Jumat, 23 Maret 2012

Akhirat yang abadi 11


4. Program Yang Harus Segera Dilaksanakan

Sehubungan dengan pandangan hidup Muslim tentang realisasi khalifah Allah di Bumi, memasyarakatkan kehidupan beragama dan membangun kehidupan yang lestari, untuk itu perlu adanya program agar hal hal yang diterakan di atas dapat tercapai. Membuat program ini mestilah bertopang kepada konsep Allah di dalam Al-Quran sebagaimana yang difirmankan –Nya:

Kamu ( telah diprogram ) menjadi ummat terbaik yang dikeluarkan di tengah tengah manusia banyak, kamu harus melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar dan beriman kepada Allah………( Q.S.3 Ali Imran:110 ).

“ Mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, adalah mereka yang ( sanggup ) melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta bersegera berbuat kebajikan, mereka itu termasuk orang orang yang shalih “ ( Q.S.3 Ali-imran : 114 )

Dari kedua ayat di atas dapat disarikan maksud dari ayat tersebut agar kita mampu membuat program tugas umat dalam kehidupan ini yaitu :
Ø                                                      Melahirkan ummat terbaik ( Khairu Ummah )
Ø                                                      Melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar
Ø                                                      Berbuat baik dan berkarya baik

4.1. Melahirkan Ummat Terbaik

       4.1.1.    Insan Muslim yang Bertaqwa

وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“ Dan sekiranya mereka itu beriman dan bertaqwa maka pahala ( nilai ) dari sisi Allah adalah yang lebih baik kalau mereka itu mengetahuinya”(Q.S.2 Al-Baqarah : 103 ).

Bila kita merenungi secara mendalam makna yang tersirat dari ayat di atas, dimana perkataan taqwa dapat diartikan “kemampuan memelihara diri”( dari kata Waaqo-Wiqayah ) maka dapat kita fahami makna taqwa itu adalah “ berbakti kepada Allah dengan kemampuan memelihara diri dari segala larangan-Nya“ sehingga menjadi  “ manusia seutuhnya”.
Manusia seutuhnya itu adalah manusia yang keimanan dan keyakinannya terpelihara, maka dapat kita fahami makna taqwa itu adalah “ berbakti kepada Allah dengan kemampuan memelihar diri yang berpikir logis, cerdas, terampil dan memiliki kesadaran tinggi”.Insan taqwa itu pasti beriman tetapi tidak semua orang yang beriman itu mencapai taqwa.Bila sifat taqwa ini hanya tinggal bungkus dan kehilangan isinya, dengan arti lain orang taqwa itu hanyalah orang yang berbakti kepada Allah, taat beribadah tapi tidak cerdas, tidak terampil dan berpikiran jumud/khurafat, maka dunia Islam dan ummat Islam akan digilas oleh orang orang yang cerdas,terampil,berpikir logis tapi tidak beriman.Hal ini mungkin sudah berlaku dimana orang kafir menerima ilmu Islam dan menempatkannya di kepalanya lalu membuangkan iman islam itu dari dadanya. Sementara ummat islam sendiri menerima iman islam lalu menyimpannya di dalam dadanya tapi memuntahkan ilmu islam itu dari mulutnya.Ummat Islam menjadi ringan walau jumlahnya banyak seperti buih laut yang mengapung bergulung gulung bersama ombak lalu terdampar di pasir pantai. Rasulullah bersabda :

“ Kamu sudah semakin dekat pada masa dimana kamu akan dikerubungi orang seperti mengerubungi makanan pada hidangan, maka bertanya salah seorang :”apakah kami ketika itu sedikit? “ Jawab Nabi “ Tidak!,bahkan kamu ketika itu banyak akan tetapi tidak berbobot ( ringan ) seperti buih, buih yang hanyut ; maka dicabut Allah rasa takut dari dalam dada musuh musuh kamu lalu masuk kedalamnya penyakit Wahan “ Bertanya sahabat : “ Apakah Wahan itu ya Rasulullah ? Jawab Nabi : “ Cinta dunia dan takut mati ( H.S.R.Abu Dawud dan Baihaqy )

