Pada umumnya kita umat Islam selalu berdo’a dengan do’a yang populer :
ربنا اتينا فى الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة وقينا عذاب النار
Artinya : ”Ya Tuhan kami datangkanlah kepada kami kehidupan dunia yang baik dan di akhiratpun mendapat kehidupan yang baik dan jauhkan kami dari ’azab neraka”
Dalam do’a itu kita meminta kebaikan di dunia dan di akhirat padahal untuk mendapatkan kehidupan yang baik didunia kita sudah dibekali Allah tapi kita selalu kehilangan bekal itu. Untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang baik kita harus membawa bekal pulang tapi kita selalu lalai mempersiapkan bekal pulang malah diantaranya banyak yang tak ingin pulang
I. BEKAL DATANG
Nabi berpesan :
عن ابن عمر ر.ض . قال : قال رسول الله صلعم : كن فى الدنيا كأنك غريب او عابر السبيل ( رواه البخارى )
Dari Ibnu Umar R.a ,ia berkata : Bersabda Rasulullah saw : “ Jadilah engkau didunia ini seperti orang yang merantau atau pengembara” ( H.R. Bukhari )
Kita hidup di dunia ini sebenarnya dalam perantauan yang suatu ketika kita akan pulang ketempat asal. Waktu kita mau berangkat kedunia dari Alam Ruh kita sudah dibekali dengan : Al-Aqal ( Al-Qalam ), Fithrah, dan Shibghah.
1. Kecerdasan ( Al-Qolam )
ان اول ما خلق الله القلم
“Sesungguhnya yang mula mula dijadikan Allah ( sebelum adanya alam) adalah al-qolam ( Hadits ini berasal dari Abdul Wahid Ibnu Suleim ).
Sehubungan dengan sabda Rasul yang tertera diatas dilain waktu beliau pernah mengatakan :
اول ما خلق الله العقل
“ Yang mula mula dijadikan Allah adalah Aqal ( intelegensi ) “
Jadi yang dimaksud dengan qalam itu adalah akal, bukan pena. Mana mungkin Allah mengajari manusia dengan menggunakan pena ( apakah Allah itu memerlukan perkakas?) sementara nabi Muhammad sendiri tidak pernah belajar menulis menggunakan pena dan pada masa itu belum ada budaya menggunakan pena. Jadi terjemahan ayat 4 dan 5 Surat Al-‘Alaq ( versi Penafsir ):
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4)عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)
“Dia yang mengajari dengan pena . Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Semestinya terjemahan itu :
“ Dia yang mengajari melalui intelegensi ( kecerdasan ). Mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahuinya “
القلم ( al-qalam ) yang bermakna Kecerdasan ( Intelegensi ) adalah makna dasar adapun qalam yang diterjemahkan dengan pena adalah makna pengembangan setelah peradaban Islam dipengaruhi oleh budaya tulis baca. Kecerdasan yang dituangkan melalui lisan disebut kata kata ( kalimah ), istilah memainkan kata-kata dalam mengungkapkan isi pikiran disebut Manthiq, kecerdasan yang tertuang diatas benda-benda yang bisa ditulis disebut “Qalam” ( alat penuangan kecerdasan ), lalu berkembang menjadi “ Pena ( alat menuliskan isi pikiran) “
Jadi Bekal pertama yang diberikan Allah adalah kecerdasan. Kecerdasan itu tersimpan didalam Jiwa dan pada badan fisik kecerdasan itu terimpan pada Gen ( sifat keturunan ) dalam inti sel
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ(12)
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia itu dari Sulalati’m-min-thin. “ ( QS. 23/ Al- Mukmin: 12 )
Perkataan “Sulalah (سُلَالَةٍ ), bermakna : keturunan, silsilah, anak cucu ( Qamus Al-Munawwir hal : 699 ), akan tetapi kerena informasi ilmiah ini belum sampai dipikiran para ulama masa lampau maka kata Sulalah itu diterjemahkan menjadi : “ sari-pati tanah “ Jadi informasi Allah tentang Gen sudah ada dalam Al-Quran yang setelah diteliti
- GEN merupakan inti sel yang menyimpan banyak informasi dan instruksi yang memberi sinyal yang kadang kadang sinyal itu bernyala dan kadang kadang padam. ( lebih banyak yang padam )
- Kekayaan informasi dalam GEN itu terekam dalam atom DNA
- GEN dan DNA tidak hancur dan tidak pernah menjadi tua, walaupun Sel tempatnya sudah mati, keadaannya tetap tidak berubah. Gen manusia ketika masih anak anak, setelah dewasa dan kemudian menjadi tua dan mati Gen itu tidak bnerubah hanya ketika manuia hidup nyala sinyalnya yang beda, waktu muda ada suatu talenta yang signalnya bernyala sesudah tua signal itu padam atau sebaliknya..
- Didalam GEN itu tersimpan lebih- kurang 3.000.000.000.( tiga miliard huruf huruf-kimia) Huruf yang kita gunakan hanya sebanyak 26 hingga 30 tapi informasi yang sudah ditulis manusia berjuta perpustakaan, bagaimana kalau dengan huruf sebanyak 3 miliard ?
- GEN itu beratnya hanya 1/200.000.000.000. ( seperduaratus miliard ) mlgr, kalau manusia penghuni dunia yang sebanyak 6 miliar ini GENnya dikumpulkan, semuanya hanya seberat sebutir beras, padahal pada setiap orang bila beratnya 70 atau 80 kg memiliki Gen sebanyak lebih kurang dari 70 atau 80 ribu trilliun ( 70 atau 80.000.000.000.000.000.) yang besarnya hanya 1/500.000 mm tapi kalau direnggangkan panjangnya bisa jadi 3 meter.
- Dalam GEN tidak ada tertulis instruksi berbuat baik atau berbuat jahat, berbohong, selingkuh, semua itu hanya dilakukan hati atau pikiran kotor belaka. Isi Gen itu hanya yang berhubungan dengan intelegensi, baik yang bersifat Spiritual, Emosional, Rasional atau Mativasi. Misalnya dalam Gen itu ada informasi dan instruksi tentang Syakilah ( talenta ) :
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا(84(
“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut syakilah-nya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” QS.17/ Al-Israk : 84 )
Walaupun Gen merupakan Cetak Biru Manusia tapi keperibadian manusia tidak tercetak didalam Gen. Kepribadian manusia, warna diri manusia ( shibghah ) dapat berubah oleh warna kehidupan, kadang kadang berubah dicelup oleh warna tradisi lalu hilang warna aslinya, berubah jadi sifat Kafir,sifat munafik.
Perkataan مِنْ طِينٍ yang bermakna dari tanah thin ( tanah lumpur yag melekat sepeti semen) adalah bentuk kata simplifikasi kata yang sengaja dimudahkan untuk mnjelaskan sesuatu yang belum dikenal dimasa itu untuk menggambarkan adanya bagian inti-sel yang membawa sifat keturunan yang disebut khromosom didalamnya terdapat 46 benang-benang yang kalau disambung menjadi satu panjangnya mencapai 1,8 meter, tetapi garis tengah inti sel itu tidak lebih dari 1/100 milimeter. Benang-benang itu berpasangan, jadi dalam tiap tubuh terdapat 23 pasang.
Jiwa manusia mulai terisi ilmu dimasa adanya Bapak manusia yaitu Nabi Adam yang diciptakan Allah di Alam Ruhani, Kecerdasan diinstalkan Allah kedalam Hardisk jiwanya anak anak Adam:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(31)
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" ( QS. 2/ Al-Baqarah :31)
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ(32)
“Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “ ( QS.2/Al Baqarah : 32 )
Setelah anak anak Adam ( manusia ) turun kebumi kecerdasan itu dibawa dan tersimpan didalam inti sel manusia yang disebut GEN ( Sulalah ), yang dengan pengalaman dan latihan ilmu itu kelur lalu jadi keterampilan
Selain manusia mampu mengumpul ilmu pengetahuan dan keterampilan manusia juga diberi hikmat kebijaksanan. Allah memberikan Al-Hikmah kepada oirang yang terpilih yang tidak membedakan apakah dia beriman kepada Allah atau tidak.
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ(269)
“Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan tidaklah ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan para ulu’l al-bab “ ( QS.2/Al-Baqarah : 269 ).
Ulu’l Al-Baab itu adalah para Cendakiawan yang mampu berpikir mencari dan menggali kebenaran yang tersimpan dalam Al-Quran ( ayat Quraniyah dan yang dalam alam ( Asyat Kauniyah ), kalau Cendakiawan yang hanya mampu mencari kebenaran didalam alam melalui pemikiran dan pengkajiannya disebut Filosof.
...........ِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ(9)
“……. Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” ( QS.39/ AZ-Zumar : 9)
Allah menyindir orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan hanya seperti binatang ternak yang hidupnya hanya untuk makan dan berkembang biak. Walaupun mereka punya kuping tapi tak bisa mendengar ajaran Allah punya mata tak bisa melihat bukti ayat Allah punya hati tak mamapu memahami hikmah apa yang ada dibalik ajaran-Nya itu.
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ(22
“Sesungguhnya makhluk melata yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.” ( QS.8/Al-Anfal : 22 ).
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(179)
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,( kerena ) mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar ( ajaran ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” ( QS.7/Al-A’raf : 179 )
Demikianlah dengan pengetahuan orang dapat membedakan mana yang benar mana yang salah. Ada tiga macam ilmu yang dapat diraih manusia : 1. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil nalar disebut Ilmu’l yaqin ( QS: 102:5.), ada pengetahun yang diperoleh dari hasil penglihatan penelitian, observasi disebut Ainu’l yaqin. ( QS; 102 : 7 ), ada yang diperoleh dari pengalaman peribadi yang tumbuh dari intuisi disebut Haqqu’l yakin ( QS; 69 : 51 ), sehingga kesalahan berpikir juga ada tiga macam : kesalahan mengambil dalil, kesalahan pengamatan dan kesalahan intuisi.
