1. AWAL KEHIDUPAN
Apakah hidup dan dari manakah hidup itu datang?
Pertanyaan ini merupakan masalah dari abad keabad yang sampai sekarang para
Pakar Biologi belum menemukan jawaban yang pasti dari mana datangnya hidup,
bagaimana hidup itu dapat menyentuh bumi, mewujudkan makhluk lalu kehidupanpun
ada dan berevolusi menuju kemajuan setingkat demi setingkat. Kerena mereka
mencari jawab pada pikirannya sendiri dengan melalui percobaan-percobaan dan
eksperimen.maka jawabannya tak kunjung sempurna. Memang kalau kita renungkan
secara mendalam tentang asal-mula kehidupanyang mula-mula sekali dibumi, masih
dapat dipecahkan melalui penelitian namun hidup yang sempurna seperti
keberadaan Manusia harus ada petunjuk dari Allah yaitu berdasar ayat-ayat-Nya.
Sudahpun ada ayat tapi seseorang yang membaca ayat itu belum tentu penalarannya
tentang ayat itu sudah benar dengan hanya memiliki dasar pengetahuan bahasa
Arab saja, tapi harus didukung Sain yang sesuai dengan ilmu yang
dipermasalahkan.
Harold Urey (1893) seorang ahli Kimia dari Amerika Serikat
menampilkan teorinya yang dikenal dengan “Teori Urey”. Ia berpendapat
bahwa Atmosfir bumi pada suatu ketika kaya dengan molekul Metana (CH4),
Amonia (NH3), Hidrogen (H2), dan Air (H2O). Zat-zat
ini merupakan unsur yang penting yang terdapat dalam tubuh mahluk hidup.
Menurutnya bahwa pada suatu ketika adanya energi yang barasal dari listrik
halilintar dan radiasi sinar-kosmis maka
unsur-unsur tadi bereaksi membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk adalah
makhluk sejenis “Virus” dan melalui masa jutaan tahun berkembang menjadi
berbagai jenis organisma lainnya.
Stainley Miller telah menguji teori ini dengan
mengalirkan listrik bertegangan tinggi pada larutan metana, amonia dan uap air.
Maka setelah seminggu ia menampung cairan tersebut dan setelah dianalisa
ternyata zat itu terdiri dari asam-amino, adalah substansi dasar dari
kehidupan. Tapi hidup belum ada disitu. Listrik memang energi tapi belum sanggup
membuat kehidupan, karena hidup tidak bisa ada sekedar disentuh energi tapi
harus ada sentuhan Roh pada suatu media. Allah
berfirman :
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga percaya?(Q.S. 21.
Al-Anbiya’: 30)
Dari penjelasan ayat ini dapatlah dipahami bahwa kehidupan ada
dibumi disebabkan adanya media air dan makhluk hidup yang
pertama adalah “ berupa cairan” Pertanyaan yang membingungkan para pakar
Biologi sudah dijawab Al- Quran, para pakar hanya meneliti agar ada bukti yang
dapat dipertahankan. Dari hasil penelitian bahwa Makhluk yang paling halus
adalah “Kuman”, tapi masih ada yang paling halus lagi yaitu “Virus”.
Ketika virus ini diteliti, apa yang terlihat dibawah mikroskop? Bukan kuman
dengan bentuk yang menyeramkan, melainkan yang tampak hanyalah “Larutan”
seperti larutan garam atau gula. Ia tidak lain seperti zat protein yang tidak
terlihat adanya tanda kehidupan padahal ia adalah makhluk hidup.
Berarti jenis virus hanya bertubuh zat cair yang berisi atom protein
dengan rumus DNA-nya, zat yang selalu ada pada benih sel hidup yang berfungsi
mencetak bentuk dan karakteristik keturunannya. Kiranya Ruh-Nabati ( daya
bertumbuh ) telah menyentuh zat ini dan hiduplah makhluk yang paling rendah
tingkatannya yaitu makhluk sejenis virus .
Bentuk makhluk hidup kedua adalah “Bakteri”.