Untuk mengantisipasi keadaan yang digambarkan oleh Rasulullah itu sejak dini harus dipersiapkan wadah pendidikan Islam yang dapt melahirkan manusia taqwa yang dadanya berisi Iman dan kepalnya berisi ilmu dan fisinya terampil .
Bila pesantren pesantren yang sudah ada sekarang ini memprogramkan keterampilan teknik bagi para santrinya insya Allah insan muslim yang bertaqwa itu akan lahir.Seiring dengan itu berkah Allah pun akan bercucuran berlimpah ruah sebagaimana yhang difirmankan-Nya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“ Jikalau sekiranya penduduk suatu negri itu beriman dan bertaqwa kami akan bukakan untuk mereka itu pintu berkah dari langit dan bumi, akan tetapi  mereka itu membohongi ayat Allah maka Kami tarik lagi berkah itu dari yang sudah mereka usahakan ”( Q.S.7 Al-A’raf : 96 )














Rabu, 14 Maret 2012

Akhirat yang abadi 10



1.      Menegakkkan Dien yang teguh dan memasyarakatkannya

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan tentang pengertian DIEN pada tulisan yang lalu dimana kata Ad-Dien itu mengandung tujuh makna yang semestinya menyatu dalam kehidupan masyarakat.
a.       Dinullah yang bermakna suatu bentuk keyakinan /kepercayaan masyarakat yang mengenal Allah yang Maha Esa yang tidak mensyarikatkan-nya dengan sesuatu. Dari pengertian ini mestinya Upacara ritual Islam itu  dilaksanakan menurut ajaran Allah dengan mencontoh perbuatan Rasul-nya jangan ada tercampur dengan ajaran tradisi leluhur yang dianggap luhur.
b.      Dinul Islam berarti tatanan masyarakat yang tunduk pada norma norma Islam, yang merupakan peraturan lengkap meliputi semua permasalahan kehidupan manusia,yang menjamin penganutnya selamat di dunia dan akhirat.
c.       Dinul Qayyim bermakna Integralitas Fundamental dari infra struktur, suprastruktur dan teknostruktur. Dengan memahami istilah ini Islam itu merupakan masyarakat  yang terikat dalam norma norma keagamaan yang melangkah dengan semangat juang seirama dengan karya dan peradabannya yang tegak dengan tegar, kokoh tak tergoyahkan pada segala zaman dan perkembangan peradaban dibumi.
d.      Dinul Haq bermakna bahwa agama Islam merupakan sumber ilmu pengetahuan yang terdata dan dapat dibuktikan kebenarannya
e.       Dinul Khalish menggambarkan warna dan bentuk kepribadian Muslim yang tidak sama dengan penganut agama lain, karena mempunyai filsafat nilai yang khas dari sikap penampilannya hingga cara berpikir dan cara hidupnya yang penuh keihlasan.
f.       Dinul Hanif, berarti  suatu bentuk tingkah laku umatnya yang tinggi penuh dengan kesucian hati, kejernihan pikiran dan keselarasan dorongan jiwa
g.      Dinul Washib, yang berarti warisan budaya yang merupakan pembentuk nilai luhur yang  bertahan sepanjang zaman

Jadi memasyarakatkan kehidupan beragama adalah dengan meresapkan nilai kandungan Ad-Diin itu ke dalam jiwa dan menuangkannya ketengah tengah kehidupan sehingga terbentuklah “ masyarakat yang terbina dalam aqidah dan keyakinan yang tidak ternoda oleh kesyirikan, menjalankan ibadah yang berdasarkan sunnah dan bersih dari pengaruh adat tradisi. Muslimnya mampu merekayasa berbagai sarana komunikasi, informasi, teknologi yang dapat memanfaatkan materi dan energi untuk kepentingan ummat. Hidup dalam keikhlasan yang mewarnai kepribadian dengan warna yang Islami dan punya karya yang dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang”

 Bila ummat telah menyatu dengan Dien Islam dan Dien Islam itu menyatu ke dalam jiwa ummat Islam, itu berarti insan Muslim telah masuk kedalam Islam secara utuh dan Islam telah masuk ke dalam dirinya, maka dari diri Muslim itu akan keluar semangat untuk membangun Islam dan peradabannya.

