MISTERI KEJADIAN ALAM
DAN MANUSIA
Tetang Kejadian Alam : ( I )
KATA PENGANTAR
Belumpun kita menjadi manusia, masih dalam
bentuk makhluk Rohani di Alam Ruh kita sudah pernah bersaksi, bersyahadat bahwa
Allah-lah Tuhan kita.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami saksikan". (Kami mengakui dan menyksikan
keajaiban Allah) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (manusia/bani Adam) adalah orang-orang yang lalai terhadap ini (keajaiban
Tuhan)" ( Q.S. 7/Al-A’raf : 172).
Bagaimana mungkin orang bisa bersyahadat
sementara dia belum menjadi manusia, masih dalam bentuk makhluk Rohani ? Waktu
itu manusia bersyahadat dengan kecerdasan Spititualnya yang menurut hukum kadar
Allah intelegensi (
kecerdasan ) memang sudah ada dan menyatu dalam Roh dan Roh itu memang cerdas.
Ketika Roh ditiupkan Malaikat kedalam janin yang berumur 120 hari kecerdasan
spiritual itu otomatis masuk dan nanti setelah menjadi manusia Kecerdasan ini berkembang menjadi empat macam :
kecerdasan spiritual, kecerdsan emosional (dari perasaan ), kecerdasan rasional (dari
pikiran ) dan kecerdasan motivasi ( dari dorongan kemauan )
Syahadat artinya “Kesaksian”
adalah merupakan peroses penanaman keyakinan dan kepercayaan dalam kehidupan
nyata dengan menggunakan akal yang dianugerahkan Allah, yaitu dengan Berpikir
Logis. memikirkan ciptaan Allah yang
dilangit mupun dibumi jagat raya dan merenungi bahwa manusia berasal
dari ‘alaqah ( lintah mikro atau /sperma
), serta bumi yang akan menjadi tempat kediaman sementara.
Berpikir dalam merenungkan ciptaan Allah
sebagaimana yang dianjurkan Allah : (Q.S/51 Az-Zariyat : 20-23; Q.S.96/
Al-‘Alaq : 1 s/d 5, Q.S / 7,Al-A’raf :10, Q.S / 20 Thaha : 53, Q.S 3 /Ali Imran
: 190-191), harus diiringi dengan Berpikir aktif dengan membaca alam, mendengar
(Sama’) melihat (Bashar) dan menghayati dengan hati (Fuad).
Ayat yang pertama sekali turun adalah Surat
Al-‘Alaq yang memerintahkan kepada
manusia agar mau “Membaca”. Ada dua objek bacaan menurut ayat tersebut
yaitu Alam dan Manusia. Kerena itulah karya ini penulis
beri judul :“Misteri Kejadian Alam dan Manusia” yang terdiri dari tiga bagian
: 1. Tentang Kejadian Alam, 2. Kedatangan Manusia di Bumi, 3. Misteri
Manusia
Inilah bagian pertama “ Tentang Kejadian Alam “
Ada terselip hasrat dalam hati
penulis untuk mengajak anda pembaca yang arif dan bijaksana untuk ikut
bersama-sama menjelajahi Alam Semesta yang amat luas yang luasnya
tanpa batas, yang berisi materi yang
besar tidak dapat diukur (
jagat raya ) dan materi yang halus tak
dapat diraba (Atom) hingga yang immateri seperti elektron, proton dan
netron. Manusia ada dalam
alam itu dan hakikat alam itu juga ada dalam diri manusia. Karena itu Alam dan
Manusia merupakan kesatu-paduan. Tidak ada arti mata kalau tidak ada cahaya,
tidak ada kehidupan kalau tidak ada air, tidak ada arti materi kalau tidak ada
ruang, tidak ada arti energi kalau tidak ada gerak, semua yang ada terikat
dalam kesatupaduan yang digerakkan oleh kekuatan “Hukum yang Maha Kuat”.
Seolah-olah ada benang halus mengikat antara satu dengan yang lainnya. Memang
demikian, ada yang mengikat. Itulah “Hidup”. Energi hidup itu
menggerakkan elektron mengelilingi inti atom, menyebabkan atom saling mengikat
lalu mewujud materi, dan alam-pun eksis. Hidup bagai seniman yang
merancang bentuk-bentuk alam yang benar-benar artistik, dedaunan yang hijau,
bunga yang mekar menaburkan aroma wangi yang menggetarkan hati lebah dan
kumbang untuk singgah yang dengan sebab itu tepung sari dapat dibuahi, lalu buah-buahan mewujud dengan aneka macam warna. Hidup
bagai komponis yang telah mengajarkan kepada burung-burung untuk menyanyikan
simponi alam, nyaring dan merdu, mengajarkan cara bagaimana serangga mengirimkan
getaran agar dapat berkomunikasi antara sesamanya dengan bahasa getaran itu.
