Senin, 24 September 2012

Misteri Alam dan Manusia XXIII



KEDATANGAN MANUSIA DI BUMI

Pendahuluan

Sejarah peradaban Manusia dibumi masih amat pendek dibandingkan dengan umur bumi yang sudah mencapai lebih 3,5 miliar tahun. Bumi mulai mendingin kira kira 2.000.000.000 ( dua miliar tahun ) yang lalu yang waktu itu belum ada kehidupan,   Bekas kehidupan mulai nampak dibumi lebih kurang 1.000.000.000 tahun yang lalu berupa tumbuhan yang paling tua sejenis  lumut kapur  dan binatang yang bersel satu, Hewan air baru ada disekitar 440.000.000 tahun lalu.  350.000.000 tahun lalu, binatang menjalar baru ada dibumi dan 225.000.000 tahun lalu  baru ada jenis mamalia. Mamalia sebagai suku Primat baru muncul dibumi disekitar 70.000.000 tahun lalu. Keluarga Pongid  disekitar 25 juta tahun lalu dan Monyet yang mirip manusia baru ada disekitar 10 juta tahun lalu. Bekas Homo Erectus  kelihatan sudah ada sekitar 1,600.000 tahun lalu, kemudian tiba tiba muncul dibumi Jenis Manusia Modern ( Homo Sapien sekitar 40.000 - 100.000 tahun lalu, yang lebih 30.000 tahun yang lalu telah menyebar diseluruh pemukaan bumi  Jenis ini malah terdiri dari empat macam Ras yang bertebar di Eropa, di  Asia  Timur dan Tengah, di bagian Timur jauh di Afrika dan Australia. Dari manakah asal usul mereka ?. Apakah mereka dilahirkan dari rahim Homo Erectus yang merupakan perpanjangan  “ manusia-monyet” ( Pithec Anthropus) , atau dilahirkan oleh sepasang nenek-moyang yang merupakan asal manusia modern ? Para pakar Arkeologi, Biologi dan Antropologi mengatakan bahwa manusia modern itu berasal dari Homo-Erectus yang melahirkan Homo Sapien  ( Manusia modern ). Banyak cendikiawan Muslim yang menerima teori ini berpendapat bahwa Nabi Adam lahir dari tengah tengah Homo Erektus, dan beliaulah yang menurunkan Homo Sapien ( manusia modern ),  ada yang berpendapat Adam dilahirkan dari keluarga Homo Sapien, yang lain mengatakan diciptakan di Jannah-bumi sebagaimana yang telah diuraikan dalam kata Pengantar. Banyak diantara  Ulama maupun Pendeta  mengatakan bahwa pendapat tadi adalah pendapat yang mengadopsi pemikiran Darwin padahal semua Kitab suci mengatakan bahwa asal-usul manusia dari Adam dan Hawa yang mereka pada mulanya diciptakan di Surga kemudian kerena kesalahan memakan buah pohon khuldi diturunkan ke bumi lalu berkembang biak di bumi. Bagaimana mungkin  Adam dan Hawa yang berada di Surga kemudian keluar dari Surga lalu diturunkan ke Bumi padahal surga itu adanya di Hari Akhirat, sementara adanya akhirat setelah kiamat  ? Bagaimana mungkin Adam yang menurunkan anak anak-nya dari  kandungan seorang ibu tapi anaknya  ada yang berkulit putih hidungnya mancung rambutnya ikal ada yang hitam-legam dengan bibir tebal, rambut keriting , ada yang bermata sipit rambut lurus kulitnya kuning, ada yang berhidung agak pesek  kulit kecoklatan rambut campuran ( ada  keriting ada yang lurus ) lalu mereka yang berbeda warna kulit pergi jauh meninggalkan keluarga sampai ke Australia, Afrika dan Asia Timur jauh  Kalau misalnya keluarga Adam berada disekitar Timur Tengah dengan cara apa anak anak mereka sampai ke Asia Timur Jauh sampai ke Afrika atau ke Australia sedangkan alat tranfortasi waktu itu belum ada ( mereka berjalan kaki sejauh itu ? ). Nabi- nabi  pada umumnya dari daerah Timur Tengah tak pernah ada Nabi dari Eropa dari Asia dan dari Afrika. Apakah anak Adam yang hitam legam dan yang berkulit kuning itu terusir dari kelompok keluarga lalu lari ke Afrika dan tak seorangpun Nabi dari Bangsa Negro ), ada yang lari Asia atau Australia. Kenapa ketika melarikan diri itu mereka tidak sama sama memilih satu tempat malah berpisah jauh ada yang ke Afrika ada ke Asia yang lainnya ke Australia. Kenapa akar bahasanya jadi lain ? Apakah tidak lebih mendekati kebenaran kalau Ras-Negroid itu memang lahir di Afrika, Ras Mongolid lahir di Asia, Ras  Kaukasoid lahir di Eropa dan Ras Asustraloid lahir di Australia dan pulau pulau sekitarnya ? Bagaimana caranya dengan kajian ilmiah Adam dan Hawa dari  Surga bisa jatuh ke bumi, apakah surga sudah dibuka sebelum hari kiamat. Kenapa sipenjahat Iblis bisa berada dalam Surga sehingga berkesempatan menggoda Adam dan Hawa?. Banyak pertanyaan yang meragukan, bukan meragukan keberadaan Adam sebagai Nabi pertama atau Bapak manusia tapi meragukan teori-teori yang disampaikan untuk diyakini. Sebenarnya yang diimani itu keberadaan Adam sebagai Nabi pertama dan nenek moyang manusia, bukan yang diimani itu bagaimana datangnya Adam di bumi, jadi boleh boleh saja orang berpendapat dengan pandangan berbeda. Yang mengatakan  turun dari surga itu hanya merupakan pemahaman dari hasil penalarannya terhadap ayat Al-Quran, yang mengatakan berevolusi dari Homo Erectus juga pendapat berdasarkan hasil penelitian para Anthropolog; memang tidak ada salahnya  kalau berbeda pendapat, asal jangan saling menuduh :   “ faham sesat “. Nabi-pun pernah mengatakan :  “ kalau suatu pendapat itu benar akan mendapat  dua-pahala, kalau pendapat itu  salah mendapat  satu-pahala”. Maksud Nabi ini adalah pendapat tentang memahami sabda beliau ( misalnya : Waktu penaklukan Bani Quraiza Nabi mengatakan : “ Barangsiapa yang tetap setia, sholat Ashar supaya dilakukan diperkampungan Bani Quraiza “. Maka diberangkatkanlah Ali Bin Abi Thalib membawa bendera- jihad ketempat itu. Walaupun prajurit Islam masih lelah menghadapi peperangan dengan orang-orang Quraisy dan Ghatafan namun mereka bergegas juga menyusul Ali Bin Abi Thalib. Ditengah jalan ada diantara perajurit yang mengatakan: “ Kita sholat Ashar dulu kerena waktu Ashar sudah masuk”, yang lain mengatakan : “ Sholat Asharnya harus di perkampungan Bani Quraiza, kerena pesan Nabi begitu “ Pendapat pertama memahamkan bahwa pesan itu bermaksud supaya bersegera ke Medan Perang tapi yang lain berpendapat harus sholat pada tempat yang dituju kerena Nabi perintahkan demikian walau waktu sudah mepet. Faham seperti ini yang kalau salah memahami dapat pahala satu kalau benar dapat pahala dua ) Akan tetapi kalau  “ salah-pemahaman “ yang dapat menyesatkan manusia malah menyeberang kelain aqidah apalagi tidak didukung dalil aqal atau naql tentulah salah dan berdosa. Supaya pertanyaan pertanyaan diatas dapat terjawab bersama ini penulis mengajak para pembaca untuk menyelusuri apa kata Al-Qur’an dan Hadits mengenai kedatangan Adam kebumi dengan kajian secara ilmiah berdasarkan Al-Qur’an, Al-Hadits dan Sain, menggunakan akal sehat yang dianugerahkan Allah yang dapat digunakan untuk menimbang mana yang logis mana yang dogma sebagaimana firman-Nya :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami  dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca-kesetimbangan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan pula besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” ( QS. 57/Al-Hadid : 25 ).
     
Neraca keadilan atau kesetimbangan itu maksudnya “ kemampuan untuk membuat pertimbangan dalam keputusan-keputusan yang berbeda dengan akal sehat berdasarkan dalil dalil yang tepat dan ilmiah, baik tujuannya untuk kesetimbangan / keadilan dalam kehidupan masyarakat maupun untuk  mengambil keputusan dari bermacam masalah. Kerena masalah yang akan dipertimbangkan ini adalah masalah yang berhubungan dengan pemahaman ajaran Islam yang ada kaitannya dengan sejarah manusia dibumi maka pendekatan yang kita jadikan dasar adalah Pendekatan Al-Qur’an, Sunnah-Nabi dan Kajian-Ilmiah yang relevan dengan masalah yang dikaji. Tidak ada dalil yang paling kuat  selain merangkum ketiga dalil ini. Inilah yang penulis jadikan fondasi dasar pemikiran dalam  menjawab pertanyaan dari keraguan diatas tentang kedatangan manusia dibumi.

















Kamis, 20 September 2012

Misteri Alam dan Manusia XXII




      Bukti Kemajuan teknologi masa lampau

Dari hasil penelitian ditemukan diantaranya :

a.   Missi Ekspedisi Sovyet/RRT yang dipimpin oleh Cou Ming Cen, tahun 1959, ditemukan dipadang pasir Gobi, bekas telapak Astronot, diduga waktu itu sudah ada kontak antara manusia bumi dengan manusia angkasa luar
               b.. Dikota Salzburg ( pegunungan Alp ) Ustria, ditemukan batang baja berukuran 67 x 67 x 47 mm, beratnya 785 gr. Baja tersebut tidak dapat dilebur dengan alat pelebur yang  sekarang .
            c.  Dikota Tiahuanako diantara reruntuhan candi Ciclopoa ( ± 15.000 tahun yang silam didaratan tinggi Andes, ditemukan tulisan yang tak dikenal, setelah diteliti secara cermat akhirnya diketahui juga, kiranya tulisan itu adalah kelender orang masa lampau yang setahunnya = 290 hari, sebulan 24 hari dan dua bulan diantara setahun ada yang jumlahnya 25 hari
c.. Erich von Daniken tahun 1968 menemukan bola batu di Costa Rica yang bergaris tengah 2,16 m dengan berat 16 ton. Di Brazilia ditemukannya pula batu yang berbentuk bulat telur persis seperti telor ayam, panjangnya 100 m dan tingginya 30 m. Batu besar itu bukan batu proses alami tapi buatan manusia. Erich Von Daniken ( penulis buku best-seller : Gods from outher space ) menduga peradaban tinggi itu dibawa oleh manuia dari planet lain?  Yang jelas Al-Quran mengatakan peradaban masa lampau pernah mengalami zaman yang lebih tinggi dari yang pernah kita capai tapi dalam bidang bidang tertentu.( misalnya : teknologi arsitektur ). Dimasa  kita sekarang ini yang unggul adalah teknologi senjata pembunuh menunjukkan peradaban manusia semakin merosot.
.
  Al-Quran tidak mengada ada.
 Dimasa lampau  orang-orang jahatnya juga kejahatannya demikian hebat, sehingga mampu melakukan sihir, seperti Samiri di zaman Musa, tapi Musa juga mampu mengalahkan sihir dengan kekuatan mukjizat dan bisa membelah laut dengan mukjizat yang dimilikinya. Kekuatan gaib itu telah menghilang dimasa kini karena hal gaib masa lampau itu telah mewujud kebumi dalam bentuk teknologi. Dulu orang mampu menggunakan telepati, sekarang hampir semua orang punya televisi, dulu orang mampu berbicara jarak jauh sekarang orang punya telefon atau Handphone. Dulu orang jahat dapat membunuh dari jarak jauh ( dengan santet ), sekarang orang punya senjata api malah senjata Nuklir yang dapat membunuh penduduk sebuah negara dalam sekali tembak malah bisa menghancurkan dunia, akhirnya manusia menjadi materialis dan sombong  lalu menjadi budak benda dan bertuhankan IPTEK. Itulah sebabnya manusia semakin dekat dengan kebendaan dan semakin jauh dari dunia kegaiban sementara Jin semakin menggaib dan semakin jauh dari dunia konkrit lalu dunia Jin dan dunia manusia semakin jauh jaraknya maka bangsa Jin dan manusia sekarang tidak lagi dapat saling tolong menolong saling mengikat persahabatan seperti dizaman Sulaiman.
f..  Penghuni Dimensi Tiga ( D-3 )

Penghuni dimensi tiga adalah makhluk yang berfisik, tumbuhan, hewan-hewan dan manusia yang hidup dengan menggunakan kekuatan fisik dan kecerdasan yang telah dianugerahkan Allah. Tapi kalau si manusia tidak mencari pengalaman dan ilmu pengetahuan maka manusia lebih rendah kedudukannya dari hewan sebab Hewan diberi ilmu sedangkan manusia harus mencari ilmu. Ayam diberi ilmu  mengais sementara bebek dapat berenang, ada burung yang mampu terbang dan binatang dengan kecakapan tertentu.
Maka siapa saja jenis penghuni D-3,  yang hanya memiliki kausa sosialis/rasionalis tingkat rendah, yang hidupnya hanya sekedar untuk makan dan  berkembang biak dengan daya pikir yang rendah maka hidupnya hanya setingkat hewan malah lebih rendah lagi.( bersambung Buku II  "Kedatangan Manusia di Bumi" )































Senin, 17 September 2012

Misteri Alam dan Manusia XXI



a.      Alam berdimensi tak terhingga (D~).

Dimensi tak terhingga adalah ruang tanpa hijab disana manusia atau siapapun yang ada didalamnya dapat melihat Cahaya Allah, adalah.alam paling sempurna. Apa saja yang tergerak dihati muncul dalam kenyataan. Alam D~ ini adalah  Langit ketujuh dan juga  Surga di Alam akhirat. Nabi Muhammad dalam Mi’rajnya sudah menembus alam ini, beliau sudah berjumpa dengan Allah ketika menerima perintah sholat ( tapi katanya ia tidak melihat Allah kerena Allah itu Maha Cahaya ) , ia melihat Ibrahim bersandar di Baitu’l Ma’mur, dia melihat pohon Sidratu’l Muntaha tempat itu dipoles dengan aneka ragam warna-warni yang kemilau indah “  yang aku tak tahu warna apa namanya “ kata Nabi Muhammad ketika beliau menceritakan perjalanan Mi’rajnya, dia juga melihat sorga yang indah tiada tara padahal sorga itu adanya nanti di akhirat  sesudah kiamat. Dia yang bisa menembus Alam Dimensi tak terhingga ini:
*Al-Mala-ul-A’la (Malaikat tertinggi). Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Al-Mala-ul A’la itu adalah Malaikat yang diberikan Allah wewenang atas alam berdimensi tak terhingga, mungkin Al-Mala-ul A’la itu Malaikat yang menjaga tujuh petala langit. Pendapat lain mengatakan bahwa Al-Mala-ul-A’la adalah qudrat Allah yang dipenuhi oleh ilmu-Nya.
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ>إِنْ يُوحَى إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا
أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ>
“(Katakan hai Muhammad): “Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al-Mala-ul A’la itu ketika mereka berbantah-bantahan” Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata". (Q.S. 38/ Shad :69).

وَالصَّافَّاتِ صَفًّا . فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا > فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا . إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ >رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ. إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ . لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ
Demi yang bersaf-saf dengan sempurnanya,
demi yang melarang dengan sebenarnya,
demi yang membacakan peringatan
sesungguhnya Tuhanmu itu Esa,
Tuhan penata alam, tujuh petala langit dan bumi jagat raya, dan apa yang ada diantaranya, dan Tuhan pengatur, tak terkira banyaknya timur. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan hiasan galaksi, dan memeliharanya dari penjahat durhaka (Syaithan-syaithan), hingga mereka tidak akan dapat mendengarkan (menangkap getaran) rahasia ilmu Al-Mala-ul A’la dan dilemparilah mereka dari tiap penjuru” (Q.S.37/ Ash-Shaffat:     1-8).