“ Hai orang orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam itu secara menyeluruh dan jangan kamu ikutkan khittah ( konsep/program ) Syaitan,karena itu merupakan musuh nyata kepada kamu “ ( Q.S. 2 Al-Baqarah : 208 ).

   Ayat tersebut mengajak dan mengingatkan kita agar masuk ke dalam Islam itu jangan hanya sebagian saja, tapi harus menyeluruh sehingga pribadi yang berada dalam Islam itu terpanggil bukan hanya meyakini aqidah dan melaksanakan ibadah saja,tapi berkarya baik untuk kepentingan Islam dan ummat, berpengetahuan berkepribadian, berakhalak mulia dan mampu mewujudkan peradaban dan kebudayaan yang Islami dalam ehidupan.
Sebaliknya ajaran Islam itu harus masuk ke dalam diri ummat bukan hanya sebatas akal pikir membuat wawasan keislamannya menjadi luas tapi tanpa penghayatan dan pengamalan, Islam masuk ke dalam akal dalam bentuk ilmu-Ilmu islami,meresap lagi ke dalam perasaan dan membuahkan pengahayatan, keyakinan dan kepercayaan lalu keluar dalam bentuk dorongan melalui semangat /kemauan  mewujudkan amal perbuatan yang islami. Jadi,manusia masuk ke dalam Islam secara menyeluruh dan Islam masuk ke dalam diri harus seluruhnya.

3. Menciptakan hidup yang damai yang tak tersentuh rasa takut

Kehidupan yang aman menurut Al-Qur’an adalah kehidupan yang dicucuri rahmat Allah sebagaimana yang difirmankan nya :

“ Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan contoh sebuah negeri yang aman makmur dan tentram,rezkinya berlimpah ruah datang dari segala penjuru tetapi penduduknya mengingkari nikmat Allah,maka dirasakan kepada mereka ( betapa pedihnya ) deselimuti kelaparan dan ketakutan disebabkan ulah perbuatan mereka”     ( Q.S.16 An-Nahl : 112 )

Bila kepedulian ummat Islam kepada berkah dan nikmat Allah memang benar benar ikhlas maka kehidupan yang aman damai akan dapat diraih. Bila nikmat Allah itu sudah dimiliki,  maka si insan tersebut telah memiliki modal untuk beramal shalih. Rasulullah bersabda :
الا اخبركم بأفضل من درجة الصلاة والصيام والصدقة؟ اصلاح ذات البين، فان فساد ذات البين هى الحالقة ( رواه احمد، ابو داود الترمذى، وابن حبان )
“Tidakkah pernah aku beritahukan kepada kamu sesuatu perbuatan yang derajatnya lebih tinggi dari shalat, puasa, dan zakat/ shadakah?               ( yakni )  dengan memperbaiki hubungan, karena rusaknya hubungan itu akan jadi pencukur “ ( Hadits Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud,Tirmidzi dan Ibnu Hibban )

Allah berfirman ;
Patutkah kami menganggap orang orang yang beriman dan beramal shalih sama dengan orang orang yang membuat pencemaran di bumi? Patutkah pula kami mengagngap orang bertakwa sama dengan orang berbuat maksiat?”    ( Q.S.38 Shad : 28 )
            Dalam ayat tersebut ada makna yang tersirat yaitu orang yang melakukan pencemaran di bumi walaupun  ia mampu menutupi dirinya dengan kekayaannya yang ia terlihat sebagai orang suci,yang paling sosial namun Allah akan menilai apa yang didalam jiwanya.
a. Ketika tulisan ini dibuat, sebenarnya sudah lama negeri kita berlari menuju modernisasi dibidang pembangunan dengan memanfaatkan kekayaan alamnya.Kekayaan alam negeri kita dengan hutannya yang lebat telah dimanfaatkan orang atau kelompok untuk memperkaya diri sendiri dengan menebang kayunya yang sangat bernilai itu. Setelah kayu ditebang lahan yang menganga dimanfaatkan lagi untuk perkebunan, untuk penghematan biaya maka sisa potongan kayu dibakar, lalu hutan terbakar asap pun mengudara menyesakkan nafas bukan hanya di negeri kita yang tercemar tapi sampai ke negeri tetangga. Informasi yang disiarkan : “hutan terbakkar”
b. Penguasa dan konglomerat banyak berhasil meraih kekayaan di bumi tapi modal dipinjam dari luar negeri dengan perpanjangan tangan pemerintah, yang ketika jatuh tempo tidak terbayar karena dikorupsi akhirnya yang menanggung adalah pemerintah sendiri, untuk itu pemerintahpun berhutang lagi. Negara menjadi miskin padahal alamnya sangat kaya akan tetapi rakyat kalangan atas tak pernah merasa miskin karena berkah dan anugerah Allah tersangkut di atas, maka orang yang dibawah menunggu nunggu berkah itu jatuh walau sisa ceceran orang diatas. Ini bukanlah gambaran hidup yang aman, karena keamanan hanya ada disebelah atas sementara yang dibawah mendapatkan limbah buangan. Jadi bagaimana agar kehidupan yang aman itu dapat terwujud?
Karena pencemaran alam telah terjadi secara nasional, maka tindakan pengamanan suatu negeri harus secara nasional dengan pengertian lain harus ditangani oleh pemerintah sendiri.