Bakteri adalah makhluk hidup bersel satu yang dapat digolongkan kepada tumbuhan,
juga dapat digolongkan kepada hewan, sebab ia membiak bukan hanya secara
vegetatif tapi juga ada yang dengan pembiakan. Bakteri terdapat dimana-mana,
didarat, di air tawar, di laut dan juga ada diudara. Bakteri yang mula-mula
sekali adalah bakteri “Ototrof”, yaitu bakteri yang tidak memerlukan
makhluk lain tempatnya bergantung. Jenis lain
adalah “Jamur”,. yang tertua adalah jamur bersel satu, termasuk
jenis tumbuhan ia hidup dan terus berkembang. Tumbuhan yang paling primitip
adalah lumut yang mulai menampakkan diri meramaikan kehidupan begitu pula
binatang-binatang air, berupa binatang karang, tiram, udang karang dan cacing.
Jenis tumbuhan semakin berkembang dalam bentuk tumbuhan darat tertua yang mulai
hidup diatas tanah. Didalam air muncul ikan bertulang rawan, kemudian yang
bertulang belakang. Diatas darat mewujud pula binatang menjalar, binatang
bertempat dua. Ruh kehidupan terus menerus meniupkan nafas kehidupan. Di air
muncul ikan yang berkelopak, hiu dan pari. Didaratan muncul jutaan serangga,
binatang menyusui pertama, binatang menjalar yang besar-besar, dan tumbuhan,
sudah ada jenis pakis kawat dan ekor kuda. Nafas kehidupan semakin kencang, pohon-pohon pakis
raksasa memenuhi bumi. Jenis amphibi raksasa berkembang biak. Binatang
menyusui, burung-burung yang bergigi meramaikan kehidupan dibumi. Walaupun bumi
waktu itu belum stabil namun suara burung burung liar membuat dunia menjadi ramai.
Dunia semakin bergelora karena umur kehidupan semakin panjang. Lautan sudah
berisi berbagai jenis ikan, daratan ditumbuhi hutan dengan binatang aneka
ragam, dan segala macam jenis ikan di air yang ikut meramaikan kehidupan. Didasar
bumi melata jenis makhluk kecil ( serangga ) semakin banyak jenisnya. Yang
paling cepat membiak adalah jenis serangga ini. Menurut pakar Biologi De
Reamur seekor ratu lebah dapat bertelur sebanyak 200.000 butir dan
selama hidupnya dapat menghasilkan 1.500.000 telur . Pakar Biologi Emerson mengatakan
bahwa ratu rayap sekali bertelur sebanyak 7000 butir. Ahli Biologi Kerrick mengatakan bahwa seekor kutu daun-kol dapat menurunkan Generasinya sebanyak
1.500.000.000. ekor. Di Maroko ditemukan orang 6.000 kantong telur dalam tanah berukuran 90 cm3 yang setiap kantong berisi lebih kurang 30 butir
telur. Begitu cepatnya serangga berkembang tapi begitu pula cepatnya punah
kerena dimangsa binatang pemangsa semut.
Ketika periode Pleistocen kira kira 2.000.000
tahun yang lalu jenis binatang buas sudah tak terhitung banyaknya, dan diatas
dahan bergayutan makhluk yang lain dari yang lain yaitu monyet dari jenis
promisili (setengah beruk) hingga Pithec Anthropus ( yaitu monyet yang mirip
manusia ) sudah ada menempati gua gua.. Para Arkeolog meneliti jejak dan
barang-barang peninggalan manusia purba
mengatakan bahwa manusia datang secara evolusi dari makhluk primat yang
satu nenek moyang dengan monyet / beruk. Pendapat ini digaungkan oleh Charles
Darwin Dari pihak Ulama dan Pendeta mengatakan
bahwa berdasarkan fakta dari Kitab suci ( baik Islam, Yahudi atau Nashrani )
mengatakan manusia sengaja diturunkan ke
bumi oleh yang Maha Kuasa secara utuh, tidak melalui proses evolusi, yang
manusia pertama ini terbuat dari tanah.
Konon Allah memerintahkan Malaikat mengambil tanah dari tiap tiap penjuru bumi
dan dari tanah itulah dibentuk satu batang tubuh makhluk “manusia “ bernama Adam lalu dari tulang
rusuk Adam itu dijadikan Allah pasangan hidupnya ( Hawa ) dari keduanyalah berkembang biak manusia yang
memenuhi bumi ini.Yang manakah pendapat ini yang lebih dekat kepada kebenaran,
betulkah Kitab suci mengkhabarkan demikian atau itu hanya pendapat Ulama-Tafsir
atau para Pendeta yang mengatas namakan firman Allah ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar