Misteri Alam dan Manusia xxix
3. Siti Hawa turun ke bumi
Karena bunda Siti Hawa masih bentuk Makhluk Ruhani dia harus punya
fisik dan sebagaimana logisnya Sunnatu’llah Ruh Siti Hawa harus memasuki Ibu
hamil di bumi dari salah seorang perempuan evolusi terakhir. Bunda Siti Hawa
Lahir dibumi sebagai anak perempuan yang keadaannya sama dengan Maryam yaitu
perempuan Parthenogenesis (
Pembuahan sepihak )
Karena itulah Allah
mengatakan tentang Kejadian kelahiran Isa sama seperti Adam karena sama-sama mengandung Misteri.
انَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ
كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ>
“Sesungguhnya misal ‘Isa itu disisi Allah adalah seperti Adam. Allah
telah menjadikannya dari Turab (Zat yang sangat halus bagai debu) kemudian
berfirman Allah kepadanya: “Jadilah !”, Maka menjadilah Ia” (Q. S. 3. Ali Imran: 59).
Bagaimanakah cara kejadiannya ?
Cikal-Bakal-Manusia
Nafs-Wahidah melahirkan pasangan
hidupnya :
هُوَ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ
إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ
فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Terjemah Harfiah
هُوَ
الَّذِي = Dia-lah Allah yang
خَلَقَكُمْ = telah menjadikan kamu
مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ = ( berasal ) dari NAFS-WAHIDAH
وَجَعَلَ
مِنْهَا = dan telah
menjadikan dari-nya ( Nafs Wahidah ) itu,
زَوْجَهَا =
pasangan-nya ( apakah suami atau istri
?) . Kalau dalam Bahasa Arab kata Zaujun( زوج
) artinya suami dan zaujatun ( زوجة
) artinya istri, tapi itu setelah bahasa Arab dikembangkan, pada dasarnya arti
Zaujun itu “pasangan” bisa laki laki bisa juga perempaun. Kata zauja-ha pada
ayat diatas bermakna suaminya karena kata HA dari kalimat zauja- HA, dhomir Ha
itu kepada kata yang muannast yakni Nafs wahidah. Kalau pasangan yang dimaksud
Adam dan Hawa berarti Nafs Wahidah itu adalah Siti Hawa.
لِيَسْكُنَ
= supaya ia ( si- Zaujun / suami ) merasa
senang ( kata
kata يَسْكُنَ juga menunjukkan jenis
muzakkar ( laki laki)
إِلَيْهَا = kepada-nya ( Nafs Wahidah )
فَلَمَّا = maka tatkala
تَغَشَّاهَا = dicampuri-nya dia ( istrinya ) = Nafs
wahidah…
( Perkataan ( تَغَشَّى )=
taghosy-sya-ya = fi’il madhi mazid yang mendapat imbuhan “ TA” (ت)
setimbang dengan : ( تفعل ) yang mengandung makna
:( للتعدى ) = dilakukan berulang-ulang dan didalam kata
itu ada tersimpan dhomir هو ( Huwa ) = dia laki-laki.
Jadi terjemahannya
: setelah dia (si Zaujun/suami )
mencampuri istrinya ( Nafs Wahidah ) berulang ulang maka….hamillah . Yang hamil
adalah Nafs Wahidah ). Jadi siapa Nafs- Wahidah itu ? Dia “Seorang Pererempuan”
berarti dia adalah Bunda “Siti-Hawa”. Siti Hawa yang memperanakkan Adam
dan jadi suaminya sendiri.
وَجَعَلَ
مِنْهَا زَوْجَهَا =
menjadikan daripadanya suaminya. Kalau pada ayat ini:
يَاآدَمُ
اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
arti zaujun = istri, tapi pada ayat diatas tadi arti zaujun
= suami karena yang mencampuri Naf Wahidah adalah laki laki
Terjemahan Maknawiyah
“Dialah Yang menciptakan kamu dari NAFS-WAHIDAH ( diri yang satu )
dan daripada-nya( Nafs-Wahidah )itu Dia menciptakan ZAUJA-HA ( pasangannya ),
agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah berulang ulang dicampurinya, ( Si Nafs-Wahidah) lalu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur". (Q.S.7/ Al-A’raf :189).