“ Dari Abu Umayyah As – Sya’bai ia berkata “ Aku bertanya kepada Abu Tsa’labah, bagaimana engkau memahami ayat ini ( Q.S.Maidah ayat 105 : ……..jagalah dirimu, tidak akan memudharatkan kamu orang yang sesat bila kamu mendapat petunjuk, hanya kepada Allah kamu kembali semuanya…..).Abu Tsa’labah menjawab : Demi Allah engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang pernah diberitahu menganai pekara ini.Aku pernah bertanya kepada Rasulullah kemudian Rasulullah menuturkan,” lakukanlah amar ma’ruf dan cegahlah kemungkaran sehingga engkau melihat adanya kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti,sehingga engkau melihat adanya kekikiran yang dipatuhi,hawa nafsu yang dituruti, dunia yang diutamakan dan setiap orang membanggakan pemikirannya.         ( Ibnu Majah menambahkan : dan engkau melihat sesuatu pengrusakan yang kamu tidak dapat disalahkan ), maka hendaklah engkau menjaga dirimu dan tinggalkanlah orang awan itu karena sesungguhnya dibelakang mu masih ada hari hari panjang. Kesabaran menghadapi ini seperti menggenggam bara. Bagi orang yang masih dapat melakukan kebaikan pada masa ini akan mendapatkan nilai tambah ( pahala ) sebesar 50 orang yang mengamalkan seperti itu” ( Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, Dr.Yusuf Qardawy,Fiqh Perioritas hal  125 ).

Bila keadaan sudah mewujud seperti gambaran hadits di atas dan bila kehidupan ummat hanya memperturutkan hawa nafsu dan hidup hanya untuk kepentingan dunia dan manusia semakin kikir serta membanggakan pikirannya karena kesarjaannya dan ahli politik maka hidup aman damai tidak akan terwujud.
Dalam keadaan kerisis seperti itu ,masih ada insan yang mampu berbuat kebaikan ia akan mendapat nilai 50 kali kebaikan ; padahal berbuat baik itu sudah dutunjukkan jalannya oleh Allah dengan firmannya:
Tidakkah engaku lihat bahwa Allah telah menundukkan apa saja yang ada di langit serta apa yang di bumi buat kamu dan menyempurnakan nikmatnya yang zhahir dan bathin, dan diantara manusia itu masih ada yang membanggakan diri pada program Allah karena ketiadaan ilmu dan tidak mendapat hidayah  ( petunjuk) dan tidak mau mempelajari Al-Kitab ( Al-Quran ) yang memberi penerangan “ ( Q.S.31 Luqman : 20 )