Dari ayat yang tertera diatas kita dapat menduga bahwa Mala-ul-A’la adalah Malaikat yang paling dekat thawafnya dengan Allah, yang bersentuhan dengan qudrat Allah dan menyerap ilmu Allah.

b.   Para Malaekat

      Al-Qur’an memberikan penjelasan tentang Malaikat sebagai berikut:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Ilah yang lain   selain Allah, para                                           Malaikat dan ulu’l Ilmi ( yang mampu menyerap ilmu Allah ), adalah pendiri dasar keadilan   ( dalam jagat ini ), tidak ada Ilah melainkan Dia yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S3/. Ali-Imran : 18)

وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

“Dan engkau akan melihat betapa Malaikat (thawaf) sekeliling ‘Arasy dalam  lingkaran, sambil bertasbih memuji Tuhannya dan ditetapkanlah diantara mereka itu (tugas-tugas) dengan adil, lalu diajarkan kepada mereka itu ucapan: “Alhamduli’llahi Rabbi’l Alamin” (Q.S.39/ Az-Zumar :75).

            Malaikat bukan hanya berdiam didimensi ini mereka dapat menjelajah seluruh tingkatan dimensi
Karena adanya tujuh langit gaib ( Langit ketujuh, keenam, kelima, keempat, ketiga, kedua dan langit pertama ) maka Malaikatpun dalam thawafnya mengelilingi Arasy melalui jalur-jalur tujuh langit  itu kerena Malaikat ada pada tiap-tiap langit alam gaib. Kalau langit semesta alam ini bukan merupakan lintasan Malaikat hanya  lintasan Galaksi, Matahari, Pelanet-pelanet dan benda langit lainnya. Walaupun Malaikat menempati D-h , namun Malaikat dapat menjelajahi seluruh dimensi  dari langit ketujuh sampai langit pertama malah tembus kealam syahadah yang pada masa Nabi Muhammad Malaikat ada yang mewujudkan diri sebagai manusia bertemu Nabi Muhammad

Kalau kita kembali pada masalah dunia atom yang menjadi dasar konsep sunnatu’llah dialam materi, maka prinsip dunia atom itu tentu berasal dari prinsip yang azali dan  “ hukum hukum dunia atom adalah merupakan perwujudan hukum dari alam Ruhani” .       
Pada fasal 1.3 Kulit Atom, sudah dibicarakan tentang Kulit atom yang maksimal memiliki tujuh orbit lapisan elektron. Kulit atom ini dari orbit pertama hingga ketujuh ( yang diistilahkan dengan: kulit K, L, M, N, O, P dan Q). Kulit-kulit atom ini memiliki sub orbit, yang masing-masingnya:

K, memiliki satu sub orbit,
L, memiliki dua sub orbit,
M, memiliki tiga sub orbit,
N, memiliki empat sub orbit,
O, memiliki empat sub orbit,
P, memiliki tiga sub orbit,
Q, memiliki dua sub orbit.
Jumlahnya semua sembilan belas (19) garis lingkaran.
           
Tujuh langit gaib yang kita kenal juga memiliki sub-lintasan (ma’arij), karena itu ada sembilan belas lintasan dengan sembilan-belas Malaikat yang thawaf pada Poros Alam Ruh yang Al-Qur’an menamakannya  “saqar”  Kalau diumpamakn atom, saqar merupakan  protonnya alam Ruhani . Maka kalau ada inti tentu ada kulit ( inti atom adalah proton + netron, kulitnya adalah elektron yang mengorbit mengelilingi inti atom sebanyak tujuh garis orbit ). Begitulah alam ruh yang merupakan Porosnya adalah Saqar, mengorbit tujuh langit diatasnya yang dilewati Malaekat penjaga ( petugas )
سَأُصْلِيهِ سَقَرَ .وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ.لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ.لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ.عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُوَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ.
           
       “Akan Aku masukkan dia kedalam saqar. Tahukah engkau apa saqar itu?. (Saqar) itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (saqar) itu pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas malaikat. Dan tidak kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan Malaikat, dan tidaklah kami menjadikan jumlah bilangan mereka (yang 19) itu melainkan untuk menjadi fitnah bagi orang kafir, penambah keyakinan orang yang memiliki Al-Kitab, penambah iman bagi yang beriman, supaya tidak ragu-ragu orang yang telah diberi Kitab dan orang yang beriman, agar heran orang-orang yang didalam hatinya berpenyakit dan yang kafir, lalu berkata: Apa yang dimaui Allah dengan perumpamaan ini ?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang mau dengan kesesatan, dan menghidayahi orang yang mau dengan hidayah itu, dan tidak ada yang mengetahui prajurit-prajurit Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan tidaklah saqar itu dijadikan melainkan sebagai peringatan bagi manusia” (Q.S. Al-Muddatasir/74 :26 s/d31)