Ada tiga macam tingkatan ilmu pengetahuan , pertama adalah pengetahuan yang kebenarannya merupakan dugaan awal yang dihasilkkan cara berpikir deduksi ( mengambil suatu kesimpulan dari hal hal yang umum ) atau berpikir induksi ( mengambil kesimpulan umum dari beberapa kenyataan atau penjelasan penjelasan ). Kedua adalah bentuk pengetahuan ilmiah yang didasarkan pada pengalaman ( observasi, eksperimen ) maupun pengetahuan yng didasarkan laporan laporan atau catatan dari pengalaman aktual. Dalam hal ini harus juga diperhitungkan siapa yang mencatat atau yang membuat laporan. Maka dalam ilmu hadis semua catatan Hadits itu diperiksa siapa yang memberitakan dari mana ia dapat apakah nara sumber benar sahabat dan mendengar langsung dari Nabi maka setelah diteliti dapatlah dibedakan mana yang shohih dan mana yang dho’if. Ketiga adalah pengetahuan ilmiah yag dihasilkan dari studi terhadap gejala gejala alam. Gejala gejala alam ini adalah ayat Allah simbol simbol dari hakikat yang Maha Sempurna. Hukum hukum-hukum alam adalah Sunnatu’llah sehingga dengan demikian Cendakiawan Islam dapat memahami sunnah Allah yang orang awam menyebutnya hukum alam dengan memperhatikan bermacam macam makhluk ada benda, tumbuhn dan hewan sehingga lahir ilmu alam, ilmu hayat dan ilmu ilmu lainnya ( lihat catatan daftar berikut ini )
:
Kosmologi tentang keajaiban ciptaan Allah ( QS. 2 : 255; 57 : 4,5; 41: 11,12; 65 : 12; 71 : 15,16; 23: 17; 7:54;13:2;13 :15; 50:38;10:5; 6 : 97; 71 :15,16 ),
Astrnomi ilmu pengetahuan mengenai benda benda langit tentang gerak, pengembangan dan sifat sifatnya : ( QS 50: 6; 13 : 2; 79: 28; 31: 10; 55 :7; 6: 97 ; 36 :38-40; 10 : 5,6; 37 : 6; 82 : 1-2 )
Fisika/Metafisika ilmu pengetahuan tentang alam yang konkrit ataupun yang abstrak : ( tentang cahaya QS. 24: 35; 25 : 61; 66 :8 ; 2 : 17 ; 2 : 20 , tentang keajaiban penglihatan : QS. 33 : 19; 8: 44; 5:83; 9:92; tentang jarak dengan perhitungn tahun cahaya : QS. 32:5; 22 :47 , periodisasi alam yang jutaan tahun disebut dengan hari QS. 32 : 4,5; 50 :38 ; Perubahan perasaan tentang ukuran waktu di akhirat QS. 2: 259; 23: 112-114; 18:19; dimensi mikroskopis dalam waktu : QS. 16 :77; 54:50; 50 :16 ;56: 85; 27 : 38-40, tentang bayang-bayang : QS. 16:48; 25 :45; 13: 15 dan 35;
tentang panas : QS. 56: 71-73; 20:10; 36:80; 27:7;35 : 21, tentang listrik : QS. 2: 19,20; 13: 12,13 , tentang suara : QS. 18:26 34:50 , tentang makhluk yang berasal dari api : QS. 15:27; 55: 15.
Ilmu Hitung /Matematika : QS. 18 : 11,12, 19, 22; 19 : 84; 4: 7,11,12,176, Sejarah/Anthropologi : QS.7: 100-102; 3: 137; 6 : 6 ; 9 : 70; 14 : 9; 25 : 37,38 ; 4: 1; 30 :22
Geografi / Geologi :QS.27 : 61; 16 :15; 50 : 7-11; 27: 61; 79 : 30-33; 16: 15; 51 : 48, 71 : 19,20.
Biologi : Qs.27 :60; 16 :10; 6: 99; 35:28; 36 : 71,72;
Embriologi : 23: 12-14 ; 35 : 11 ; 56 : 57-65; 71 : 14; 86 : 6,7; Zoologi : 24 : 45; 53 : 45-46; 6: 142-144; 16 : 5-9 , 66 ; 67: 19.
Kelautan/ Pelayaran : QS. 16:4; 10 :22; 22 : 65; 30:46
Mineralogi : QS. 34: 11; 57 : 25; 76 : 15-16 ; 55 : 58-59; 9:34;
Pertanian : QS. 20 : 53; 6: 99; 22 : 5; 6 : 141; 16 : 10-11; 13 : 4; 22 :5; 26 : 7-8
Eknomi/ Perdagangan : QS. 28 : 77, 2 : 198, 261,265; 24: 37; 62 : 10; 67: 15; 71 :19,20; Arkeologi : QS. 7 : 74 ; 22; 45 ; 26 : 128-138 ;27 : 51,52 ; 32 : 26 ; 40 : 82 ;
Sosiologi : QS.4 : 1; 7 : 189 ; 49 : 13 ;
Seksiologi/ Perkawinan : QS. 2: 223, 231; 5 : 5 ; 4 : 3, 25, 34, 128,129; 30 : 21
Kimia : QS.15 : 19 )1; 41 : 11; 51 : 49 ; 36:36; 24 :43
)1 Di Surat ke 15 Al-Hijir ayat 19 yang tersebut diatas ada terdapat kalimat : وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ yang bermakna “ Kami tumbuhkan dibumi itu sesuatu yang setimbng “ ( Manusia dan Hewan memerlukan zat asam ( O2 ) untuk bernafas dan membuang CO2 ( zat asam arang ) yang diperlukan tumbuh tumbuhan maka kehidupan dibumi jadi setimbang.
Jadikanlah Kecerdasan, ilmu dan keterampilan menjodi modal berjuang dalam hidup supaya dengannya kita dapat mengumpul bekal untuk pulang
2. Baiat Allah
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ(172)
”Dan (ingatlah), ketika mengambil sumpah ( Bai’at ) Tuhanmu dari keturunan anak-anak Adam masih dalam sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",( QS.7/ Al-A’raf :172 )
Ayat ini telah dipahami dengan keliru banyak orang berilmu tapi kurang mendalam, karena Allah mengambil sumpah anak yang masih bentuk janin dalam kandungan malah masih bentuk benang pembentukan Gen lewat tulang belakang. Karena hal tersebut tidak masuk akal maka terjemahan jadi bergeser
”Dan (ingatlah), ketika mengambil sumpah ( Bai’at ) Tuhanmu dari keturunan anak-anak Adam yaitu orang orang yang dibelakang mereka ( manusia masa lampau ) mengambil pengakuan jiwa mereka (seraya Allah berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Hans Spemann ( 1931 ) telah mengadakan penelitian tentang pertumbuhan Gen anak ketika sedang berproses menjadi anak.. Ada induk Gen sebagai pengatur utama yang mendorong Gen itu bertumbuh dan berkembang yang bermula dari dalam Sulbi benang pertumbuhn itu menjalar lewat tulang belakang sehingga terbentuk bagin bagian organ vital manusia. Ketika Induk Gen itu dipanaskan dalam air 100 derajat kemudian dicangkokkan ternyata induk Gen iu tidak mati dan dapat tumbuh dimana ia dicangkokkan. Ketika manusia itu nanti mati seluruh Gen manusia terkumpul kembali didalam tulang ekornya. Gen yang dari kaki naik menuju tulang ekor yang dari kepala turun menuju tulang ekor, dan tersimpan disana sampai hari kiamat. Nabi mengatakan : ” Seluruh bagian tubuh anak Adam musnah dimakan bumi kecuali tulang ekor. Darinyalah dia diciptakan dan dengannyalah ia dibangkit”.
Setelah janin dalam kandungan terbentuk dan berusia 4 bulan maka ruh-pun ditiupkan, dan melalui Ruh inilah Allah membai’at manusia. Jadi Bai’at merupakan bekal yang dibawa datang kebumi maunya bekal bai’at dari Allah ini dimanfaatkan didalam kehidupan dalam bentuk pengamalan ”Syhadat” dan dengan ”kesaksian”( syahadat ) dapat dijadikan modal mencari bekal untuk pulang nanti ke akhirat.
3. Fithrah
Bekal ketiga adalah Fithrah. Fithrah artinya ”sifat bawaan” merupakan ketetapan Allah yang dibawa sebagai bekal hidup didunia. Kalau diumpamakan kita membeli COMPUTER baru pihak penjual sudah menginstalkan pada Hardisk Computer tersebut Holy Quran, Huruf Arab, CD Ilmu Pengetahuan berisi sejumlah 300 jilid buku, dan lain lainnya. Ada empat macam ketetapan Allah yang dibawa lahir yaitu : Rizqi, Ajal, Amal, dan susah dan senang. Empat macam ketepan ini adalah ketetapan Allah yang jadi bekal hidup didunia.
عن ابن مسعـود رضى الله عـنه قال: حدثـنا رسول الله صلعـم وهـوالصادق المصدوق: ان احدكم يجمع خلقه فى بطن أمه أربعـين يوما نطفة، ثم يكون عـلقة مثـل ذلك, ثم يكون مضغة مثـل ذلك ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح، ويــؤمر بأربع كلمات: يكتب رزقه, وأجـله, وعـمــله، وشـقى اوسعـيد, فوالذى لا إله غـــيره إن أحدكم ليعـمل بعـمل أهـل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيـسـبق عـليه الكتـاب فيعمل بعمل اهـل النـار فـيدخلها, واٍن أحدكم ليعـمل بعمل أهـل النار حتى مايكون بينه وبـينها إلا ذراع فـيـسـبق عـليه الكتاب فـيعـمل بعـمل أهـل الجنة فـيدخلها. (متـفق عـليه).