Beraneka ragam bunyi telah tercipta, dari bunyi krik-krik jengkrik hingga bunyi
ngaum binatang buas, itulah penzahiran getaran jiwa makhluk yang digerakkan
hidup.
Hidup telah memberikan kecerdasan kepada
tawon-tanah untuk membangun rumah dibubungan atap atau ditempat-tempat yang
tinggi untuk tempatnya bertelur. Ia mengubur ulat dan binatang kecil lainnya
dalam rumah itu agar nanti bila suatu ketika telurnya menetas sudah siap sedia
makanannya dari serangga mati tidak-hiduppun tidak Padahal sang tawon tidak makan serangga dan
dia sendiri tidak sadar bahwa anaknya yang keluar dari telur itu berupa ulat. Hidup
memberikan kemampuan kepada ulat itu untuk berubah menjadi tawon yang baru dan
ia tahu sarang tanah yang dibangun induknya ada pintu tertutup tipis maka iapun
mengetuknya terbukalah sebuah lobang dan
iapun terbang. Sang tawon-tanah-baru itu tak pernah berjumpa dengan induknya
selamanya dan sang induk tak pernah mengenal anaknya tapi ia sudah melaksanakan
amanah Allah. Itu salah satu bentuk kehidupan diantara jutaan macam bentuk
kehidupan lain, belum lagi kalau kita bicarakan kehidupan manusia yang datang
kebumi dengan bentuk yang sempurna. Hidup itu adalah bagai ahli kimia yang
telah memberikan berbagai rasa, berbagai vitamin, berbagai manfaat kepada semua
makhluk dibumi dan memberikan kepada
daun untuk dapat menyerap CO2 lalu mengeluarkan O2,
sehingga O2 yang terpakai tidak hilang. Kegiatan yang berupa proses
kimiawai itu sangat sempurna, bergerak secara teratur dan tunduk kepada hukum
sunnatu’lloh. Hidup itu telah memberikan energi-kekuatan kepada makhluk hidup,
supaya hidup dapat bersambung dari suatu generasi kegenerasi seterusnya. Hidup
yang berisi kecerdasan itu telah meraba semua keadaan, mengisi semua wujud,
hanya kepada manusia “hidup” itu datang dengan paling sempurna, dan
hidup itu akan tinggal pada jasad untuk sementara lalu kembali kepada asal dari
mana ia datang. Hidup datang kebumi, dan setelah menempuh miliaran tahun mewujud kedalam bentuk tumbuhan atau
hewan dengan tubuh ber-sel satu, ia pun mewujud dalam bentuk lebih sempurna
sehingga sampai saatnya untuk mewujudkan makhluk-makhluk yang cerdas dan mulia,
itulah “Manusia”. Hidup juga telah memberikan kesempatan pada
makhluk cerdas itu berkembang, sehingga makhluk itu menyadari dirinya “bahwa
hidup ada dalam dirinya”, yang datang dari Sumber Kehidupan yang
telah memberi intelegensi, tercurah dari Sumber Intelegensia.
Karena itu makhluk yang bernama manusia itulah yang dipilih sebagai pengemban Amanah
Allah menjadi Khalifah agar hidup dapat terpelihara dengan baik, tumbuh
dengan baik dan kembali keasal dengan baik. Karena hidup ada dalam alam
semesta, ada dibumi dan ada didiri manusia, maka Alam dan Manusia itu diikat
oleh daya hidup sehingga menjadi kesatupaduan yang utuh.
Apakah hidup itu dan apa yang ada dalam hidup?
Anggaplah kita sudah percaya dengan hasil
penelitian pakar, bahwa unsur air dan tanah telah berpadu membentuk zat DNA,
lalu zat ini berkembang biak secara otomatis menciptakan dengan tak terhingga
banyak duplikat dirinya, tapi itu bukanlah sebuah kehidupan. Mungkin karena DNA
telah bergabung antara sesamanya dengan hukum-hukum tertentu lalu membentuk
protein yang kemudian membentuk diri dalam wujud sel, ini juga belum sebuah
kehidupan.