Saqar artinya panas yang membara merupakan poros alam ruh atau arti lain adalah neraka. Disana, di saqar  manusia tidak mati terbakar dan tidak juga hidup kerena kulitnya hangus tapi tidak mati adalah suatu gambaran siksa yang amat dahsyat bagi orang orang yang engkar kepada ajaran Allah. Saqar digambarkan suatu alam yang intinya bara api yang membakar kalau diumpamakan atom saqar itu merupakan proton yang punya energi positip yang dahsyat dan mengorbit tujuh elektron pelanet mengelilingi inti atom ini dengan sub-subnya jadi 19 lintasan. Begitulah saqar yang diatasnya ada tujuh lapis langit dengan sub-subnya jadi 19 maka 19 malaikat yang menjaga. Para pendosa akan tercampak kedalam saqar kerena beban dosanya yang berat seperti elektron yang mengorbit dilingkaran yang jauh dari intinya, kerena energinya bertambah maka elektron ini menjadi berat maka ia akan melompat keorbit yang dekat dengan inti. Kalau orang yang beriman bisa menembus alam berdimensi tinggi (D-h), sementara yang Kapir malah tenggelam masuk kedalam Poros-alam-Ruh yang dinamakan Saqar.  
Kita memahami bahwa Saqar itu merupakan neraka untuk menyiksa manusia yang berdosa dan sorga itu merupakan tempat yang indah, tempat kebahagiaan tiada tara. Allah membangunnya di akhirat khusus untuk orang yang baik-baik, seperti keadaan dibumi dimana Pemerintah membuatkan Perumahan  yang serba lengkap untuk para Pejabat pemerintah; kemungkinan yang sebenarnya bukan seperti dugaan kita  itu. Gambaran itu hanyalah gambaran yang dapat diserap pikiran kita dari hasil penalaran para Ulama masa lampau. Kalau kita merenungi secara mendalam dan ilmiah tentang bumi kita dengan saudara-saudaranya ( pelanet-pelanet ) yang lain mengorbit menglilingi matahari dalam tujuh lingkaran orbit dan ternyata matahari itu sendiri  adalah  bola api yang amat dahsyat. Bola api yang sangat dahsyat itu merupakan inti atau poros dari solar Sistim tesebut. Lalu kita renungi pula Atom yang sangat kecil,   ternyata dalam Atom itu ada elektron pelanet yang juga mengorbit mengelilingi intinya ( nucleus ). Elektron planet yang mengorbit mengelilingi intinya sebanyak tujuh lintasan orbit, dan ternyata dalam inti atom itu ada proton yang mengandung energi positif ( pendorong ) sebagai intinya. Apakah tidak mungkin seluruh Galaksi yang ada dalam alam semesta  juga mengelilingi poros alam semesta? Keadaan Alam Syahadah dan hukum-hukumnya merupakan gambaran keadaan Alam Gaib yang penuh misteri itu dan memang sebenarnya alam syahadah itu adalah merupakan batang tubuh dari alam gaib. Malaikat-malaikat thawaf mengelilingi inti ruh dalam tujuh lapis langit Ruhani dimana Iradat yang merupakan inti alam ruh itu juga digambarkan Allah sebagai “api”.
 Abu Dzar berkata : “ Aku pernah bertanya kepada Rasulullah : “ Adakah anda melihat Allah ? Jawab beliau “ Dia Maha Cahaya bagaimana aku bisa melihatnya?           ( Riwayat Imam Muslim ). Dalam riwayat Abu Bakar : “Tirai-Nya adalah Cahaya, kalau tirai itu terbuka maka terbakarlah segala yang ada dimana penglihatan Allah sampai kepadanya ( Hadits riwayat Muslim)
 Mari kita renungi pula Firman Allah ini. Ketika Allah menunjukkan bukti kekuasaannya kepada Musa, Musa hanya melihat “api”.

وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى.إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي ءَانَسْتُ نَارًا لَعَلِّي ءَاتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى.فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَامُوسَى.إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى.وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى

“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?. Ketika ia melihat api lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “tinggallah kamu disini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit dari padanya kepadamu atau aku mendapat petunjuk dari tempat api itu”. Maka ketika ia datang ketempat api itu maka ia dipanggil: “Hai Musa sesungguhnya engkau ada dilembah suci Thuwa. Dan aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan” (Q. S.20/ Thaha :9-13).

Orang yang  jiwanya memberat karena dosanya(  Q.S.29/ Al-Angkabut : 13 ) dia tidak akan dapat bertahan dalam kasih sayang  Allah lalu terlempar kedalam Inti alam Ruhani yang bernama Saqar, api yang bernyala menghanguskan tubuh, disitu hanya ada penderitaan yang panjang, sementara yang beriman akan masuk kedalam alam surga-Nya Allah berdimensi tak terhingga disana nikmat apapun yang terlintas dalam hati otomatis muncul terwujud dalam kenyataan, itulah perwujudan kasih sayang Allah, yang kita kenal dengan nama sorga. Selain Malaekat dapat memasuki Dimensi tak terhingga ada yang lain dijelaskan Al-Qur’an :
      c.Manusia yang Ruhaninya telah mencapai tahap yang sempurna seperti Nabi-nabi.  Nabi nabi yang sudah wafat itu belum tentu semua bisa mencapai tempat di Langit ketujuh. Mereka yang sudah wafat, bisa mencapai dimensi ini diantaranya adalah Nabi Ibrahim. Orang yang masih hidup tapi bisa sampai kedimensi ini malah bisa masuk / melihat sorga adalah Nabi Muhammad ketika beliau dimi’rajkan.

c.     Alam dimensi tinggi ( D-h )