Menurut Teks ayat diatas bahwa
Nafs-Wahidah itu adalah seorang Perempuan yang ia telah melahirkan Pasangannya
( Zauja-ha / suaminya ) yaitu ADAM. Itu artinya bahwa Nafs Wahidah itu adalah
BUNDA SITI HAWA, Cikal bakal Manusia Sempurna yang telah melahirkan SEORANG
MANUSIA SUPER yang bergelar “ADAM”. Memang begitulah Sunnatu’llah bahwa Perempuanlah yang mampu melahirkan walaupun perempuan tak punya
suami namun bisa melahirkan anak ( pembuahan sepihak ) laki-laki tak pernah dijadikan
seperti itu ( Allah tidak membuat Hukum bahwa laki-laki bisa melahirkan anak.
Dalam penelitian dan pengkajian Biologi menemukan fakta bahwa kasus perempuan
bisa melahirkan tanpa dibuahi oleh sperma laki-laki adalah suatu hal yang
normal, logis terjadi; sehingga ahli Medis menerbitkan buku :
Anomalies and Curiocities
of Medicine ( Berbagai Penyimpangan dan Keajaiban
Tentang Ilmu Kedokteran, yang sengaja memuat judul : “VIRGIN BIRTH”, DIMANA BAYI BISA LAHIR DARI SEORANG
PERAWAN TANPA PERSENGGAMAAN TANPA DIBUAHI DENGAN SPERMA JANTAN, Peristiwa itu dikenal dalam Biologi dengan
istilah Parthenogenesis ( Pembuahan
sepihak )
Karena itulah Allah
mengatakan tentang Kejadian kelahiran Isa sama seperti Adam sebagaimana bunyi ayat yang telah dikutip
diatas
انَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ
كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ>
“Sesungguhnya misal ‘Isa itu disisi Allah adalah seperti Adam. Allah
telah menjadikannya dari Turab (Zat yang sangat halus bagai debu) kemudian
berfirman Allah kepadanya: “Jadilah !”, Maka menjadilah Ia” (Q. S. 3. Ali Imran: 59)
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا
فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan Maryam yang telah memelihara
kehormatannya, lalu Kami tiupkan kedalam rahimnya Ruh-Kami, dan kami jadikan
dia dan anaknya itu sebagai ayat (Tanda kebesaran Allah) untuk seluruh Alam.”
(Q. S. 21 Al-Anbiyaa’: 91)
Begitulah keadaannya Siti Hawa, Allah meniupkan Ruh Adam kedalam
kendungannya dan lahirlah pasangan Siti Hawa dari dirinya sendiri yaitu: Adam ,
yang sewaktu dialam Ruh, Adam adalah suami/pasangan Siti Hawa, dibumi Adam
merupakan putra Siti Hawa. Ketika Bunda Siti Hawa mengandung berat ia
meninggalkan keluarga dan kampungnya karena malu mengandung sementara ia belum
bersuami mengembara menyelusuri hutan dan gurun hingga sampai dilembah
Mesopotamia, untuk kelak ia melahirkan generasi manusia sebagai rumpun Ras baru
yaitu Ras Babil yang mendiami daerah Timur-Tengah yang dari Gen
putranya/suaminya akan melahirkan Nabi nabi dibelakang hari ( karena itulah
maka Nabi tak pernah ada dilahirkan dari kalangan Ras Kaukasoid, Negroid dan
Mongolid semua Nabi dari Ras Babil
penghuni daerah Timur Tengah. Begitu pula keadaan Maryam seperti
nasibnya Bunda Siti Hawa mengandung tanpa ada suami dan beliau mengasingkan
diri seperti yang dijelaskan ayat berikut ini:
“Dan ingatlah bahwa didalam kitab ada kisah Maryam, ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya kesuatu tempat disebelah Timur, maka ia
mengadakan dinding (Menutup diri) dari orang ramai. Lalu kami mengutus Ruh-Kami
kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya dalam bentuk manusia benar-benar (bukan makhluk lain yang menyerupai).
Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan yang Maha
Pengasih dari godaanmu, jika engkau adalah orang suci. Ia (Makhluk Ruhani)
berkata: Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyediakanmu
(li-ahaba) seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: Bagaimana mungkin
aku memiliki seorang anak laki-laki, padahal aku tidak pernah disentuh
laki-laki, dan aku bukan orang nakal. (Makhluk Ruhani) berkata: Demikianlah
Tuhanmu telah berfirman “Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan Kami menjadikannya
sebagai ayat kepada manusia dan Rahmat dari Kami, dan adalah itu perkara yang
sudah diputuskan. Maka Maryam pun menghamilkannya, lalu ia menyisihkan diri
dengan kandungannya itu ketempat yang jauh.” (Q. S. 19. Maryam: 16-22)
Penampakan pria ganteng didepan
Maryam merupakan sebab terjadinya peristiwa Parthenogenesis sehingga
terjadi pembuahan sepihak, begitu pula yang
terjadi pada diri “ BUNDA SITI HAWA”, penampakan Diri-Adam
menjadikan peristiwa Pembuahan sepihak ( Parthenogenesisi ) pada diri BUNDA
SITI HAWA dan memang Adam merupakan pasangan Siti Hawa ketika di alam Ruh.
Memang janggal ketika dialam Ruh Adam adalah suami Siti Hawa dibumi Adam
merupakan anak Siti Hawa. Kejanggalan
ini hanya karena kita menggunakan hukum Sunnatu’llah dizaman kita, kita tidak
menghiraukan Sunnatu’l awalin, dimana manusia baru saja keluar dari hukum sunnah
Hewan yang masih berlaku hubungan sex yang belum ada batasannya. Dimasa kita
sekarang haram hukumnya mengawini dua bersaudara adik/kakak tapi dimasa Israil (Nabi Ya’kub ) beliau mengawini Eliya
(Leiya ) dan Ruhila ( Rachel ) adik beradik putri Laban, ya dimasa Ya’kub mengawini
sekaligus dua bersaudara belum diharamkan, malah dizaman anak anak Adam kawin
dengan saudara kandung belum diharamkan.
“Ingatlah ketika berkata Malaikat kepada Maryam: Hai Maryam,
sesungguhnya Allah menggembirakanmu dengan ‘Kalimat dari-Nya’ (Suatu Mukjizat
dapat melahirkan tanpa ada perkawinan), namanya: “Al-Masih ‘Isa ibnu Maryam”
seorang yang terkemuka di dunia dan akhirat, dan salah seorang yang termasuk
muqarrabin (yang dekat dengan Allah).” (Q. S. 3. Ali-Imran: 45)
Demikian
yang diberitakan Allah tentang kejadian ‘Isa menurut Al-Qur’an, yang dijadikan
perbandingan kelahiran Adam sebagai Bapak Manusia modern.
Kalau
begitu apa artinya Adam dicipta dari
bermacam jenis tanah ( Hamaa’,
Turab, Thin, Shalshal ?)
Kalau
Adam dikatakan dicipta dari
Al-Hamaa’ ( lumpur-hitam ), bukankah
manusia anak cucu Adam juga dikatakan dari Al-Hamaa’ .
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ.
“Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” ( QS.15/Al-Hijir :
26 ).
Kalau Adam dikatakan dijadikan dari Turab, bukankah kita anak cucu
Adam juga dikatakan berasal dari Turab ?. ( perhatikan Data: 22: 5; 30: 20; 35:
11; 40: 67)
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي
رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ
ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ
لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
........................