Bagaimana sel ini bisa mewujudkan dirinya
menjadi makhluk tumbuhan atau hewan ber-sel satu, ber-sel banyak? Apa yang ada
dalam sel itu maka cabang yang patah dapat bertunas? Apakah secara kebetulan
bunga matahari selalu menghadap ke matahari terbit? Apakah secara kebetulan
nyamuk menciptakan kantung udara untuk telurnya agar dapat mengapung diatas air,
apakah suatu kebetulan kemampuan laba laba membuat benang sutra untuk membangun
jaringnya yang unik ? Apakah juga secara kebetulan lebah mampu mengumpul madu
yang bermanfaat, serangga yang dapat mengeluarkan gas beracun untuk membela
diri, serangga penyengat yang mempunyai sengat beracun?
Roh-lah yang membawa hidup itu dari Yang Maha Hidup.
Akal yang terisi didalam roh itu yang membuat semua makhluk punya kemampuan
seperti yang telah dipaparkan. Akal itu yang bekerja menyusun atom,
akal yang bekerja mewujudkan materi, tumbuhan, hewan hingga
manusia datang kebumi sebagai perwujudan akal yang sempurna.
Manusia adalah makhluk berakal dan dengan
akal yang diduganya adalah miliknya, tumbuh sendiri dari dalam jiwanya sehingga
manusiapun mengembangkan akalnya itu sesuka sukanya maka akalpun berkembang
terus tak ada ujung tempatnya berhenti, lalu manusiapun berbesar diri,
takabbur. Dia lupa bahwa ada yang Maha Berakal, ada yang Maha
Hidup yang menuangkan hidup dan kecerdasan itu, Allah ,
Dialah yang Maha Besar!
Akal telah datang menyentuh materi sehingga
terbentuk “ Bumi jagat raya”dengan penataan yang amat cermat, sampai ke-Alam
Mikro yang tersusun dengan sangat harmonis dan indah, Intelegensi Universal
atau Al-‘Aqlu, Al-Qolam bekerja mengurai materi menjadi energi dan menjadi Roh lalu
mewujud Alam Rohani tujuh lapis langit dengan izin Allah.
Di Alam syahadah Akal telah menyentuh Alam
Nabati maaka mewujud tumbuh-tumbuhan dari lumut diatas batu hingga hutan
balantara, mewujudkan hewan dari tingkat rendah berupa kuman, bakteri, virus
hingga binatang buas dan binatang yang mirip orang. Orang-orang akan berkata :”
Mana mungkin binatang berakal “ Secara kajian ilmiah binatang binatang “ber-Akal,
tapi ada yang mendapat setetes, ada yang sesendok sementara manusia dapat
berlimph limpah..Binatang-binatang dengan akal yang setetes itu cukup untuk
kebutuhannya, maka kita dapat melihat berjenis jenis hewan memeiliki
keterampilan yang berbeda, ada binatang pemangsa dengan kemampuan fisik kuat
dan cakar yang tajam, ada binatang yang dapat membuat perangkap unik seperti
laba-laba, ada yang memiliki sengat yang beracun, ada memiliki kemampuan melihat didalam gelap, ada
yang mempunyai radar seperti kelelawar. Akal itu berkembang terus semakin
tinggi sehingga binatang buas, gajah, dapat ikut serta bermain sirkus. Ikan
Dolpin dapat menunjukkan permainannya yang hebat. Dengan Akal yang berlimpah
ruah itu manusia membuat kezholiman dibumi jadi penguasa lalu menjajah negeri
tetangga malah ada yang dengan akalnya mau menantang qadar Allah, semua ini
adalah pekerjaan akal yang berkembang tidak pernah berhenti, semakin tinggi dan
semakin tinggi sehingga sampai kepada teknologi yang sangat dahsyat dimana
orang akan membuat mesin pembunuh yang meluluh-lantakkan isi bumi.
Allah
adalah Sumber Cahaya,
meliputi tujuh petala langit dan bumi jagat raya,
perumpamaan cahaya-Nya,
adalah seperti ruang yang didalamnya ada lampu,
lampu itu berada dalam kaca,
kaca itu terlihat seperti bintang cemerlang,
dinyalakan dengan batang berminyak yang diberkati,
yang tidak ada dinegeri timur atau barat,
minyaknya rela terbakar,
walau tak disentuh api,
cahaya yang berlapis-lapis,
Allah menghidayahi dengan cahaya-Nya,
Siapa saja yang mau dengan hidayah-Nya,
Allah telah membuatkan permisalan ini,
untuk manusia,
dan sungguh-lah,
Allah itu Maha Berkuasa pada tiap sesuatu.