“Dari Ibnu Mas’ud Ra ia berkata: Rasulu’llah telah bercerita kepada kami dan dia adalah yang paling benar dan yang dibenarkan; bahwa sesungguhnya setiap kamu kejadiannya terkumpul proses kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari sebagai air mani, kemudian berubah menjadi ‘alaqah (benda melekat) selama 40 hari, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian diutus Allah Malaikat untuk meniupkan Ruh dan memprogram empat macam ketentuan hidup yaitu tentang Rizkinya, Ajalnya, Pekerjaannya, kesusahan dan kesenangannya. Demi Tuhan yang tidak ada Tuhan yang selain dia sesungguhnya seseorang kamu beramal dengan amal ahli sorga sehingga kelihatannya jarak dia dengan sorga tinggal sehasta tetapi karena dia telah didahului suratan taqdir diapun beramal dengan amalan ahli neraka sehingga ia masuk neraka. Sesungguhnya seseorang kamu beramal dengan amal ahli neraka sehingga kelihatannya jaraknya dengan neraka itu tinggal sehasta lagi, namun karena ia didahului oleh suratan taqdir maka iapun beramal dengan amal ahli surga dan masuklah ia kedalam surga” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Bila kita baca sekilas lintas saja terasalah kepada kita bahwa hidup kita telah diprogram. Bagaimanpun usaha dan ikhtiar namun rizki, ajal, pekerjaan, susah dan senang dalam hidup sudah ditetapkan, malah berupaya jadi orang baik sampai mati sepertinya kita calon ahli sorga namun kalau ketetapan menentukan bahwa kita sudah ditetapkan sebagai ahli neraka akan keneraka juga, sebaliknya walaupun kita berbuat maksiat dan mungkar sehingga seolah-olah kita memang calon ahli neraka namun kalau menurut ketentuan taqdir kita ahli sorga maka ketika akhir hayat jadi orang baik jadinya kesorga juga. Sekarang kita tidak tahu apakah kita terdaftar untuk ahli sorga atau neraka. Rasanya tidak mungkin Allah membuat ajaran-Nya yang logis tapi hidup kita diatur dengan tidak logis. Penulis merasakan bahwa dalam memahami sabda Rasul ini ada kekeliruan sehingga persepsi kitapun menjadi keliru.
a. Tentang Rizki
Banyak orang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ketetapan Rizki itu adalah kemampuan menerima rizki, sehingga kaya atau miskinnya seseorang itu adalah sudah ketentuan Allah. Keyakinan seperti ini membuat ummat Islam menjadi malas mencari rizki, karena ia yakin bagaimanapun gigihnya ia mencari, namun kalau memang sudah ditaqdirkan hidup sekedar cukup makan, banyakpun yang diperolehnya nanti akan menjadi milik orang lain juga. Sebenarnya maksud Allah menetapkan rizki makhluk-Nya, adalah menetapkan pintu rizki seseorang. Masalah banyak atau sedikit rizki yang dapat diraih itu tergantung dengan ikhtiar yang didukung oleh keterampilan, fasilitas, situasi dan kondisi. Allah menganjurkan kita harus menuntut kehidupan dunia yang layak, firman-Nya:
وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَاأَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ(77)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S. 28/Al-Qashash : 77).
Ketetapan pintu Rizqi
Ketika kita masih berada dalam kandungan ibu, kita hanya mendapatkan rizqi dari satu pintu yaitu pintu Rizqi dari perut ibu Zat zat yang tersimpan dalam perut ibu diserap oleh janin dan masuk melalui pintu tali pusat. Itu terjadi ketika janin telah berusia 120 hari dalam kandungan sampai saatnya lahir kedunia. Setelah usia kandungan empat bulan otot-otot (daging) mulai melekat pada tulang-tulang, dan perkembangan-perkembangan pesat telah terjadi selama periode ini. Itu sebagai pertanda bahwa Mudghah sudah siap menerima kedatangan Ruh yang akan masuk kedalam Mudghah itu. Mudghah harus tumbuh dan berkembang karena itu perlu makan.
Setelah bayi lahir dia mendapat dua pintu rizqi ( jadi duakali lipat )
Pertama adalah rizqi dari ibunya berupa ASI yang kedua dari langit anugerah Allah berupa udara untuk bernafas.
Setelah disapih dari menyusu anak mendapatkan empat pintu rizqi. Dari langit berupa udara dari bumi berupa air, makanan berupa tumbuhan dan hewan
Dalam perjalanan panjang anak manusia itu dia dapat membangun dirinya dengan keterampilan melalui anugerah kecerdasan yang dibawanya.maka lahirlah talenta keahlian masing masing untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin lama semkin banyak yang dibutuhkan, karena peradaban semakin tinggi maka kebutuhan juga semakin banyak. Pintu rizqi bertambh dari hasil produk manusia namun bekal dari Allah cukup empat pintu rizqi tersebut diberikan Allah, kita boleh menambah sebanyak banyaknya. Yang hanya mengandalkan bekal 4 pintu rizqi dari Allah jadilah ia hidup dalam keprimitipan dan ketinggalan zaman.
Meraih rizqi mendapatkan Harta benda
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(96)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” ( QS.7/ Al-A’raf : 96 )
Sebenarnya kaum Muslimin adalah umat yang disayang Allah tak mungkin jadi miskin kalau mau beriman dan bertaqwa dengan berpegang pada dua tali yaitu : : Hablu’m mina’llah dan hablu’m mina’n naas.
Ikatan hubungan antar sesama manusia ( hablu’m-mina’n-naas ), yang menjadi simpulnya adalah Iqtishadiyah ( perekonomian ) Perekonomian adalah Puncak kegiatan masyarakat dalam mengumpul harta benda.
Harta benda adalah kekayaan kaum Muslimin yang berlimpah karena umat Islam sengaja dipilihkan Allah negeri subur yang kekayaannya berlimpah ruah. Kenyatannya didalam Sejarah Islam tercatat bahwa Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para saudagar dari Arab, Parsi dan India. Jadi para Mublligh itu adalah juga para Ekonom, yang dalam da’wahnya mereka sedikitpun tidak mengharap dapat imbalan. Sekarang ini banyak Da’i dan Muballigh yang tidak dilandasi perekonomian yang kuat sehingga banyak kejadian bahwa berda’wah menjadi salah satu mata pencaharian /sumber kehidupan, bukan menghidupkan Islam tapi hidup di dalam Islam, karena itu perlu upaya melakukan Ishlah di dalam hubungan antar manusia dengan manusia, terutama dibidang Iqtishadiyah agar di masa mendatang pembangunan da’wah dapat dimodali oleh usaha produktif fi sabili’llh
Tapi di Negeri kita gara gara hasrat meraih harta benda tanpa disadari mereka telah merusak lingkungan hidup
Apalagi kalau Hawa Nafsu sempat mempengaruhi akal manusia, maka bukan hanya hidup berantakan, malah bumi dan langitpun bisa rusak akabit akal yang dikuasai hawa nafsu, perhatikanlah apa kata Allah.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ(1)
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan untuk mereka pedoman mereka tetapi mereka berpaling dari pedoman itu.( QS. 23/Al-Mukminun : 71 )
Perhatikanlah konglomerat kaya pintar telah membangun jutaan Fabrik dibumi yang tiap saat membuang asam-arang kelangit mengakibatkan lapisan ozon dilangit tercemar, mengakibatkan panas bumi semakin tinggi ( yang sekarang disebut panas global ), maka bancana banjir akan melanda. Kenapa ? Kerena panas bumi akan mencairkan es dikutub. Itu hanya sebuah contoh dari berpuluh contoh lain yang tak tersebutkan maka bumi tidak lagi stabil, sehingga iklim dibumi tak menentu yang berakibat :
1. Atmosfir bumi sekarang telah dicemari CO2 kerena banyaknya fabrik fabrik yang membuang CO2 kelangit. Ini membuat iklim di bumi jadi tak stabil, panas bumi semakin tinggi lalu dampaknya es dikutub akan mencair. Kalau keadaan ini terjadi terus menerus akan naiklah permukaan laut, pulau –pulau banyak yang tenggelam setiak tidaknya daratan semakin sempit.
2. Sekarang Atmosfir dilapisan Stratosfir yang berisi ozon ( yang menahan panas sinar matahari ), telah tercemar dengan zat Freon.( Freon adalah sejenis gas dorong yang digunakan untuk pembuatan farfum dalam kemasan kaleng) Dengan rusaknya lapisan ozon akan berakibat sinar matahari yang masuk kebumi semakin tajam dan bisa jadi penyebab cancer kulit, hanya karena orang-orang yang memakai farfum menggunakan Freon
3. Hutan digunduli oleh penguasa hutan yang serakah maka akibatnya banjir melanda kota dan desa.
4. Akibat Eksploitasi-pertambangan bumi kita telah berlobang –lobang cukup banyak dimana mana tempat permukaan bumi dalam keadaan demikian bumi dengan tubuhnya berlobang lobang itu berlari dengan kecepan 107.000 km/jam sambil berotasi ( berputar pada porosnya ) 1670 km/jam. Kerena lobang lobang yang besar itu membuat lempeng bumi berpatahan dan terjadilah gempa dan sunami ( salah satu adalah kejadian tanggal 26 Desember 2004 Sunami yang terdahsat ), yang banyak memakan korban manusia.
5. Tidak kurang mala-petaka yang diakibtkan Lumpur Lapindo kerena penambangan yang kurang mahir. Maksud mau mengambil gas tapi yang keluar lumpur, berapa banyak rakyat yang kehilangan lahan untuk kehidupan ?.