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari debu-tanah ( turob ) kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan………………………” (
QS.22/Al-Haj: 5 )
Allah
menciptakan Adam dari Thin, bukankah kita umat manusia keturunan Adam juga dari
Thin? ( lihatlah Data 6: 2 ; 38: 71; 37: 11)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ
قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ>
“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah thin ( Tanah liat yang
lengket ), sesudah itu ditentukannya ajal, dan ada lagi suatu ajal yang
ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya, kemudian kamu masih
ragu-ragu (tentang berbangkit itu)” ( QS.6/ Al-An’am : 2 ).
Ternyata kita tidak terbuat dari lumpur hitam, tidak berasal dari debu
tanah, tidak juga dari tanah liat dan
tembikar, kalau begitu ada makna lain dari kata Hama’, turab, thin dan shalshal itu.
Jadi apa makna tersirat “manusia dijadikan dari Hamaa’,Turab, Thin, dan
Shal-shal” ?
Ada lagi pernyataan Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Manusia berasal dari
Air. (QS.: 86: 5 , 6)
Apakah tidak mungkin bahwa macam-macam kejadian
ini hanyalah berupa proses “Kimia-kehidupan”
?
Marilah kita menggunakan disiplin ilmu lain misalnya Biologi, yang
bisa kita jadikan alat pembuka tabir kemusykilan ini, apa hasil yang kita
temukan?
Manusia dikatakan
dijadikan dari Al-Hama’u ( lumpur hitam),
itu hanyalah kata simplifikasi untuk
menyatakan bahwa Al-Hamaa’ itu berupa Protein
yaitu paduan zat-zat yaitu Zat-Arang (Carbon), Zat Lemas (Nitrogen), Zat
Pembakar (Oksigen), Zat-Air (Hidrogen), Zat Belerang (Sulphur), Phosfor. (
Q. S. 15. Al-Hijr: 28)
Allah mengatakan manusia
itu berasal dari Turab yang artinya Zat-halus seperti debu, yang umumnya
diartikan orang Tanah-debu. Zat halus seperti debu itu tidak lain adalah
bagian yang sangat halus dari tubuh manusia yaitu SEL. Semua makhluk hidup
bermula dari sel baik tumbuh tumbuhan ataupun Hewan hewan dan gen-lah yang
menentukan fungsi dari sel, maka sel ranbut tak mungkin berubah fungsinya
menjadi sel jantung. Kita sekarang sudah mengenal sel itu berkat kecerdasan
manusia yang sudah mengadakan penelitian sehingga para ilmuan dapat menyingkap
berbagai misteri kehidupan. Di Zaman Nabi Muhammad belum ada sebuah kata untuk
menyatakan zat yang halus yang bersifat materi, seperti yang penulis telah katakan
pada kata pengantar bahwa Allah memilihkan kata dalam bentuk simplifikasi untuk
memudahkan pengertian dengan kata-kata Al-Hamaa’, Turob, Thin, Shal-shal .
Thin adalah tanah liat yang mengandung daya rekat
seperti semen, hakikatnya adalah yang merekat seperti semen itu dalam
Biologi dikenal dengan nama Khromosom yang berisi plasma pembawa sifat.
Setiap terjadi pembelahan sel, maka kromosom didalam sel inilah yang lebih
dahulu membelah diri. Setiap sel didalam tubuh mempunyai Empat puluh enam Kromosom
yang diatur menjadi Dua puluh tiga pasang. Dengan demikian setiap sel
dalam tubuh mengandung Dua puluh tiga Kromosom meneruskan keturunan dari
pihak bapak dan Dua puluh tiga Kromosom untuk meneruskan keturunan dari
pihak ibu. Kromosom-kromosom itu berpasangan seperti ada perekatnya yang
Al-Qur’an menyebutnya dengan kata: Thin.