(Q. S. 24. An-Nur: 35)
Sesungguhnya,
Pada kejadian langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang,
kapal-kapal yang berlayar dilaut,
memberi manfaat bagi manusia,
dan air yang diturunkan Allah,
dari angkasa,
maka bumipun hidup setelah ia pernah mati,
dan berkembangbiaklah bermacam makhluk melata,
lalu angin semilir bertiup,
sementara awan bergerak tertahan,
diantara angkasa dan bumi,
adalah semuanya merupakan ayat,
bagi kaum yang berakal.
(Q. S 2. Al-Baqarah: 164)
Dan dibumi itu ada ayat,
bagi orang yang yaqin,
dan didalam diri-mu, apakah sudah kamu perhatikan?
dan dilingkungan-mu itu,
disitulah rizki-mu,
dan disitu ada,
yang dijanjikan padamu.
Demi Tuhan Langit dan Bumi,
Sesungguhnya janji itu benar,
seperti benar yang ada dalam logikamu.
(Q. S. 51. Az-Zariyat: 20-23)
Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu di Bumi,
dan Kami jadikan buat kamu perbekalan hidup,
tapi sedikit sekali,
diantara kamu yang pandai bersyukur.
(Q. S 7. Al-A’raf: 10)
Dia-lah yang menjadikan bumi buat kamu,
terhampar,
dan direntangkan-Nya buat kamu berbagai jalan,
dan diturunkan air dari angkasa,
maka tumbuhlah tanaman berpasang-pasangan,
makanlah,
dan gembalakan ternakmu,
sesungguhnya yang demikian itu,
adalah ayat,
bagi orang yang berakal.
(Q. S. 20. Thaha: 53, 54)
Sesungguhnya,
Pada penciptaan semesta alam,
langit dan bumi,
pertukaran malam dan siang,
adalah bukti kebenaran bagi sang pemikir,
yang selalu mengingat Allah,
dalam berdiri,
duduk,
dan berbaring,
yang senantiasa berfikir,
bagaimana kejadian langit dan bumi.
( Dalam hati ia berbisik ):
O, Tuhan kami,
Tak sia-sia Engkau menjadikan semua ini,
Maha Suci Engkau wahai Tuhan,
peliharakan kami,
dari bakaran api.
(Q. S. 3.
Ali-Imran: 190-191)
Medan 1. Juni 2012
( Buya Drs.H. Mas Rahim Salaby)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………… V
DAFTAR ISI ………………………………………………… X
PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
BAB I TENTANG ALAM ………………………………………………… 5
A. ALAM
MIKROKOSMOS ……………………………….. 6
1.
Dunia Atom yang
Ajaib……………………………………… 6
1.1.
Apa sebenarnya Isi Atom Itu?…………………….. 7
1.2.
Inti Atom (Nukleus)………………………………… 14
1.3.
Kulit Atom…………………………………………… 16
2. Pancaran
Elektron…………………………………….……… 22
3.
Sinar Alfa, Beta dan Gamma………………….……………
23
B.
ALAM
MAKROKOSMOS …………….…………………. 28
1.
Macam-macam
Pengertian Langit…………………….…... 28
2.
Macam-macam
Pengertian Bumi………………………..… 33
3.
Proses Kejadian
Alam …………………………..… 46
3.1.
Kejadian Alam Syahadah…………………………
48
3.2.
Kejadian Alam
gaib……………………………… 52
3.3.
Hipotesis
Kejadian Alam Gaib…………………… 58
3.4.
Intelegensi
Universal…………………………… 62
4.
Tentang Alam
Semesta Menurut Al-Qur’an dan Sains
70
4.1. Langit Jagat Raya ……………………………… 55
4.2. Bumi Kita yang
Molek…………………………… 78
5. Proses Kejadian Makhluk
Menurut Kajian Metafisika 90
C.
DIMENSI-DIMENSI
ALAM ……………………… 100
1. Pengertian Dimensi Menurut Matematika………… 100
2. Pengertian
Dimensi dalam Kajian Metafisika……… 104
3. Makhluk yang dapat menembus tiap Dimensi………
107
3.1.
Alam berdimensi Tak Terhingga ( D-~
) 110
3.2.
Alam Dimensi Tinggi ( D-h) ………………… 117
3.3.
Alam berdimensi empat ( D-4)……………. 130
3.4.
Di Dimensi Manakah Manusia…………………… 132
3.5.
Penghuni Dimensi Tiga ( D-3 )………………… 139
Tidak ada komentar:
Posting Komentar