6. Sangat mengejutkan lagi hasil penelitian WHO bahwa zat dioxin dapat sebagai penyebab Cancer. Zat Dioxin banyak digunakan pada pembalut wanita. Hasil penelitian dari 115 juta wanita Indonesia 45 juta diantaranya terkena cancer leher-rahim dan cancer-payudara itu diera dimana kaum wanita mulai membudayakan pembalut- modern sementara dimasa nenek- nenek yang memakai handuk tidak terjadi.
7. Ada bermacam-macam barang tambang dalam perut bumi, tapi anak bangsa dan umat Islam tidak mampu memanfaatkan karena memang tidak ada keterampilan dan modal akhirnya kekayaan alam itu hanya memperkaya orang asing yang sanggup mengelolanya. PT Freeport Indonesia di Irian, Perusahaan Amerika yang aktif sejak tahun 1973, menambang emas, perak dan tembaga . Setiap harinya dikeluarkan 125.000 ton bijih tambang dengan meruntuh gunung .Dari 125.000 ton itu diperoleh konsentrat 6000 ton yang menghasilkan : 1800 kg emas , 3600 kg perak dan 1.800.000 kg tembaga.
Selama 35 tahun ini telah di gotong keluar negeri : 20.000 ton emas, 40.000 ton perak dan 20.000.000. ton tembaga Sementara masyarakat sekitar mendapat limbahnya yang pada masa orde baru diberitakan banyak penduduk Irian yang mati kelaparan padahal mereka hanya butuh ubi dan babi.. Kalau kita hitung kekayaan PT Freeport itu ada milik rakyat miskin 2,5% = 500 ton emas, 1000 ton perak dan 500.000 ton tembaga, kerena setiap barang Galian harus dikeluarkan zakat rikaznya kalau diuangkan berapa Trilliun rupiah-kah itu.?
b. Tentang Ajal
Secara harfiah Ajal bermakna “ Batas waktu”, maksudnya batas waktu lamanya Roh bertahan di badan. Besarnya muatan daya tahan Roh setiap orang tidak sma, kalau diumpamakan Motor bensin yang terisi dalam tangki motor muatannya tak sama, tapi pada umumnya ( menurut teori Ahli Biologi ) makhluk hidup dapat bertahan hidup kira-kira sepuluh kali lipat dari masa makhluk itu dapat membiak tapi harus dipotong dengan tumpahnya energi Roh ketika menghadapi hambatan hambatan dalam menempuh perjalanan hidup.
Rasulu’llah telah membuat peta gambar perjalanan hidup manusia ini dalam kurungan ajalnya, sebagai berikut:
وعن ابن مسعـود رضى الله عـنه قال: خط النبى صلعـم خطا مربعا وخط خطا فى الوسط خارجا منه وخط خططا صغارا إلى هذا الذى فى الوسط من جانبه الذى فى الوسط فقال: هـذا الاٍنسان وهذا أجله محيطا به أو قـد أحاط به وهذا الذى هو خارج أمله وهـذه الخطط الصغار الأعـراض, فاٍن أخطأه هـذا نهشه هـذا, وإن أخطأه هـذا نهشه هـذا (رواه البخارى).
“Abdullah bin Mas’ud R.A berkata: “Rasulu’llah SAW membuat gambar segi empat yang ditengah-tengahnya ada garis lurus memanjang hingga keluar dari kotak segi empat itu, dan dipinggir garis itu ada garis-garis kecil, lalu Nabi mengatakan: Ini manusia, dan garis segi empat itu adalah kurungan ajalnya, sedangkan garis panjang yang keluar batas itu adalah hasrat, angan-angan, cita-cita manusia dan garis-garis kecil itu adalah gangguan, rintangan yang selalu dihadapi manusia. Maka bila ia selamat dari rintangan pertama, mungkin akan terkena pada rintangan kedua, jika ia terhindar dari yang satu terkena pula dengan yang lainnya”. (Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim).
Manusia berada dalam kurungan ajalnya (kotak A-B-C-D-A), dengan cita-cita dan harapan yang setinggi langit dan ingin hidup seribu tahun, itulah makna garis E-F yang lewat diluar batas. Berjalanlah anak manusia yang dia tidak tahu berapa luas kurungan ajalnya itu. Tuhanpun tidak menetapkan begitu saja luas kurungan tanpa sebab. Sebabnya itu ada pada dasar kejadian pertama, apakah zat hidup yang datang dari ayah dan zat hidup dari ibu memang perpaduan yang harmonis, apakah mudigah yang didalam rahim memang mudigah yang telah siap benar untuk menerima sang ruh yang masuk ketika usia 120 hari atau mudigah belum cukup kuat untuk menerima sang ruh, ini ada hubungannya dengan luas atau sempitnya kurungan ajal banyak atau tidaknya garis-garis rintangan.
Maka seorang anak manusia yang berjalan dari titik E menuju F selalu ada saja rintangan yang dihadapinya. Rintangan itu banyak atau sedikit , tinggi atau rendah ini bergantung kepada kepribadian manusia itu. Misalnya anak yang sentimentil, yang perasa, pemalu dan agak penakut, dalam mengurus kepentingannya akan lebih banyak mengalami rintangan dari anak pemberani dan tak pedulian. Kadangkala hambatan itu sudah terjadi sejak dalam kandungan. Misalnya sewaktu hamil si ibu menderita sakit campak, memakai obt bius sewaktu mengandung, ada juga cacat warisan karena kelainan struktur Gen, hambatan terkena sinar X, kekurangan gizi, janin yang dalam kandungan itu mendapatkan struktur Gen yang sama dari pihak bapak dan ibu akibatnya bayi memiliki zat anti bodi yang tidak aktif sehingga bayi mudah tertular penyakit badannya lemah dan nyawa tak snggup mempertahankan fisiknya yang rusak maka nyawapun terbang, karena itu Islam melarang kawin dengan adanya hubungan darah yang dekat dan melarang kawin dengan saudara sesusuan walaupun tidak ada hubungan keluarga
Dimana letaknya usaha/ikhtiar merubah nasib?
1. Manusia harus memperhatikan langkah pertama ia bertolak dari titik E, untuk itu ada orang yang menunjuki ( pembimbing ) atau ada petunjuk agar manusia memahami titik langkah pertama, karenanya haruslah mengetahui fitrahnya agar ia dapat menentukan titik E itu, karena titik E tidak harus ditengah, boleh bergeser kebawah atau bergeser keatas untuk mengelakkan garis-garis rintangan.
2. Melatih kemampuan/keterampilan agar dapat menerobos rintangan dengan tidak makan energi yang banyak, sebab kalau melewati rintangan itu dengan daya yang lemah, akan memakan tenaga rohani yang banyak, akhirnya belum lagi sampai pada dinding batas ajal si anak manusia tadi sudah kehabisan tenaga (energi) rohani, dan terjatuhlah disini sebelum sampai dibatas garis B-C, lalu mati.
3. Mendalami pengetahuan apa saja yang diperlukan dalam kehidupan terutama ilmu kesehatan, karena itu Nabi sejak lama memesankan dan mengingatkan bahwa :
“ penyakit tidak diturunkan Allah melainkan ada obatnya kecuali maut” Sabda Nabi : Sanna dan Sanut adalah obat untuk banyak penyakit kecuali mati, begitu pula Habbatu’sauda’, air zam-zam, minyak zaitun, buah tin, buah delima Kacang Adas, Bashol ( bawang ) sebagiannya ada tertera dalam Qur’an.
4. Berdo’a senantiasa kepada Allah agar dengan do’a itu energi jiwa tetap dalam keadaan “ON” sehingga biasanya dengan jiwa yang sedang On itu dari dalam diri akan keluar tenaga dalam yang dapat mengatasi bermacam-macam masalah, malah kadang-kadang menghasilkan hal-hal yang ajaib.
Peristiwa seperti ini didalam Islam disebut Mu’jizat, kalau yang mengalami itu seorang Nabi, juga disebut keramat kalau kejadian pada diri orang-orang yang shalih, disebut juga dengan Ma’unah atau Irkhas bagi orang-orang yang biasa.
Maka untuk mengurangi jumlah garis rintangan adalah dengan:
a. Hidup penuh keceriaan ( senang ), firman Allah :
بَلْ مَتَّعْنَا هَؤُلَاءِ وَءَابَاءَهُمْ حَتَّى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ أَفَلَا يَرَوْنَ أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا أَفَهُمُ الْغَالِبُونَ(44)
“Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kesenangan hidup hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya. Maka apakah mereka yang menang?” ( QS.21/Al-Anbiya’ : 44 )
b. Beraktivitas dan memelihara ketinggian budi serta menggunakan kecerdasan rasional, emosional dan Spiritual, karena itu ummat Islam diperintahkan beribadat dan menuntut ilmu yang banyak agar dengan pandangan pikirannya atau pandangan hatinya ia dapat melihat keharmonian yang ada dalam dirinya, inilah hakikat ajaran merubah nasib dengan memperhatikan beberapa faktor: Qadar, Sunnatu’llah, Fithrah, (ilmu/iman/amal) serta faktor hambatan-hambatan (Yang kajiannya menyusul ).
c. Belajar tentang rahasia kehidupan dan rahaia alam ciptaan Allah supaya kita dapat bertadabbur
c. Tentang Amal ( Pekerjaan )
Usaha untuk mencocokkan diri dengan syakilahnya masing masing mari kita perhatikan keadaan fitrah manusia, anda dapat melihat sendiri hasil-hasil proses fitrah yang penulis susun dalam bentuk tabel seperti berikut ini:
Pengaruh ! Pengaruh ! Pengaruh ! Kemungkinan bakat dan pekerjaan yang Cipta ! Rasa ! Karsa ! yang cocok |
+ + + Cipta, Rasa dan Karsa yang kuat berbakat jadi pemimpin + + - Cipta, Rasa yang kuat dengan Karsa yang lemah, lebih cenderung pada pekerjaan seni. + - + Cipta, Karsa yang kuat dengan Rasa yang lemah lebih cenderung kepada masalah tehnik + - - Rasa, Karsa yang lemah dengan cipta yang kuat, lebih cocok pekerjaan yang sifatnya dibawah pengawasan. - - - Ketiganya lemah, cenderung pada pekerjaan dibawah perintah. - - + Cipta, Rasa lemah Karsa yang kuat, lebih tepat jadi karyawan/buruh. - + - Cipta, Karsa yang lemah dengan Rasa yang kuat cenderung menjadi rohaniawan. - + + Rasa, Karsa yang kuat dengan Cipta yang lemah cocok untuk prajurit. |
Kita hanya mampu membicarakan secuil dari masalah kejiwaan, sisanya bahagian yang tak tertembus akal, seperti qadar dan kodrat yang telah menetapkan adanya rel yang harus dijalani, stasiun yang wajib disinggahi, dan dimana kita harus berhenti, qodrat yang telah menyusun secara sistematis tentang kemampuan mencari/mendapatkan jenis rizki (bukan banyaknya, ini ada sangkut pautnya dengan besarnya usaha), tentang ajal, masa yang ditempuh untuk sampai pada suatu terminal/batas terakhir, qadar yang mewujudkan adanya rasa bahagia atau duka.
