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan jangan dikurangi sedikitpun hukum
keseimbangan itu “ ( Q.S . 55 Ar – Rahman : 7 – 9 ).
Menjaga
keseimbangan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup tidaklah mungkin dapat dilakukan
tanpa adanya “ Lembaga Masyarakat yang melaksanakan pemanfaatan, pelestarian
dan pembangunan teknologi. Lembaga ini disebut TEKNOSTRUKTUR.Lembaga ini tidak
akan dapat mewujud tanpa dilandasi oleh filsafat dan pandangan jauh ke depan
menganai perteknologian yang sesuai dengan kondisi manusia dan lingkungannya (
speranya ).Landasan ini disebut TEKNOSOFI yang di atas landasan inilah
berdirinya lembaga TEKNOSFERA.Keterkaitan antara teknosfera dengan
teknologi,teknostruktur dan teknosofi disebut TEKNOSISTIM yang akan dibicarakan
kemudian.