Akhirat yang abadi ( 4 )
BAB SATU
PERISTIWA
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM
Pengertian Iman Kepada Hari Akhirat
Iman kepada hari akhirat merupakan keyakinan umat
Islam yang seharusnya diperhitungkan sejak sekarang karena iman kepada hari
akhir ini memerlukan bekal persiapan di bumi. Sesuai dengan definisi iman yang harus
diyakini dengan hati dan dikokohkan oleh lisan ( pikiran ) kemudian diamalkan
dalam perbuatan. Tahap pertama dan kedua
mengimani hari akhir cukup dengan adanya dalil dari ayat yang benar-benar
diyakini dengan hati dan ada dalil atau teori sains yang logis agar diyakini
akal pikiran, namun untuk mengamalkannya
tidak cukup dengan meyakini adanya kehidupan yang kedua kali, tetapi harus ada upaya membenahi kehidupan
yang sekarang di dunia dengan amal saleh sebagai modal pulang keakhirat..
Iman kepada hari akhirat berkaitan dengan dua
peristiwa. Pertama peristiwa kehancuran jagat
raya, dan yang kedua adanya hari Qiyamat ( hari berbangkit ) yang pada umumnya
umat Islam tidak membedakan kedua hari tersebut. Sebenarnya kedua peristiwa itu
berbeda. Peristiwa kehancuran bumi ini
dinamakan Zulzil (kegoncangan), Sa’ah (waktu), Thammah (malapetaka), Shaihah
(suara dahsyat), Ash-Shur (terompet), dan beberapa istilah lainnya. Adapun kata Qiyamat artinya “bangkit”,
jadi kata ini khusus ditujukan kepada manusia yang nanti akan bangkit
kembali pada kehidupan kedua Kalau
bumi ini atau langit, mana mungkin
qiyamat (bangkit), yang bangkit itu manusianya. Bumi dan langit akan hancur,
kembali menyusut seperti semula ketika awalnya dijadikan Allah, lalu hancur kemudian
diganti Allah dengan alam yang baru, jadi alam semesta tidak qiyamat yang
qiyamat hanyalah manusia.
1. Data Al-Qur’an tentang Kehancuran Alam Semesta
Firman Allah :
Aku bersumpah dengan hari Qiyamat,
Dan Aku bersumpah dengan Jiwa yang selalu menyesal
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan kembali
tulang belulangnya
Bukan demikian sebenarnya Kami kuasa menyusun
kembali jari jemariny
dengan sempurna
Bahkan manusia itu mau melakukan maksiat terus
terusan
Ia bertanya : “ bilakah hari Qiyamat itu ?”
Maka bila mata telah terbelalak
Dan bulan telah hilang cahayanya
Bulan dan matahari dikumpulkan
Pada hari itu manusia berkata : “Kemanakah tempat lari”
Sekali kali tidak, tidak ada tempat berlindung
Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat
kembali
Pada hari itu diberikan kepada manusia apa yang
dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya
(Q.S. 75
Al Qiyamah :1 s/d 13 )
1.1. Peristiwa di Bumi
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ(1)يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ
حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ
عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ(2)
“Hai
segenap manusia! Bertaqwalah kepada Tuhan kamu sesungguhnya goncangan
Sa’ah itu adalah sesuatu yang amat
dahsyat. Pada hari itu tiap-tiap ibu
yang menyusui lupa akan anak yang disusuinya. Dan tiap-tiap wanita yang
mengandung menghantarkan kandungannya (melahirkan). Dan engkau lihat manusia
itu semuanya pada mabuk padahal mereka itu bukanlah mabuk akan tetapi azab
Allah itu sungguh maha dahsyat” (Q.S. 22/Al-Hajj: 1-2).
وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (4) مَا يَنْظُرُونَ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ
يَخِصِّمُون َ(4) فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَا إِلَى أَهْلِهِمْ
يَرْجِعُون(َ0)
“
Mereka berkata : ‘ Bilakah ( terjadinya ) janji itu ( hari kehancuran ) jika
kamu memang benar. Mereka tidak menunggu melainkan satu ledakan saja yang akan membinasakan
mereka ketika mereka sedang bertengkar. Mereka tak ada kesempatan lagi untuk
membuat wasiat dan juga tidak kuasa untuk kembali kekeluarganya. ( Q.,S 36 Yaa Siin: 48-50 )
إِذَا زُلْزِلَتِ
الأَرْضُ زِلْزَالَهَا(1) وَأَخْرَجَتِ الأَرْضُ
أَثْقَالَهَا(2) وَقَال الإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ
أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُم ْ(6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه ُ8
“Apabila
bumi digoncangkan segoncang-goncangnya dan bumi itu memuntahkan segala isi
perutnya. Dan manusia pada berkata:
“mengapakah dia? Pada hari itu ia (bumi)
menceritakan keadaannya.Pada hari itu sekalian manusia keluar dalam
berbagai-bagai keadaan untuk memperlihatkan semua amal perbuatan mereka. Barangsiapa berbuat amal kebaikan seberat
atom sekalipun niscaya akan dilihatnya.