Dengan tabel diatas kita melihat proses qadar dalam fitrah yang membentuk sifat pribadi yang akan berkembang terus selagi manusia itu mau mengembangkan dirinya, maka sebagai pedoman Allah telah memberikan petunjuk, sebagaimana firman-Nya yang telah dikutip terdahulu:
“Katakanlah, setiap manusia itu bekerja berdasarkan syakilahnya masing-masing, Tuhanlah yang mengetahui siapa yang berjalan di jalan yang dihidayahi”. (Q.S. 17/Al-Israk: 84)
Syakilah atau bakat itu merupakan perwujudan dari qadar kekuatan dan iradat dorongan yang ada didalam diri. Karena itu Allah mengatakan:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu qaum melainkan kalau mereka mau mengubah apa-apa yang ada dalam dirinya” ( QS.13/Ar-Ra’du :11)
Mengubah apa yang di dalam diri yaitu dengan cara mempertajam daya akal, memperhalus daya qalbu (hati) dan memperkuat daya kehendak, kemauan dan keinginan. Namun harus diperhatikan bahwa keinginan yang besar dapat mendorong manusia kearah jalan yang bengkok. Maka dibutuhkan petunjuk ( Hidayah ) agar kita berada dalam kesetimbangan. Daya kesetimbangan itu adalah iman dan yakin.
d. Tentang Susah dan Senang
Alam kejiwaan kita mempunyai dua sisi, sisi gelap dan sisi terang, seperti bumi kita yang mempunyai sisi gelap dan terang, begitu pula kehidupan umat Islam ada yang dalam Zhulumat dan dalam Nur
Kesusahan itu datang adalah disebabkan orang yang terperosok dalam sisi gelap kehidupannya dan orang yang senang adalah orang yang selalu berada dalam sisi terang hidupnya
Disebabkan manusia itu memiliki kadar fitrah yang tidak sama maka sifat, pembawaan, syakilah masing-masing manusia menjadi tidak sama. Sudah barang tentu cara menilai, cara hidup, cara kerja dan cara berfikir tidak sama pula. Begitu pula tentng perasaan juga tidak sama. Ada orang terlalu sensitip mendengar omongan kasar ada yang bandel tidak peduli. Jadi perasaan tak enak dan perasaan senang itu dijadikn bekal dalam menjalani hidup. Orang yang senang ngelaba klau dia ikut Festifal Ngelaba di stasiun TV bisa jadi banyak duit. Norman Komaru yag senang bernyanyi lagu India meniru Syakhrukh Khan bisa jadi Artis mendadak. Heri Van Jokja seorang Mahasiswa yang D.O jadi penarik beca tapi beliau terampil memanfaatkan kesenangannya main Computer melalui Facebook dia memperbanyak kenalan tidak merasa rendah diri walau hanya tukang beca kenyataan becanya jadi laris malah dengan membuka Website di Internet dia dapat mengambil Jasa menawarkan tempat di hotel bagi yang membutuhkan.
Ada kenalan penulis seorang janda yang Ekolem peninggalam suaminya ada sebuah rumah dan dua lahan tanah . Anak pertamanya perempuan sudah kawin ikut suma, anak kedua lakilaki agak nakal, pemalas. Tamat SMA jadi pengangguran, yang ketiga mau jadi ABRI untuk masuk ujian siibu menjual tanah supaya anaknya bisa lulus sekarang anaknya sudah jadi PM di Jakarta. Anak keempat tamat SMA mau kerja, si ibu jual tanah lagi sekarang sudah kerja di Padang, anak kelima mau cari kerja juga tak ada lagi tanah yang mau dijual akhirnya si anak ke Jakarta menyusul abangnya yang PM. Anak kedua sampai sekarang tinggal bersama ibunya ditanggung makan berserta anak istri. Si Ibu janda menikmati kesusahannya tak mengeluh, tak menyesal walau anak anaknya tak berbakti ia banting tulang kerja jadi pembantu. Ia tenggelam dalam sisi gelap hidupnya dan rela menikmati kesusahannya dan menikmatinya. Tentu orang orang berkata “ Bahwa ibu itu penuh pengorbanan dan telah menjalankan sunnah”. Sebenarnya ibu itu bermodalkan kasih sayang yang berlebihan dan bodoh rela menderita demi anak-anak. Yang diajarkan Islam bukan demikian tapi “ anak harus digembalakan sampai mampu mendapatkan kehidupannya sendiri“ Makanya bekal kecerdasan, bai’at dari Allah itu dipakai sebagai modal dalam hidup, jangan kerena bodoh menerima hidup susah dan menyusahkan diri sendiri.
Rasulu’llah pernah menceritakan keadaan orang yang tidak menggunakan daya pikirnya yang hanya ingin memenuhi hasratnya saja, sebagaimana bunyi hadits berikut ini:
عن النعـمان بن بشـير رضى الله عـنهما عـن النبى صلعـم قال: مثـل القائِم فى حـدود الله والوقع فـيها كمثـل قـوم استهـموا عـلى سفـينة فصار بعـضهم أعلاها وبعـضهم أسفـلها، فكان الذين فى أسفـلها إذا استـقموا مـن الماء مروا عـلى من فوقـهم، فـقالوا أنا خرقـنا فى نصيـبنا خرقا ولم نؤذ من فوقـنا فاٍن تركوهـم وما أرادوا هـلكوا جميعا. واٍن اخـذ وا عـلى أيديهم نجوا ونجوا جميعا (رواه لبخارى)
“Dari Nukman bin Basyar R.A. beliau berkata: bahwa Rasul bersabda: ‘perumpamaan orang yang teguh menjalankan hukum Allah dengan orang yang tergelincir bagaikan suatu kaum yang membagi tempat duduk dalam kapal layar. Ada yang mengambil tempat diatas dan ada yang mengambil tempat dibawah. Orang bawah kalau mau mengambil air terpaksa naik keatas dan tentulah mengganggu orang-orang yang diatas, maka orang-orang dibawahpun berkata: ‘Lebih baik kita lobangi saja dibagian bawah ini, supaya (kita mudah mendapat air) tidak mengganggu pada orang yang diatas’. Maka jika (cara berfikir mereka) dibiarkan oleh orang-orang diatas pastilah binasa semua isi kapal itu, tapi kalau pikiran mereka dapat dicegah maka selamatlah isi perahu itu semuanya”. (H.R. Bukhari).
Dari keterangan Hadist ini dapatlah dipahami bahwa nasib malang yang akan menimpa isi kapal adalah akibat kebodohan para penumpangnya, bukan karena adanya suatu kekuatan qadar yang menentukan “ kapal telah tersurat harus tenggelam “. Kerena itu orang yang cerdas harus menunjuki yang bodoh, karena kesalahan orang bodoh bukan hanya memudaratkan dirinya saja, malah orang lain dapat terikut mudarat. Pernah Rasulullah bersabda
“Sesungguhnya orang ahmak (bodoh) walaupun ‘abid, ia akan ditimpa musibah kebodohannya sendiri, lebih parah akibatnya dari kejahatan para penjahat” (Al-Hadist).
Sungguh amat disayangkan kalau masih ada ummat Islam yang beranggapan bahwa “pasrah tanpa ikhtiar” adalah suatu perbuatan suci yang di sunnahkan Nabi, padahal Allah berfirman:
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا(79)
Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (Q.S. 4/An-Nisak : 79).
Selanjutnya Allah berfirman:
مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْم ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ(1
“Perumpamaan barang yang mereka belanjakan dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa dingin, lalu menimpa tanaman orang yang menganiaya diri mereka, maka angin itupun merusaknya. Dan bukanlah Allah yang menganiaya mereka, tapi merekalah yang menganiaya dirinya sendiri” (Q.S. 3/Ali-Imran : 117).
Semakin tinggi tingkat kebodohan dan semakin gelap kesadaran seseorang maka semakin dalam ia terperosok kedalam sisi gelap dirinya maka semakin banyak kedukaan dan kemudaratan yang akan dialaminya. Bila semakin tinggi kesadaran dan kepintaran seseorang maka semakin masuk ia kedalam sisi terang dalam dirinya maka semakin banyak ia mengalami kebahagiaan dalam hidupnya..
e. Tentang Ketetapan sebagai ahli sorga atau neraka
Kita jangan sampai salah mengartikan sabda Rasul yang mengatakan: “Seseorang yang melakukan kebaikan yang kebaikannya itu seolah-olah membuatnya telah hampir ke sorga malah tinggal sejengkal lagi, akan tetapi karena ia telah didahului oleh suratan taqdir bahwa ia telah ditetapkan jadi penghuni neraka maka diakhir hayatnya ia melakukan amal-amal neraka maka iapun masuk neraka dan begitu pula sebaliknya orang yang beramal dengan amal neraka yang tinggal sejengkal lagi masuk neraka akan tetapi karena ia telah didahului suratan taqdir bahwa ia ditetapkan sebagai ahli sorga maka iapun beramal dengan amal sorga dan masuk sorga”.