Beberapa ahli Metafisika yang mengkaji tentang Ruang Dimensi Tinggi telah memberikan pendapatnya mengenai makhluk penghuni D-h ini
Pawlawski mengatakan bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat bahagian dalam dari segala materi dengan tidak dihalangi oleh dinding-dindingnya, bahkan hal ini tidak menjadi pertimbangan lagi, selain itu bahagian luar dan dalam dari semua badan kelihatan oleh mereka seperti sama tingginya, jadi tidak bertumpuk akan tetapi berjajar-jajar. Maeterlinck mengatakan bahwa makhluk dari D-h  dapat menembus badan kita seperti cahaya menembus hablur, ia dapat menimbulkan kesejahteraan dan malapetaka, kesehatan dan kematian dengan tidak diketahui oleh manusia. Alfred Taylor Scofield menduga bahwa makhluk penghuni D-h dapat melihat semua keadaan dengan apa yang didalamnya, tidak sebagai kenangan akan tetapi langsung. Hinton menetapkan hipotesisnya bahwa kelahiran, kemajuan, kecerdasan, mati dan hidup tidak lain keadaan yang terjadi itu dikarenakan pengaruh makhluk dari D-h melewati ruang kita.( Dr. R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran : hal: 147,148 ). Para ahli metafisika menduga bahwa makhluk penghuni alam dimensi tinggi adalah “makhluk yang hanya terdiri dari bion-bion , dimana alamnya hanya dapat dikenal dengan ilmu meta-geometri ia mempunyai sifat dan kemampuan yang hanya dapat dikaji dengan metafisika serta memiliki kepribadian yang hanya dapat dikenal melalui Para-psikologi.”
            Mereka diantaranya adalah :
a.  Malaikat seperti yang sudah dijelaskan diatas
      b.  Adam ( makhluk Ruhani diawal Allah menjadikan Bapak Manusia )
      c   Ruh anak Cucu Adam, yang disiapkan turun kebumi menjadi penduduk bumi atau Ruh yang sudah meninggalkan bumi menunggu hari berbangkit
d.  Iblis pada masa  derajatnya setara Malaikat

Sedikit tentang Iblis.
Arti perkataan Iblis
( 1 )  ابلس= jahat. (2) البلس/المبلس= yang bingung, yang bersedih hati. Dari dasar kata ini dapat  dipahami bahwa Iblis adalah makhluk yang jahat dan kebingungan  yang ia dari jenis  Jin, sebagaimana di Firman-kan Allah:
 “Dan ketika Kami berfirman kepada Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka merekapun sujud, melainkan Iblis dan adalah ia kaum Jin” (Q.S. 18. Al-Kahfi : 50).

Iblis pada mulanya  adalah  seorang jin yang terkemuka atau juga mungkin Iblis itu Pemimpin/Raja Jin sebagaimana Adam adalah Bapaknya Manusia, sehingga dapat menempati dimensi tinggi ( D-h ) dimensi kemalaikatan, walaupun Dimensi Alam Jin adalah Dimensi empat ( D-4 ). Manusia-asal ( Adam ) yang ketika itu juga menempati Alam Dimensi tinggi ( D-h )  yang Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah  Jannah  yang terjemahan umum =: “taman sorga”. Dalam Al-Qur’an Surat 15/Al-Hijir ayat 28 s/d 34 yang sudah dikutip diatas  ditambah dengan Surat  2/ Al-Baqarah ayat 30 s/d 38 dijelaskan  : “ Bahwa disuatu ketika terjadi dialog antara Allah, Malaikat, Adam dan Iblis. Allah merencanakan mengangkat Adam sebagai khalifah dibumi. Malaekat menyangkal katanya  Manusia  ( anak cucu Adam ) tidak amanah malah mereka suka berperang. Kata Allah :   “ Aku-lah yang mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “. Adam-pun diajari akan ilmu dan terbukti Adam itu cerdas dibandingkan Malaekat dan Jin. Maka Allah perintahkan Malaikat dan Iblis tunduk menghormat kepada Adam lalu Malaikatpun patuh dan menghormat, tetapi Iblis tidak mau menghormat kepada Adam, Iblis kecewa dan putus asa karena kekhalifahannya yang selama ini akan dialihkan kepada Adam dan keturunannya (manusia), lalu ia memprotes kebijakan Allah dalam hal “penyerahan amanah dan kekhalifahan kepada manusia”. sejak itu pemimpin Jin itu diberi gelar dengan  Iblis (sipenjahat yang kebingungan) dan diusir dari D-h turun ke D-4, maka bangsa Jin menempati Alam syahadah yang berdimensi empat, kerena itu Jin fisiknya tak kelihatan, kecuali kalau ia masuk kealam syahadah yang berdimensi tiga, bisa terlihat seperti keadaannya manusia, sementara manusia secara fisik menempati dimensi tiga ( D-3) sama dengan  binatang tapi badan halus manusia dapat menembus    D-4 dan D-h. Itulah kelebihan manusia dari Jin, tapi kebanyakan manusia hanya sekelas dengan hewan menempati alam syahadah berdimensi tiga dan tidak mengenal alam D-4 apalagi D-h ( dimensi tinggi )  dan D~  ( dimensi tak terhingga )
Iblis mohon dispensasi kepada Allah untuk dapat bertahan hidup sampai hari kiamat dan diberi kebebasan memperdaya ummat manusia sepanjang masa. Permintaan Iblis diperkenankan Allah. Bangsa Jin atau Manusia yang terpengaruh program Iblis akan menjadi “jahat” dan  “Jin yang jahat” itu, Al-Qur’an menamainya dengan istilah : Syaithan.( شيطان  ).

Perkataan Syaithan berasal dari akar sya-tha-na ) شطن ) = menyalahi.   الشيطان= yang keji, yang jahat, ruh-jahat. Jadi kata Syaithan bermakna “pengaruh kejahatan” baik dari pikiran manusia atau Jin ( QS. 114 :data 6 : 5,6.). Jadi Syaithan bukan berupa mahluk halus tapi adalah berupa daya kejahatan. Keterangan ini didukung oleh beberapa data Al Qur’an sebagai berikut:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ.
-            “Bila mereka (orang munafik) itu berjumpa dengan orang yang beriman lalu mereka mengatakan: Kami telah beriman, dan bila mereka kembali kepada Syaithan mereka, sembari berkata: kami bersama kamu…..” (Q.S. 2. Al-Baqarah: 14).
-           
-      Perkataan syaithan diayat ini adalah Pemimpin orang orang Munafik, jadi syaithan disini adalah manusia bukan makhluk halus.
-     
فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا.
      Demi Tuhanmu sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama  syaithan, kemudian akan Kami hadirkan mereka disekeliling neraka jahanam dengan berlutut”. (Q.S. 19ظmaryam: 68).

-       Perkataan Syaithan dalam ayat ini bukan menunjukkan makhluk melainkan merupakan sifat jahat yang dikumpulnya sewaktu hidup didunia. Banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa syaithan itu bermakna “sifat buruk”. “pengaruh buruk”, “motivasi jahat” (bacalah Al Qur’an data: 2:36,168. 4 : 117. 5 : 91. 7 :201 . 8 :48; 16 :98


Selasa, 11 September 2012

MISTERI ALAM DAN MANUSIA xx



            Alam Dimensi Tinggi dan Dimensi tak terhingga (Dh, D ~)
Dimensi yang lebih luas dan lebih tinggi dari dimensi empat tidak disebut dengan dimensi lima, karena ukuran lima tersebut tak dapat diwujudkan dalam teori ilmu ukur ruang, karena tidak ada tempat untuk T6. Karena itu dihipotesiskan bahwa yang ada adalah Hight-Dimensi/ dimensi tinggi (Dh) artinya dimensi diatas empat. Kalau kita kembali merenungi gambar Empat dimensi yang mempunyai 5 T, dengan enam bidang / muka, kalau T ke 6 kita letakkan setiap sisi dapat lagi dibubuhi titik, jadi tidak akan berhenti. Maka disebut saja dimensi tiggi dan dimensi-tak terhingga,    ( D-h / D~). Di D-h dan D~ siapa saja yang bisa masuk kedalam ia dapat mengetahui masa lampau, dapat melihat jauh kedepan dapat mengenal yang diseberang kenyataan dapat memperhitungkan kodrat yang meliputi yang ada dalam maupun yang diluar dirinya. Dinding ruang D-h tembus terbuka, tembus kearah kemasa lampau, kemasa akan datang, dapat melihat/mengenal yang gaib dapat melihat alam hewan, tumbuhan dan benda sampai kebagian yang amat halus malah dapat mengenal dan melihat atom dan  energi. Sehingga makhluk D-h dan D~  dapat melihat D4, D3 , D2 , D1  dan  D0 dengan seutuhnya.
Berbeda dengan makhluk empat atau tiga dimensi, hanya anggota tertentu saja yang dapat bekerja menurut fungsinya, misalnya mata untuk melihat, kuping untuk mendengar, akan tetapi makhluk D-h, D~ tidak hanya punya panca indra tapi punya multi-indra yang dapat melihat dengan hati dan pikirannya dapat mendengar dari jarak jauh, jelasnya ia berpikir seutuhnya, melihat seutuhnya dan mendengar seutuhnya. . Dalam ruang tiga dimensi orang masih dapat memperhitungkan kecepatan dengan ukuran cahaya (300.000 Km/detik) tapi ruang D-h dan D~ tidak dapat diukur dengan hitungan kecepatan cahaya tersebut, kecepatannya adalah secepat pikirannya jadi ketika ia memikirkan sesuatu tempat seketika itu juga ia sampai ketempat itu. Bila ia memikirkan benda apa saja  seketika itu juga benda itu ada didepannya
 Dimensi tak terhingga ini hanya dapat ditembus oleh para Malaikat dan mungkin juga Ruh-ruh anak cucu Adam yang belum menjadi manusia atau Ruh suci yang sudah meninggalkan jasadnya.Dan ada beberapa manusia yang bisa memasuki dimensi ini bila ia menjadi Rasul yang terpilih.
 Dimensi ini memiliki unsur dari Dimensi lainnya maka Malaikat selain bisa masuk ke Alam (D~) juga bisa menjelajahi D-h, D4, D-3 dan seterusnya, sampai D-0.

a.      Makhluk yang mungkin mendiami pada tiap Dimensi

Pada fasal yang lalu sudah dibicarakan tujuh langit Alam-Ruhani, tujuh macam langit jagat raya. Supaya mudah memahaminya kita bagi dua saja keberadaan Alam ciptaan Allah  pertama adalah Alam Syahadah yang ruangnya meliputi D-0,   D-1, D-2, D-3 dan D-4.  Bumi yang kita tempati sekarang memiliki ruang D-3, kalaupun kita keluar dari Bumi menembus langit Solar sistim kita masih diruang D-3, kalaupun kita punya pesawat yang dapat menjelajahi alam semesta ini, kita masih berada dalam ruang D-3. yang amat luas. Kalaupun sebuah materi dihancurkan sehingga menjadi atom dan sekiranya kita bisa mengecilkan diri sebesar elektron maka dalam atom itu kita menemukan ruang tiga dimensi. Ada orang sedang dibumi    ( D-3 ) tapi ia bisa masuk keruang D-4, berarti walau kita ada dialam syahadah yang berdimensi tiga, namun  disitu ada D-4, berarti bumi yang berdimensi tiga ini juga memilki ruang empat dimensi.,  D-4 tidak  berada dilangit alam gaib, bisa ada didalam alam syahadah..