Ayat ini menjelaskan bahwa lingkungan langit ( Kosmosfera ) dan lingkungan bumi ( Geosfera ) adalah merupakan sumber daya alam yang diserahkan Allah untuk manusia.Kemudian Allah menyempurnakan nikmatnya untuk manusia yaitu nikmat zhahir dan nikmat bathin,sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa ayat di atas menganjurkan kita agar memanfaatkan lingkungan yang biasa disebut dengan Sumber Daya Alam ( SDA ).Lingkungan hidup yang meliputi manusia itu dengan istilah ilmu disebut “ spera “ Spera spera itu adalah :
a.                               Langit ( Kosmofera).Yang kita memanfaatkan dari kosmofera itu diantaranya adalah sinar matahari, karena itu menjadi kewajiban bagi ummat manusia memelihara kosmofera itu agar tidak tercemar.Akan tetapi sekarang ini langit sudah tercemar oleh ulah tangan manusia dengan sengaja tapi tidak menyadarinya telah merusak “ Ozon “ ,      ( seperti banyaknya orang yang menggunakan zat freon yang kalau lepas ke udara dapat merusak lapisasn ozon ).
b.                              Bumi ( Geosfera ) .Spera bumi meliputi Biosfera ( lingkungan yang berhubungan dengan makhluk hidup yaitu Flora dan fauna, Litosfera ( mineral dan batu – batuan atau mineral lain yang sangat bermanfaat , Magnetosfera ( plasma atau gas yang terionisasi yang terperangkap oleh magnet bumi ).Semua ini merupakan nikmat Allah yang tidak ternilai.Semestinya kekayaan itu menjadi modal untuk menggapai kehidupan nikamat zhahir dan bathin karena dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan di dunia dan diakhirat Pembangunan dunia dan  akhirat itu pada hakikatnya adalah pemenuhan kebutuhan manusia , padahal pemenuhan kebutuhan itu hanyalah merupakan ketidakseimbangan  keseimbangan individu.
Ada empat macam keseimbangan yang sangat dibutuhkan manusia , yaitu :
a.                               Keseimbangan di dalam tubuh yang membutuhkan makanan bergizi.
b.                              Keseimbangan hidup sehari – hari yang membutuhkan sandang , pangan , perobatan , perumahan , dan kenderaan dan mata pencarian.
c.                               Keseimbangan dalam keluarga yang membutuhkan keluarga harmonis dan modal kasih sayang.
d.                              Keseimbangan jiwa yang membutuhkan ibadah dan siraman rohani agar Rohani tidak gersang.
Pemenuhan kebutuhan itu pada hakikatnya adalah menjaga keseimbangan
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah :

“ Dan langit ( kosmofera ) ayang ditinggikan lalu diletakkan hukum keseimbangan supaya kamu tidak berbuat penyimpangan pada keseimbanga itu.Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan jangan dikurangi sedikitpun hukum keseimbangan itu “ ( Q.S . 55 Ar – Rahman : 7 – 9 ).
Menjaga keseimbangan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup tidaklah mungkin dapat dilakukan tanpa adanya “ Lembaga Masyarakat yang melaksanakan pemanfaatan, pelestarian dan pembangunan teknologi. Lembaga ini disebut TEKNOSTRUKTUR.Lembaga ini tidak akan dapat mewujud tanpa dilandasi oleh filsafat dan pandangan jauh ke depan menganai perteknologian yang sesuai dengan kondisi manusia dan lingkungannya ( speranya ).Landasan ini disebut TEKNOSOFI yang di atas landasan inilah berdirinya lembaga TEKNOSFERA.Keterkaitan antara teknosfera dengan teknologi,teknostruktur dan teknosofi disebut TEKNOSISTIM yang akan dibicarakan kemudian.



Kamis, 08 Maret 2012

Akhirat yang Abadi 9


3. Mewujudkan Cita cita dan Tujuan Hidup Muslim

Untuk mewujudkan cita cita dan tujuan hidup Muslim sesuai dengan firman Allah yang telah dikutip dari Q.S.24/An-Nur,55 yang isinya menyatakan,bahwa ummat Islam harus menerima perjanjiannya dengan Allah untuk mengemban tugas kekhalifahan dimuka bumi dalam rangka menegakkan kedaulatan Allah, tidak harus terlebih dahulu menukar “ asas negara”. Kedaulatan Allah dapat ditegakkan tanpa meruntuhkan asas negara, malah negara akan melindungi ummat beragama berdasar Undang undaang Dasar untuk menjalankan ibadah dan keyakinannya.
1.      Mengemban tugas kekhalifahan adalah suatu tugas yang tidak ringan karena perkataan khalifah bukan hanya sekedar menjadi pemimpin.Untuk jelasnya mari kita perrhatikan apa kata Allah tentang makna khalifah ini.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

“ Ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat, sesungguhnya Akulah yang menjadikan di atas bumi Khalifah ( manusia penerus program Allah )…..( Q.S.2 Al-Baqarah : 30 )

يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الأرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan"  ( Q.S.38 Shad : 26 )

فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ

) Masyarakat nya) telah mendustakan Nuh, maka kami selamatkan di ( Nuh ) dan orang orang yang bersamanya diatas bahtera,dan kami jadikanlah mereka sebagai khalifah ( ummat pengganti ),dan kami tenggelamkan orang orang yang mendustakan ayat kami.Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang telah diperingati itu “ ( Q.S.10 Yunus : 73 ).
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الأرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ

“ Ingatlah olehmu, ketika Tuhan telah menjadikan kamu khalifah ( pewaris budaya) sesudah kaum A’d dan memberikan tempat untukmu di bumi,kamu dirikan istana istana di atasnya yang datar dan kamu pahat gunung gunungnya untuk dijadikan rumah,maka  ingatlah nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan “ ( Q.S.7 Al-A’raf:74 )

Dari kutipan ayat ayat di atas dapatlah kita fahami bahwa tugas kekhalifahan itu adalah merupakan kemampuan :

a.       Meneruskan program Allah
Allah telah menciptakan alam semesta ini dari awal penciptaan (Kun! ).Energi memadat menjadi materi lalu mewujud alam benda.Roh nabati menyentuh alam materi lalu mewujud tumbuh tumbuhan,lalu berkembang biaklah binatang binatang kemudian datanglah manusia ke bumi dan seterusnya. Manusia sebagai khalifah Allah harus bertindak mewujudkan benda-benda baru,bentuk baru melalui keterampilannya.  Dari tanah dapat dibuat batu bata,dari dalam bumi orang dapat mengeluarkan mineral dan sumber daya alam lain yang bernilai.Karena itu khalifah Allah harus memiliki sumber daya manusia ( SDM ) yang cerdas dan terampil

b.      Menjadi penguasa di bumi
Allah telah menciptakan bumi sebagai tempat kediaman,maka manusia harus mampu menata bumi dengan baik, memimpin manusia menuju kehidupan setahap demi setahap ke arah hidup yang teratur dan tertib dengan menegkkan bukum dan keadilan berdasarkan Sunnatullah  dan Sunnah Rasulnya.

c.       Menjadi ummat pengganti
Bumi telah penuh sesak dengan manusia manusia yang hidupnya mengikuti peribinatang hanya mencari kepuasan hidup mengikutkan hawa nafsu belaka seperti yang digambarkan Allah dalam ayatnya:

“…Mereka itu punya hati tidak dapat memahami ajaran yang baik, mereka punya mata tidak bisa melihat yang baik dan juga punya telinga tidak mau mendengar ajaran yang baik, mereka hanyalah seperti hewan ternak…….. ” ( Q.S.7 Al-A’raf : 179 )
                             
Karena itu khalifah Allah merupakan ummat yang baik yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi generasi berikutnya.

“ Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.......….” ( Q.S.3 Ali Imran : 110 )

d.      Mengemban amanah Allah
Khalifah Allah adalah pewaris agama Allah (Dienu’l Islam ) yang harus dialihwariskan kepada generasi yang akan datang karena itu agama Allah harus dipelihara agar tetap murni, jangan dibiarkan rusak oleh pengaruh syirik, bid’ah, khurafat dan maksiat

e.       Pewaris budaya
Banyak bangsa yang telah mencapai puncak peradaban yang tinggi seperti kaum ‘Ad dan Tsamud yang mampu memahat gunung untuk dijadikan istana megah. Di masa Nabi Sulaiman orang telah mampu membuat pesawat terbang dan istana yang berlantaikan keristal.Muslim sebagai pewaris budaya harus mampu mengembangkan peradaban dan kebudayaannya meneruskan peradaban yang sudah pernah dicapai itu dengan lebih baik, lebih modern lagi.( Muslim Andalusia telah mewariskan Mesjid terindah di Bumi yaitu Mesjid Al-Hambra, Muslim India mewariskan Taj Mahal, Muslim Indonesia mewariskan apa? Ada Borobudur, tapi itu bukan warisan peradaban Muslim Indonesia adalah warisan Peradaban umat Budha). Apakah kita hanya mewariskan budaya korupsi ?

Dengan lima macam tugas kekhalifahan itu manusia Muslim akan dapat meraih berkah Allah sebagaimana yang telah difirmankan-nya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“ Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa,kami akan bukakan kepada mereka itu pintu berkah dari langit dan bumi……”    ( Q.S.7 Al-A’raf : 96 ).

Bagaiamna mungkin program kedaulatan Allah di bumi dapat terwujud kalau kita hanya sebagai pemeluk Islam sementara Islam yang ingin dipeluk itu tak pernah ada dalam pelukan ?



Kamis, 01 Maret 2012

Akhirat yang abadi 8


Akhirat yang abadi ( 8 )

BAB DUA

PENGAMALAN IMAN KEPADA HARI AKHIRAT

1. Dalil-dalil pengamalan Iman kepada Hari Akhirat.

Al-Qur’an mengatakan bahwa orang orang yang memakmurkan mesjid dengan Majlis Ta’lim atau upaya lainnya, orang orang berjihad di jalan Allah dengan upaya berbagai macam, yang menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar malah yang sanggup menghukum pelanggar moral adalah bukti ia beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, Allah berfirman :
“ Hanyalah yang memakmurkan mesjid mesjid Allah ialah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta tetap mendirikan shalat,menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah,maka merekalah orang orang yang diharapkan termasuk golongan orang orang yang mendapat petunjuk.Apakah ( orang orang ) yang memberi minuman kepada orang orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram,kamu samakan dengan orang orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta berjihad dijalan Allah ? Mereka tidak sama disisi Allah dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim “ (Q.S.9/At-Taubah : 18-19)


“Orang orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tidak akan meminta izin kepadamu untuk ( tidak ikut ) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang orang yang bertaqwa.”( Q.S.9/At-Taubah:44 )

“ Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada ( mengerjakan ) pelbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang orang yang saleh”(Q.S.3/Ali Imran : 114 )

Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasul Allah itu suri tauladan yang baik bagi kamu ( yaitu ) orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah “           ( Q.S.33/Al-Ahzab : 21 )

“ Perempuan yang berzina dan laki laki yang berzina,maka deralah tiap tiap orang dari keduanya seratus kali dera,dan janganlah belas kasihan kepada kedunya (sehingga ) mencegah kamu untuk (menjalankan ) agama Allah ,jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat,dan hendaklah ( pelaksanaan ) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang orang yang beriman “ ( Q.S.24/An – Nur : 2 )

Dari kutipan ayat ayat di atas jelaslah bahwa beriman kepada hari akhir itu bukanlah cukup hanya dengan meyakini bahwa ada kehidupan sekali lagi di akhirat akan tetapi “ beriaman kepada hari akhirat itu harus diiringi dengan amal nyata”diantaranya :
1.                          Memakmurkan masjid, mendirikan shalat didalamnya, menunaikan zakat dan membentuk sikap hidup yang tidak akan pernah merasa takut melainkan hanya kepada Allah, memberi minuman saudaranya yang kehausan dalam perjalanan haji.
2.                    Ikut serta berjihad di jalan Allah dengan diri ( semangat ), atau berjihad dengan harta ( dana, bantuan social, shadaqoh )
3.                 Melaksanakan tugas agama yaitu Amar Ma’ruf, Nahi Mungkar dan bersegera melaksanakan kebaikan
4.                          Meneladani kepribadian Rasul.
5.                          Menjalankan hukuman kepada  pelanggar hukum dengan tidak boleh merasa kasihan dan tenggang-menenggang, namun harus seadil-adilnya.