Kalau kita memahamkan secara harfiah maka masuk neraka atau masuk sorganya seseorang tidak bergantung kepada Kesadaran beribadah atau berbuat baik akan tetapi memang sudah ditetapkan oleh Allah menurut mau-Nya Allah. Kita tidak dapat berupaya bagaimanapun gigihnya untuk meraih sorga kalau memang bukan ditaqdirkan sebagai penghuni sorga. Menurut penulis faham seperti ini “tergelincir “ karena Allah ada mengatakan:
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا(29)
“Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang mau beriman silahkan ia beriman, dan barangsiapa yang mau kekafiran silahkan Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. (Q.S.18/ Al-Kahfi : 29).
Dari ayat tersebut diatas Allah menjelaskan bahwa beriman atau kafir itu adalah pilihan hamba ( manusia ) itu sendiri. Jadi bagaimana kita memahamkan maksud hadits yang bertentangan dengan ayat Allah?. Apakah hadits itu yang diragukan?. Hadits itu tidak diragukan karena mungkin hadits tersebut dha’if, akan tetapi kita / ummat yang belum sampai pemahamannya lalu menganggap bahwa sorga/neraka itu memang sudah ditetapkan sejak semula untuk seseorang
Allah menciptakan makhluk yang disebut Al-Insan jauh berbeda dengan binatang. Binatang dijadikan Allah tunduk patuh pada hukum Qada/qadar yang menyentuh mereka sehingga binatang terbentuk menjadi makhluk baik dan buruk, kuat dan lemah yang mereka tidak diberikan kemampuan menguakkan taqdirnya. Karena itulah maka hewan tidak dibebani tanggung jawab, tidak dipilihkan sorga atau neraka. Mereka tidak dipahalai dengan perbuatan baiknya tidak berdosa kalau melakukan kejahatan, mereka tidak melanggar aturan karena mereka tidak diberikan aturan hidup berdasarkan hukum atau norma adat tradisi apalagi agama.
Lain halnya manusia, manusia diberikan kemampuan, kekuatan untuk menguak taqdir, memilih jalan hidupnya, karena kepada manusia itu ada petunjuk untuk memilih jalan baik, ada teguran dan peringatan terhadap kesalahan yang dilakukannya.
Dengan keadilan Allah, maka dalam setiap diri manusia itu ada qodrat untuk berbuat jahat dan berbuat baik. Bila manusia memilih kebaikan ia akan diberi ganjaran kebaikan dan bila ia memilih jalan sesat maka ia akan mendapat ganjaran buruk dari perbuatan jahatnya. Dengan adanya bibit baik dan jahat didalam jiwa manusia maka terjadilah dua persimpangan. Ada yang membelok kekanan menempuh jalan yang diridhai Allah, ada yang membelok ke kiri menempuh jalan sesat. Namun manusia itu sebagai makhluk jasmaniah yang dibentuk oleh norma-norma adat tradisi, agama, maka kelihatan ia berbuat baik dengan melakukan ajaran agama, tapi itu hanya terlihat dari pandangan lahiriah yang sebenarnya jiwanya tidak ikut beramal dan beribadah. Sholat dan Puasa hanya tradisi, ke Makkah hanya formalitas agar dianggap orang dia orang baik dan bertepatan uangnya memang banyak. Sholat, Puasa dan Hajjinya tidak merubah kepribadiannya. Diam diam ia tenggelam dalam kemaksiatan, berzina, korupsi, makan uang sogok, tapi tidak kentara dimata masyarakat. Dilihat dengan pandangan mata, beliau itu memang sudah dekat dengan pintu sorga kerena perbuatan sosialnya, budi bahasanya akan tetapi karena jiwanya yang kotor akhirnya matilah ia dalam keadaan bergelimang dosa dan masuk neraka, demikian pula sebaliknya.
Dari kajian meafisika dapat difahami bahwa energi ke-ilahi-an mengalir didalam diri manusia melalui dua saluran yaitu saluran kearah kodrat kejahatan dan arah kodrat kebaikan. Bila simanusia itu membuka pintu hatinya arah kodrat kejahatan maka terbentuklah kepribadian yang jahat. Walaupun pada lahirnya ia kelihatan berbuat baik, tapi karena kodrat kejahatan itu sudah menggerakkan jiwanya menjadi jahat maka akhirnya ia berbuat jahat. Akan tetapi manusia yang sadar akan dirinya dan membuka pintu hatinya kearah jalan kebaikan, walaupun ia terpengaruh lingkungan yang jahat dan terbawa arus kejahatan, namun karena kodrat baik yang bekerja dalam jiwanya menyebabkan ia terpanggil untuk berbuat baik dan mati dalam kebaikan, Insya Allah masuk sorga. Jadi mendapatkan sorga itu bukan hanya merupakan anugerah karena dipilihkan Allah tetapi merupakan usaha manusia itu sendiri dengan ibadahnya selama hidup pribdinya terbentuk menjadi pribadi yang Shabar, Ikhlas, Syukur, Taqwa dan Jihad dan berupaya menutup pintu sisi gelap didalam dirinya.
d. Shibghah
Bekal keempat adalah Shibghah( Warna kepribadian )
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ(138)
“Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami mengabdi “ ( QS. A-Baqarah :138 ).
Manusia sudah dicipta sebagai makhluk sempurna ahsanu’t Taqwim, lalu Allah memakaikan baju kepada jiwa manusia dengan sifat sifat kemuliaan yang akan menampilkan kepribadiannya sebagai manusia : Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah
يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ(1)قُمْ فَأَنْذِرْ(2)وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ(3)وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ(4)
“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah,berilah peringatan, Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah” ( Qs. 74 Al-Muddatstsir: 1,2,3,4)
Pakilah pakaian Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah dan bersihkanpakaian itu.
1. Siddiq = warna kepribadian yang menyenamgi kebenaran . Manusia yang beradab menginginkan hidup damai tak suka kalau dibohongi karena itu Allah membekali dengan sifat Sidik,menyukai kebenaran dan membenci kedustaan
Karena itu bersihkan dengan selalu mengoreksi diri :
Apakah saya dalam kehidupn ini selalu hidup dalam kebenaran
Apakah saya dalam beragama sudah benar menurut Sunnah?
Apakah saya dalam bergaul sudah benar menurut etika pergaulan yang Islami ?
Apaklah saya dalam berdagang sudah benar menurut aturan dagang yang Islami
Apakah saya dalam berumah tangga sudah benar menurut Sunnah, mencontoh kehidupan rumah tangga nabi?
Apakah saya dalam bertukang sudah benar menurut ilmu pertukangan ?
Dan seratus pertanyaan lain
2. Amanah = warna kepribadian : percaya diri, yang dapat dipercayai, dan saling mempercayai Manusia saling membutuhkan karena itu harus memiliki sifat dapat dipercayai
Mari kita koreksi :
Apakah saya memang dapat dipercaya ?
Apakah saya orang yang percaya diri ?
Apakh saya dalam berteman, berkeluarga saling percaya mempercayai?
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا(72)
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
3. Tabligh = Menyampaikan informasi
Karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikas satu dengan yang lainya maka manusi dibekali kemampuan berkomunikasi
Apakah informasi yang diterima atau yang disampaikan selalu akurat?
Apakah dalam mengevaluasi informasi Agama mana yang lebih banyak diterima informasi Allah via Al-Quran daripada informasi Ulama ?
e. Fathonah = pandai, terampil
Karena mansia hidup selalu mendapat tantangan, permasalahan maka Allah memberi bekal talenta yang berisi kepandaian dan keterampilan agar manusia dapat menyelesaikan masalahnya
Apakah daya keterampilan anda selalu bertumbuh dan meningkat setiap hari atau setiap bulan, setiap tahunnya ?Atau sepanjang hayat tetap bodoh, hidup dalam kebodohan dan suka dibodohi orang?
Mengoreksi diri ini disebut : Al-Intiqodu’Nafs
II. BEKAL YANG DIBAWA PULANG
Dunia ini sebenarnya “ perantauan” kita akan kembali ketempat asal dimana kita pada mulanya berupa Ruh yang berada di alam Ruh akan kembali ke alam ruh ditingkat tinggi yang disebut dengan istilah “Jannah” atau yang paling rendah yang disebut dengan “Naar”sebelum sampai ketempat yang dituju itu kita harus transit di Alam barzah ( bagian alam ruh berupa tempat penantian menunggu Qiymat ). Kerena itu kita harus persiapkan bekal dari sekarang di dunia ini. Kalau merantau dibumi pada masa lampau orang membawa persiapan perjalanan berupa pakaian dan makanan tapi sekarang keadaan sudah berubah orang cukup bawa ATM
Seumpama orang mau berangkat Haji tentu yang harus dipersiapkannya paling tidak : 1. Surat surat penting ( diantaranya :Paspor Haji, Buku Kesehatan, Tanda pengenal ) 2. Living Cost, ongkos hidup disana ) 3. Pakaian seperlunya. 4. Dan lain lainnya.
Untuk pulang kealam akhirat diperlukan persiapan : 1. Jiwa yang terpelihara dari segala macam godaan ( Taqwa ), 2. Jiwa yang tabah menghadapi tantangan hidup ( Shabar ). 3. Jiwa yang rela berbagi nikmat, kerena pandai berterima kasih ( syukur ) 4. Jiwa yang ikhlash, murni tidak tercemar dengan syirik, bersih dari segala penyakit hati.
عن عمر رضى الله عنه قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم ، اذ طلع علينا رجول شديد بياض الثياب،شديد سواد الشعر،لا يرى عليه اثر السفر ، ولا يعرفه منا احد حتى جلس الى النبى صلعم فأسند ركبتيه الى ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه وقال: يا محمد ! اخبرنى عن الاسلام فقال رسول الله صلعم : الاسلام ان تشهد ان لا اله الا الله وان محمدا رسولالله ، وتقيم الصلاة وتؤتى الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت ان استطعت اليه سبيلا ..................رواه مسلم )
Dari Umar beliau berkata :
Ketik kami duduk dekat Rasulullah saw pada suatu hari sekonyong-konyong nampklah kepada kami seorag laki laki memakai pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangt hitam tidak terliht bekas tanda ia dalam perjalanan dan tak seorangpun diantara kami yang mengenalnya, sehingga duduklah ia dihadapan Nabi maka disandarkannya lututnya pada lutut Nabi dan meletakkan tangannya pada paha Nabi kemudian berkata : “ Hai Muhmmad, beritakan kepdaku tentang Islam”. Maka bersabda Rasulullah saw: “ Islam itu; Engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang lain melainkan Allah dan Muhammad itu adalah Rasul Allah, engkau menegakkan sholat , mengeluarkan zakat, mempuasakan Ramadahan, engkau berziarah ke Baitullah jika engkau sanggup berjalan kesana………………”. ( dan seterusnya yang kemudian orang itu menanyakan lagi tentang Iman dan tentang hari qiymat yang teksnya tidak dituliskan) . Berdsar Hadits inilh para ulama menyimpulkan bahwa Rukun Islam itu lima macam :
1. Bersyahadat ( bukan membaca dua kalimah syahadat ).Bersyahadat artinya bersaksi, bersaksi harus menunjukkan data dan bukti. Bersyhadat kepada Allah berarti kita harus mencari bukti dan data tentang wujudnya Allah dan mengaku bahwa Nabi Muhammad itu memang seorang Rasul. Jadi merealisasikan Syahadat adalah dengan mengaji. Mengaji bermakna mencari dan menuntut ilmu, memerlukan pengorbanan berarti dengan mengaji kita akan terbentuk jadi orang yang shabar.
2. Menegakkan sholat.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ(45)
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( QS. 29/Al-Ankabut : 45)
Allah menjelakan bahwa sholat dapat mencegah kemungkaran. Kalau kemungkran hilang didalam dada tidak ada lagi kedengkian, kekejian, pemusuha. Dengan sholat kasih sayang akn terikat kedmain akn trwujud maka semua pribadi yang sholat menjadi orng Ikhlas
3. Menunaikan zakat.
Dengan adanya perintah zakat Muslim dilatih menjadi orang yang pandai bersyukur dengn berbagi nikmat dengan orang lain
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ(7)
Dan (ingatlah ), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
4. Puasa Ramadhon
Berpuasa bermakna menahan diri dari semua pengaruh hawa nafsu (hasrat ), makan, minum, seksual, kemarahan dalam waktu tertentu yaitu dari terbait matahari ( shubuh ) hingga tenggelam mathari ( ghurub )
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(183)
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” ( QS.2/Al-Baqarah : 183 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan berpuasa manusia dapat dibentuk jadi orang Taqwa
5. Berziarah ke Baitu’llah
Pernah Saidatina ‘Asisyah berkata kepada Nabi : Bukanklah Jihad itu merupakan puncak yang paling tingga dalam Islam , kenapa kami tidak diajak berjihad ? Sabda Nabi : “ Mari kita berjihad sekarang melaksanakan Hajji “.
Bekal 1: Shabar
Ada keterikatan antara Taqwa dan Shabar sehingga dalam tulisan ini Shabar dimasukkan juga sebagai “ bekal “ kerena shabar mendorong jiwa menjadi taqwa, dan salah satu syarat penilaian masuk Surga.
Firman Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(0)
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan jadilah kamu penyabar yang proaktif dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” ( QS 3/ Ali Imran : 200.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ(1)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar” ( QS.3/Ali-Imran : 142 )
Kalau kita renungi secara mendalam ada tiga unsur didalam sifat shabar itu
a. Al-Mawaddah (المودة ). Kerena cinta shabar bisa menumpuk seperti kesabaran Ibu hamil yang menunggu kelahiran bayinya yang terkadang bertarung nyawa tapi kerena cinta mereka bersabar dan tidak jera untuk beranak lagi.
b. Ar-Raja’ (الرجاء). Harapan juga dapat membangun keshabaran, seperti seorang anak yang mengharap mendapatkan buah masak dipohon ia tabah dan nekad memanjat pohon yang tinggi
c. Ar-Ruuh ( الروح ). Semangat merupakan perpadun cinta dan harapan. Shabar dapat mebangkitkan semangat, dorongan, kekuatan, keberanian seperti Mujahidin yang berperang melawan Kafir yang digambarkan Allah dalam ayat 65 Surat Al-Anfal .
Sehingga makna Shabar itu dapat disimpulkan :
Shabar dapat mengatasi strtes
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(1)
“Dan sungguh akan Kami bala-i kamu dengan bermacam hal : ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” ( QS. Al-Baqarah :155 .
Diayat tersebut ada tersembunyi pesan Allah kepada para Shobir (صـابر ) agar memberikan taushiyah kepada orang-orang yang terkena mushibah supaya tabah menghadapi permasalahannya dan menjaga diri tidak stres
Shabar dapat melipat gandakan kekuatan
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ(5)
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” ( QS.8/Al-Anfal : 65 )
Shabar dapat mencerdaskan pikiran
أَلَمْ تَرَ أَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِنِعْمَةِ اللَّهِ لِيُرِيَكُمْ مِنْ ءَايَاتِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ(1)
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa kapal yang berlayar di laut dengan ni’mat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sabar lagi banyak bersyukur” ( QS.31/Luqman :31 )
Pada ayat tersebut diatas Allah menyuruh memperhatikan kapal yang berlayar dilaut, begitu besar dengan muatan yang berat koq tidak tenggelam ? Peristiwa ini menarik perhatian untuk berpikir, mencari sebab kenapa dan mengapa dan bagaimana cara membut kapal. Kaum Muslimin yang pada mulanya hidup dipadang pasir dengan kesabaran bisa jadi pedagang sampai ke Indonesuia melaluii lautan dengan kapal berkat ketekunan dan kesabaran mereka.
Shabar neredam rasa dendam dan melapangkan dada
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَاعُوقِبْتُمْ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَخَيْرٌلِلصَّابِرِينَ (1)
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ(1)
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan” ( QS.16/AnNahl : 126 )
Perhatikanlah anjuran yang terkandung pada ayat diatas bahwa dalam ajaran Islam dibolehkan membalas perbuatan aniaya yang dilakukan orang tapi yang setimpal kalau mampu menahan diri meredam rasa dendam dan berlapang dada itulah yang lebih baik
Bekal 2: Ikhlash
Makna ikhlas dalam bahasa Indonesia “tulus hati”. Ikhlas ( اخلاص ) itu dari kata : ( خلص ) yang artinya : murni, jernih, bersih, tidak tercampur ( Qamus Al-Munawwir: halaman 388 ).
Orang yang ikhlas adalah “orang yang hatinya bersih, murni tidak bercampur dengan perasaan dan maksud lain untuk kepentingan pribadi”. Mereka akan ditempatkan didalam surga yang penuh nikmat, duduk bersantai diatas takhta berhadap hadapan, dimana pelayanpun menghidangkan minuman khamar-surga, dikelilingi bidadari yang cantik jkelita. ( QS. 37/ Ash-Shaffat : 40,s/d 48 ). Kerena itulah penulis memasukkan Ikhlas menjadi Bekal pulang menghadap Qadhi Robbu’Jalil.
Pesan Allah tentang Ikhlash:
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ(2)
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka mengabdilah kepada Allah dengan memurnikan hati yang ( tidak bercampur syirik ) kepada-Nya dalam beragama” ( QS.39/Az-Zumar : 2
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا(1)
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar” ( QS.4/ An-Nisa’ : 146 ).
قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ(2)
“Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Tegakkanlah mukamu di setiap Masjid dan serulah Allah ( berdo’a ) dengan mengikhlaskan hati kepada-Nya, akan Agama sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya)" ( QS.7/Al-A’raf : 29 )
Dari makna yang tersurat pada ayat ayat diatas dapat kita simpulkan makna yang tersirat bahwa ikhlas itu adalah “ perasaan yang benar benar bersih tidak bercampur kemauan, kebutuhan, keinginan, harapan sedikitpun, benar benar murni kerea Allah “. Ke-ikhlasan perlu dilatih dan diasah sepanjang sisa hidup di bumi agar ketika pulang ke akhirat ada bekal yang dibawa yaitu “ hati yang ikhlas
Bekal 3 : Taqwa
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ(1)
“………… Berbekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” ( QS.2/Al-Baqarah :197 )
Perkataan Taqwa sangat populer dalam kehidupan Muslim, kerena kata kata tersebut sering diucapkan dan sering didengar.
Begitu pentingnya bekal Taqwa untuk perjalanan pulang, sampai perkataan taqwa itu disebut dalam Al-Qur’an lebih kurang sebanyak 200 kali dengan berbagai bentuk kata : Taqwa 15 X, Al-Muttaqun 6 X, ittaqau 19 X, Ittaqo 7 X, tattaqu 11 X, tattaqun 19 X , Ittaqi 3X, ittaqu 69 X Al-Muttaqin 43 X, Taqwaha 1x, Taqwahum 1 x Tuqotihi 1X, Tuqotan 1 X, Atqokum 1 X., Quu 1 X, dan beberapa kata lain yang berakar dari waqa yang artinya : menjaga, melindungi
Waqo ( وقى ) dengan timbangan Ifta’ala ( افتعل ) jadi Iutaqo ( اوتقى ) = ittaqo (اتقى ) = yang bertqwa = yang mampu memelihara diri
Jadi Tqawa ialah : “Kemampun memelihara diri dari segala macam godaan dalam kehidupan sehinga jiwa selalu dalam keadan teguh, tenang dan kuat.”.