“ Abbas pakcik Nabi berkata : Kami dan para sahabat lain berjalan bersama Rasulullah antara Makkah dan Madinah melewati sebuah lembah. Nabi bertanya : Lembah apa ini ? Jawab sahabat : “ Lembah Azraq”. Sabda Nabi :” Aku seperti melihat Musa A.s. ( dan nabi menjelaskan warna kulitnya, rambutnya ya semuanya yang Daud penyampai berita ini tidak hafal ). Dia meletakkan kedua jarinya dikupingnya dan meninggikan suaranya sambil bertalbiyah”. Kami terus berjalan sampai mendaki puncak dan Nabi bertanya lagi : puncak apa ini ?”. Jawab para sahabat Puncak Harsya.”. Kata Nabi : “ Aku seolah olah melihat Yunus sedang mengenderai unta merah, dia memakai jubah bulu, tali kekang untanya dari serat serabut, dia melalui lembah ini sambil membaca talbiyah “ ( Hadits shohih riwayat Muslim ) (Ma’mur Daud : Terjemah shohih Muslim I, hal 92,93 )
            Dari Hadits diatas dapat kita fahami bahwa Nabi Muhammad berada dalam ruang berdimensi tiga ( bumi ) tapi beliau bisa melihat tembus kedimensi empat malah masuk kedalam waktu masa lampau sampai kemasa Nabi Musa dan Yunus; padahal jiwa raganya masih dibumi.
Adapun tujuh tingkatan langit gaib yang telah dijelaskan diatas secara teori dapat dipadukan menjadi tiga jenis Alam yaitu : Alam Rabbani, Rahmani, dan Ruhani disebut Alam-Malakut. Alam Insani disebut Alam Nasut, Alam Hewani,  Nabati, dan Jamadi disebut Alam Jabarut.  Nama nama tersebut hanya merupakan hasil nalar para Shufy masa lampau, nama tersebut tidak didapati dalam ayat atau Hadits..

Dahulu-kala, waktu yang tak dapat dihitung berapa juta atau miliard tahun silam kita sudah pernah menghuni Alam Ruh dan disana semua bersaksi bahwa Allah itu Tuhan-kita ( QS.7/Al-A’raf : 172 ), kemudian kita dapat giliran turun kebumi melalui kandungan seorang ibu. Kitapun mengenal bumi kita , langit kita  itulah alam nyata, alam syahadah. Manusia kalau mati akan masuk ke alam qubur atau Alam Barzakh , yaitu alam yang meliputi  langit pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan langit ketujuh. Jadi dari langit pertama alam gaib sampai langit ketujuh merupakan  Alam Barzakh, bukan langit yang kita kenal sehari hari yaitu langit jagat raya yang berisi bintang bintang. Kalau suatu ketika dihari kiamat alam Barzakh itu pecah maka hanya ada satu hari saja yaitu : hari terakhir atau Alam Akhirat, ketika itu alam syahadah, jagat raya hancur dan lenyap, tidak ada lagi benda dalam jagat semua berubah menjadi energi, energi berubah menjadi Nur kembali keasal seperti semula.  Apakah Alam Barzakh tempat penantian Ruh yang meninggalkan tubuh dengan Alam Ruh tempat penantian Ruh yang belum berkesempatan hidup dialam yang sama?. Ya kemungkinan alam yang sama  hanya berbeda Dimensi tidak bercampur baur. Ukuran dimensi berapakah alam Barzakh itu?. Alam Barzakh penghuninya makhluk Ruhani diduga berdimensi tinggi ( D-h ). Apa dasarnya penulis mengatakan bahwa tujuh lapis langit itu berdimensi tinggi ?

“Waktu Nabi Muhammad Mi’raj kelangit, dilangit pertama beliau berjumpa dengan Nabi Adam ( bukanlah Nabi Adam sudah wafat? Kalau Nabi Muhammad bertemu Adam berarti yang ditemuinya itu adalah Ruh Nabi Adam tentu itu adalah alam barzakh kerena semua yang mati tempatnya di Barzakh ) Dalam hadits itu dikatakan bahwa  dikanan dan dikiri Nabi Adam terlihat sesuatu yang menghitam ( berupa bayangan hitam tak jelas apa sebenarnya yang menghitam itu ) kalau Adam melihat kearah kanan dia tertawa tapi kalau dia melihat kekiri beliau menangis. Jibril mejelaskan kepada Nabi Muhammad bahwa  Nabi Adam tertawa kerena yang  menghitam disebelah kanan itu adalah Ruh anak cucunya yang beramal sholih sementara yang menghitam disebelah kirinya  adalah Ruh anak cucunya yang jahat maka Adam sedih dan menangis.” ( Ma’mur Daud : Terjemah Shohih Muslim ,hal : 86,87 )

Nabi Adam yang sudah beribu-ribu tahun dialam Barzakh ketika Nabi Muhammad Mi’raj, Adam As sedang berada dilangit pertama ( belum tentu kedudukan beliau dilangit pertama ) tapi  Adam dapat melihat anak cucunya, padahal anak-cucu Adam itu adalah manusia akan datang bagi Adam,  itu berarti alam langit pertama itu sudah tidak berhijab. Adam dapat memandang tembus padahal diantara anak cucunya seperti Ibrahim waktu itu berada dilangit ketujuh, Musa dilangit keenam, Harun dilangit kelima, Idris dilangit keempat, Yusuf dilangit ketiga, Isa dan Yahya dilangit kedua.
Jadi ada empat alam yang pernah kita huni / yang akan  dilewati  a. alam Ruh, b. alam syahadah, c. alam barzach dan d. alam akhirat.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” ( QS.2/ Al-Baqarah : 28 )

Tadinya kita masih mati ( belum ada dialam syahadah tapi Ruh kita sudah ada di Alam Ruh, kemudian kita lahir dan eksislah kita di-Alam syahadah, kemudian mati masuk ke Alam-Barzakh lalu setelah itu kita dibangkitkan dan kembali kepada Allah ( akhirat )