Dan barangsiapa yang berbuat amal kejahatan seberat atom sekalipun
niscaya akan dilihatnya” (Q.S. 99/Al-Zilzalah:
1-8).
1.2. Kehancuran
Solar Sistim dan Beberapa Solar yang Lain dimana Bumi Kita Pecah dan Hancur.
إِذَا
السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ (1) وَإِذَا
الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَت ْ(2) وَإِذَا
الْبِحَارُ فُجِّرَتْ (3) وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَت ْ(4) عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ (5)
“Manakala
langit pecah dan segala bintang-bintang jatuh bertaburan, segala laut
berpancaran dan semua kubur terbongkar sadarlah tiap-tiap diri akan apa-apayang
telah ditunaikannya dan ditangguhkannya” (Q.S. 82/Al-Infithar: 1-5).
يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9) وَتَسِيرُ الْجِبَالُ
سَيْرًا (0)
“Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang. Dan gunung-gunung berlari
(terlempar)” (Q.S. 52/Ath-Thur: 9-10).
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَت ْ(1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَت ْ(2)
“Apabila
matahari digulingkan dan planet-planet terpelanting” (Q.S. 81/At-Takwir: 1-2).
يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْل ِ(8)
“Ruang angkasa nampak bagaikan cairan tembaga
panas’ (Q.S. 70/Al-Ma’arij: 8).
1.3. Kehancuran Jagat Raya
يَوْمَ
نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ
نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ(1)
“Pada hari
Kami gulung langit seperti menggulung lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai dengan
penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya” (Q.S.
21/Al-Anbiya’: 104).
فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ
فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَان ِ(3) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان (3) فَيَوْمَئِذٍ لَا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلا جَان ٌّ(9)
فَبِأَيِّ ءَالاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4) يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ
بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَام ِ(4) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ
رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4) هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا
الْمُجْرِمُونَ (4) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا
وَبَيْنَ حَمِيمٍ ءَانٍ(4) فَبِأَيِّ ءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ(4)
“Maka
apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilapan
minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan? Pada waktu
itu manusia dan Jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamudustakan? Orang-orang
yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya lalu dipegang ubun-ubun dan kaki
mereka. Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan? Inilah neraka jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling diantaranya dan diantara
air yang mendidih yang memuncak panasnya.
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Q.S. 55/Ar-Rahman: 37-45).
2.
Alam Jagat diganti dengan yang
baru
يَوْمَ تُبَدَّلُ الاأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّار (>)
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan
bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka semuanya (di bumi Mahsyar)
berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S.
14/Ibrahim: 48).
Dari kumpulan ayat ayat diatas yang menginformasikan tentang kehancuran
alam semesta ada dua faham dalam hal ini. Pertama faham yang menduga
bahwa kehancuran Alam tidak sekaligus tapi bermula dengan kehancuran Matahari
matahari kerena telah terlempar dari orbitnya. Selain ada dalil ayat yang
menjelaskan ( Q.S 81 At Takwir:1,2) faham ini didukung dengan penelitian para
Astronom yang menurut mereka bahwa dalam jagat raya ini sudah banyak Bintang /
Matahari yang sudah pecah Setiap
matahari tentu mempunyai bumi dan pada setiap bumi itu tentu ada manusia
penghuninya maka dengan pecahnya bintang itu mereka telah duluan mengalami
Kiamat ( dalam arti buminya telah hancur bukan kiamat dalam arti sebenarnya : hari
berbangkit ) Kedua adalah faham yang berpendapat sesuai bunyi ayat
ayat diatas yang tidak menjelaskan adanya kehancuran permulaan terhadap bumi
yang lain lainnya baru sesudah itu kehancuran alam semesta, maka kehancuran
alam semesta hanya sekali gus saja
ketika sangkakala pertama dibunyikan. Sebab kalau kehancuran alam
dimulai dengan Qiyamat Shughra ( kehancuran bumi bumi yang
ada dijagat ) berapa milyar tahunkah manusia yang lebih dahuluan mati menunggu
di Barzakh sampai Qiyamat besar itu
datang ? Sebenarnya masalah berapa lama manusia menunggu tidak perlu
dipermasalahkan kerena di Barzakh itu manusia sudah merupakan makhluk Rohani
yang tidak dipengaruhi oleh waktu. Bagi mereka tidak ada perasaan lama atau
sebentar, kalaupun alam ini hancur secara bertahap atau sekaligus. Qiyamat (
hari berbangkit ) terjadi setelah alam semesta ini hancur dan berganti dengan
yang baru. Pada alam semesta yang baru kembali berulang kehidupan diatas bumi
yang baru itu seperti dulu Allah mula mula menjadikan bumi, bagi-Nya tidak
sulit untuk mengulangi kembali apa yang telah diperbuat-Nya. Kalaupun ada yang menduga
Alam jagat Raya ini sudah ada yang hancur dimana alam jagat yang sekarang ini hanyalah
pengganti yang sudah hancur itu, bukan suatu hal yang mustahil itu mungkin saja
hanya tidak ada diberitakan Allah kejadiannya kepada kita.