Kemudian Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia berasal
dari Shal-shal (Tanah liat yang dijadikan bahan untuk membuat kendi). Shal-shal ka’l fakh-khar .
خَلَقَ الْإِنْسَانَ
مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ()
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering(
tanah liat ) seperti tembikar,( QS.55 /Ar-Rahman: 14)
Perkataan tanah liat yang
seperti bahan untuk membuat gerabah, kendi tempat air hanyalah suatu kiasan
untuk menerangkan bahwa Shal-shal adalah zat yang berfungsi sebagai alat
penyimpan. Itulah yang dimaksud dengan Gen yang berisi Deozyribonuclei-acid
(DNA) bahan gizi yang ajaib yang mengatur fungsi sel dan jaringan organ
tertentu agar disesuaikan dengan sifat keturunannya.
Tentang adanya sifat
keturunan dalam Kromosom ( Thin ) ini dijelaskan secara gamblang dalam Surat Al- Mukminun ayat 12 dan
13 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ>ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ>
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan
manusia itu dari sulalati’m-min thin. Kemudian Kami jadikan ia menjadi air mani
yang tersimpan pada tempat yang kuat. “ ( QS. 23/ Al- Mukmin: 12,13 )
Perkataan Sulalah ( سُلَالَةٍ ) bermakna
keturunan ( اصل النصب ), Qamus Al-Munawwir halaman : 699. Jadi asal usul manusia itu dari zat DNA
yang mengandung sifat keturunn yang ada dalam Thin ( kromosom ) lalu menjadi
air mani yang tersimpan pada tempat yng kokoh. Kerena pengetahuan tentang Gen
dan DNA belum sampai ketika Al-Quran ditafsirkan maka didalam Tafsir kata kata
: Sulalati’m min thin diartikan dengan Sari-pati tanah
Kode genetik manusia yang
tersusun lebih dari tiga miliard huruf huruf kimia tersimpan dalam Gen berupa
untaian untaian yang berukuran mikroskopik yang beratnya hanya “satu per dua
ratus miliar gram” yang lebarnya “ satu per limaratus ribu millimeter”.
Jadi perkataan Al-Hamaa’
yang diartikan Lumpur, Turab yang biasa diartikan Tanah-debu,
Thin diartikan dengan Tanah-lengket seperti semen, Shal-shal
yang diartikan dengan Tanah-liat bahan untuk membuat kendi adalah kata-kata simplifikasi yaitu
kata kata yang disimpelkan, dimudahkan untuk memperkenalkan sesuatu yang belum
pernah dikenal., diperlukan waktu panjang untuk memahaminya sampai disuatu ketika manusia mendapatkan ilmu
pengetahuan dari hasil penelitiannya.
Sekarang jelaslah
kepada kita bahwa Zat-Tanah dengan
Zat-Air telah bertemu untuk membentuk Zat-DNA. Lalu zat ini
berkembang biak secara otomotis menciptakan duplikat dirinya Lalu partikel zat
ini bertemu sesamanya untuk membentuk Protein yang dikiaskan dengan Al-Hama’ (
Lumpur hitam ) adalah kata yang dipilihkan untuk menggambarkan adanya protein
itu berupa larutan yang dapat dilihat dibawah mikroskop. Lalu Al-Hama’ itu diberi bentuk (QS 15: 28) berupa pasangan-pasangan Khromosom yang dikiaskan dengan perkataan Thin
(Tanah yang mengandung perekat / semen). Maka terwujudlah suatu bentuk
halus hanya seperti partikel debu (Turab), tapi bukan debu tanah yang tak
berarti, tetapi adalah “ Sel-Hidup” yang
sangat halus. Yang kedua, dalam Al-Qur’an yang ayatnya sudah
dikutip diatas dijelaskan bahwa Adam dengan isterinya telah melahirkan anak
anaknya melalui kandungan isterinya ( Bunda Siti Hawa ) sehingga melahirkan
manusia yang banyak merupakan Ras baru penghuni daerah Timur Tengah