Akhirat adalah akhir perjalanan hidup anak manusia,dan mengamalkan Iman kepada akhirat itu ialah dengan berkarya /berbuat di pangkal kehidupan yaitu “ selagi kita masih hidup di bumi “

2. Bagaimana Mengamalkan Iman Kapada Hari Akhirat ?

Tentang adanya hari akhirat dapat diyakini dengan sebenar benar yakin karena Al-Quran telah mengajarkannya oleh karena sesuatu yang diimani harus diiringi dengan pengamalan, maka timbul pertanyaan di dalam hati kita “ Bagaimana cara mengamalkan iman kepada hari akhirat itu?”
Akhir artinya ujung. Hari akhirat artinya hari yang paling ujung yang tidak ada lagi esok  atau lusa.
Mengmalkan iman kepada akhirat tentu bukan ketika kita berada di akhirat, tapi kita harus bersiap di pangkal kehidupan ini yaitu ketika kita hidup di bumi ini kalau  benar benar yakin tentang adanya akhir kehidupan. Data data yang ada dalam Al-Quran menyatakan bahwa mengamalkan iman kepada akhirat itu adalah : “ dengan memakmurkan mesjid, mengerjakan shalat, membayar zakat, tidak perlu merasa takut kepada siapapun kecuali hanya kepada  Allah, berjihad dijalan Allah dengan modal harta atau keterampilan atau dengan kekuatan fisik, melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi mungkar, bersegera untuk berbuat baik, mencontoh pribadi Rasul, menjalankan hukum dengan adil”
Sebagai ummat yang beriman kepada akhirat tentu kita terdorong untuk membangun hidup yang sekarang di bumi agar dapat dijadikan bekal ke akhirat. Mengamalkan iman kepada hari akhirat itu harus dengan merencanakan membangun kehidupan di Bumi menurut Sunnah. Berikut ini janji yang ditawarkan Allah kepada ummatnya :
Allah menjanjikan kepada orang yang beriman diantara kamu dan yang beramal shalih bahwa mereka akan menjadi khalifah Allah di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang orang sebelum mereka menjadi khalifah juga, dan sungguh Dia akan menguatkan bagi mereka Agama yang telah diridhai-nya untuk mereka, dan Dia akan menukar keadaan mereka  ( yang dulunya ) selalu ketakutan dengan  rasa aman tentram, mereka sentiasa mengabdi kepada-Ku, tidak , mensyarikatkan –Ku dengan sesuatu apapun, barangsiapa yang ingkar sesudah janji itu maka  merekalah  orang orang yang fasik” ( Q.S.24/Nur : 55 )

Dari ayat di atas tadi ada tersirat cita cita dan tujuan hidup Muslim yaitu :
1.Mengemban tugas kekhalifahan yaitu menegakkan kedaulatan Allah di bumi
2.Menegakkan Dien yang tokoh kuat dan memasyarakatannya
3.Menciptakan lingkungan hidup yang aman damai dan menjauhkan rasa takut

Untuk tujuan jangka panjang tersebut diatas haruslah terlebih dahulu dikerjakan program membangun ummat yang baik.( Khairu Ummah ), kalau Ummat yang baik tidak dilahirkan maka program diatas tidak akan terwujud.


“Kamu adalah ummat yang terbaik yang dikeluarkan ke tengah tengah ummat manusia, karena kamu mampu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar denga iman yang teguh kepada Allah,sekiranya ahli kitab itu beriman,itu lebih baik bagi mereka.Diantara mereka ada juga yang beriman  tapi lebih banyak yang fasik”            ( Q.S.3/Ali-Imran :110 )


“ Mereka itu beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka itu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan bersegera berbuat kebajikan, mereka itu adalah orang yang shalih “ ( Q.S.3/Ali Imran : 114 )

Dari kutipan dua ayat di atas Allah memberikan petunjuk agar insan Muslim segera membuat program pembangunan Ummat dengan upaya :
1.      Mewujudkan cita cita dan tujuan hidup Muslim
a.       Mengemban tugas kekhalifahan di bumi dan mewujudkan kedaulatan Allah di bumi.
b.      Menegakkan Dien dengan teguh dan memasyarakatannya
c.       Menciptakan lingkungan hidup yang aman damai dan jauh dari rasa takut
2.      Membuat program yang segera dilaksanakan
a. Membangun Khairu Ummah
b. Melaksanakan Amar Ma’ruf – Nahi Mungkar
c. Berbuat baik dan berkarya baik