.1. Unsur Taqwa :
a. Memelihara Diri dan keluarga
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” ( QS.66/ Attahrim : 6 )
b. Mememelihara barkah Allah ( SDA ):
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(96)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) , maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” ( QS.7/ Al-A’raf : 96 )
c. Memelihara Agama Allah :
وَلَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ(2)
“Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah Ad Dien yang harus diwariskan ( washib ). Maka adakah selain Allah tempatmu bertakwa ?
Dari ayat ayat diatas dapat kita ambil makna yang tersirat bahwa taqwa itu seolah olah memiliki inti dan bungkus ( kulit ), seperti ATOM yang memiliki INTI dan KULIT. Yang menjadi inti Atom adalah Proton ( + ) dan Neutron (o ). dan kulitnya adalah elektron. Kalau dalam Jiwa kita Inti Taqwa itu adalah kemampuan : memelihara diri/ keluarga ( قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ) dan memelihara SDA. Adapun kulitnya adalah Taqwa yaitu memelihara agama Allah. ( وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا)
Kulit Taqwa
يَابَنِي ءَادَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ ءَايَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ(26)
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” ( QS.7/Al-A’raf : 26 )
Yang terbaik adalah pakaian Taqwa (وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ )
Kita umat Islam memilih pakaian taqwa, kerena kita memilih yang terbaik tapi melupakan Inti Taqwa yatu memelihara diri dan keluarga yang bermakna memelihra Sumber Daya Diri (SDM) dan memelihra Generasinya ( anak cucunya ) serta memelihra Sumber Daya Alam ( SDA ) yang berlimpah. Orang kafir telah mendapatkan rahasia ayat Allah tentang TAQWA ini, mereka mampu memelihara SDM-nya, keluarganya dan menguasai SDA maka sekarang mereka telah menikmati Sumber Daya Alam yang berlimpah ruah bukan hanya yang ada dinegerinya malah dinegeri Muslim, sementara negeri Islam dan orang orangnya semakin miskin, negeri Muslim yang kaya tapi pemerintahnya lemah terpaksa berhutang dengan Negara Kafir. Negara Muslim dan Rajanya kaya tapi SDMnya rendah seperti Arab Saudi harus bersyarikat dengan Amerika sang Kafir kalau tidak kekayaannya tidak keluar dari dalam bumi. Kalaupun ada ayat mengatakan :
............وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ........
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah akan dijadikan Allah untuknya jalan keluar / solusi. Dan memberinya rezki dari arah yang tak disangka sangkanya ……………( QS. 65/ Ath-Thalaq : 2,3 )
Nampak nampaknya lebih mampu negeri Kafir mencari solusi dalam mengatasi kesulitan hidupnya dibanding pemimpin Islam dinegeri Islam. Didunia ini ada dua negeri Muslim di Afrika yang namanya cukup keren : 1. Maali. 2, Zu-maliyah ( Somalia ). Mali artinya “ Yang Kaya “, Zu-Mali ( Somalia ) artinya “ Yang punya harta kekayaan”, ternyata negeri negeri itu sangat miskin
Pernah Thailan mengalami kerisis ekonomi tapi tak lama mereka mendapatkan solusinya, sementara Indonesia yang mayoritas Muslim, Krismon-nya berkepanjangan sampai sekarang, tapi ditengah tengah kemiskinan itu berdiri tegar orang-orang kaya koruptor yang menghisab kekayaan negara. Pemerintah belum menemukan solusi untuk meredakan prahara kemiskinan., itu merupakan pertanda bahwa didalam pemerintahan itu tidak ada duduk orang yang taqwa.
Bekal 4. : Bersyukur (Berbagi Nikmat )
Perkataan : شَكَرmengandung makna : berterima kasih, itu adalah arti yang sudah dikembangkan dibudayakan. Adapun arti dasar dari syukur adalah ambing susu yang berisi penuh, atau arti konotasi menjadi dermawan.
Ambing susu ibu kalau penuh ia harus segera menyusukan anaknya kalau tidak akan memudharatkan siibu. Maknanya setiap mendapat rizqi harus berbagi dengan orang lain tak baik dinikmati sendiri. Maka dalam Islam ada Zakat, Infak, Shodaqoh sebagai penyaluran nikmat Rizqi, kalau tidak kita akan menjadi “pendusta agama”
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6)وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
“Celakalah orang yang sholat yang mereka dari akibat sholatnya lalai, yang mereka hanya ria dan mereka menahan rezqi mengalir” ( QS. Al-Ma’un : 4 s/d 7 )
Menahan rizki mengalir maksudnya, kalau mendapat rizki jangan ditahan dikantong, terus masuk rekening tapi keluarkan infaq,zakat atau shadaqahnya, berbagi-rizkilah dengan orang lain.
Indonesia kalau mau menjadi Negeri yang diridhai Allah haruslah kekayaan alamnya yang berlimpah ruah itu dinikmati bersama rakyat. Hasil, tambang Migas, tambang Emas, perak, tembaga, besi, timah dan lain lainnya bukan hanya milik Pemerintah dan Pengusaha saja saja tapi ada 2,5 % dari semuanya milik rakyat miskin ( mustahaq zakat Rikaz ). Kalau aturan Allah ini diamalkan Indonesia akan makmur, tak ada lagi anak Indonesia yang terkena gizi-buruk, makmur seperti negeri Saba’, yang diceritakan Allah :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِــنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ(15)
“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".( QS. 34/Saba’ : 15 )
Kemakmuran Negeri Saba’ itu dikerenakan Pemimpinnya orang orang yang pandai bersyukur, peduli kepada rakyat, sementara di negeri kita jabatan merupakan kesempatan mengumpul kekayaan dan kenikmatan, maka rakyatnya miskin tapi wakilnya kaya raya. Mungkin pembaca bertanya dalam hati Negeri Saba’ itu kan bukan Negeri Islam mereka penyembah matahari kenapa dikatakan Allah negerinya adalah : “ Negeri makmur yang mendapat ampunan Alah ?. Ya benar Negeri Saba’ itu Negeri Kafir dimasa pemerintahan Ratu Balqis, tapi kemudian Ratu Balqis dipersunting oleh Nabi Sulaiman dan sejak itulah Saba’ menjadi makmur dan mendapat ampunan Allah.
Renungilah firman Allah ini :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ(1)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” ( QS.16/ An-Nahl : 112 ).
Dimasa ketika Nabi menerima wahyu Allah memperkenalkan Saba’ sebagai negeri makmur, dimasa Tabi’n Negeri yang kaya dan makmur itu adalah Nusantara Indonesia dengan hutannya yang lebat dengan barang tambangnya yang berlimpah tapi yang menikmatinya orang luar bukan anak bangsa, padahal kalau Pemerintah pandai bersyukur dengan cara berbagi nikmat dengan rakyat, peduli rakyat Alah berjanji akan menambah lagi nikmat itu.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ(7)
Dan (ingatlah ), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Ternyata informasi Allah telah terbukti dinegeri paling makmur ini banyak yang kufur nikmat, rakyatpun jadi miskin maka prahara krisis-moneter-pun melanda umat bukan hanya sekedar Krismon malah berlanjut lanjut lagi Krismor ( Krisis-Moral ), Kristal ( Krisis Mental ), Krisman ( Krisis Iman ), Krispol ( Krisis Politik ) , Krisdik ( Krisis Pendidikan ) malah sampai Krusukh ( Krisis Ukhuwah ).
Bewkal 5. Jihad
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ(1)
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga padahal belum lagi ditilik Allah orang yang berjihad diantara kamu dan diketahui benar siapa pula yang sabar” ( Q.S.3.Ali- Imran : 142 )
Mu’az bin Jabal menjelaskan bahwa suatu ketika Nabi bersabda kepadanya : “ Maukah engkau bila kuberitahu kepadamu Pokok amal dan tiang tiang serta puncaknya ? Kata Mu’az : “ Ya mau !” Lalu Nabi bersabda :
رأس الامر الاسلام وعموده الصلاة وذروة سنامه جهاد...... ( رواه الترمذى)
“Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah Sholat adapun puncaknya adalah Jihad “ ( Hadits Riwayat Tirmidzi )
Apakah pengertian jihad itu ? Dimasa Nabi Muhammad kata jihad selalu terkait kedalam pengertian “ perang ”, sebab ketika itu musuh musuh Islam selalu memerangi umat Islam maka umat Islam bangkit angkat senjata lalu terjadilah peperangan. Jihad itu bukan bermakna “ memerangi” atau dengan istilah zaman kini ‘ jadi teroris “ tidak ada anjuran Islam jadi teroris. Kata jihad itu berasal dari ( جهـد ) yang bermakna “sungguh-sungguh “ jadi : “ Jihad dijalan allah artinya bersungguh sungguh membela Agama Allah”, kalau diperangi harus bangkit melawan, kalau dirusak harus tampil memperbaiki kerusakan dan siperusak harus ditindak, kalau dinodai harus ada kesadaran untuk membersihkan noda dan sipembuat noda harus disadarkan kalau tak mau sadar harus ditindak. Kalau disimpulkan makna Jihad adalah : “ Kesungguhan membela Agama Allah
Kesimpulannya bahwa Sifat Sabar, Ikhlas, Taqwa, Pandai bersyukur dan semangat jihad membela agama Allah itulah bekal yang akan kita bawa pulang menghadap Alah.